Vous êtes sur la page 1sur 5

KEBUTUHAN SEKSUALITAS DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

ANALISIS ARTIKEL NASIONAL

Oleh:
Luthfi Fadlilatun Nisa 152310101047
Erlangga Wisnu Dewa 152310101048
Ayu Wulandari 152310101176
Anggita Setya L. 152310101179
Elok Maulidatul W. M. 152310101244
Wafda Niswatun Nadhir 152310101245
Ilya Farida 152310101270
Maya Muftiyani Syilvia 152310101282

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016
Analisis Artikel

1. Judul Artikel
Jahitan Perineum, Dukungan Suami, dan Ansietas Seksual Ibu Post
Partum
2. Pengarang
Sri Karyati
3. Tahun Terbit
2016
4. Nama Jurnal
The 3rd Universty Research Colloquium 2016
5. Tujuan
Tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah karena banyak ibu-ibu
yang setelah hamil atau post partum takut untuk melakukan
hubungan seks lagi dengan suaminya. Sehingga penulis melakukan
penelitian hubungan antara jahitan perineum dan dukungan keluarga
dengan ansietas seksual ibu post partum. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui jahitan perineum ibu bersalin, dukungan keluarga,
ansietas seksual ibu post partum, dan hubungan diantaranya.
6. Metode
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif studi korelasi (correlation
study) dengan rancangan belah lintang atau crosssectional
(Notoatmojo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu post
partum di Desa Jurang Lemah Sawah, Gebog, Kudus dengan jumlah
dalam tiga bulan terakhir sebanyak 35 orang.Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini ndilakukan dengan menggunakan teknik
sampel jenuh (total sampling) (Sugiyono, 2007) dengan tetap
memperhatikan criteria inklusi dan eksklusi.Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah ibu postpartum pada minggu ke 6-12 di Desa
Jurang Lemah Sawah, Gebog,Kudus se dangkan Kriteria eksklusi
dalam penelitian adalah ibu yang memiliki penyakit penyerta yang
dapat mempengaruhi kehidupan seksualnya serta ibu yang menolak
berpartisipasi dalam penelitian.Data penelitian ini di analisis dengan
menggunakan analisis univariat dan bivariat.
7. Hasil
a. Sebagian besar respon den mengalami ansietas seksual
(kecemasan) beratsebanyak 14 responden (40 %).

b. Sebagian besar responden mengalami jahitan perineum grade 2


yaitusebanyak21 responden (60%).

c. Hubungan dukungan suami dengan ansietas seksual.


Jahitan akibat rupture perineum ini dapat memberikan perasaan
tidak nyaman pada ibu, tetapi seharusnya kondisi ini telah hilang
setelah 2 minggu sesuai dengan proses penyembuhan luka yang
telah memasuki masa remodeling. Namun pada beberapa ibu,
adanya bekas jahitan perineum ini mereka memiliki ketakutan
jahitannya akan terbuka.
d. Sebagian besar respon den tidak mendapat dukungan suami yaitu
sebanyak 20 responden (57,1%).

e. Hubungan dukungan suami dengan ansietas seksual.


Ibu yang mengalami jahitan perineum grade I sebagian besar
mengalami ansietas seksual ringan yaitu 12 orang (85,7%),
sedangkan ibu yang mengalami jahitan perineum grade 2
sebagian besar mengalami ansietas beratyaitu 16 orang(76,2%).
Terdapat hubungan yang signifikan antara grade jahitan
perineum dan dukungan suami dengan ansietas seksual yang
dialami ibu post partum dengan nilai p masing-masing 0,000 dan
0,029.
8. Implikasi untuk Keperawatan
1. Bagi seorang perawat kita memberikan edukasi kepada suami
bahwa seorang ibu yang baru melahirkan dan mendapatkan
Jahitan Perineum membutuhkan waktu umumnya 6 bulan untuk
bisa kembali untuk melakukan hubungan intim.
2. Perawat memberikan motivasi pada ibu yang baru melahirkan
untuk tidak takut dan tidak stress dalam menghadapi masa pasca
melahiran terutama pada ibu yang mendapatkan jahitan
perineum.
3. Sebagai seorang perawat kita mengajak para suami untuk
memberikan semangat dan dukungan ibu pasca melahirkan melalui
ikut berpartisipasi dalam mengasuh dan merawat bayi,
menghargai dan tidak menekan istri untuk berhubungan intim dan
memberikan perhatian pada istri dalam mengetahui
perkembangan bayi (control) serta menganjurkan untuk makan
bergizi, istirahat cukup, menjaga personal hygine.

4. Perawat memberikan pengetahuan tentang Melakukan hubungan


seksual pada ibu yang masih mengalami nifas akan berbahaya
karena banyak pembuluh darah yang terbuka, bila dipaksa
melakukan koitus akan beresiko memasukkan udara kedalam
pembuluh darah tersebut dan mengakibatkan emboli. Darah lokia
yang masih keluar akan menambah rasa tidak nyaman bagi
pasangan selama melakukan hubungan seksual. Selain itu luka
jahitan perineum pada ibu akan beresiko kemasukan bakteri yang
terbawa oleh darah, cairan sekresi, atau pakaian ibu sendiri. Jika
tidak tepat dalam perawatannya akan menimbulkan infeksi.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E. R. dan Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas.


Yogyakarta: Nuha Medika
Gilly, A. 2010.Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, S. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Vous aimerez peut-être aussi