Vous êtes sur la page 1sur 58

KONSEP DASAR

KAMAR BEDAH

PP HIPKABI
SEPTEMBER 2017
Tujuan pembelajaran umum (TPU)
:
Setelah mengikuti mata ajar ini
diharapakan peserta mampu
memahami tentang Konsep Dasar
Kamar Bedah
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK):
Setelah mengikuti pembelajaran
peserta mampu
1. menjelaskan tentang Kamar
Bedah Ideal.
2. mampu menyebutkan
Pemabagian Daerah Kamar
Bedah
3. menyebutkan Syarat-Syarat
kamar Bedah Ideal
KAMAR BEDAH IDEAL

Ruangan yang memenuhi sarat dimana


untuk dilakukan tindakan tindakan
sehubungan dengan pembedahan.

1. Ruang terbatas / ketat


2. Petugas yang sedang bertugas
Menjaga sterilitas dari ruangan tersebut.
KAMAR BEDAH

Adalah : Ruangan yang memenuhi sarat


dimana dilakukan tindakan tindakan
sehubungan dengan pembedahan.
Ruangan ini merupakan ruang terbatas /
ketat, sehingga yang bisa masuk
hanyalah para petugas yang sedang
bertugas, Dengan tujuan menjaga
sterilisasi dari ruangan tersebut.
LATAR BELAKANG
Undang-undang RI no 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit dijelaskan bahwa
penyelenggaraan rumah sakit bertujuan
memberikan perlindungan terhadap
Keselamatan pasien (Patient Safety),
Lingkungan rumah sakit
Sumber daya manusia

meningkatkan mutu dan


standar pelayanan rumah
sakit.
JUMLAH KAMAR BEDAH
1. Jumlah dan lama waktu operasi
2. Jumlah dokter bedah dan fasilitas
penunjangnya
3. Perimbangan antara operasi elektif
dan cito
4. Juml kebutuhan waktu pemakai
kamar bedah baik jam perhari /
hari perminggu
5. SOP yang ditetapkan: arus pasien,
petugas dan peralatan.
JUMLAH KAMAR BEDAH
1. Di Mexico 1 OK untuk tiap 50
tempat tidur
2. Di Inggris 1 OK untuk 30 40
tempat tidur
3. Di Norwegia 1 OK untuk 25
tempat tidur
4. Cara lain untuk menghitung
kebutuhan kamar bedah yaitu
5% dari total jumlah tempat
tidur
LOKASI
1. Mudah dicapai
2. Sistem penyaringan udara
3. Ruangan khusus dan terpisah
4. Bebas kontaminasi dari luar
5. Di tengah-tengah RS
berdekatan UGD,ICU, dan
radiologi.
TIPE DARI BENTUK KAMAR
BEDAH
1. Tipe Central Coridor
2. Tipe Doble Central
Coridor
3. Tipe Peripheral Coridor
4. Tipe Grouping / Cluster
Tipe Doble Central Coridor
Tipe Central
Coridor

Tipe Peripheral Coridor Tipe Grouping / Cluster


PEMBAGIAN DAERAH KAMAR
BEDAH
1. Daerah Bebas ( unrestricted )
Petugas dan pasien masuk tidak perlu
mengganti baju: R tunggu, ADM, R ganti.
2. Daerah Semi Terbatas
(semirestricted)
Menghubungkan antara
daerah bebas dengan
kamar bedah: koridor, RR,
R. transfer
Daerah Terbatas
(restricted)
Ruang cuci tangan,
induksi, tindakan op
TEORI LAIN
1. Zone 4 (General Zone)

2. Zone 3 (Clean Zone)

3. Zone 2 (Super Clean Zone)

4. Zone 1 (Ultra Clean Zone)

5. Zone 0 (Aseptic Zone)


Menurut Fungsinya
A. Daerah Bebas

B. Daerah Peralihan : - Alur Pasien

- Pintu Petugas

- Alur Peralatan

C. Daerah Penunjang
SYARAT SYARAT KAMAR BEDAH
YANG IDEAL
A. BENTUK
1. Sudut tidak boleh tajam
2. Lantai, dinding dan langit-
langit harus melengkung
3. Lantai harus dari bahan yang
kuat, tidak mudah
menghantarkan listrik, kedap
air, mudah dibersihkan dan
juga berwarna terang.
Lanjutan

4. Lapisan dinding dan


langit- langit harus
bahan yang keras,
tidak berpori,
tahan terhadap api,
kedap air,
Tidak mudah kotor,
tidak mempunyai sambungan,
berwarna terang,
Tidak memantulkan cahaya,
mudah dibersihkan dan tidak
menampung debu
B. UKURAN
1. Minimal 29,1 37,16 meter
persegi (5.6m x 5,6 m)
Maksimal 56 60 meter
persegi (7,2 m x 7,8 m).
Besar kecilnya kamar bedah
tergantung dari kegunaannya.
2. Tinggi langit-langit (plafon)
3,5m
minimal 2,5m dan maksimal
3,65m.
1. EFOKSI
2. VINNYL
Alur pasien, petugas, alat
1. Alur pasien:
Pintu masuk pas pre dan paska
op berbeda
Pintu masuk & kleluar pasien kmr
op berbeda
2. Alur petugas
Pintu masuk dan keluar
petugas melalui satu pintu
3. Alur Peralatan
pintu masuknya peralatan steril,
bersih dan kotor berbeda.
C. P I N T U
1. Pasien, pintu masuk dan keluar harus
berbeda
2. Petugas, pintu masuk dan keluar
tersendiri.
3. Setiap pintu kamar bedah harus ada
kaca tembus pandang.
4. Pintu kamar bedah tipe Sliding door.
5. Lebar pintu maksimal 1,20 m dan tinggi
minimal 2,10 m
Pencegahan INOK di Kamar Bedah.

1. Harus ada pembagian :


Daerah Kamar operasi
Daerah kamar bedah

2. Pola aliran orang

3. Pola Aliran barang


Aliran Personil dan Barang
D. SISTEM VENTILASI
1. Ventilasinya memakai sistem pengatur suhu
sentral (AC sentral) per OK dan dapat diatur
dng alat kontrol memakai filter
2. Ultra Clean Laminar Air Flow
3. Daerah Tropis suhu udara antara
19 24 derajat C.
4. Kelembaban udaranya 55% (45 60 %)
5. Tekanan Positif
Instalasi AC di Kamar Operasi Steril
Instalasi di Kamar Operasi Steril
Instalasi Aliran Udara
E. SISTEM PENERANGAN
1. Lampu Penerangan = Lampu pijar
Putih dan mudah dibersihkan.
2. Lampu Operasi
3. Lampu op mempunyai kekhususan
dalam hal :
a. Arah dan fokusnya fokusnya
dapat diatur
b. Tidak menimbulkan panas
c. Cahayanya terang dan tidak
menyilaukan.
d. Pencahayaannya antara 300
500 Lux, pada meja op 10.000
20.000 Lux
F. SISTEM GAS MEDIS
1. Gas Medis Sentral
2. Sistem perpipaan melalui
bawah lantai atau diatas
langit-langit
3. Warna pipa harus
dibedakan N2O, O2,
Compresair dan Vacum
G. SISTEM LISTRIK

1. Voltase 110 dan 220


2. Stop Kontak = aman untuk
petugas
3. Tombol listrik ketinggian
minimal 1,40 m dari lantai
4. Setiap Tombol Sirkuitnya
harus berbeda
H. SISTEM KOMUNIKASI

1. Sistem Komunikasi sangat vital


2. Komunikasi dari Ok ke OK
3. Komunikasi dari kamar bedah ke
ruangan
4. Komunikasi kamar bedah ke
Laboratorium Patologi Anatomi
atau Patologi klinik
I. PERALATAN

1. Peralatan kamar bedah harus Mobile


2. Terbuat dari Stainless Steel sehingga
mudah dibersihkan
3. Standar peralatan
J. Bahaya Radiasi

1. Nilai Batas Dosis (NBD) bagi pekerja yang


terpajan radiasi sebesar 50 mSv (milli
Sievert) dalam satu tahun

2. NBD bagi masyarakat yang terpajan


sebesar 5 mSv dalam 1 tahun

3. Gas Buang Anestesi (Scavenging System)


ENGINEERING CONTROL
PENGATURAN SUHU
1. Sistem pengatur suhu menggunakan AC
sentral diatur dengan alat kontrol.
2. Daerah Tropis suhu udara antara 19 24
derajat C.
3. Kelembaban udaranya 55% (45 60 %)
VENTILASI UDARA
a. Ventilasi Tekanan lebih positif dari koridor
(min. 0.10 mbar)
b. Jika memakai AC central harus diperhatikan
Cooling Towernya Bakteri Legionella
c. Untuk AHU (Air Handling Unit) filter udara
harus dibersihkan dari debu dan bakteri atau
jamur
d. Tidak boleh berhubungan langsung dengan
udara luar
KUALITAS UDARA
a. Tidak berbau (Bebas dari Amoniak)
b. Kadar debu Berdiameter < dari 10
micron, rata-rata pengukuran 8 jam atau
24 jam tdk melebihi 150 g/m
(tdk mengandung debu asbes)
a. Indeks angka kuman untuk kamar bedah
adalah 10 konsentrasi maksimal.
Mikro-organisme per m udara
PENCAHAYAAN
a. Indeks pencahayaan untuk ruang
penyimpanan yaitu: 300 500 lux

a. Warna cahaya sejuk atau sedang tanpa


bayangan
KEBISINGAN

Persyaratan Kebisingan untuk kamar bedah


adalah 45 dBA (waktu pemaparan 8 jam)
SISTEM GROUNDING

Semua peralatan Elektromedik/


Electrosurgery di kamar operasi/ RS harus di
pasang Pembumian/ Grounding.

Dengan nilai tahanan diukur tidak boleh lebih


dari 5 ohm (Maksimum 5 ohm).
PERSYARATAN RADIASI
BPTN Nomor 01 Tahun 1999, tentang Ketentuan Keselamatan Kerja terhadap
Radiasi

Nilai Batas Dosis (NBD) **(milli Sievert)


1. Bagi petugas toleransi terpajan radiasi
sebesar 50 mSv pertahun.
2. Bagi masyarakat toleransi terpajan
radiasi sebesar 5 mSv pertahun.
Alat ukur proteksi radiasi
HIPKABI TIDAK
MEREKOMENDASIKAN
1. Ultra Violet ( UV )
2. Foging
KESIMPULAN
1. Dikamar Bedah Harus ada tanda batas yang tegas
untuk meminimalkan terjadinya infeksi
nosokomial
2. Untuk menjadikan kamar bedah yang ideal bukan
hanya tanggung jawab perawat kamar bedah
tetapi manajamen rumah sakit ikut bertanggung
jawab juga.
3. Memperhatikan Kesehatan, keamanan dan
kenyamanan di kamar bedah bukan hanya kepada
pasien saja tetapi perawat kamar bedah juga
harus diperhatikan .
TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT
Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi