Vous êtes sur la page 1sur 8

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/45192828

Aspek Farmakologi Sambiloto (Andrographis


paniculata Nees)

Article
Source: OAI

CITATIONS READS

4 2,082

1 author:

Tri Widyawati
University of Sumatera Utara
10 PUBLICATIONS 21 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

my phd student works View project

All content following this page was uploaded by Tri Widyawati on 11 September 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Aspek Farmakologi Sambiloto (Andrographis paniculata Nees)
Tri Widyawati
Departemen Farmakologi dan Terapeutik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan salah satu dari sembilan obat
tradisional yang diunggulkan untuk dikaji sampai tahap uji klinis. Kandungan kimia terdiri dari
flavonoid dan lakton. Zat aktif utama tanaman ini adalah andrographolide, yang berasal dari
komponen lakton. Setelah pemberian per oral, 20 mg andrographolide segera diabsorbsi, kadar
puncak plasma tercapai dalam waktu 1,52 jam, dan waktu paruhnya 6,6 jam. Distribusinya luas
di jaringan dan organ tubuh. Efek farmakologi sambiloto di antaranya sebagai antioksidan,
antidiabetik, antifertilitas, anti HIV-1, antiflu, anti adhesi intraperitoneal, antima-laria, antidiare,
hepatoprotektif, koleretik, dan kolekinetik. Berdasarkan uji toksikologi pada hewan percobaan
menunjukkan bahwa andrographolide dan senyawa lain yang terdapat pada sambiloto memiliki
toksisitas yang sangat rendah.
Kata kunci: sambiloto, andrographolide, efek farmakologi

Abstract: Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) is one of nine priority traditional medicine
that should be examined in a good clinical trial. The chemistry constituents consist of flavonoide
and lactone. It major constituents are lactones known as andrographolide. Following an oral
administration of 20 mg andrographolide, maximum plasma levels were reached after 1,52
hours, and half life were 6,6 hours. This compound will be widely distributed in the body.
Pharmacology effect of sambiloto are as antioxidant, antidiabetic, antifertility, antiHIV,
antiinfluenza, antiintraperitoneal adhesion, antimalaria, antidiarrhea, hepatoprotektive, choleretic
and cholekynetic. Based on various toxicology studies in animal and human, it is confirmed that
andrographolide and other compounds of this plant have a very low toxicity.
Keywords: sambiloto, andrographolide, pharmacology effect

PENDAHULUAN tumbuhan dan 940 di antaranya ter-masuk


Penggunaan obat tradisional serta tumbuhan berkhasiat. Sampai saat ini ada 180
pengobatan tradisional telah lama di- spesies yang telah di-manfaatkan oleh industri
1
praktekkan di seluruh dunia, baik di negara jamu tradisional.
berkembang maupun negara maju. Menurut Salah satu upaya meningkatkan
WHO, sekitar 65% dari penduduk negara pemanfaatan bahan alam Indonesia yang
maju dan 80% dari penduduk negara terjamin mutu, khasiat dan keamanannya
berkembang telah menggunakan obat herbal sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara
sebagai obat tradisional. Du-kungan WHO ilmiah dan dapat digunakan untuk
terhadap konsep back to nature dibuktikan meningkatkan kesehatan masyarakat, saat ini
dengan adanya reko-mendasi untuk Badan POM bekerjasama dengan beberapa
menggunakan obat tradisional termasuk perguruan tinggi sedang meneliti 9 tanaman
herbal dalam pemeli-haraan kesehatan obat unggulan nasional sampai ke tahap uji
masyarakat, dan pencegahan penyakit, klinis, salah satu diantaranya adalah sambiloto
2
terutama untuk penyakit kronis, penyakit (Andrographis paniculata Nees).
1
degeneratif dan kanker. Khasiat sambiloto sebenarnya sudah
Indonesia merupakan potensi pasar obat dikenal luas sejak zaman dulu, baik oleh orang
3
herbal dan fitofarmaka karena saat ini Indonesia maupun bangsa-bangsa di dunia.
memiliki lebih kurang 30.000 spesies Sejak pertengahan akhir abad ke-20, berbagai

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 3 y September 2007 216


Universitas Sumatera Utara
Tinjauan Pustaka

studi telah dilakukan yang sebagian besar menyebutnya dengan bidara, sambiroto,
konsentrasinya untuk mengetahui komposisi, sandiloto, sadilata, takilo, paitan, dan
keamanan, khasiat dan mekanisme kerja sambiloto. Di Jawa Barat dise-but dengan ki
4,5,6
sambiloto. Di Indonesia sendiri, sambiloto oray, takila, atau ki peurat. Di Bali lebih
dipasarkan baik dalam sediaan tunggal atau dikenal dengan samiroto. Masyarakat
gabungan dengan bahan alami lain dalam Sumatera dan sebagian besar masyarakat
bentuk tablet, yang masih tergolong sediaan Melayu menyebutnya dengan pepaitan atau
3,9
jamu. ampadu. Sementara itu, nama-nama asing
sambiloto diantaranya chuan xin lian, yi jian
GAMBARAN UMUM SAMBILOTO xi, dan lan he lian (Cina), kalmegh, kirayat,
Sambiloto yang juga dikenal sebagai King dan kirata (India), xuyen tam lien dan cong-
of Bitters bukanlah tumbuhan asli Indonesia, cong (Vietnam), quasabhuva (Arab),
tetapi diduga berasal dari India. Menurut data nainehavandi (Persia), green chiretta dan king
spesimen yang ada di Herbarium Bogoriense of bitter (Inggris).3
di Bogor, sambiloto sudah ada di Indonesia se- Semua bagian tanaman sambiloto, seperti
jak 1893. Di India, sambiloto adalah daun, batang, bunga, dan akar, terasa sangat
tumbuhan liar yang digunakan untuk meng- pahit jika dimakan atau direbus untuk
obati penyakit disentri, diare, atau malaria. diminum. Diduga ini berasal dari
Hal ini ditemukan dalam Indian Phar- andrographolide yang dikandungnya.
macopeia dan telah disusun paling sedikit Sebenarnya, semua bagian tanaman sambiloto
7
dalam 26 formula Ayurvedic. Dalam bisa dimanfaatkan sebagai obat, termasuk
Traditional Chinese Medicine (TCM), bunga dan buahnya. Namun bagian yang
sambiloto diketahui penting sebagai tanaman paling sering digunakan sebagai bahan ramuan
3
cold property dan digunakan sebagai obat tradisional adalah daun dan batangnya.
penurun panas serta membersihkan racun-
8 3
racun di dalam tubuh. Tanaman ini kemudian TAKSONOMI
menyebar ke daerah tropis Asia hingga sampai Secara taksonomi, sambiloto dapat
di Indonesia. diklasifikasikan sebagai berikut:
Sambiloto dapat tumbuh di semua jenis Divisi : Angiospermae
tanah sehingga tidak heran jika tanaman ini Kelas : Dicotyledoneae
9
terdistribusi luas di belahan bumi. Habitat Subkelas : Gamopetalae
aslinya adalah tempat-tempat terbuka yang Ordo : Personales
teduh dan agak lembab, seperti kebun, tepi Famili : Acanthaceae
sungai, peka-rangan, semak, atau rumpun Subfamili : Acanthoidae
3
bambu. Genus : Andrographis
Sambiloto memiliki batang berkayu Spesies : Andrographis paniculata Nees
berbentuk bulat dan segi empat serta memiliki
banyak cabang (monopodial). Daun tunggal KIMIA DAN KANDUNGAN BAHAN
saling berhadapan, berben-tuk pedang (lanset) AKTIF
dengan tepi rata (integer) dan permukaannya Secara kimia mengandung flavonoid dan
halus, berwarna hijau. Bunganya berwarna lakton. Pada lakton, komponen utamanya
putih keunguan, berbentuk jorong (bulan adalah andrographolide, yang juga merupakan
panjang) de-ngan pangkal dan ujungnya yang zat aktif utama dari tanaman ini.
lancip. Di India, bunga dan buah bisa Andrographolide sudah diisolasi dalam bentuk
dijumpai pada bulan Oktober atau antara murni dan menunjuk-kan berbagai aktivitas
Maret sampai Juli. Di Australia bunga dan farmakologi. Zat aktif herba ini dapat
buah antara bulan Nopember sampai bulan ditentukan dengan metode gravimetrik atau
Juni tahun berikutnya, sedang di Indonesia dengan high performance liquid
10
bunga dan buah dapat ditemukan sepanjang chromatography [HPLC].
9
tahun. Berdasarkan penelitian lain yang telah
Di beberapa daerah di Indonesia, dilakukan, kandungan yang di-jumpai pada
sambiloto dikenal dengan berbagai nama. tanaman sambiloto diantaranya diterpene
Masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur lakton dan glikosidanya, seperti andrographolide,

217 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 3 y September 2007


Universitas Sumatera Utara
Tri Widyawati Aspek Farmakologi Sambiloto...

deoxyandrographolide, 11,12-didehydro-14- FARMAKODINAMIK


eoxyandro-grapholide, dan neoandrographolide. Distribusi yang luas di jaringan dan organ
Flavonoid juga dilaporkan ada terdapat pa-da tubuh serta adanya khasiat yang mengatur dan
3,11
tanaman ini. Daun dan percabangannya meningkatkan sistem imun menyebabkan
lebih banyak mengandung lakton sedangkan sambiloto menjadi calon ideal untuk
komponen flavonoid dapat diisolasi dari mencegah dan mengobati berbagai penyakit.
akarnya, yaitu polimetok-siflavon, androrafin, Pemberian sambiloto menunjukkan efek
panikulin, mono-0-metilwithin dan apigenin- protektif terhadap aktivitas en-zim superoxide
7,4 dimetileter. Selain komponen lakton dan dismutase, catalase, glutathione peroxidase
flavonoid, pada tanaman sambiloto ini juga dan glutathione yang menurun dengan
terdapat komponen alkane, keton, aldehid, pemberian hexachloro cyclohexane (BHC).
mineral (kalsium, natrium, kalium), asam Hasilnya menunjuk-kan adanya khasiat
3
kersik dan damar. antioksidan dan hepatoprotektif dari
18
Di dalam daun, kadar senyawa sambiloto.
19
andrographolide sebesar 2,5-4,8% dari berat Shukla, dkk. mengkaji efek
3
keringnya. Ada juga yang mengatakan hepatoprotektif ekstrak daun sambiloto
biasanya sambiloto distandarisasi dengan terhadap kerusakan hati yang diinduksi karbon
12
kandungan andrographolide sebesar 4-6%. tetraklorida. Ekstrak dengan dosis 300 mg/kg
Senyawa kimia lain yang sudah diisolasi dari (1/6 dari LD50) diperoleh dengan maserasi
daun yang juga pahit yaitu diterpenoid viz. dingin. Hasilnya, ekstrak ini dijumpai efektif
deoxyandro-grapholide-19-D-glucoside, dan dalam mencegah kerusakan hati dengan
neo-andrographolide.13 parameter penilaian-nya mencakup morfologi,
biokimia dan fungsional. Andrographolide
FARMAKOKINETIK juga mence-gah menurunnya jumlah empedu
20
Beberapa studi sudah dilakukan untuk yang disebabkan toksisitas acetaminophen.
melihat disposisi andrographolide dalam Efek hipoglikemik sambiloto sudah diteliti
14
berbagai organ tubuh. dengan berbagai cara. Salah satunya,
21
Dalam suatu penelitian pada hewan penelitian Borhanuddin, dkk. pada kelinci
percobaan menunjukkan bahwa 48 jam setelah menunjukkan bahwa ekstrak air sambiloto
pemberian andrographolide, komponen ini dengan dosis 10 mg/kg berat badan dapat
dijumpai tersebar luas ke seluruh organ tubuh. mencegah hiperglikemia yang diinduksi
Konsentrasi yang dijumpai di otak sebesar dengan pemberian glukosa per oral dengan
20,9%, limpa 14,9%, jantung 11,1%, paru- dosis 2 mg/kg berat badan secara signifikan.
paru 10,9%, rektum 8,6%, ginjal 7,9%, hati Mekanismenya kemungkinan sambiloto
5,6%, uterus 5,1%, ovarium 5,1%, dan usus mencegah absorpsi glukosa dari usus.
15 22
halus sebesar 3,2%. Zoha, dkk. mengkaji efek antifertilitas
Menurut penelitian terakhir, andrographolide sambiloto pada mencit. Ketika serbuk
memiliki bioavailabilitas tinggi pada manusia. sambiloto dicampur dengan makanan hewan
Setelah pemberian peroral, 20 mg (Rats Pelletts) dengan dosis 2 gram per
andrographolide segera diabsorbsi, mencapak kilogram berat badan per hari, kemudian
nilai puncak plasma dalam waktu 1,5 sampai diberikan pada mencit betina setiap hari
16
2 jam dengan waktu paruh 6,6 jam. selama enam minggu, tidak seekorpun (100%)
Sementara pada penelitian lainnya menunjukkan yang hamil ketika dika-winkan dengan mencit
waktu paruh andrographolide relatif singkat, jantan. Ini dilakukan untuk membuktikan
lebih kurang dalam waktu 2 jam. Setelah fertilitas yang tidak diberi obat. Sebaliknya,
72 jam, hampir 90% andrographolide sebagian besar mencit kelompok kontrol
dieksresikan. Sebagian besar eksresinya ini (95.2%) yang tidak diberi obat, menjadi hamil
17
melalui urin, sebagian lainnya melalui ketika dikawinkan dengan jantan dengan jenis
saluran cerna. yang sama seperti pada kelompok perlakuan,
Pada beberapa studi dikatakan bahwa 80 dan melahirkan dalam jumlah normal (rata-
persen dari dosis andrographo-lide yang rata 5 sampai 6 ekor) setelah 6 perkawinan
dikonsumsi akan dieksresikan dari tubuh berikutnya.
7
dalam waktu 8 jam.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 3 y September 2007 218


Universitas Sumatera Utara
Tinjauan Pustaka

23
Wang, dkk. mengobservasi efek pedesaan diberi plasebo dan kelompok lainnya
komponen sambiloto terhadap nitric oxide, diberi Kan Jang (sambiloto), kemudian
endothelin, cyclic guanosine monophosphate, diobservasi untuk melihat kejadian flu setelah
lipid peroxide dan super-oxide dismutase, tiga bulan. Dosis yang diberikan pada
pada model kelinci percobaan yang memiliki kelompok studi sebesar 200 mg per hari.
aterosklerotik dengan cara memberi diet tinggi Hasilnya, se-telah satu bulan tidak ada
kolesterol. Kesimpulannya, sambiloto perbedaan yang signifikan, tetapi setelah tiga
memiliki efek antioksidan, menjaga fungsi bulan, ter-jadi perbedaan yang signifikan,
endothelial, dan mempertahankan ke- yaitu kelompok Kan Jang yang menderita flu,
seimbangan nitric oxide/endothelin. 2,1 kali lebih rendah dibanding kelompok
Studi psikofarmakologi sudah dilakukan plasebo, dengan laju insidennya 30 persen,
24
Mandal, dkk. dengan menggunakan ekstrak sedangkan kelompok plasebo sebesar 62
27
herba sambiloto. Hasilnya menunjukkan persen. Pada studi lainnya, Caceres, dkk.
adanya perubahan yang signifikan pada pola mengukur keefektifan ekstrak Andrographis,
tingkah laku dan berkurangnya pergerakan dibandingkan dengan plase-bo, dalam
spontan. Ekstrak ini juga memperlama waktu mengurangi gejala yang berhubungan dengan
tidur hewan percobaan yang diinduksi common cold. Kelompok pasien dewasa
pentobarbitone dan menurunkan suhu tubuh. terdiri dari 158 orang laki-laki dan
25
Calabrese, dkk. melakukan uji klinis fase perempuan. Efek Andrographis diukur pada
I andrographolide yang bera-sal dari sambiloto hari 0, 2, dan 4 setelah pengobatan. Pada hari
pada relawan sehat, yaitu 13 orang positif ke-2, kelompok pasien yang mendapatkan
HIV dan 5 orang tidak terinfeksi HIV. Andrographis menunjukkan adanya
Objektifnya terutama untuk menilai pengurangan beberapa gejala, dan pada hari
keamanan dan to-lerabilitas serta menilai efek ke-4, kelompok yang sama menunjukkan
andrographolide terhadap kadar plasma RNA pengurangan gejala yang signifikan
virus HIV-1 dan kadar limfosit CD4 (+). dibandingkan dengan kelompok plasebo.
Selama penelitian, tidak satu subjekpun yang Kesimpulannya, sambi-loto menunjukkan
menggunakan pengobatan antiretroviral. Bila efektivitas yang tinggi dalam menurunkan
terdapat kelainan hati dan ginjal, maka akan prevalensi dan inten-sitas gejala common cold
dikeluarkan dari penelitian. Regimen yang tanpa komplikasi dimulai hari kedua
direncanakan adalah 5 mg/kg berat badan pengobatan. Pada penelitian ini, tidak ada efek
selama 3 minggu, ditingkatkan menjadi samping yang dilaporkan.
28
10mg/kg berat badan selama 3 minggu dan Darwin membuktikan ekstrak sambiloto
akhirnya sampai 20 mg/kg berat badan selama pada dosis 10 mg/kg berat badan yang diberi
3 minggu. Penelitian dihentikan pada minggu peroral mampu mengurangi kejadian adhesi
keenam karena adanya reaksi yang tidak di- intra-peritonium pada hewan percobaan tikus
inginkan termasuk reaksi anafilaktik pada satu (86%).
orang relawan. Semua kejadian yang tidak Sambiloto dapat menghambat edema
diinginkan diatasi dengan menghentikan sebesar 60% dalam waktu tiga jam pada dosis
pengamatan. Peningkatan yang signifikan pada 200 mg/kg berat badan, dan pada dosis 400
29
rata-rata kadar limfosit CD4 (+) pada subjek mg/kg berat badan sebesar 62,7%. Khasiat
HIV terjadi se-telah pemberian 10 mg/kg antiinflamasi ini kemungkinan melalui
berat badan andrographolide (dari 405 mekanisme yang meli-batkan kelenjar adrenal.
sel/mm menjadi 501 sel/mm). Tidak ada Efek ini hilang bila kelenjar adrenal diangkat
30
perubahan statistik yang signifikan pada rata- dari binatang percobaan.
rata kadar plasma RNA HIV-1 selama Andrographolide menunjukkan adanya
penelitian. Andrographolide mungkin efek koleretik (4.8-73%) tergantung dosis
menghambat disregulasi siklus sel yang (1,5-12 mg/kg) yang ditunjukkan dengan
diinduksi HIV, seiring dengan peningkatan adanya aliran empedu, garam empedu, dan
kadar lim-fosit CD4 (+) pada penderita yang asam empedu pada tikus dalam keadaan sadar
31
terinfeksi HIV-1. dan guinea pig yang teranastesi. Kajian
32
Satu studi yang dilakukan oleh Caceres, Zulkarnain Rangkuty menunjukkan adanya
26
dkk. satu kelompok pelajar di sekolah efek kole-kinetik 250 mg simplisia akar,

219 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 3 y September 2007


Universitas Sumatera Utara
Tri Widyawati Aspek Farmakologi Sambiloto...

batang, dan daun sambiloto pada relawan atau kelinci yang diberi andrographolide atau
sehat. neoandrographolide dengan dosis 1 gr/kg
Selain yang tersebut di atas, khasiat berat badan secara oral selama 7 hari,
sambiloto yang lain yang sudah dite-liti menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap
33,34
diantaranya, sebagai antimalaria dan anti berat badan, jumlah darah, fungsi hati dan
35 30
diare. ginjal, serta organ penting lainnya.

INTERAKSI OBAT PENUTUP


Ekstrak sambiloto kemungkinan memiliki Berdasarkan uraian di atas dapat kita
12
efek sinergis dengan isoniazide. Selain itu, ketahui bahwa efek farmakologi sambiloto
sampai saat ini belum diketahui interaksi obat yang menunjukkan khasiat dan keamanannya
lain dengan sambiloto. sebagai salah satu obat tradisional sudah
banyak didukung bukti ilmiah baik uji pre
EFEK SAMPING klinik maupun uji klinis. Khasiat yang sudah
Sakit kepala, fatique, rasa pahit, dan dibuktikan melalui uji pre klinik hendaknya
peningkatan enzim hati dilaporkan terjadi dilanjutkan ke tahap uji klinis untuk
pada uji klinis pada pasien yang terinfeksi HIV mendukung keilmiahan penggunaannya pada
25
yang diberi andrographolide dosis tinggi. Hal pengobatan formal.
ini tidak ada dilaporkan pada orang yang
menggunakan andrographis atau ekstrak
terstandard pada jumlah yang DAFTAR PUSTAKA
direkomendasikan. Seperti semua herba yang 1. Sukandar, E. Y. Tren dan Paradigma
pahit, sambiloto mungkin menyebabkan ulkus Dunia Farmasi: Industri-Klinik-Teknologi
dan adanya rasa terbakar. Keamanan terhadap Kesehatan. Available from: http://www.
wanita hamil dan menyusui sampai saat ini itb.ac.id.
belum diketahui.
2. Sukandar, E. Y. (2004). Sembilan
Tanaman Obat Unggulan Hasil Uji Klinis
TOKSISITAS
Badan POM. Available from: http//www.
Dalam pengobatan tradisional China,
beritabumi.or.id.
Thailand dan India, sambiloto sudah
menunjukkan keamanannya. Uji toksikologi 3. Prapanza, E. Dan Marianto, L.M. (2003).
pada hewan coba dan manusia menunjukkan Khasiat & Manfaat Sambiloto: Raja Pahit
bahwa andrographolide dan senyawa lain yang Penakluk Aneka Penyakit. AgroMedia
terdapat pada sambiloto memiliki toksisitas Pustaka. Hal: 39.
yang sangat rendah. Pada mencit yang diberi 4. Wang, Y. H. (1983). The Pharmacology
ekstrak sambiloto secara oral (10 gr/kgBB) and Application of Traditional Chinese
sekali sehari selama 7 hari, tidak ada Medicine. Beijing: Peoples Health Press.
36
seekorpun tikus yang mati. Jantung, ginjal,
hati, dan limpa dijumpai dalam keadaan 5. Sandberg, F. (1994). Andrographidis
normal pada hewan percobaan ini. Ketika Herba Chuanxinlian: A Review.
sambiloto dengan dosis 500 mg/kg berat Gothenburg, Sweden: Swedish Herbal
badan diberikan selama 10 hari setiap hari Institute. In: The American Botanical
pada mencit, tidak ada efek pada Council (USA).
pertumbuhan, selera makan dan produksi 6. Weibo, L. (1995). Prospect for Study on
feses. Hewan coba tersebut tetap energik dan Treatment of AIDS with Traditional Chi-
hasil jumlah darah lengkapnya berada pada nese Medicine. J. Trad. Chinese Med.
batas normal. Pada kelinci yang diberi 15(1): 39.
andrographolide (10 mg/kg berat badan)
secara intravena, menunjukkan tidak ada 7. Weibo, L. (1995). Andrographis, in-depth
respons kardiovaskuler yang abnormal. Uji review. Available from: http://www.alt-
enzim hati, jantung, ginjal dan limpa juga cancer.com.
berada dalam keadaan normal pada hewan
37
coba ini. Pada uji toksisitas lainnya, tikus

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 3 y September 2007 220


Universitas Sumatera Utara
Tinjauan Pustaka

8. Lukas, R. (1998). Rahasia Herbalis Cina, 18. Trivedi, N. P. dan Rawal, U.M. (2001).
Ramuan Tanaman Obat Cina. Pustaka Hepatoprotective and Antioxidant
Delapratasa. Jakarta. Property of Andrographis paniculata
(Nees) in BHC Induced Liver Damage in
9. Yusron, M., Januwati dan Rini, E. P. Mice. Indian J Exp Biol. 39 (1): 4146.
Budidaya Tanaman Sambiloto. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 19. Shukla, B., Visen, P. K., Patnaik, G. K.
Balai Penelitian Tanaman Obat dan dan Dhawan, B.N. (1992). Choleretic
Aromatika. Sirkuler. 11. Available from: Effect of Andrographolide in Rats and
http://www.balittro.go.id. Guinea Pigs. Planta Med. 58 (2): 146
149.
10. Hu, C. Q. dan Zhou B. N. (1982).
Isolation and Structure of Two New 20. Holt, S. dan Comac, L. (1998). Miracle
Diterpenoid Glucosides from Andrographis Herbs: How Herbs Combine with
paniculata Nees. Yao Xue Xue Bao. Modern Medicine to Treat Cancer, Heart
17(6): 435440. Disease, AIDS, and More, Caro
Publishing Group.
11. Siripong, P., B. Kongkathip, K.
Preechanukool, P. Picha, K. Tunsuwan 21. Borhanuddin, M., Shamsuzzoha, M. dan
dan W.C. Taylor. (1992). Cytotoxic Hussain A.H. (1994). Hypoglycaemic
Diterpenoid Constituents from effects of Andrographis paniculata Nees
Andrographis paniculata, Nees leaves. J. on Non-diabetic Rabbits. Bangladesh Med
Sci. Soc. Thailand. 18(4):187194. Res Counc Bull. 20 (1): 2426.
12. Siripong, P., B. Kongkathip, K. 22. Zoha, M. S., Hussain, A. H. dan
Preechanukool, P. Picha, K. Tunsuwan Choudhury, S. (1989). Antifertility Effect
dan W.C. Taylor. (2003). Andrographis of Andrographis paniculata in Mice.
paniculata. Available from: http://www. Bangladesh Med Res Counc Bull. 15 (1):
vitamin-herbuniversity.com. 3437.
13. Weiming, C. dan Xiaotion, L. (1982). 23. Wang, H. W., Zhao, H.Y. dan Xiang, S.
Deoxyandrographolide 19-D-glucoside Q. (1997). Effects of Andrographis pani-
from the leaves of A. paniculata. Planta culata Component on Nitric Oxide,
Medica. 15: 245246. Endothelin and Lipid Peroxidation in
Experimental Atherosclerotic Rabbits.
14. Tang, W. dan Eisenbrandt, G. (1992). Zhongguo Zhong Xi Yi Jie He Za Zhi. 17
Chinese Drugs of Plants Origin: (9): 547549.
Chemistry, Pharmacology, and Use in
Traditional and Modern Medicine. New 24. Mandal, S. C., Dhara, A. K. dan Maiti, B.
York: Springer-Verlag. C. (2001). Studies on psychophar-
macological activity of Andrographis
15. Zheng, Z. Y. (1982). Pharmakokinetic paniculata extract. Division of
Studies on 3H-andrographolide. Chinese Pharmacognosy, Department of
Herbal Med. 13(9): 3336. Pharmaceutical Technology, Jadavpur
16. Panossian, A., Ovhannisyan, A. dan University, Calcutta, India. Phytother
Mamikonyan, G. (2000). Pharma- Res. 15 (3): 253256.
kokinetic and Oral Bioavailability of 25. Calabrese, C., Berman, S.H., Babish, J.G.,
Andrographolide from Andrographis Ma, X., Shinto, L., Dorr, M., Wells, K.,
pani-culata Fixed Combination Kan Jang Wenner, C. A. dan Standish, L.J. (2000).
in Rats and Human. Phytomedicine. 7(5): A Phase I Trial of Andro-grapholide in
351364. HIV Positive Patients and Normal
17. Panossian, A., Ovhannisyan, A. dan Volunteers. Bastyr University Research
Mamikonyan, G. (1979). Wuxi Medicine Institute, Bastyr University, Washington
Institute. Ushow Medical Academy. Acta 98028, USA. Phytother Res. 14 (5): 333
Bioche-mica Biophysica Sinica. 11. 338.

221 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 3 y September 2007


Universitas Sumatera Utara
Tri Widyawati Aspek Farmakologi Sambiloto...

26. Caceres, D. D., Hancke, J. L., Burgos, P. 32. Rangkuty, Z. (2006). Efek Sambiloto
A. dan Wikman, G. K. (1997). Prevention (Andrographis paniculata Nees) terhadap
of Common Colds with Andrographis Kontraksi Kantong Empedu Manusia.
paniculata Dried Extract. A Pilot double Thesis. Pasca Farmasi. Universitas
blind trial. Phytomedicine. 4(2): 101104. Sumatera Utara.
33. Misra, P., Pal, L., Guru, P. Y., Katiyar, J.
27. Caceres, D. D., Hancke, J. L., Burgos R.
C., Srivastava, V. dan Tandon, J. S.
A., Sandberg, F. dan Wikman, G. K.
(1992). Antimalarial Activity of
(1999). Use of visual analogue scale
Andrographis paniculata (Kalmegh)
measurements (VAS) to asses the Against Plasmodium Berghei NK 65 in
effectiveness of standardizing Mastomys natalensis. Int. J. Pharmacog.
Andrographis paniculata extract SHA-10 30(4): 26374.
in reducing the symptoms of common
cold. A randomized double blind-placebo 34. Zein, U., Ginting, Y., Saragih, A.,
study. Phytomedicine. 6(4): 217223. Hadisahputra, S., Arrasyid, N. K., Yulfi,
H. dan Sulani, F. (2004). Antimalaria
28. Darwin. (2005). Efek Antiadhesi Ekstrak effect of Chloroquin-Sambiloto
Sambiloto dan Meloksikam Pascalaparatomi (Andrographis paniculata Nees)
pada Tikus Putih. Thesis. Pasca Farmasi. Combination Compared Chloroquin
Universitas Sumatera Utara. Alone in Adult Patients of Uncomplicated
Malaria Falciparum. e-USU Repository.
29. Manez, S., Alcaraz, J. J., Paya., Rios, J. L.
dan Hancke, J. L. (1990). Selected 35. Deng, W. L. (1978). Outline of Current
Extracts from Medicinal Plants as Anti- Clinical and Pharmacological Research on
inflammatory Agents. Andrographis paniculata in China.
Newsletters of Chinese Herbal Med. 10:
30. Yin, J. dan Guo, L. (1993). Contemparory 2731.
traditional Chinese medicine. Bei-jing:Xie
Yuan. 36. Chung, Y. (1979). Andrographis
paniculata. Handbook of traditional
31. Shukla, B., Visen, P. K., Patnaik, G. K. Chinese Medicine. Guangzhou.
dan Dhawan, B.N. (1992). Choleretic
37. Guo, S. Y., Li, D. Z., Li, W. S., Fu A. H.
Effect of Andrographolide in Rats and
dan Zhang L. F. (1988). Study of The
Guinea Pigs. Planta Med. 58 (2): 146 Toxicity of Andrographolide in Rabbits. J.
149. Beijing Med. Univ. 5: 422428.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 3 y September 2007 222


Universitas Sumatera Utara

View publication stats

Vous aimerez peut-être aussi