Vous êtes sur la page 1sur 4

ARTIKEL

DATURA ME TEL LINNAEUS SEBAGAI INSEKTISIDA


DAN LARVASIDA BOTANI SERTA BAHAN
BAKU OBAT TRADISIONAL

Mardiana *, Supraptini* dan Nunik Siti Atninah *

Abstract
Controlling dengue hemorrhagic fever vector would be better when the people could choose their own
choice of method such as spraying synthetics insecticide, using abate as synthetics larvacide, using fish as
biological controller, and using electrical racket as mechanical controller. Besides, using poisonous plant as
alternative controlling method was being encouraged. Datura metel is a wild plant from a mountain area,
which could not be eaten, easy to grow, cheap, safe and environmental friendly. Lethal concentration CL50
towards larvae is 0.600 ug, and CL 95 to control Aedes aegypti larvae is 1.250 ug. Al Using extract of
"daun kecubung" in 2% or 3% or 4% concentration did not have any effect as insecticide. Datura metel
could be used as botanical insecticide and larvacide, yet it could used as traditional remedy for low back
pain, flatulent, asthma, rheumatoid, eczema, dermatitis, bone pain, fever, and as pain killer for
dysmenorrhea.

Key words: Datura Metel, Botanical Insecticide, Traditional Medicine

Pendahuluan keaktifannya jauh di bawah senyawa kimia

U paya pengendalian
merugikan manusia
serangga
selama
menggunakan berbagai macam insektisida
yang
ini

mulai dari insektisida senyawa kimia nabati sampai


sintetik tetapi mempunyai kelebihan dalam hal
efek samping yaitu kurangnya dampak negatif, di
bandingkan dengan senyawa kimia sintetik.

Berbagai jenis tumbuhan telah di ketahui


senyawa kimia sintetik. Senyawa-senyawa kimia
sintetik tersebut di atas dapat menekan populasi mangandung senyawa bioaktif seperti fenilpropan,
serangga dalam waktu yang cukup singkat. Telah terpenoid, alkaloid, asetogenin, steroid dan tannin
diketahui penggunaan senyawa klor organic yang dapat berfungsi . sebagai insektisida dan
mempunyai beberapa dampak negatif. Antara lain repelen2. Dipilihnya tumbuhan Kecubung (Datura
residu yang melalui rantai makanan dapat metel L) sebagai insektisida dan larvasida botani
membahayakan manusia dan lingkungan. dan bahan baku obat tradisional merupakan tujuan
Penggunaan insektisida untuk membunuh vektor penulisan review karena tumbuhan kecubung
dapat membunuh organisme lain yang bukan merupakan tumbuhan liar, jarang digunakan oleh
sasaran di dalam lingkungan yang sama. Jika masyarakat, apabila digunakan sebagai insektisida
organisme tersebut adalah organisme yang tidak terjadi penimbunan residu di alam, tidak
menguntungkan bagi pegendalian hama maka membahayakan kesehatan masyarakat, ramah
pada suatu saat ledakan vektor penyakit yang lingkungan, mudah di dapat serta murah harganya,
terjadi akan jauh lebih hebat. Keadaan ini dapat Tujuan lain apabila kecubung (Datura metel L)
terjadi karena rusaknya keseimbangan di dalam dapat dimanfaatkan sebagai yang tercantum di
ekosistem. Selain itu pencemaran lingkungan atas, maka sumber daya yang berlimpah selalu
merupakan akibat samping jangka panjang yang tersedia karena dapat diperbaharui dan murah.
membahayakan lingkungan hidup manusia dan Keadaan ini dapat meningkatkan taraf ekonomi
mahluk hidup lainnya'. Cara terbaik untuk masyarakat dan dapat mengangkat tumbuhan
mengurangi bahaya insektisida organik sintetik kecubung dari tumbuhan liar menjadi tumbuhan
terhadap kesehatan manusia adalah dengan multiguna.
mengurangi penggunaan insektisida tersebut
seminimal mungkin, yaitu hanya digunakan jika Bahan dan Cara Kerja
benar-benar di perlukan. Salah satu pilihan dengan Bahan yang dipakai adalah daun dari
cara pengendalian menggunakan insektisida dari tanaman kecubung (Dutura metel). Sebanyak 10
senyawa kimia nabati. Meskipun insektisida nabati kg daun kecubung dikeringkan di dalam oven
dengan suhu 40 C selama 24-36 jam sampai
* Puslitbang Ekologi dan Status Kesehatan

Media Penelit. dan Pengembang. Kesehat. Volume XIX Tahun 2009, Suplemen II SI
beratnya konstan, kemudian daun yang sudah menggantung, bila sudah masak merekah terdiri
kering digerus dengan alat glinding R sampai dari empat rongga, berisi banyak biji yang bulat
menjadi serbuk. Kemudian diayak (dengan ayakan pipih berwarna kuning. Berkembangbiak dengan
berukuran 48 mesh) Serbuk dimasukan ke dalam biji. Di Indonesia tumbuhan ini hidup di daerah
perkolator, lalu ditambahkan metanol 90 % sampai iklim kering, tumbuh sangat subur di dataran
semua serbuk terendam. Suspensi dibiarkan di rendah sampai 500 meter di atas permukaan laut.
dalam methanol selama 24 jam, diaduk sampai Alkaloid dalam tumbuhan kecubung adalah
rata dan dibiarkan lagi selama 2 jam, lalu disaring hiosianin dan skopolamin, yang terbanyak pada
dengan kertas saring. Fitrat (I) yang diperoleh akar dan bijinya yang kadarnya dapat mencapai
dimasukan kembali ke dalam perkolator 0,9 %. Sedang dalam daun dan bunganya kadarnya
kemudaian diuapkan sampai kering. Endapan yang hanya mencapai 0,3 %. Daunnya mengandung
tersisa ditambah metanol 10 % sampai terendam, kalsium oksalat. Semua bagian tumbuhan yaitu
diaduk rata lalu disaring. Filtrat (II) yang akar, tangkai, daun, bunga, buah dan bijinya
diperoleh diuapkan lagi selama 2-3 hari sampai mengandung senyawa-senyawa alkaloid yang
kering. Untuk melakukan pengujian digunakan dikenal sebagai obat bius. Karena sifat racun yang
adalah dari ekstrak yang ke II. keras dapat ditimbulkan oleh senyawa alkaloid
tersebut, maka pada umumnya penggunaan
Efikasi Ekstrak Daun Kecubung tumbuhan ini terbatas sebagai obat luar. Keracunan
Pengamatan larva Ae. aegypti yang kecubung dapat diobati dengan meminum air
diperlakukan dengan ekstrak daun kecubung, untuk kelapa hijau bercampur jahe, minum obat pencahar
melihat kematian larva pada KL50 dilakukan pada atau kopi pahit3.
konsentrasi 0.600 ug, sedangkan KL100 pada Penggunaan ekstrak daun kecubung pada
konsentrasi 1.250 ug. Pada pengujian yang konsentrasi (2 %. 3 %, dan 4 %) kurang efektif
dilakukan ternyata, konsentrasi 0.250 ug maupun sebagai insektisida. Hal ini mungkin disebabkan
konsentrasi 0.750 ug sampai pengamatan hari ke 8 senyawa alkaloid yang terkandung di dalam daun
belum dapat mematikan larva sampai 100%, kecubung lebih rendah dari pada yang terkandung
pengujian dengan konsentrasi 0.900 ug pada dalam akar dan bijinya, dapat mencapai lima kali
pengamatan hari ke 3 didapatkan kematian larva lebih besar dari kandungan alkaloid daunnya2. Jadi
mencapai 100%2. penggunaan insektisida dari tumbuhan kecubung
lebih baik menggunakan bagian akar dan bijinya
Uji Efikasi sebagai Larvasida terhadap Larva supaya didapatkan hasil yang lebih efektif.
Untuk menguji efikasi ekstrak tumbuhan Senyawa yang terkandung di dalam
terhadap larva, digunakan lima wadah gelas ukuran tumbuhan kecubung antara lain : antrakinon,
300 ml. Berbagai tingkat konsentrasi ekstrak steroid, alkaloid, fenol, saponin, minyak atsiri4'5.
tumbuhan yang diujikan adalah 0.250, 0.400, Ekstrak daun kecubung dapat membunuh 50%
0.500, 0.600, 0,750 dan 0.900 ug ke dalam larva Ae. aegypti (KLw) pada konsentrasi 0.600
masing-masing gelas yang berisi suspensi ekstrak. ug dan KL95 pada konsentrasi 1,250 ug. efektif
Kemudian dimasukkan dua puluh larva Ae.aegypti sebagai larvasida untuk mengendalikan larva Ae.
instar Ill/TV. Pengamatan dilakukan setiap 24 jam aegypti Senyawa ini dapat diidentifikasi dengan
setelah larva dimasukkan, Selama pengamatan adanya perubahan warna dan terbentuknya buih
dihitung berapa banyak larva yang mati, sampai dan bau menyengat2. Pengujian adanya senyawa
semua larva mati atau menjadi nyamuk2. tersebut seperti antrakinon pada tumbuhan
kecubung dapat ditunjukkan dengan menggunakan
Hasil dan Pembahasan sebanyak 2 g ekstrak etanol 90% dimasukkan
Tumbuhan kecubung (Datura metel kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5
Linnaeus') berupa tumbuhan perdu, termasuk suku ml benzene, dikocok sampai terbentuk lapisan
Solanaceae (terong-terongan) berasal dari benzene, selanjutnya lapisan tersebut dibuang,
tumbuhan asli Asia Tenggara. Batangnya tebal dan kemudian ditambahkan 5 ml larutan ammonium
berkayu, bercabang banyak, tingginya mencapai serta dikocok-kocok kembali, terbentuknya wama
1,5 meter. Daun berbentuk bulat telur, tepinya merah menunjukkan adanya senyawa golongan
berlekuk. Bunga agak tegak berwarna putih antrakinon. Antrakinon dapat dimanfaatkan untuk
berbentuk corong. bunga putih sering dianggap pengendalian mikroorganisme, termasuk jenis
paling beracun dibanding dengan jenis kecubung jamur dan bakteri.
lainnya yang berbunga kuning dan ungu. Untuk itu Senyawa kimia golongan saponin dapat
pemakaiannya sangat hati-hati dan terbatas. ditunjukkan dengan adanya buih yang relative
Buahnya ialah buah kotak, bundar, berduri konstan, apabila serbuk kecubung dimasukkan ke

S2 Media Penelit. dan Pengembang. Kesehat. Volume XIX Tahun 2009, Suplemenll
dalam tabling reaksi dan dikocok. Maka akan Kecubung juga dapat dimanfaatkan sebagai
terlihat adanya buih, berarti Datura metel bahan baku obat tradisional untuk pengobatan
mengandung saponin. Saponin dapat dimanfaatkan berbagai penyakit antara lain ' ;
sebagai insektisida botani, bersifat menyebabkan Mengobati Sakit Pinggang : daun kecubung
terjadinya hemolisa sel darah merah dari tubuh yang warna ungu dicuci bersih tambah kapur
serangga. Penggunaan saponin harus hati-hati sirih sampai lembut tempel dipinggang.
karena dapat membunuh non target yang bukan Mengobati Perut Kembung : Daun Kecubung
menjadi sasaran seperti larva ikan yang berada wulung muda, diglintir lalu dibuka dan diulas
pada satu habitat dengan larva nyamuk6. minyak kayu putin, tempelkan pada perut.
Senyawa tanin adalah senyawa fenolik yang Mengobati Asma : daun dan bunga kecubung
merupakan polimerasi polifenol sederhana. dapat digunakan untuk asma, caranya; daun
Senyawa ini ditemukan hampir disetiap bagian dari dan bunga dirajang lembut kemudian dijemur
tanaman (kulit kayu, daun buah, dan akar). Tanin sampai kering, setelah kering dapat dijadikan
terbagi kedalam dua grup yakni tanin yang dapat rokok untuk penderita asma. Selain itu
dihidrolisis dan tanin kondensasi. Zat ini umumnya sepotong akar kecil digiling dengan sedikit
digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah jahe dapat menyembuhkan penyakit asma.
dengan cara memacu metabolisme glukosa dan Mengobati nyeri pada gigi : akar kecubung
lemak, sebagai antiseptic, obat luka bakar, sebagai juga bisa digunakan untuk menghilangkan rasa
penawar racun pada kasus keracunan alkaloid, nyeri pada gigi yang sakit, dengan cara
dapat menghentikan pendarahan kecil dan menggosokkan akar tersebut pada gusi.
menghentikan diare. Selain itu penggunaan Mengobati rematik dan encok : Daun
senyawa tanin dapat menyebabkan terjadinya kecubung dan kapur sirih yang dilumatkan
penyerapan air pada tubuh organisme, sehingga dapat mengobati sakit encok dan rematik, linu
dapat mematikan organisme, karena tubuh dan bengkak. Caranya menempelkan ramuan
organisme kekurangan air7. yang dilumatkan pada bagian yang sakit.
Steroid merupakan hormon pertumbuhan Mengobati Kudis : daun kecubung, laos, daun
yang mempengaruhi pergantian kulit (perubahan ketapang, daun bawang putih, daun jinten,
dari stadium larva ke pupa dan dari pupa ke kemiri dipipis dan digosokkan.
nyamuk dewasa) dengan adanya penambahan
Mengobati Exim : daun kecubung, daun
steroid yang berasal dari luar akan berpengaruh
papaya, daun lidah buaya direbus dengan
pada penebalan dinding sel kitin pada tubuh
minyak kelapa, lalu gosokkan.
serangga, sehingga serangga menjadi abnormal.
Mengobati pegal linu : Kecubung dapat
Steroid menyebabkan meningkatnya laju
perpanjangan sel, pada kematian larva dengan mengurangi rasa sakit dan nyeri. Daun
kecubung yang dicampur dengan bawang
perlakuan steroid, terjadi perpanjangan sel 2 mm.
merah dan jahe dapat digunakan untuk
Steroid dapat menghambat pertumbuhan serangga,
mengobati pinggang yang terasa pegal linu.
dibuktikan dengan lama waktu pertumbuhan larva
sampai pupa membutuhkan waktu 7 - 8 hari Caranya ditumbuk lalu ditempelkan pada
bagian yang sakit
sedangkan apabila diperlakukan dengan steroid
membutuhkan waktu 1 0 - 1 1 hari6.
Kesimpulan
Beberapa kelompok alkaloid diantaranya
1. Ekstrak daun kecubung dapat membunuh
adalah benzyl isoquinon, seperti paverin, berberin,
tubokuranin dan morfm. Alkoloid dapat berfungsi 50% larva Aedes aegypti (KL50) adalah 0.600
sebagai larvasida botani. Alkaloid dengan struktur Hg sedangkan KL 95 adalah 1.250 (j.g. Sebagai
insektisida botani pada konsentrasi 2 %. 3 %,
indol, dikelompokkan sebagai alkaloid indol
dan 4 % kurang efektif untuk membunuh
seperti strikhnin dan quinine yang terasa pahit dan
nyamuk dewasa.
merupakan senyawa yang berfungsi repelen bagi
serangga. Alkoloid purin terdiri dari berbagai jenis 2. Kecubung dapat digunakan sebagai bahan
alkaloid yang merupakan derivate dari asam baku obat tradisional antara lain untuk
mengobati sakit pinggang, perut kembung,
nikotinat, purin, asam antranilat, poliasetat dan
asma, rematik, kudis, exim, pegal linu
terpenes. Selain senyawa-senyawa diatas kecubung
juga mengandung hiosin, co-oksalat, zat lemak,
atropine (hyosianin) dan skopolamin pada Daftar Pustaka
tumbuhan kecubung dapat memperlambat serangan 1. Dir.Jen. P2M dan PLP. Mudul Pembernatasan
syaraf. Selain itu kecubung dapat dimanfaatkan Vektor 4. Direktorat P2B2 Dep.Kes.1999.
sebagai ramuan bahan baku obat tradisional'5'9.

Media Penelit. dan Pengembang. Kesehat. VolumeXIX Tahun 2009, Suplemenll S3


2. Nunik st Aminah, Singgih H.S., Sustiyono P. 7. Maya, Artika. 2008. Terapi Herbal
dan Chairul 1996. Evaluasi Tiga Jenis Pengobatan Alami Mengatasi Bakteri. Prestasi
Tumbuhan Sebagai Insektisida dan Repelen Pustaka Publisher
Terhadap Nyamuk di Laboratorium. Institut 8. Aprisariyakul A., 1994. Investigation of
Pertanian Bogor Fraction Isolated from Thai medicinal plants
3. Dalimartha, Setiawan. 1999. Atlas Tumbuhan affecting on isolated rat ileum. Symposium on
Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya Science and Technology of Thailand, 10 th,
4. Claus, P.E. 1970. Pharmacognocy. Ed Chiangmai, Thailand. Oct 22-26
Philadelphia hal 346-379 9. Kardono, LBS. 2003. Selected Indonesian
5. Ministry of health, The Republic of Medicinal Plant, Monographs and
Indonesia.\995. Material Medika Indonesia I, Descriptions
Jakarta in Indonesian, komposisi 10. Tampubolon, Oswald T. 1995. Tumbuhan
6. Sashi BM 1991 Triterpinoid Saponins Obat. Jakarta: Penerbit Bhratara,
Discovered Between 1987 and 1989. 11. Anonim (1999). Tumbuhan Obat Keluarga, PT
Phytochemistry 30:5. Hal 1357-1385 Intisari Mediatama Jakarta

S4 Media Penelit. dan Pengembang. Kesehat. Volume XIX Tahun 2009, Suplemen II

Vous aimerez peut-être aussi