Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TANAMAN PADI
Posted on 12 August 2011 by NURMANIHSAN
TIGA TAHAP DOSIS PUPUK UNTUK TANAMAN PADI
Penulis : Nurman Ihsan, SP ( THL TBPP DEPTAN di BANTEN )
Suatu ketika, saya pernah bertanya pada seorang petani. Nama petani itu Pak Karta.
Pertanyaan saya ini, berkaitan dengan masalah pemupukan.
pak Karta, waktu pupuk tempo hari, dikasih pupuk apa aja?
cuma urea aja, pak
kok cuma pupuk urea ?
nga punya uang tuk beli yang lain
ohh gituu, tapi bapak pakai pupuk kandangkan?
tahun ini, nga dikasih
pas musim tanam kemarin, emang dikasih pupuk kandang apa, pak karta?
dikasih sih, tapi cuma 4 karung ayam petelor
kalo jeraminya dimasukin lagi ke sawah nga pak?
nga sih.
Di dalam hati saya, keluar kata, Innalillahi . Kok bisa kata itu yang keluar?
Kata Innalillahi adalah kata yang kita ucapkan, bila kita atau orang lain mendapatkan
musibah. Bukan sebatas ada orang meninggal saja, kalimat itu baru keluar dari mulut kita.
Orang yang meninggal itu, salah satu bagian dari musibah.
Bagi saya, apa yang diceritakan Pak Karta adalah musibah. Bukan saja bagi Pak Karta tapi
juga bagi sebagian besar petani di Indonesia. Pak Karta hanya mewakili saja kenyataan yang
dialami sebagian besar para petani.
Apa yang bisa kita harapkan dari usaha tani, bila kita sebagai petani mempersiapkan
makanan bagi tanaman kita seadanya. Wajar saja, bila hasil yang kita dapatkan pun
seadanya juga.
Secara umum, tanaman butuh makanan, termasuk tanaman padi. Dengan makanan yang
cukup (pupuk organik -kompos dan POC- dan pupuk anorganik), maka perkembangan fase
vegetatif dan fase generatifnya akan tumbuh dengan baik.
Bila kita sudah memberikan makanan terbaik bagi tanaman. Maka tanaman akan
mengeluarkan hasil terbaiknya buat kita. Jadi ada korelasi antara usaha tani yang baik dengan
hasil yang baik.
Untuk tanaman padi, pola pemupukannya ( aplikasi pupuk kimia ) dibagi dalam 3 tahap
pemberian. Pada tulisan sebelumnya saya sudah menjelaskan 3 Macam Dosis untuk Tanaman
Padi .
Secara umum, aplikasi untuk hara N adalah pupuk dasar 20 %, pupuk susulan ke-1 sebesar
40 % dan pupuk susulan ke-2 adalah 40 %.
Sebab tanaman padi yang berumur sekitar 7-10 hari masih kecil. Pertanyaannya : Apakah
tanaman kecil dengan perakaran sedikit perlu banyak pupuk yang mengandung hara N? jelas
tidak.
Sedangkan untuk hara yang mengandung P dan K aplikasinya adalah sbg pupuk dasar 50 %
dan pupuk susulan ke-1 sisanya 50 %. Mengapa banyak? sebab pupuk yang mengndung P
atau K larut juga cuma waktunya agak lama.
Bila pemakaian pupuk organik (terutama pupuk kandang banyak), jerami dan pemberian
POC/hayati/MOL maka penggunaan pupuk anorganik dapat dikurangi. Bahkan dosis pupuk
kimia bisa sampai mencapai 50 %.
Pembahasan
Sekarang marilah kita bahas 3 macan dan 3 tahap pemberiannya : ( jangan lupa
memberikan pupuk kandang/kompos min 1-2 ton/ha. Sebab penggunaan pupuk kompos
sangat membantu proses penyerapan pupuk kimia yang kita berikan. Apalagi untuk pupuk
TSP/SP dan KCL, sebab pupuk ini membutuhkan mikroba pelarut P dan K. Jadi, pupuk
kompos/organik sebuah keharusan. Lebih hebat lagi, bila dilakukan penyemprotan
POC/hayati/MOL sewaktu pengolahan lahan)
Cara Pertama, 300 kg pupuk NPK Ponska dan 100-150 kg pupuk Urea
Ada 2 pendapat mengenai waktu atau kapan pemberian pupuk dasar ini:
Saya pribadi lebih suka cara yang kedua. Mengapa? sebab bibit pada umur 7-10 hst
perakaran padi sudah mulai berkembang dan siap menghisap pupuk yang diberikan walau
jumlahnya sedikit.
Kemudian, ada kaidah sederhana, bibit yang baru ditanam akan adaptasi dengan lingkungan
( boleh disebut bibit tsb stres ) beberapa hari. Makanya ada sebagian dari daunnya yang
kuning dan mengering. Baru setelah itu, proses tumbuh akar berjalan.
Makanya dosis kandungan N di pemupukan pertama tanam 1/2 dari dosis pupuk ke-2 dan ke-
3.
Pernah saya bertanya pak seorang petani yang memberikan pupuk urea di awal tanam 1 hst.
Untuk pupuk NPK ponska, pupuk ini punya nilai lebih sebab terdapat kandungan Sulfur
sekitar 10 %. Salah satu fungsi sulfur ini adalah merangsang pertumbuhan tanaman-tanaman
muda. Baca disini Fungsi Sulfur Bagi Tanaman.
Pupuk 150 kg Ponska/ha = 150 kg/10.000m2
Bila petani punya lahan 1.000 m2 maka cukup 15 kg NPK Ponska saja.
Catatan: Pada pemupukan dasar ini, ada petani yang ingin menambahkan SP-36 dengan dosis
50 kg/ha, silahkan saja.
Biaya injak-injak, Insya Allah akan tertutupi dengan hasil panen yang meningkat.
Diberikan sekitar pekan ke-3 atau 21 hst. Diberikan pada waktu selesai pengoyosan,
sehingga anakkan yang dihasilkan bisa maksimal. Lebih baik lagi, dilakukan pemupukan
kemudian baru dilakukan pengoyosan/diinjak-injak. Sebab seperti penjealsan di atas, pupuk
akan multiguna bagi tanaman.
Diberikan sekitar 35-40 hst. Atau sebagai patokan sewaktu daun bendera atau daun terakhir
keluar. Pada kondisi ini, tanaman padi membutuhkan energi ( baca pupuk ) dalam jumlah
maksimal. Kenapa? sewaktu tanaman padi akan mengeluarkan malai maka daun perlu hijau,
apalagi daun bendera.
Dengan daun yang hijau terutama daun bendera maka proses fotosintesis akan maksimal. Dan
ini akan berpengaruh kepada panjang malai.
Saya sering memperhatikan daun bendera yang masih agak hijau maka isi malai akan
semakin baik, semakin merunduk. Dan perhatikan lagi, ketika daun bendera suatu malai
sudah kuning maka gabah yang dihasilkan kurang bernas,,,
Tapi, kita juga harus melihat kondisi daun tanaman padi tsb. Bila kondisinya masih hijau
terutama daun benderanya. Maka aplikasi untuk pupuk urea/za ini bisa dikurangi.
Aplikasinya sekitar 50 kg/ha.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, bila musim hujan, biasanya pemupukan terakhir sekitar
50 kg/ha. Tapi bila musim kemarau (karena adanya proses penguapan) dosis pupuk menjadi
75-100 kg/ha.
JANGAN LUPA, kita lakukan proses penginjakan di fase ini. Alasananya? sebab masa
pengisian bulir padi akan semakin panjang sekitar 4-5 hari. Hasilnya, malai yang kita
hasilkan akan banyak yang bernas.
Misalkan saja, pemupukan 1 (150 kg ponska + 25 kg urea), pemupukan ke-2 ( 150 ponska +
50 kg urea) dan pemupukan ke-3 ( 50-75 kg urea).
Atau pemupukan 1 (50 kg ponska + 50 kg urea), pemupukan ke-2 ( 150 ponska + 50-100 kg
urea) dan pemupukan ke-3 ( 100 kg NPK ponska).
( kandungan haranya 114 kg N, 40,5 kg P2O5 dan 46,5 K2O ). Sebaiknya ditambah 12 kg
TSP
Bila petani ingin melakukan pola pemupukan spt ini (silahkan saja) : pemupukan 1 (150 kg
kujang + 15 kg SP-36), pemupukan ke-2 (150 ponska) dan pemupukan ke-3 ( 150 kg kujang)
Bila tak ada pupuk TSP maka bisa diganti dengan 128 SP36 /TS. Bila kondisi daun masih
terlihat hijau, pemupukan ke-3 ( bisa dikurangi menjadi 50-75 kg urea)
Oleh sebab itu, pemupukan yang kita berikan harus mengetahui tahap kebutuhan makanan
tanaman.
Dengan mengetahui kebutuhan tersebut maka pupuk yang kita berikan akan optimal diserap
oleh tanaman. Sehingga pertumbuhan dan produksi yang kita harapkan akan maksimal. Dan
jangan lupa, pas pemupukan sebaiknya kondisi air di sawah dalam keadaan macak-macak.
Bila kita perhatikan realitas di lapangan, keadaan yang dilakukan oleh sebagian para petani
agak berbeda. Mereka melakukan pemupukan sekitar 2 kali saja, bahkan cuma 1 x saja.
Apakah ini salah? soal pemupukan terserah para petani saja. Cuma bila ingin mendapatkan
hasil yang maksimal, sebaiknya melakukan hal yang terbaik.
Pak, bagaimana kalau pemupukannya hanya 2 kali saja? kapan dan dosisnya bagaimana?
Menurut saya, sebaiknya diberikan pada umur sekitar 15-20 hst dan 35-40 hst
Semoga tulisan ini bisa memberikan manfaat dan pelajaran bagi kita semua, khususnya bagi
para petani Indonesia. Dan umumnya para petani di mana pun berada. Amin.
Catatan : Sebaiknya sehabis dilakukan pemupukan, dilakukan proses penginjakan.Memang
membutuhkan biaya tenaga kerja, tetapi hasil panen akan jauh lebih tinggi. Bila dikurangi
tenaga tukang injak pun pendapatan masih jauh lebih besar.
Untuk memahami pemupukan bagi tanaman padi, kita harus mengetahui umur tanaman padi
terlebih dahulu. Sekarang ini banyak varietas padi yang dilepas pemerintah berumur genjah.
Contoh, Inpari 10 berumur 108-116 hari dan Inpari 13 berumur 103 hari.
Tetapi untuk padi ciherang dan IR 64 umumnya berumur 115-125 hari.
Dengan melihat 2 kondisi ini saja, kita akan kesulitan untuk menentukan kapan waktu
pemupukan yang tepat bagi keduanya.
Kalau saya pribadi, untuk menentukan kapan tanaman padi dipupuk dilihat dari fase-fase
tumbuhnya tanaman padi.
Saya ambil contoh padi ciherang yang berumur 115 125 hari.
Jangan diberikan pada waktu 0-5 hst, sebab daun dan akar tanaman padi belum berkembang
dan masih dalam kondisi stres. Artinya akar belum siap menerima pupuk. Bila kita berikan
akan sia-sia, apalagi kita berikan pupuk urea dalam jumlah yang tinggi. Sebab pupuk urea
mudah menguap dan bersifat higroskopis. Pada waktu pemberian sebaiknya memperhatikan
kondisi air. Sebaiknya sewaktu pemberian pupuk, saat kondisi air lagi macak-macak.
PUPUK SUSULAN KE-1 . Diberikan sekitar pekan ke 3 ( sekitar 21-25 hst ) ditandai
setelah para petani melakukan pengoyosan, saat inilah pemupukan dilakukan. Sewaktu
pengoyosan dilakukan maka akar tanaman padi akan putus. Dengan putusnya akar, tanaman
akan membentuk anakan baru. Pada kondisi ini seperti ini, tanaman dapat maksimal
penyerap unsur hara yang diberikan. Dengan demikian, tanaman padi akan menghasilkan
jumlah anakan yang maksimal ke depannya.
PUPUK SUSULAN KE-2. Diberikan sekitar umur tanaman mencapai pekan ke 5 ( sekitar
30-40 hst ). Masa ini adalah peralihan dari fase vegetatif ke generatif. Dalam kondisi ini
tanaman sedang membutuhkan nutrisi yang tinggi. Hal ini ditandai dengan keluarnya daun
bendera atau padi bunting. Artinya malai padi akan segera keluar. Pada umur tersebut adalah
saat yang tepat pemupukan tahap ke 3 diberikan. Dengan demikian, tanaman padi akan
menghasilkan malai yang optimal.
Jadi bila kita ingin melakukan pemupukan tanaman padi, lihatlah 3 kondisi yang saya
sebutkan di atas. Saat itulah kondisi tanaman padi akan maksimal menyerap unsur hara yang
kita berikan. Dan hasilnya, kita sebagai petani akan puas memanennya sambil tersenyum.
Semoga,,,
Pupuk adalah makanan tanaman. Yang dibutuhkan tanaman adalah apa yang dikandung oleh
suatu pupuk. Biasanya dalam ilmu pertanian disebut unsur hara. Dengan melihat unsur hara
suatu pupuk maka kita sebagai PPL atau petani atau masyarakat bisa menggunakan berbagai
pupuk untuk suatu tanaman, khususnya tanaman padi.
Makanya ketika ada yang mengatakan bahwa pupuk untuk tanaman padi cuma urea, tsp dan
kcl adalah suatu kekeliruan. Karena itu harus diberi pemahaman yang benar tentang unsur
hara dalam pupuk.
Kedua, pupuk anorganik. Kebutuhan pupuk ini adalah 250 kg Urea, 100 kg TSP, dan 75 kg
KCL. Bila kebutuhan pupuk diterapkan, hasil yang akan dipanen akan memuaskan para
petani.
Masalah yang dihadapi petani, sewaktu mereka membutuhkan pupuk, pupuk-pupuk tersebut (
Urea, Sp-36 dan KCL) tidak ada di kios. Kalau pun ada, jumlahnya terbatas dengan harga
mahal.
Oleh sebab itu, saya berusaha untuk membantu para petani ( bisa juga para PPL dan para
THL ) untuk membuat perhitungan dengan cara mebandingkan pupuk lain ( pupuk tunggal
atau majemuk ).
Berdasarkan perhitungan saya, dosis pupuk untuk tanaman padi per hektar sebanyak 250 kg
Urea, 100 kg TSP ( atau 130 kg SP-36 atau TS36), dan 75 kg KCL ( kita lihat kandungan
haranya 115 kg N, 46 kg P2O5 dan 45 kg K2O dengan mengetahui kadar unsur haranya
maka dapat dicari konversi terhadap pupuk lainya) itu sebanding atau mendekati dengan
1. 300 kg pupuk NPK Kujang dan 150 kg pupuk NPK Ponska ( kandungan haranya 114
kg N, 40,5 kg P2O5 dan 46,5 K2O ). Sebaiknya ditambah 12 kg TSP
2. 300 kg pupuk NPK Ponska dan 150 kg pupuk Urea ( kandungan haranya 113 kg N, 45
kg P2O5 dan 45 K2O ) atau 300 kg ponska NPK ponska + 100 kg urea + 100 kg ZA
Sekarang kita lihat dari sisi harga, (data saya peroleh dari seorang kios pupuk untuk 1 karung,
Urea 90.000-100.000, NPK Kujang & Ponska 125.000, KCL yg bagus 250.000, SP-36
150.000)
Catatan : Bila kita memakai pupuk organik granul kujang 2,5 ton maka dibutuhkan sekitar
300 kg NPK kujang.
MOL adalah singkatan dari Mikro Organisme Lokal. Kalau Mikro Organisme, kita sudah
paham pengertiannya. Untuk Lokal, adalah banyak pengertian. Lokal bisa diartikan dibuat
sendiri. Jadi pengertiannya MO yang kita buat sendiri. Boleh dibilang, yang membuat MOL
tsb adalah formulator.
Lokal, bisa juga diartikan organisme yang berada di daerah/di lingkungan kita. Jadi, mikro
organisme tsb adalah MO yang sudah beradaptasi dengan baik di sekitar lingkungan kita.
Fungsi MOL
Pada tulisan sebelumnya, saya sudah menjelaskan bahwa dengan MOL dan Pupuk Kompos
buatan sendiri, petani SRI Organik dapat berbudidaya padi tanpa pupuk kimia. Dan, hasil
panennya sangat tinggi.
Menurut saya, langkah awal untuk memulainya adalah membuat MOL. Dari MOL inilah,
dapat digunakan untuk membuat pupuk kompos. Dalam hal ini MOL bisa disebut sebagai
starter/decomposer.
Dan juga MOL dapat digunakan sebagai pupuk cair pada aplikasi pemupukan. Bisa juga
MOL sebagai ZPT (Zat Perangsang Tumbuh). Selain itu, MOL dapat juga sebagai pengurai
atau pabrik pupuk sehingga unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman.
Untuk memahami cara pembuatan MOL, ada beberapa poin yang harus dipahami terlebih
dahulu. Minimal, ada 3 poin yang harus ada dalam pembuatan setiap MOL.
Apa bahan tsb? Sangat banyak. Dan tersedia di sekitar lingkungan kita. Bahan-bahan ini
dapat dikatagorikan ke dalam tahapan/fase pertumbuhan tanaman
Kedua, unsur N dan P agak berimbang : bonggol pisang, keong mas, buah-buahan, limbah
dapur, dll
Dari bahan-bahan tsb, nantinya akan muncul MO. Nah, MO ini butuh makanan untuk
mengolah bahan-bahan tsb. Oleh sebab itu, diberikan sumber karbohidrat tsb.
Sumber karbohidrat tsb bisa berupa : air cucian beras (lira), dedak, nasi, gabah/beras yang
ditumbuk, jagung yang dihaluskan, dll
Untuk sumber energi ini, biasa dalam bentuk bahan-bahan yang manis. Misalnya:
molase/tetes tebu, gula merah, gula aren, gula pasir, air kelapa, isi buah maja matang, batang
tebu, dll
Makanya, ada membuat MOL keong mas, bahan utamanya ada 3 saja: keong mas, air cucian
beras dan buah maja. Tapi, ada juga yang menggunakan : keong mas, air cucian beras, air
kelapa dan gula merah.
BUAH MAJA/BERENUK SEBAGAI SUMBER ENERGI
Masalah takaran disesuaikan dengan formulator sendiri (kita sendiri). Semakin sering
membuatnya, akan paham takaran bahannya. Intinya: semakin pekat MOL akan semakin
baik,,,
Oleh sebab itu, bahan-bahan tsb di atas, disesuaikan dengan apa yang ada di sekeliling atau
lingkungan hidup kita.
Bahan-bahan tsb mudah didapatkan dan murah. Apalagi, bila kita tinggal ambil saja alias
gratis tis tis.
Apabila kita ingin membuat MOL, kita siapkan semua bahan tsb. Kemudian dimasukkan ke
dalam ember. Nah, dalam proses ini, sepengatahuan saya, ada 3 cara perlakuan yang bisa
digunakan :
Kegiatan ini harus dilakukan sekitar 10 hari. Dan biasanya, setelah 14 hari proses ini sudah
selesai.
Kedua, semua bahan dimasukkan ke dalam ember/wadah yang bagian atasnya ditutup pakai
kertas koran. Tujuan penutupan ini, agar MOL yang kita buat tidak kemasukan lalat atau
serangga lainnya.
Dengan demikian, sang formulator tidak perlu mengaduk proses pembuatan MOL tsb.
Biasanya, setelah 14 hari proses pembuatan MOL ini sudah selesai.
Ketiga, semua bahan dimasukkan ke dalam ember/wadah tertutup. Cuma, bagian atas
penutup diberi lubang. Lubang ini nantinya akan dimasukan selang kecil. Selang ini akan
dihubungkan dengan botol bekas air mineral yang berisi air.
Tujuannya agar suhu/panas dan gas yang dihasilkan dalam proses pembuatan MOL ini
disalurkan lewat selang tsb ke dalam botol tsb. Dengan cara ini, sang formulator MOL tak
perlu mengaduk proses pembuatan MOL tsb.
Saya pribadi, lebih suka cara pertama. Sebab kita akan melihat sendiri dan mengetahui
proses pembuatan MOL dari awal hingga jadi.
Semoga,,,
Sewaktu saya membaca kembali tulisan Ayo Makan Daun Kelor, saya berfikir sambil
merenung dalam. Ternyata, Allah SWT banyak sekali menciptakan berbagai tanaman di
negeri ini, cuma sayang, kita belum berusaha keras menggali potensinya. Salah satunya
adalah tanaman daun kelor ini. Terutama potensi daun kelor segar.
Daunnya memiliki nutrisi yang sangat lengkap, daun basahnya saja mengandung
karbohidrat 12.5 %, protein sampai hampir 7 % disamping kaya dengan vitamin A, B1, B2,
C, Calcium, Kalium dan berbagai mineral lainnya. Dalam kondisi kering, daun kelor
memiliki kandungan protein sampai 27 %, tidak heran WHO menjadikan daun kelor ini untuk
mengatasi malnutrisi di sejumlah negara.
Sekedar menunjukkan perbandingannya, dengan berat yang sama vitamin C yang ada di daun
kelor segar 7 kali lebih banyak dari yang ada pada jeruk, Vitamin A-nya 4 kali dari yang ada
di wortel, Calciumnya 4 kali dari yang ada di susu, Kaliumnya 3 kali dari yang ada di pisang,
dan proteinnya 2 kali dari yang ada di yoghurt. Bisa dibayangkan dasyatnya nutrisi yang ada
didalamnya bila kita buat ekstrak segar daun kelor
Dengan berat yang sama, kandungan daun kelor segar sama dengan sbb:
Kandungan vitamin C 7x dari jeruk,
Kandungan Vitamin A 4x dari wortel
Kandungan Calciumnya 4x dari susu,
Kandungan Kaliumnya 3x dari pisang,
Kandungan Proteinnya 2x yoghurt.
Daun kelor juga mudah layu dan rusak, bila demikian kandungan protein tinggi. Dan ini
menandakan kandungan unsur N nya juga tinggi. Kita telah mengetahui, bahwa unsur N ini
adalah unsur dominan yang diperlukan tanaman di masa-masa pertumbuhan. Selain unsur N,
ada unsur Kalium (K). Jadi unsur makro telah tersedia yaitu N dan K.
Bisa dibayangkan betapa dasyatnya nutrisi yang ada di dalam daun kelor segar.
Secara prinsip, cara membuat MOL dapat dilihat di tulisan AYO BUAT MOL.
Pertama, ada bahan yang akan dijadikan MOL
Bahannya daun kelor segar
Kedua, ada bahan yang dijadikan sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat bisa air beras, dedak/bekatul, tepung beras, dll
Ketiga, ada bahan sebagai sumber energi
Sumber energi bisa gula pasir, gula jawa, air kelapa, buah maja/berenuk, tebu, dll
Keempat, adanya air sebagai pelarut
Cara kerjanya
Tuang 10 liter air beras ke dalam wadah/ember/galon/dll
Masukan daun kelor segar yang telah dilumatkan (diblender)
Kemudian, masukan juga 1/2 kg gula pasir. Aduk secara merata.
Dan terakhir masukkan gula jawa. Aduk kembali hingga rata.
Setelah itu, tutup wadah dengan tutupnya atau kertas koran
Setiap hari, bisa pagi atau sore hari, aduk bahan-bahan yang telah dicampur tsb
Setelah 10-14 hari, MOL tsb sudah bisa digunakan
Cara kerjanya
Tuang 10 liter air yang telah berisi larutan air dedak ke dalam wadah/ember/galon/dll
Masukan daun kelor segar yang telah dilumatkan (diblender)
Kemudian, masukan juga isi buah maja/berenuk. Aduk secara merata.
Dan terakhir masukkan1 liter air kelapa. Aduk kembali hingga rata.
Setelah itu, tutup wadah dengan tutupnya atau kertas koran
Setiap hari, bisa pagi atau sore hari, aduk bahan-bahan yang telah dicampur tsb
Setelah 10-14 hari, MOL tsb sudah bisa digunakan