Abses subkutan merupakan infeksi piogenik dalam rongga mulut.
Infeksinya bersifat akut dan
terjadi secara langsung akibat penyebaran infeksi pulpa atau rekurensi abses kronis, atau suatu granuloma akibat kontaminasi bakteri yang virulen dan daya tahan tubuh alami pasien yang menurun, misalnya setelah terjangkit infeksi virus. Normalnya abses dentogen disebabkan oleh polimikrobial, yang berarti terdapat beberapa organisme penyebab, yang didominasi oleh infeksi bakteri anaerob. Bilamana seorang pasien mengalami infeksi odontogenik tipikal, tanda-tanda yang paling sering muncul adalah abses pada vestibulum yang selanjutnya menyebar ke jaringan di bawah kulit menjadi suatu abses subkutan. Jika terjadi tanda dan gejala semacam ini, seorang dokter gigi dapat memilih salah satu dari dua jenis perawatan berikut, yaitu perawatan bedah mulut insisi dan pembuatan drainase kemudian pencabutan gigi, atau perawatan endodontik gigi penyebab. Penentuan waktu insisi dapat dilakukan dengan melakukan palpasi pada permukaan abses mengenai fluktuasinya. Bilamana fluktuasinya belum jelas untuk menentukan ada tidaknya nanah, dapat dilakukan aspirasi dengan jarum suntik yang agak besar; banyaknya aspirasi cukup 0,1 cc.4 Pada kasus ini terdapat abses subkutan yang sangat fluktuatif dan infeksi sudah berlangsung lama. Hal tersebut menyebabkan harus segera dilakukan perawatan berupa pembuatan insisi dan drainase, untuk mengalirkan nanah dan bakteri serta toksin yang terakumulasi di bawah kulit. Tindakan tersebut dapat mengurangi tekanan jaringan, meningkatkan suplai darah lokal dan pertahan host pada daerah yang terlokalisasi.4 Insisi dan pembuatan drainase untuk pasien ini dapat dilakukan pada saat hari itu juga. Daerah insisi yang dipilih adalah daerah yang bebas agar terjadi drainase yang baik. Jika daerah insisi telah ditentukan, tahap berikutnya adalah pemilihan kontrol nyeri, yang dapat dilakukan dengan anestesi lokal maupun anestesi topikal. Untuk pasien ini dilakukan anestesi topikal dengan mempertimbangkan nanah yang terkumpul sudah cukup banyak dan kulit permukaan abses sangat tipis.5 Pengambilan nanah untuk pemeriksaan bakteri tidak dilakukan, karena mengingat pasien sementara mendapat perawatan antibiotik. Sebagai perawatan pendukung, diberi antibiotika berupa Amoxcicilin, Cefadroxyl dan Metronidazol mengingat rongga mulut didominasi bakteri anaerob. Dalam pemilihan jenis antibiotik, golongan penisilin masih merupakan obat pilihan pertama. Jika terjadi reaksi alergi terhadap penisilin, maka dapat diberi antibiotik golongan lain, misalnya klindamisin, eritromisin , linkomisin, sefalosporin, dan lain-lain. Namum pemberian antibiotik harus tetap memperhatikan prinsip dasar terapi antibiotik antara lain penetapan diagnosis, penentuan jenis mikroorganisme apakah gram positif, gram negatif, anaerob atau aerob, kemudian menentukan dosis perawatan, serta lamanya pemberian. Selanjutnya adalah memikirkan kemungkinan diperlukan kombinasi berbagai golongan antibiotik. Untuk mendapat efek obat terapi yang lebih cepat dapat diberikanpersistemik, misalnya suntikan intra muskuler kombinasi penisilin dan streptomisin.7 Kompres air hangat dianjurkan kepada pasien pasca insisi hari keempat bermaksud untuk menyebabkan vasodilatasi setempat, meningkatkan suplai darah, mengurangi hiperemia serta mempercepat penyembuhan.4