Vous êtes sur la page 1sur 14

HALAMAN PENGESAHAN

Materi : ASAM SITRAT


Kelompok : 1/Senin
Anggota : 1. Ahmad Iqbal 21030115130204
2. Neni Dwi Cahyani 21030115120104
3. Putri Ade Riswanti 21030115120100
4. Tri Hanly Maurice 21030115140183

Semarang, 20 Maret 2017


Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Ir. Hantoro Satriadi, M.T


NIP
RINGKASAN

Kelapa, diduga berasal dari dua tempat yaitu: Amerika Selatan untuk spesies Elaeis
melanococca atau Elaeis oleivera dan Afrika (Guinea) untuk spesies Elaeis guineensis Pohon
kelapa memang dapat dimanfaatkan dari ujung sampai dengan pangkalnya. Air kelapa juga
mengandung vitamin dan Air Kelapa muda selain enak diminum dalam kondisi segar dapat
juga menjadi ramuan tradisional untuk pengobatan berbagai jenis penyakit serta kecantikan.
Asam sitrat merupakan senyawa intermediet dari asam organik yang berbentuk kristal
atau serbuk. Pemecahan karbohidrat dengan cara fermentasi dapat menghasilkan berbagai
macam senyawa organik diantaranya adalah asam sitrat. Dengan enzim amylase, glukoamilase,
atau amiloglukosidase, senyawa karbohidrat akan dipecah menjadi glukosa, dan melalui jalur
EMP glukosa akan diubah menjadi asam piruvat.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelapa, diduga berasal dari dua tempat yaitu: Amerika Selatan untuk spesies Elaeis
melanococca atau Elaeis oleivera dan Afrika (Guinea) untuk spesies Elaeis guineensis
Pohon kelapa memang dapat dimanfaatkan dari ujung sampai dengan pangkalnya. Air
kelapa juga mengandung vitamin dan Air Kelapa muda selain enak diminum dalam
kondisi segar dapat juga menjadi ramuan tradisional untuk pengobatan berbagai jenis
penyakit serta kecantikan. Produksi air kelapa cukup berlimpah di Indonesia yaitu
mencapai lebih dari 1 sampai 900 juta liter per tahun. Namun pemanfaatannya dalam
industri pangan belum menonjol, sehingga masih banyak air kelapa terbuang percuma,
selain mubazir, buangan air kelapa dapat menimbulkan polusi asam asetat, akibat proses
fermentasi dari limbah air kelapa tersebut. Air kelapa mempunyai potensi yang baik
untuk dibuat menjadi minuman fermentasi, karena kandungan zat gizinya, kaya akan
nutrisi yaitu gula, protein, lemak dan relatif lengkap sehingga sangat baik untuk
pertumbuhan bakteri penghasil produk pangan.
Asam sitrat (2-dihidroxypane-1,2,3-tricarboxylic acid) merupakan asam organik
lemah yang ditemukan pada daun dan tumbuhan bergenus Citrus. Asam sitrat mudah
larut dalam air, alkohol, dan etanol. Asam sitrat tidak berbau dan terasa asam.
Penggunaan dari asam sitrat ini cukup luas di dunia industri, misalnya digunakan sebagai
bahan tambahan dalam industri makanan, juga digunakan sebagai pelarut aspirin dan
bahan pengisi untuk multivitamin dalam industry farmasi. Asam sitrat ini juga dapat
digunakan sebagai bahan pengawet alami pada keju dan sirup.
Asam sitrat dapat dibuat melalui fermentasi dengan mengguakan Aspergillus niger.
Aspergillus niger mampu mensintesa asam sitrat dalam medium fermentasi ekstraseluler
dengan konsentrasi yang cukup tinggi, jika dibiakkan dalam media yang kadar garamnya
rendah dan mengandung gula sebagai sumber karbon. Dengan melihat kandungan nutrisi
dari buah rambutan, buah ini dirasa cocok untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan asam sitrat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara pembuatan asam sitrat dari buah rambutan dengan cara fermentasi
menggunakan media cair ?.
2. Apa pengaruh perbedaan kadar urea dan KH2PO4 terhadap asam sitrat yang
dihasilkan ?.
3. Bagaimana pengaruh waktu fermentasi terhadap pH.?

1.3 Tujuan Percobaan


4. Untuk membuat asam sitrat dari buah rambutan dengan cara fermentasi menggunakan
media cair.
5. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan kadar urea dan KH2PO4 terhadap asam sitrat
yang dihasilkan.
6. Untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap pH.

1.4 Manfaat Percobaan


1. Mahasiswa mampu mengetahui cara membuat asam sitrat dari buah rambutan dengan
metode fermentasi menggunakan Aspergillus niger.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh perbedaan kadar urea dan KH2PO4
terhadap asam sitrat yang dihasilkan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap pH.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Asam Sitrat


Asam sitrat merupakan senyawa intermediet dari asam organik yang berbentuk
kristal atau serbuk. Pemecahan karbohidrat dengan cara fermentasi dapat menghasilkan
berbagai macam senyawa organik diantaranya adalah asam sitrat. Dengan enzim
amylase, glukoamilase, atau amiloglukosidase, senyawa karbohidrat akan dipecah
menjadi glukosa, dan melalui jalur EMP glukosa akan diubah menjadi asam piruvat.
Asam piruvat melalui siklus krebs atau siklus TCA akan diubah menjadi menjadi asam
sitrat. Kapang (mold) Aspergillus niger adalah kapang yang dapat menghasilkan enzim
yang dapat mengubah karbohidrat menjadi asam sitrat. Penggunaan asam sitrat untuk
industri misalnya makanan, minuman, dan farmasi (Ademark, 2000).

2.2 Teori Aspergillus niger


Kondisi spora licin, tidak berwarna atau kuning kecoklatan, lemak atau merupakan
campuran tiga warna atau lebih, konidia berkepala hitam coklat/ungu coklat besar dan
berbentuk bola. Dalam kepala yang besar terdapat bubuk bola yang mengembang. Serbuk
pada seluruh permukaan kepalanya kering, menyusut menyerupai kubah dari konidia
spora pendek. Kondisi spora terlihat bertangan besar dan berwarna coklat hitam
(Ademark, 2000).

2.3 Reaksi Pembuatan Asam Sitrat


1. Reaksi Pembentukan
(C6H10O5)n(5) + n(H2O)(l) (C12H22O11)(s)
Karbohidrat Sukrosa
(C12H22O11)(s) + (H2O)(l) (C6H12O6)(s) + (C6H12O5)(s)
Sukrosa Glukosa Fruktosa
(C6H12O6)(s) + O2 (g) (C6H8O7)(s) + 2 (H2O)(l)
Asam sitrat

2. Reaksi Pemurnian

(C6H8O7)(s) + 3(Ca(OH)2)(l) (Ca3(C6H5O7)(2))(s) + 6(H2O)(l)

Ca. Sitrat
(Ca3(C6H5O7)(2))(s) + 3(H2SO4)(l) 3(CaSO4)(s) + 2 (C6H8O7)(s)

Ca. Sulfat As. Sitrat

(C6H8O7)(s) + 3(NaOH)(l) (Na3(C6H8O7))(s) + 3 (H2O)(l)

2.4 Hal-Hal yang Berpengaruh Pada Fermentasi Asam Sitrat


a) Waktu 7 hari adalah optimum, bila kurang dari 7 hari, bahan baku belum terfermentasi
semua. Bila lebih mungkin asam sitrat berubah menjadi asam oksalat.
b) Mikroba
Pada percobaan ini digunakan jamur Aspergillus niger. Keuntungan dari penggunaan
jamur ini adalah penanganannya mudah, dapat digunakan bahan baku yang murah,
yield tinggi dan konsisten, serta ekonomis.
c) Jangan menaruh petri dalam keadaan terbalik, karena percobaan dalam surface
culture.
d) Konsentrasi gula awal
Konsentrasi gula awal menentukan yield asam sitrat dan asam organik lain. Untuk
Aspergillus niger adalah 15-18%, jika lebih dari 18% tidak ekonomis dan jika kurang
dari 15% terbentuk asam oksalat.
e) pH
Pengaturan pH sangat penting dalam fermentasi. Ini disebabkan pada pH tertentu,
strerilisasi mudah dilakukan. Sterilisasi mula-mula dilakukan pada pH 2,2 atau lebih
rendah. Sebagai pengatur digunakan asam klorida. Sedang pH yang baik 3,4 - 4,5.
Pada pH tinggi dihasilkan asam oksalat. Untuk kondisi tertentu (misal percobaan)
kadang akan menghasilkan enzim yang hanya berfungsi mengubah karbohidrat
menjadi asam sitrat. Untuk kondisi lain akan dihasilkan enzim yang lain pula.
f) Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen yang terlalu banyak menimbulkan efek merugikan bagi hasil asam
sitrat. Sebaliknya, bila pemberian oksigen terlalu sedikit akan kurang
menguntungkan.
g) Suhu

Suhu yang baik adalah 26 28oC. Jika lebih dari 30oC, keasaman naik dan

akibatnya ada asam oksalat.


h) Komposisi Media Fermentasi
Tabel 2.1 Komposisi Media Fermentasi
Komponen Kuantitas
Sukrosa 125-150
Ammonium Nitrat 2,0-2,5
Potassium Dihidrogen Pospat 0,75-1,0
Magnesium Sulfat 0,2-0,25
HCl Untuk pengaturan pH
(Khoirunnisa,2011)

2.5 Kandungan Gizi Air Kelapa


Air kelapa mengandung sejumlah zat gizi, yaitu protein 0,2 %, lemak 0,15%, karbohidrat
7,27 %, gula, vitamin, elektrolit dan hormon pertumbuhan. Kandungan gula maksimun
3 gram per 100 ml air kelapa. Jenis gula yang terkandung adalah sukrosa, glukosa,
fruktosa dan sorbitol. Gula-gula inilah yang menyebabkan air kelapa muda lebih manis
dari air kelapa yang lebih tua. (Warisno, 2004). Disamping itu air kelapa juga
mengandung mineral seperti kalium dan natrium. Mineral-mineral itu diperlukan dalam
poses metabolisme, juga dibutuhkan dan pembentukan kofaktor enzim-enzim
ekstraseluler oleh bakteri pembentuk selulosa. Selain mengandung mineral, air kelapa
juga mengandung vitamin-vitamin seperti riboflavin, tiamin, biotin.
Buah kelapa yang terlalu muda belum memiliki daging buah, dan air kelapa muda
rasanya lebih manis, mengandung mineral 4 %, gula 2%. Perbandingan komposisi air
kelapa muda dengan air kelapa tua dapat dilihat pada tabel :
2.6 Kegunaan Asam Sitrat Dalam Industri
1. Asam Sitrat sebagai zat pemberi cita rasa.
Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita
rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan. Kode asam
sitrat sebagai zat aditif makanan (E number ) adalah E330. Garam sitrat dengan
berbagai jenis logam digunakan untuk menyediakan logam tersebut (sebagai bentuk
biologis) dalam banyak suplemen makanan. Sifat sitrat sebagai larutan
penyangga digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah
tangga dan obat-obatan.
2. Kemampuan asam sitrat untuk meng-kelat logam
Hal tersebut menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dan deterjen.
Dengan meng-kelat logam pada air sadah, asam sitrat memungkinkan sabun dan
deterjen membentuk busa dan berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat
penghilang kesadahan. Demikian pula, asam sitrat digunakan untuk memulihkan
bahan penukar ion yang digunakan pada alat penghilang kesadahan dengan
menghilangkan ion-ion logam yang terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut
sebagai kompleks sitrat (Melinda, 2013).
3. Asam sitrat digunakan di dalam industri bioteknologi dan obat-obatan.
Asam ini digunakan untuk melapisi (passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian
tinggi sebagai ganti asam nitrat, karena asam nitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah
digunakan untuk keperluan tersebut, sementara asam sitrat tidak. Asam sitrat dapat pula
ditambahkan pada es krim untuk menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak.
Dalam resep makanan, asam sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk
(Melinda, 2013).

2.7 Media Semi Padat, Media Padat dan Media Cair


Media Semi Padat
Media semi padat adalah media cair yang ditambahkan bahan pemadat berupa agar
jumlahnya setengah atau sepertiga dari jumlah bahan agar untuk media padat. Ada juga
media semi padat tanpa menggunakan agar melainkan bahan lain berupa filter
polyethylene atau kain yang mudah menyerap air, sehingga dapat mengantarkan zat hara
dari media ke eksplan. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak
memerlukan air dan hidup anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba. Media ini
jarang digunakan karena sulit dalam pengaturan letak eksplan dan mengamati
perkembangannya.
Keuntungan fermentasi media semi padat diantaranya adalah medium yang
digunakan relatif sederhana, ruang yang diperlukan untuk peralatan fermentasi relatif
kecil karena air yang digunakan sedikit, inokulum dapat disiapkan secara sederhana,
kondisi medium tempat pertumbuhan mikroba mendekati kondisi habitat alaminya,
aerasi dihasilkan dengan mudah karena ada ruang diatara tiap partikel substratnya,
produk yang dihasilkan dapat dipanen dengan mudah (Fajar, 2012).
Salah satu kelemahan medium semi padat adalah pemakaian substrat yang tidak
efisien karena itu pada fermentasi aerobik sifat porositas medium semi padat dengan sifat
porositas yang baik memungkinkan penetrasi udara ke bagian dalam medium sehingga
pertumbuhan mikroba dapat berlangsung. Pada fermentasi ini, kelemahannya adalah
mikroba kurang sensitife terhadap tingginya konsentrasi mineral mikro (Iqbal, 2010).

Media Cair
Media cair adalah media yang tidak menggunakan agar-agar. Umumnya digunakan
untuk pertumbuhan mikroalga. Penggunaan media ini dibantu dengan menggunakan alat
agitasi yang dinamakan shaker. Media ini digunakan untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan pada media padat. Agitasi bertujuan untuk menciptakan pertukaran gas dan
supaya eksplan tidak tenggelam. Agitasi memungkinkan seluruh permukaan eksplan
menerima suplai zat hara dari media semaksimal mungkin.
Keuntungan media cair ialah pembuatan media cair jauh lebih cepat daripada media
padat karena tidak dilakukan proses pemasakan sehinggan keadaannya tetap berupa
larutan nutrien.
Kelemahan media cair adalah penggunaan metode ini kurang praktis dibandingkan
dengan metode padat, karena untuk menumbuhkan kalus langsung dari eksplan sangat
sulit sehingga keberhasilannya sangat kecil dan hanya tanaman-tanaman tertentu yang
dapat berhasil penggunaan media cair lebih ditekankan untuk suspensi sel, yaitu untuk
menumbuhkan PLB (protocorm like bodies) (Riadi, 2013).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Rancangan Praktikum


3.1.1 Skema Rancangan Percobaan

Buah rambutan Ditambah nutrient Ditambah aquadest


direbus dan sesuai variabel. dan diatur pH sesuai
didinginkan. variabel

Inkubasi selama 7 Dinginkan pada suhu Tutup dengan al. foil


hari pada suhu 28- ruangan dan ditanam dan panaskan hingga
300C. suspensi spora. mencapai suhu 700C.

Pemurnian Asam Titrasi Alkalimetri


Sitrat yang dihasilkan menggunakan NaOH

Gambar 3.1 Skema rancangan percobaan


3.1.2 Variabel Operasi
Variabel Tetap : 1.Waktu Inkubasi ;7 hari
2. Buah Rambutan ; 60 ml @20 ml
3.MgSO4 ;4 gram @1 dan 2gram
4.Sekam ; 18 gram @6 gram
5.Bekatul ; 15 gram @5 gram
6.Penutup Aluminium Foil
7.pH awal :3
Variabel Berubah : 1.KH2PO4 ; 13 gram
2.Urea ; 6 gram
Variabel Terkontrol : 1.pH inkubasi
2.Volume Titran

3.2 Bahan dan Alat


Bahan
1. Buah rambutan 60 ml 7. Aspergillus niger
2. Bekatul 15 gram 8. Ca(OH)2
3. Sekam padi 18 gram 9. H2SO4
4. Urea 6 gram 10. NaOH
5. KH2PO4 13 gram 11. Aquadest
6. MgSO4.7 H2O 4 gram
Alat
1. Erlenmeyer 6. Beaker glass
2. Buret, statif, klem 7. Thermometer
3. Gelas ukur 8. Autoclave
4. Petridish 9. Oven
5. Inkubator untuk fase cair

3.3 Gambar Alat

Gambar 3.2 Erlenmeyer Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gelas ukur


Buret,statif,klem

Gambar 3.5 Petridish Gambar 3.6 Inkubator untuk Gambar 3.7 Beaker glass
fase cair

Gambar 3.8 Thermometer Gambar 3.9 Autoclave Gambar 3.10 Oven

3.4 Prosedur Praktikum


1. Pembuatan biakan kapang/starter/suspensi spora
a. Siapkan media untuk pembiakan kapang (mold).
b. Buat biakan Aspergillus niger pada media tersebut.
c. Inkubasikan pada 28oC atau 30oC selama 2 4 hari.
d. Larutkan spora hasil pembiakan di atas dengan air steril. Agar selalu dapat
dipertahankan percobaan dalam keadaan aseptik, lakukanlah pembuatan suspensi
spora di atas dalam keadaan aseptik.
- Sterilisasi Alat
a. Cuci erlenmeyer sampai bersih dan keringkan
b. Bungkus erlenmeyer dengan kertas koran dan sterilisasi alat pada suhu 120-121oC
menggunakan autoclave selama 15 menit.
2. Penyiapan Media
Pada percobaan ini dilakukan fermentasi pada media semi padat :
a. Siapkan sumber karbohidrat yang akan digunakan. Bila sumber karbohidrat berupa
buah, buah dikupas lalu dihaluskan dan airnya dibuang/dituang dengan cara diperas
sampai sedikit kering.
b. Setelah agak kering, timbang sumber karbohidrat sesuai variabel dan kedalamnya
ditambahkan nutrient nutrient (urea, sekam padi, bekatul, MgSO4.7H2O, KH2PO4)
sesuai variabel. Aduk sampai homogen di dalam erlenmeyer.
c. Tambahkan aquadest hingga media menjadi lembab (sampai becek).
d. Atur pH sesuai variabel.
e. Tutup menggunakan alumunium foil dan panaskan hingga mencapai suhu 70oC
f. Biarkan dingin pada suhu kamar. Setelah dingin tanami media dengan suspensi spora
di dalam ruang aseptik. Aduk yang baik agar suspensi spora dapat tersebar merata
dalam media, lalu tutup kembali dengan alumunium foil.
g. Cara penanaman suspensi spora :
Menyiapkan kawat osse, bunsen, alkohol, dan HCl
Semprot ruang aseptik dengan menggunakan alkohol dan diamkan selama 1
menit. Lalu bisa dilakukan penanaman suspensi spora.
Penanaman suspensi spora dilakukan dengan cara mensterilkan kawat osse :
Panaskan kawat osse menggunakan bunsen, kemudian memasukkan ke larutan
HCl, kemudian panaskan kawat osse lagi.
Ambil beberapa kawat osse Aspergillus niger dari biakan murni yang telah
disediakan dan masukkan ke dalam sampel yang sudah di autoclave, lalu siap di
inkubasikan.
h. Inkubasikan selama 7 hari pada 28 300C (dalam inkubator untuk media semi padat).
i. Setelah selesai inkubasi, tambahkan aquadest ke dalam erlenmeyer sedikit demi
sedikit dan lumat semua isi erlenmeyer hingga tercampur merata. Volume aquadest
yang ditambahkan maksimal 50 mL.
j. Saring dengan kertas saring atau pompa vakum dan filtratnya ditest untuk asam
sitratnya.

Analisa Hasil
Panaskan filtrat yang diperoleh dari percobaan di atas sampai 70oC. Tambahkan
larutan Ca(OH)2 sebanyak 10 mL. Buat larutan Ca(OH)2 dengan melarutkan 5gr
Ca(OH)2 dengan aquadest sampai 50 mL (jaga temperatur konstan).
Endapan yang timbul cepat-cepat disaring (dalam keadaan panas 70oC), kemudian
dicuci dengan air panas 70oC. Endapan tersebut adalah kalsium sitrat.
Keringkan endapan di oven kemudian timbang beratnya. Catat beratnya.
Endapan tersebut dilarutkan dengan H2SO4 encer, sesuai perhitungan, saring dengan
kertas saring. Filtratnya merupakan asam sitrat dan endapannya adalah kalsium
sulfat.
Untuk mengetahui berat asam sitrat yang diperoleh pada percobaan, encerkan 1 mL
filtrat menjadi 10 mL dengan aquadest, lalu titrasi dengan NaOH 0,1 N. Catat
kebutuhan titran.

* Menghitung kebutuhan H2SO4 encer


Ca3(C6H5O7)2(s) +3H2SO4(l) 3CaSO4(s) +2C6H8O7(s)
/ = 3A mol
Buat larutan H2SO4 dengan melarutkan 5 mL H2SO4 pekat menjadi 100 mL
gr H2SO4 = vol H2SO4. H2SO4 .kadar H2SO4
= 5 mL . 1,84 gr/cm3. 98 100
= 9,016 gr
Molar H2SO4 = / = ( /)/
= (9,016 /98 gr/mol)/ 0,1
= 0,92 M
Molar H2SO4 =
0,92 M = 3 /
V = .............. L = ..................mL
DAFTAR PUSTAKA
Ademark, Peter., 2000. Galactoglucomannan Degrading enzymes from Aspergillus niger. Disertation.
Faculty of Science. Lund University. Sweden.
Fajar. 2012. Media Fermentasi. Jurusan Teknik Kimia. Universitas Sriwijaya
Iqbal, S.Amir.(dibimbing oleh Masyamsir dan Roffi Grandiosa).2010.Kaitan Kandungan Bahan
Organik dengan Jumlah Mikroba dan Hasil Produksi Keramba Jaring Apung (KJA) di
Perairan Waduk Cirata, Jawa Barat.
Khoirunnisa, Ayu.2011.Asam Organik: Asam Asetat, Asam Askorbat, Asam Lipoat, Asam Sitrat, Asam
Lemak, Asam Amino, Asam Benzoat, Asam Format, Asam Absisat. Jakarta: General Books
Riadi, Lieke.2013.Teknologi Fermentasi.Yogyakarta: Graha Ilmu

Vous aimerez peut-être aussi