Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
a. Imunisasi Mencit
1) Antigen berupa protein atau polisakarida yang berasal dari bakteri atau virus, disuntikkan
secarasubkutan pada beberapa tempat atau secara intra peritoneal.
2) Setelah 23 minggu disusul suntikan antigen secara intravena, mencit yang tanggap kebal terbaik
dipilih.
3) Pada hari ke-12 hari suntikan terakhir antibodi yang terbentuk pada mencit diperiksa dan
diukurtiter antibodinya.
4) Mencit dimatikan dan limfanya diambil secara aseptis.- Kemudian dibuat suspensi sel limfa
untuk memisahkan sel B yang mengandung antibodi.
Cara imunisasi lain yang sering digunakan adalah imunisasi sekali suntik intralimfa
(Single-Shot Intrasplenic Immunization) Imunisasi cara ini dianggap lebih baik, karena eliminasi
antigen olehtubuh dapat dicegah.
Beberapa senyawa sitokin digunakan untuk meningkatkan fungsi imun penderita karena
pada kenyataannya beberapa senyawa sitokin mempunyai fungsi yang spesifik terhadap
komponen tertentu dari sistem imun. Jenis sitokin yang digunakan adalah;
(i) Interleukin-2
Mengaktifkan sel T dan sel NK
Digunakan untukmengobatikarsinoma renal dan melanoma
(ii) Interferon alfa dan beta
Menginduksiekspresi MHCpada sel tumor
Digunakan untukmengobati leukimia
(iii) Interferon gama
Meningkatkanekspresi MHCkelas II
Digunakan untuk kanker rahim
(iv) Tumor necrocis factor-alpha(TNF-alfa)
Meningkatkanaktifitasmakrofag dansel-sel limfosit
Digunakan untukmembunuh sel-sel tumor
B. Antibodi Poliklonal
1. Pengertian Antibodi Poliklonal
Menurut Sarmoko (2010) antibodi poliklonal adalah antibodi dimana di dalam suatu
populasi terdapat lebih dari satu macam antibodi, atau campuran antibodi yang mengenal epitop
yang berbeda pada antigen yang sama. Selanjutnya Radji (2010) mengatakan bahwa dalam
antibodi poliklonal jumlah antibodi yang spesifik sangat sedikit, sangat heterogen karena dapat
mengikat bermacam-macam epitop dan sangat sulit menghilanagkan antibodi lain yang tidak
diinginkan.
Aplikasi ELISA
ELISA dapat mengevaluasi kehadiran antigen dan antibodi dalam suatu sampel,
karenanya merupakan metode yang sangat berguna untuk mendeterminasi
konsentrasi antibodi dalam serum (seperti dalam tes HIV), dan juga untuk mendeteksi
kehadiran antigen. Metode ini juga bisa diaplikasikan dalam industri makanan untuk mendeteksi
allergen potensial dalam makanan seperti susu, kacang, walnut, almond, dan telur. ELISA juga
dapat digunakan dalam bidang toksikologi untuk uji pendugaan cepat pada berbagai kelas obat.
ELISA adalah tes skrining dahulu banyak digunakan untuk HIV karena kepekaan tinggi.
Dalam ELISA, serum seseorang diencerkan 400 kali lipat dan diterapkan pada pelat yang antigen
HIV yang terpasang. Jika antibodi terhadap HIV hadir dalam serum, mereka dapat mengikat
antigen HIV. Pelat ini kemudian dicuci untuk menghapus semua komponen lain dari serum.
Sebuah "antibodi sekunder" khusus disiapkan - antibodi yang mengikat antibodi lain - kemudian
diterapkan ke piring, mencuci diikuti oleh yang lain. Ini antibodi sekunder secara kimiawi terkait
di muka untuk enzim.
"Anti IgG manusia" Antibodi Ganda Sandwich ELISA
Dengan demikian, piring akan berisi enzim sebanding dengan jumlah antibodi sekunder
terikat ke piring. Sebuah substrat untuk enzim diterapkan, dan katalisis oleh enzim mengarah ke
perubahan pada warna atau fluoresensi. Hasil ELISA dilaporkan sebagai nomor; aspek paling
kontroversial dari tes ini adalah menentukan "cut-off" titik antara positif dan hasil negatif.
Sebuah titik cut-off dapat ditentukan dengan membandingkannya dengan standar yang dikenal.
Jika tes ELISA digunakan untuk skrining obat di tempat kerja, konsentrasi cut-off, 50 ng / mL,
misalnya, didirikan, dan sampel yang berisi konsentrasi analit standar akan disiapkan. Diketahui
bahwa menghasilkan sinyal yang lebih kuat daripada sampel dikenal adalah "positif." Mereka
yang menghasilkan sinyal lemah, yang "negatif." Dokter Dennis E Bidwell dan Alister Voller
menciptakan tes.
Kegunaan lain dari ELISA meliputi:
1. deteksi antibodi mikobakteri dalam TB.
2. deteksi rotavirus dalam tinja.
3. deteksi penanda hepatitis B dalam serum.
4. deteksi enterotoksin E. coli dalam tinja.
Tipe-tipe ELISA
Ada beberapa tipe-tipe ELISA, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Indirect ELISA
2. Sandwich ELISA
3. Competitive ELISA
1. Indirect ELISA
(Gambar Mekanisme Indirect ELISA)
Tahap umum yang digunakan dalam indirect ELISA untuk mendeterminasi konsentrasi
antibodi dalam serum adalah:
a) Suatu antigen yang sudah dikenal dan diketahui konsentrasinya ditempelkan pada permukaan
lubang plate mikrotiter. Antigen tersebut akan menempel pada permukaan plastik dengan cara
adsorpsi. Sampel dari konsentrasi antigen yang diketahui ini akan menetapkan kurva
standar yang digunakan untuk mengkalkulasi konsentrasi antigen dari suatu sampel yang akan
diuji.
b) Suatu larutan pekat dari protein non-interacting, seperti bovine serum albumin (BSA) atau
kasein, ditambahkan dalam semua lubang plate mikrotiter. Tahap ini dikenal sebagai blocking,
karena protein serum memblok adsorpsi non-spesifik dari protein lain ke plate.
c) Lubang plate mikrotiter atau permukaan lain kemudian dilapisi dengan sampel serum dari
antigen yang tidak diketahui, dilarutkan dalam buffer yang sama dengan yang digunakan untuk
antigen standar. Karena imobilisasi antigen dalam tahap ini terjadi karena adsorpsi non-spesifik,
maka konsentrasi protein total harus sama dengan antigen standar.
d) Plate dicuci, dan antibodi pendeteksi yang spesifik untuk antigen yang diuji dimasukkan dalam
lubang. Antibodi ini hanya akan mengikat antigen terimobilisasi pada permukaan lubang, bukan
pada protein serum yang lain atau protein yang terbloking.
e) Antibodi sekunder, yang akan mengikat sembarang antibodi pendeteksi, ditambahkan dalam
lubang. Antibodi sekunder ini akan berkonjugasi menjadi enzim dengan substrat spesifik. Tahap
ini bisa dilewati jika antibodi pendeteksi berkonjugasi dengan enzim.
f) Plate dicuci untuk membuang kelebihan konjugat enzim-antibodi yang tidak terikat.
g) Dimasukkan substrat yang akan diubah oleh enzim untuk mendapatkan sinyal kromogenik/
fluorogenik/ elektrokimia.
h) Hasil dikuantifikasi dengan spektrofotometer, spektrofluorometer atau alat optik/ elektrokimia
lainnya.
Enzim bertindak sebagai amplifier, bahkan jika hanya sedikit antibodi terikat enzim yang
tetap terikat, molekul enzim akan memproduksi berbagai molekul sinyal. Kerugian utama dari
metode indirect ELISA adalah metode imobilisasi antigennya non-spesifik, sehingga setiap
protein pada sampel akan menempel pada lubang plate mikrotiter, sehingga konsentrasi analit
yang kecil dalam sampel harus berkompetisi dengan protein serum lain saat pengikatan pada
permukaan lubang.
2. Sandwich ELISA
Tahapan dalam Sandwich ELISA adalah sebagai berikut:
a) Disiapkan permukaan untuk mengikatkan antibodi penangkap
b) Semua non spesifik binding sites pada permukaan diblokir
c) Sampel berisi antigen dimasukkan dalam plate
d) Plate dicuci untuk membuang kelebihan antigen yang tidak terikat
e) Antibodi primer ditambahkan, supaya berikatan secara spesifik dengan antigen
f) Antibodi sekunder yang berikatan dengan enzim dimasukkan, yang akan berikatan dengan
antibodi primer
g) Plate dicuci, sehingga konjugat antibodi-enzim yang tidak terikat dapat dibuang
h) Ditambahkan reagen yang dapat diubah oleh enzim menjadi sinyal berwarna/ berfluoresensi/
elektrokimia
i) Diukur absorbansinya untuk menetukan kehadiran dan kuantitas dari antigen
Keuntungan utama dari metode sandwich ELISA adalah kemampuannya menguji sampel
yang tidak murni, dan mampu mengikat secara selektif antigen yang dikehendaki. Tanpa lapisan
pertama antibodi penangkap, semua jenis protein pada sampel (termasuk protein serum) dapat
diserap secara kompetitif oleh permukaan lempeng, menurunkan kuantitas antigen yang
terimobilisasi.
Prinsip kerja sandwich ELISA dapat dilihat pada skema berikut ini:
3. Competitive ELISA
Tahapan pengerjaan ELISA kompetitif berbeda dari dua metode yang telah dibahas
sebelumnya, yaitu:
a) Antibodi yang tidak berlabel diinkubasi dengan kehadiran antigennya
b) Komplek antigen-antibodi ini selanjutnya ditambahkan pada lubang yang telah dilapisi antigen
c) Plate dicuci, sehingga kelebihan antibodi tercuci (semakin banyak antigen dalam sampel,
semakin sedikit antibodi yang dapat terikat pada antigen yang menempel pada permukaan lubang,
karena inilah disebut kompetisi
d) Ditambahkan antibodi sekunder yang spesifik utnuk antibodi primer. Antibodi sekunder ini
berpasangan dengan enzim
e) Substrat ditambahkan, enzim akan mengubah substrat menjadi sinyal kromogenik/ fluoresensi.
Dalam ELISA kompetitif, semakin tinggi konsentrasi antigen orisinal, semakin lemah
sinyal yang dihasilkan. Prinsip kerjanya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Secara singkat tahapan kerja dalam metode ELISA dapat digambarkan sebagai berikut:
4. Beberapa dan Portable ELISA (M & P ELISA) (ELISA Reverse di makalah
yang diterbitkan)
Sebuah teknik baru (EP 1 499 894 B1 di EPO Buletin 25.02.209 N. 2009/09; USPTO
7510687 di USPTO Buletin 2009/03/31; ZL 03.810.029,0 di SIPO RRC Buletin 2009/08/04)
menggunakan fase padat terdiri dari polistiren immunosorbent batang dengan 8-12 ogives
menonjol. Seluruh perangkat direndam dalam tabung reaksi berisi sampel dikumpulkan dan
langkah-langkah berikut (cuci, inkubasi dalam conjugate dan inkubasi dalam chromogenous)
dilakukan oleh mencelupkan ogives di microwells standar microplates pra-diisi dengan reagen.