Vous êtes sur la page 1sur 2

Automatic Bin for Separating Organic and

Anorganic Waste
Ricky Mubarak
Muhammad Affandi
Program Studi Teknik Informatika FT UNTAN
Program Studi Teknik Informatika FT UNTAN
affandim354@gmail.com rickymubarak.rm@gmail.com

Abstract the garbage is divided into two, namely organic waste memilah dan memisahkan antara sampah organik dan sampah
and anorganic waste. Anorganic waste is garbage that is not easily anorganik, dengan sensor di tempat sampah tersebut.
rot. Anorganic waste can be recycled, the recycling of anorganic
waste then the number of garbage can be reduced. Metal, plastic III. GAMBARAN TEKNOLOGI
and paper is the anorganic waste can still be recycled. To facilitate
recycling, the first thing to do is to separate the different types of
Ditempat sampah tersebut akan ada dua tempat penampung
waste. In this paper there is an overview of the utilization of sampah, tempat penampung sampah organik dan sampah
technology to recycle waste. anorganik. Ada juga sensor ditempat masuknya sampah itu,
Keywords Bin, Sensor, Waste, Organic, Anorganic untuk memisahkan antara sampah organik dan sampah
I. PENDAHULUAN anorganik, tempat sampah akan otomatis menutup jika ada
Manusia merupakan makhluk hidup yang menginginkan orang yang salah memasukan jenis sampah. Dan di tempat
segala sesuatu yang tampak bersih dan indah, salah satunya menampung sampah organik dan anorganik ini akan ada sensor
kebersihan lingkungan. Banyak manusia yang sadar dan untuk notifikasi apabila tempat penampung sampah tersebut
banyak pula yang belum sadar akan kepeduliannya terhadap penuh dengan ketentuan kapasitas tertentu.
kebersihan lingkungan disekitarnya, hal tersebut dapat Dengan dipisahkannya sampah organik dan anorganik, akan
direfleksikan seperti masih banyaknya sampah yang berceceran mempermudah untuk mendaur ulang sampah. Misalnya jika
di jalan dan juga di taman kota. Keadaan tersebut tentunya sampah organik sudah mencukupi kapasitas untuk di daur ulang,
meresahkan bagi pengguna fasilitas publik. mesin akan langsung memproses sampahnya untuk didaur
Tempat sampah yang sudah disediakan oleh instansi ulang menjadi pupuk yang langsung dikemas. Atau sampah
kebersihan hanya menjadi hiasan bisu dijalanan yang tidak anorganik yang mungkin bisa langsung didaur ulang menjadi
terurus dan tidak menarik. Mungkin hal tersebut juga menjadi cendera mata ataupun alat-alat rumah tangga.
faktor yang menyebabkan manusia enggan untuk membuang Teknologi ini akan menguntungkan beberapa bidang seperti
sampah. Berkaca dari hal tersebut kesadaran setiap individu pemerintah dan lingkungan itu sendiri. Jika teknologi ini
akan kebersihan lingkungan sangat diperlukan dan lebih berjalan, pemerintah tidak akan pusing untuk memikirkan
ditingkatkan. pengolahan sampah. Karena manfaat pemilahan sampah itu
Dalam meningkatkan kesadaran akan kepedulian sendiri adalah sebagai berikut:
terhadap kebersihan lingkungan, kadang memerlukan cara 1. Yang pertama adalah menghindari penumpukan sampah.
yang unik agar tiap-tiap individu tertarik, sehingga tak segan Sampah organik dan anorganik harus dipisahkan dengan
untuk membuang sampah pada tempatnya. tempat sampah yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk
menghindari penumpukan sampah di TPA nantinya. Jika
II. PEMANFAATAN TEKNOLOGI kedua jenis sampah ini bercampur, tentu saja penumpukan
Teknologi bisa diaplikasikan untuk mengolah sampah, sampah di TPA akan semakin banyak. Hal ini disebabkan
dengan diciptakannya teknologi untuk pengelolaan sampah karena percampuran kedua jenis sampah sehingga
setidaknya di wadah sampah terkecil seperti tempat sampah membuat jenis sampah anorganik menjadi sulit membusuk
ditempat tempat umum akan mengurangi permasalahan dan menghilang. Padahal, jika dipisah sampah anorganik
lingkungan akibat pengelolaan sampah di Indonesia, seperti masih butuh ratusan tahun untuk dapat hancur. Inilah yang
mencoba untuk memilah antara sampah organik dan anorganik membuat Tempat pembuangan akhir menjadi sumber
agar prinsip recycle bisa dijalankan dengan lebih mudah. penumpukan sampah yang tak kunjung surut.
Satu teknologi yang mungkin baru untuk di Indonesia yaitu 2. Yang kedua adalah dapat mengurangi pencemaran. Botol
tempat sampah dengan sensor untuk pemisah antara sampah racun serangga, atau botol-botol bekas cairan berbahaya
organik dan anorganik. Karena seperti yang kita tahu orang- tentunya dapat menyebabkan pencemaran jika tidak
orang di Indonesia masih belum cukup paham dengan dibuang ditempat semestinya. Itulah mengapa sampah
perbedaan antara sampah organik dan anorganik. jenis ini harus dibuang dan dikumpulkan sesuai
Teknologi tempat sampah bersensor (Automatic Bin for golongannya. Jadi, sampah organik dan anorganik harus
Separating Organic and Anorganic Waste) adalah tempat dipisahkan dengan tempat sampah berbeda agar tidak
sampah yang diciptakan agar orang-orang lebih mudah memicu timbulnya pencemaran.
3. Yang terakhir adalah dapat memanfaatkan nilai ekonomis.
Beberapa sampah plastik masih dapat didaur ulang. Tentu
saja dengan memisahkan kedua jenis sampah agar nantinya
dapat dipilah antara benda yang masih bernilai ekonomi
dan tidak.[2]

Seperti halnya yang sudah terjadi sampah-sampah tersebut


hanya menumpuk seperti gunung di batu layang karena
pengolahaannya yang lambat.[3] Dan dengan telah dipisah
antara sampah organik dan anorganik, maka dapat dengan
mudah di daur ulang. Dapat membuat pupuk organik dari
sampah organik yang telah dipisah dan men-daur ulang sampah
anorganik seperti plastik menjadi suatu kerajinan tangan. Dari
daur ulang sampah organik itu juga akan membantu
mengurangi masalah lingkungan.

IV. KESIMPULAN
Teknologi ini harus diimbangi dengan kesadaran para
penggunanya sendiri dalam konteks ini adalah masyarakat
Indonesia yang masih sering membuang sampah sembarangan,
karena sebenarnya ada 4 aspek yang harus diperhatikan dalam
penyelesaian permasalahan sampah yaitu aspek hukum, aspek
institusi, aspek pendanaan atau aspek ekonomi, serta aspek
sosial-budaya.
Jadi, jika teknologi ini ingin dijalankan sebaiknya aspek
hukum, aspek institusi, aspek ekonomi dan aspek sosial-
budayanya juga harus diperhatikan. Seperti aspek hukum yang
harus siap bertindak tegas kepada orang orang yang membuang
sampah sembarangan dan juga yang merusak teknologi
pendukung ini sendiri, lalu aspek institusi yang seharusnya bisa
membantu untuk memberi penjelasan tentang teknologi baru
ini ke masyarakat, dan aspek ekonomi/pendanaan yang
mungkin dilakukan oleh pemerintah juga harus berani
melakukan investasi dana yang besar untuk teknologi ini karena
memang mungkin ini salah satu cara terakhir untuk menangani
permasalahan sampah di Indonesia, dan untuk aspek sosial-
budaya masyarakat Indonesia juga harus merubah budaya
buang sampah sembarangannya seperti di sungai dan saluran
saluran air dan memulai pemikiran baru untuk menggunakan
teknologi ini agar permasalah sampah di Indonesia cepat
terselesaikan.

REFERENSI
[1] FIT UII. (2013). Web FIT UII. [Online]. Available:
http://www.fit.uii.ac.id/new/id/artikel/berita/326-alvin-sahroni-tong-
sampah-pintar-ergonomis.html
[2] RUMAH Stainless Fiberglass. (2015). Blog RUMAH Stainless
Fiberglass. [Online]. Available: http://rumah-stainless-
fiberglass.com/blog/alasan-mengapa-sampah-organik-dan-anorganik-
harus-dipisahkan/
[3] Agus Parthama. (2015). Web DocSlide. [Online]. Available:
http://dokumen.tips/documents/evaluasi-kinerja-tpa-batulayang-
pontianak.html

Vous aimerez peut-être aussi