Vous êtes sur la page 1sur 9

III.

Prosedur Percobaan

Fisiologi :

a. Pengamatan Mikroskopik Urin

10 mL urin ditampung dalam tabung sentrifuga. Disentrifugasi selama 45 menit


dengan kecepatan 1500 rpm. Kemudian cairan diatasnya dibuang. Endapan atau
sedimen yang ada dengan sedikit sisa cairannya dikocok. Diteteskan pada kaca
objektif bertuttup. Lalu diamati di bawah mikroskop.

b. Uji Karakteristik Urin

Urin diambil sedikit. Kemudian diamati warna serta bau urin. Diukur pH urin
dnegan menggunakan indicator universal atau pH meter. Bobot jenis urin
ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Piknometer kosong ditimbang. Diperoleh nilai W1. Piknometer diisi dengan


aquadest bebas gas. Bagian luar piknometer dilap hingga kering, kemudian
ditimbang. Diperoleh W2. Aquadest dari piknometer dibuang. Piknometer
dibilas dengan alkohol dan dikeringkan. Setelah kering, piknometer diisi dengan
sampel urin, kemudian ditimbang. Diperoleh W3. Bobot jenis urin dihitung
dengan persamaan berikut:

Bj = (W3-W1) /
(W2-W1)

c. Analisa kimia zat-zat tang terlarut dalam urin


Penetapan urea
2 tetes urin diteteskan pada kaca objek. 2 tetes Asam nitrat diteteskan pada
sampel urin tersebut. Dipanaskan perlahan-lahan atau cairan dibiarkan
menguap. Adanya Kristal Rhombis atau Heksagonal dari urea nitrat diamati.
Penetapan Ion Klorida
5 ml urin dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ke dalam tabung reaksi yang
telah berisi urin tersebut ditambahkan 3 tetes perak nitrat. Kemudian diamati.
Terjadinya
kekeruhan atau endapan putih menunjukkan adanya ion klorida.

Penetapan Aseton
3 ml urin dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Diencerkan dengan 4 ml
aquades. Lalu dipanaskan perlahan. Ke dalam tabung reaksi tersebut
ditambahkan urin sebanyak 1 ml sedikit demi sedikit, sampai warna biru tepat
hilang. Terjadinya endapan merah bata menunjukkan adanya guka pereduksi.
Jumlah gula dalam urin dihitung dalam g/100 ml atau % b/v.

Penetapan Kualitatif Albumin


Urin dimasukkan ke dalam tabung reaksi kira-kira sampai isi tabung.
Perlahan-lahan dididihkan kemudian diamati apa yang terjadi. 2-3 tetes
larutan asam asetat glasial:air (1:1) ditambahkan ke dalam tabung reaksi. Lalu
dikocok. Adanya albumin ditunjukan dengan terjadinya kekeruhan yang
setara dengan jumlah albumin yang ada.

IV. Data Pengamatan dan Perhitungan

Pengamatan

Jenis Hasil Pemeriksaan Literatur


Pemeriksaan Perempuan Laki-Laki
Warna Kuning terang Kuning pekat Kuning
Kejernihan Bening Jernih Jernih
pH 7 7 4,8-7,4
Bau Aromatik Aromatik Bau khas
(amonia)
Berat jenis 0,995 0,995 1,010-1,025
Mikroskopik
Urea Positif Positif
Ion klorida Positif Positif
Aseton Negatif Negatif
Gula pereduksi Negatif Negatif
Albumin Negatif Negatif

Perhitungan

Perempuan
W1 = 0,349
W2 = 0,553
W3 = 0,552
BJ = W3 W2
W2 W1
= 0,552 0,349
0,553 0, 349
= 0,203
0, 204
= 0,995
Laki-laki
W1 = 0,349
W2 = 0,553
W3 = 0,552
BJ = W3 W2
W2 W1
= 0,552 0,349
0,553 0, 349
= 0,203
0, 204
= 0,995

V. Pembahasan

Urin adalahair seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikanolehginjalyang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui prosesurinasi.Eksreksi urin diperlukan
untukmembuang molekul-molekul sisa dalamdarahyang disaring oleh ginjal dan untuk
menjagahomeostasiscairan tubuh.

Urin terdiri dari 95%-97% adalah air. Sisanya adalah sisa-sisa metabolism senyawa organic dan
anorganik. .

Tugas 2.1

a) Jdjde
b) Ginjal : untuk menyaring darah.

Ureter : mengalirkan urin dari pelvis ginjal ke kandung kemih.

Uretra : pada pria berfungsi dalam sistem reproduksi sebagai

saluran pengerluaran air mani. Pada wanita untuk


membawa urin dari tubuh.

Kandung kemih : untuk menampung urin sebelum diekskresikan.

Tugas 2.3

Pada percobaan pengamatan miksroskop urin 10 mL urin ditampung dalam


tabung sentrifuga. Disentrifugasi selama 45 menit dengan kecepatan 1500 rpm.
Sentrifuga ini berfungsi memisahkan cairan dan padatan yang ada pada urin.
Kemudian cairan diatasnya dibuang. Endapan atau sedimen yang ada dengan
sedikit sisa cairannya dikocok. Diteteskan pada kaca objektif bertuttup. Lalu
diamati di bawah mikroskop. Kondisi sampel urin yang diamati adalah Volume
1-2 liter per hari, warna kuning atau kuning terang, kekeruhan transparan pada
saat baru dikeluarkan dari tubuh, bau sedikit aromatic, pH rentang antar 4,6-8,0
rata-rata 6, berat jenis rentang 1,010-1,025. Dan pada percobaan yang dilakukan
baik sampel urin laki-laki maupun urin perempuan tidak terdapat sedimen mikro
dalam urin. Hal ini terjadi karena beberapa faktor salah satunya tidak dapat
terlihat sedimen mikro urin dengan mikroskop karena bobot jenis dari urin
tersebut kecil. Jadi, urin tidak membawa sisa metabolisme dan sedimennya.
Namun, pada percobaan kelompok 3 terdapat sedimen mikro urin yaitu eritrosit.
Tetapi, seharusnya eritrosit tidak terdapat dalam urin. Karena sel darah
mengalami filtrasi pada ginjal di bagian glomerulus. Setelah di saring seharusnya
darah keluar dari ginjal melalui vena renalis. Maka dari itu, sel darah tidak
terbawa sampai ke urin, apabila hal ini terjadi seperti percobaan di atas maka
perlu diwaspadai adanya kerusakan pada ginjal atau saluran kemih, infeksi,
tumor, atau batu ginjal. Sedimen organic yang terdapat pada urin adalah: eritrosit,
leukosit,epitel skuamosa, epitel transisional. Sedangkan sedimen anorganik
seperti: Kristal ammonium biuret, bilirubin, hyaline, sisa gugusan lemak, bakteri
basil, ragi, hifa, Kristal tripel fosfat, Kristal kalsium oksalat dihidrat dan Kristal
kalsium karbonat. Warna kuning pada urin perempuan lebih terang daripada
laki- laki (kuning pekat). Hal ini bobot jenis urin laki-laki lebih tinggi daripada
urin perempuan atau laki-laki jarang buang air kecil sehingga lebih pekat.
Kejernihan pada urin laki-laki dan perempuan sama-sama jernih. pH
: pada urin laki-laki dan perempuan diperoleh pH yang sama yaitu 7.

Bau : pada urin laki-laki dan perempuan memiliki bau khas


aromatic.
Bobot jenis : pada urin laki-laki dan perempuan memili bobot jenis
sebesar 0,995.
Mikroskopik :
Urea : pada urin laki-laki dan perempuan sama-sama positif.
Ion klorida : pada urin laki-laki dan perempuan sama-sama positif
Aseton : pada urin laki-laki dan perempuan sama-sama negatif
Gula pereduksi : pada urin laki-laki dan perempuan sama-sama negatif
Albumin : pada urin laki-laki dan perempuan sama-sama negatif

Tugas 2.4
a) Table pengamatan :

Jenis Hasil Pemeriksaan Literatur


Pemeriksaan Perempuan Laki-Laki
Warna Kuning terang Kuning pekat Kuning
Kejernihan Bening Jernih Jernih
pH 7 7 4,8-7,4
Bau Aromatik Aromatik Bau khas
(amonia)
Berat jenis 0,995 0,995 1,010-1,025
Mikroskopik
Urea Positif Positif
Ion klorida Positif Positif
Aseton Negatif Negatif
Gula pereduksi Negatif Negatif
Albumin Negatif Negatif

b) Pada percobaan uji karakteristik urin wanita diperoleh warna kuning terang
dan urin laki-laki berwarna kuning pekat. Selain itu dilihat dari pH urin
wanita dan pria sama-sama memiliki pH 7, sesuai dengan hasil literatur
yaitu pH rentang 4,6-8,0. Kemudian dilihat pada BJ dari urin wanita sebesar
0,995 dan pada urin laki-laki diperoleh hasil yang sama 0,995, sementara
dari hasil literaturr bobot jenis normal antara 1,010-1,025. Hal ini
dikarenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya
karena seseorang yang kita gunakan urin nya sebagai sampel sebelumnya
sudah melakukan buang air kecil terlebih dahulu. Proses metabolisme
dalam tubuh memerlukan waktu yang lama sehingga urin yang dijadikan
sampel tidak banyak mengandung sisa metabolisme, jadi berat jenis dari
urin tersebut kecil, lebih kecil dari hasil literatur. Pada sampel urin yang
diamati didalamnya terdapat urea dan ion klorida, hal ini normal karena urea
dan ion klorida merupakan zat sisa metabolism tubuh. Sementara pada uji
kandungan aseton, gula pereduksi, dan albumin hasilnya negatif atau tidak
terdapat pada urin. Hal ini sesuai dengan karakteristik urin normal, karena
adanya ketiga zat tersebut di dalam urin menandakan adanya kerusakan
pada ginjal khususnya bagian glomerulus.
c) Warna : warna kuning pada urin perempuan lebih terang
dari urin laki-laki (kuning pekat)

Kejernihan : pada urin laki-laki dan perempuan sama-sama


jernih

pH : pada urin laki-laki dan perempuan memiliki pH


yang sama yaitu 7

Bau : pada urin laki-laki dan perempuan memiliki bau


khas (aromatic)

Bobot jenis : pada urin laki-laki dan perempuan memiliki


bobot jenis yang sama yaitu sebesar 0,995

Mikroskopik :

Urea : pada urin laki-laki dan perrempuan sama-sama


positif

Ion klorida : pada urin laki-laki dan perempuan sama-sama


positif

Aseton : pada urin laki-laki dan perempuan sama-sama


negatif
Gula pereduksi : pada urin laki-laki dan perempuan sama-sama
negatif

Albumin : pada urin laki-laki dan perempuan sama-sama


negatif

Perbedaan sistem urin pria dan wanita :


Pria memiliki uretra yang panjang daripada perempuan, hal ini dikarenakan
uretra laki-laki meluas melalui penis.
Satu-satunya fungsi dari uretra wanita adalah untuk mengangkut urin dari
kandung kemih ke ruang eksternal namun pada laki-laki terlibat dalam
mengangkut urin dari kandung kemih keruang eksternal serta ejakulasi
cairan mani melalui uretra.
Tidak seperti wanita, pada uretra pria dianggap sebagai bagian dari baik
sistem urin maupun sistem reproduksi.
Pembukaan uretra pada wanita lebih dekat ke arus daripada laki-laki.
Infeksi urinal lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

Vous aimerez peut-être aussi