Vous êtes sur la page 1sur 16

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan
4.1.1. Perhitungan pada hasil percobaan parallel generator metode gelap-gelap beban
nol

Generator 1 Generator 2
1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
1 = 2 =
3 3
220 + 220 + 220 220 + 220 + 220
= =
3 3
= 220 = 220

1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
1 = 2 =
3 3
0,15 + 0,15 + 0,14 0,15 + 0,15 + 0,01
= =
3 3
= 0,0147 = 0,0133

1 = 3 1 1 cos 2 = 3 2 2 cos
= 3 220 0,0147 0,8 = 3 220 0,0133 0,8
= 7.744 = 7,04


1 = 2 =
3 1 cos 3 2 cos
7.744 7,04
= =
3 220 0,8 3 220 0,8

= 0,025 A = 0,023 A
Saat Diparalelkan
= 1 + 2
= 0,0147 + 0,0133
= 0,028

= 1 + 2
= 7.744 + 7,04
= 14,784

4.1.2. Perhitungan pada hasil percobaan parallel generator metode gelap-terang beban
nol
Generator 1 Generator 2
1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
1 = 2 =
3 3
220 + 220 + 220 220 + 220 + 220
= =
3 3
= 220 = 220

1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
1 = 2 =
3 3
0,01 + 0,15 + 0,35 0,24 + 0,24 + 0,35
= =
3 3
= 0,02 = 0,028

1 = 3 1 1 cos 2 = 3 2 2 cos
= 3 220 0,02 0,8 = 3 220 0,028 0,8
= 10,56 = 14,608

1 = 2 =
3 1 cos 3 2 cos
10,56 14,608
= =
3 220 0,8 3 220 0,8

= 0,0346 A = 0,0479 A

Saat Diparalelkan
= 1 + 2
= 0,02 + 0,028
= 0,048

= 1 + 2
= 10,56 + 14,608
= 25,2

4.1.3. Perhitungan pada hasil percobaan parallel generator metode gelap-terang beban
240 watt
Generator 1 Generator 2
1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
2 = 2 =
3 3
220 + 220 + 210 220 + 220 + 210
= =
3 3
= 217 = 217
Generator 1 Generator 2
0,24 + 0,28 + 0,28 0,21 + 0,15 + 0,1
= =
3 3
= 0.267 = 0,153

1 = 3 1 1 cos 2 = 3 2 2 cos
= 3 217 0,267 0,8 = 3 217 0,186 0.8
= 38,67 = 79,73


1 = 2 =
3 2 cos 3 2 cos

38,67 79,73
= =
3 217 0.8 3 217 0.8

= 0,462 = 0,266

Saat Diparalelkan
= 1 + 2

= 0,267 + 0,153
= 0,42

= 1 + 2

= 38,67 + 79,73
= 218,40
4.1.4. Perhitungan pada hasil percobaan parallel generator metode gelap-terang beban
348 watt
Generator 1 Generator 2
1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
2 = 2 =
3 3
200 + 200 + 200 200 + 200 + 200
= =
3 3
= 200 = 200

1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
1 = 2 =
3 3
0,29 + 0,35 + 0,34 0,33 + 0,24 + 0,21
= =
3 3
= 0,327 = 0,260

1 = 3 1 1 cos 2 = 3 2 2 cos
= 3 200 0,327 0,8 = 3 200 0,260 0,8
= 156,8 = 124,8


1 = 2 =
3 2 cos 3 2 cos

156,8 124,8
= =
3 200 0,8 3 200 0,8

= 0,56 = 0,45

Saat Diparalelkan
= 1 + 2
= 0,327 + 0,260
= 0,58
= 1 + 2

= 156,8 + 124,8
= 281,6

4.1.5. Perhitungan pada hasil percobaan parallel generator metode gelap-terang beban
456 watt
Generator 1 Generator 2
1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
2 = 2 =
3 3
200 + 180 + 200 200 + 180 + 200
= =
3 3
= 193 = 193

1 + 1 + 1 2 + 2 + 2
2 = 2 =
3 3
0,37 + 0,48 + 0,45 0,41 + 0,34 + 0,31
= =
3 3
= 0.433 = 0,353

1 = 3 1 1 cos 2 = 3 2 2 cos
= 3 193 0,433 0,8 = 3 193 0,352 0,8
= 201,07 = 163,95
Generator 1 Generator 2

1 = 2 =
3 2 cos 3 2 cos

201,07 163,95
= =
3 193 0,8 3 193 0.8

= 0,751 = 0,612

Saat Diparalelkan
= 1 + 2

= 0,432 + 0,353
= 0,7867

= 1 + 2

= 201,07 + 163,95
= 365,01
4.2 Tabel Hasil Perhitungan
4.2.1. Metode Gelap-Gelap Tanpa Beban

4.2.2. Metode Gelap-Terang Tanpa Beban

4.2.3. Metode Gelap-Terang Berbeban


4.3 Analisa grafik
4.3.1. Analisa putaran terhadap pembebanan

Grafik 1.1 Putaran Terhadap Pembebanan


1480
1460
Putaran (rpm)

1440
1420
N1 = N2
1400
Linear (N1 = N2)
1380
1360
0W 240 W 348 W 456 W
Beban (W)

Dari pembacaan grafik dapat disimpulkan bahwa putaran generator semakin menurun
seiring dengan bertambahnya beban hal sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
semakin besar beban yang diterima generator maka putaran yang terjadi akan semakin
rendah. Hal ini terjadi karena dengan adanya beban pada generator maka akan timbul
hambatan, yang nantinya menyebabkan putaran akan menurun ketika hambatan
semakin besar. Hal ini juga berkaitan dengan rumus:
P (kW) = T (Nm) . 2 . RPM
RPM = P (kW) / T (Nm) . 2
4.3.2. Analisa frekuensi terhadap pembebanan

Grafik 1.2 Frekuensi Terhadap Pembebanan


53

52.5

52
Frekuensi (Hz)

51.5

51
F1 = F2
50.5

50

49.5
0W 240 W 348 W 456 W
Beban (W)

Berdasarkan grafik frekuensi terhadap pembebanan didapat kesimpulan jika beban


semakin besar maka nilai frekuensi akan semakin turun hal ini sesuai dengan teori bahwa
ketika pembebanan pada generator semakin besar nilainya maka akan mengakibatkan
nilai putaran yang semakin rendah. Nilai putaran yang semakin rendah akan
mengakibatkan nilai frekuensi semakin kecil. Hal ini bisa dilihat pada rumus:

N = 120 . f / P
f = N . P / 120
4.3.3. Analisa voltase terhadap pembebanan

Grafik 1.3 Voltase Terhadap Pembebanan


400
350
300
250
Voltase

200
VR = VS = VT
150
VRS = VST = VRT
100
50
0
0W 240 W 348 W 456 W
Beban (W)

Berdasarkan grafik voltase terhadap pembebanan didapat nilai voltase semakin


menurun akibat penambahan besar beban hal ini sesuai dengan teori dimana semakin
besar nilai beban maka voltase yang akan dihasilkan akan semakin rendah. Hal ini bisa
disebabkan karena generator yang berkerja sudah lama beroperasi sehingga generator
mengalami penurunan performa. Hubungan antara voltase dan pembebanan ini bisa
dilihat pada rumus:

V =P/I
4.3.4. Analisa Inominal terhadap pembebanan

Grafik 1.4 Arus Nominal Terhadap Pembebanan


0.6

0.5

0.4 IR1
Inominal (A)

IR2

0.3 IS1
IS2
0.2 IT1
IT2
0.1

0
0W 240 W 348 W 456 W

Berdasarkan grafik arus nominal terhadap pembebanan diperoleh data dimana nilai
arus cenderung naik seiring dengan bertambahnya beban. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa ketika generator diberi beban yang semakin besar maka arus nominalnya semakin
tinggi. Hubungan antara arus nominal dengan pembebanan ini bisa dilihat pada rumus:


=
3 cos

4.3.5. Analisa Ieksitasi terhadap pembebanan


0.04
Grafik 1.5 Arus Eksitasi Terhadap Pembebanan
0.035

0.03

0.025
Ieksitasi (A)

0.02 Iex1
0.015 Iex2

0.01 Linear (Iex1)


Linear (Iex2)
0.005

0
0W 240 W 348 W 456 W

Berdasarkan grafik arus eksitasi terhadap pembebanan ini bisa kita analisa bahwa
sesuai rumus yang ada diketahui bahwa daya (P) dan arus (I) berbanding lurus dimana
saat beban semakin besar nilainya maka nilai arus akan semakin besar pula. Namun
bedasarkan data hasil praktikum yang kami lakukan bahwa arus eksitasi nilainya naik
turun atau fluktuatif, hal ini tejadi karena generator yang sudah cukup lama beroperasi
sehingga kumparan atau eksitasinya berkurang kemampuanya. Hubungan antara arus
eksitasi dan pembebanan ini dapat dilihat pada rumus:

I=V/R

P=VI

4.3.6. Analisa Ibeban terhadap pembebanan


Grafik 1.6 Arus Beban Terhadap Pembebanan
0.8

0.7

0.6

0.5 IbebanR
Ibeban (A)

IbebanS
0.4
IbebanT
0.3 Linear (IbebanS)
Linear (IbebanT)
0.2

0.1

0
240 W 348 W 456 W

Berdasarkan grafik arus beban terhadap pembebanan disimpulkan bahwa semakin


besar beban yang diberikan maka akan semakin besar pula arus bebannya. Hal ini terjadi
karena nilai daya berbanding lurus dengan nilai arus. Hubungan antara arus beban
dengan pembebanan ini bisa dilihat pada rumus:

P=V.I
BAB V
KESIMPULAN

1. syarat yang harus dipenuhi untuk memparalelkan generator diantaranya sebagai


berikut:
Tegangan kedua generator harus mempunyai amplitudo yang sama.
Tegangan kedua generator harus mempunyai frekwensi yang sama, dan
Tegangan antar generator harus sefasa.
2. Tujuan memparalellan kedua generator adalah untuk mendapatkan daya yang
lebih besar. Keuntungan lain memparalellkan dua generator adalah menghemat
biaya pemakaian operasional karena tidak perlu membeli generator dalam jumlah
banyak.
3. Hubungan lampu gelap-gelap dalam memparalellkan generator yaitu Ketiga lampu
dihubungkan pada phase-phase yang sama. Lampu L1 dihubungkan pada phase
R1 dan phase R2 ; lampu L2 dihubungkan pada phase S1 dan phase S2 ;
sedangkan lampu L3 dihubungkan pada phase T1 dan phase T2. Apabila
rangkaian paralel itu benar (urutan fasa sama) ketiga lampu akan menyala-mati-
menyala secara bersamaan dengan tempo yang lambat. Apabila lampu-lampu
tersebut sudah tidak mati-menyala lagi, maka fasa nya sudah sama. Berdasarkan
data praktikum yang telah diambil didapatkan data hubungan gelap-gelap tanpa
beban sebagai berikut dimana nilai Frekuensi 1 (F1) dan Frekuensi 2 (F2) sama
yaitu sebesar 52,5, Arus pada R1 (IR1) sebesar 0.015, arus pada R2 (IR2) sebesr
0.015, arus pada S1 (IS1) sebesar 0.015, arus pada S2 (IS2) sebesar 0.015, dan
arus pada T1 (IT1) 0,014, arus pada T2 (IT2) yakni sebesar 0.01.
4. Hubungan lampu gelap terang dalam memparalelkan generator yaitu Ketiga
lampu dihubungkan pada phase-phase yang telah ditentukan. Lampu L1
dihubungkan pada phase R1 dan phase R2 ; lampu L2 dihubungkan pada phase
S1 dan phase T2 ; sedangkan lampu L3 dihubungkan pada phase T1 dan phase
S2. Jika rangkaian untuk paralel itu benar ( urutan fasa sama ), lampu L1, L2 dan
L3 akan hidup mati secara bergantian dengan sangat lambat. Untuk mengetahui
bahwa fasa kedua tegangan sama, saklar ditutup. Apabila fasa kedua tegangan
sama maka L1 akan mati, sedangkan L2 dan L3 akan menyala. Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan didapatkan data hubungan gelap-terang tanpa
beban sebagai berikut dimana nilai Frekuensi 1 (F1) dan Frekuensi 2 (F2) sama
yaitu sebesar 52,5 Arus pada R1 (IR1) sebesar 0.01, arus pada R2 (IR2) sebesar
0.024, arus pada S1 (IS1) sebesar 0.015 arus pada S2 (IS2) sebesar 0.24, dan arus
pada T1 (IT1) 0,035 dan arus pada T2 (IT2) yakni sebesar 0.035

Vous aimerez peut-être aussi