THE MOSQUE OF MENARA KUDUS

The Al-Aqsa Mosque which is located in Kudus, Central Java, was founded in 1549
by Sunan Kudus, one of the Wali Songo who spread Islam in Java. This mosque is
well known as the Mosque of Menara Kudus. The mosque has a unique design,
which is a combination between Hindu and Islamic cultures. The mosque, but has a
tower with a temple-shaped and has some various Hindu style ornaments.
The mosque of Menara Kudus had been renovated several times until it was
changed. There are some real evidences of the assimilation of Hindu and Muslim.
The most interesting is the 18-meters high tower made of red bricks. The placement
of bedug (a kind of traditional drum) and kentongan (percussion instrument made
of wood or bamboo) at the head of the tower is rarely found in traditional Javanese
mosque, but similar to the tower of kul-kul in Bali, where the people are Hindus. But,
at the top of the tower there is a kind of Mustoko as exists in Javanese mosques.
Also the existence of the corridor called Pradaksinapatta at the foot of the tower
that is often found in Hindu temples.
There is an ancient shallow pool next to the mosque. In the middle of the pool, there
is an ancient ablution place made of red brick. The unique, there are eight showers
head cow-shaped ancient statues. Cows are glorified animals by Hindus. It is said,
as a form of tolerance, Sunan Kudus prohibited the slaughtering of cows, and it
applies today.
Another interesting thing is the decoration of ceramic plates on the wall of tower and
gates. That said, two of the few ceramic decoration in the mosque tower are made in
Vietnam around the 15th century. As we know, the Vietnamese in general are Hindu
and Buddhist. It is become interesting because the Vietnamese ceramic plate
production at that time was mounted on the wall of a worship place of Muslims.
In the back of the mosque there is the tomb of Sunan Kudus that always visited by
pilgrims. Sadly, I did not have an opportunity to go inside there.
The uniqueness of the architecture of this mosque is fascinating. It illustrates the
relationship of tolerance and harmony among religions at that time.
 MASJID MENARA KUDUS

Masjid Al-Aqsa yang terletak di Kudus, Jawa Tengah, didirikan pada tahun 1549
oleh Sunan Kudus, salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa. Masjid
ini dikenal sebagai Masjid Menara Kudus. Masjid ini memiliki desain yang unik, yang
merupakan kombinasi antara budaya Hindu dan Islam. Masjid tersebut, namun
memiliki sebuah menara dengan bentuk candi dan memiliki beberapa ornamen
berbagai ornamen Hindu.
Masjid Menara Kudus telah direnovasi beberapa kali sampai diubah. Ada beberapa
bukti nyata tentang asimilasi Hindu dan Muslim. Yang paling menarik adalah menara
setinggi 18 meter yang terbuat dari bata merah. Penempatan "bedug" (sejenis drum
tradisional) dan "kentongan" (alat musik perkusi yang terbuat dari kayu atau bambu)
di kepala menara jarang ditemukan di masjid tradisional Jawa, namun mirip dengan
menara kul-kul di Bali, dimana orang-orangnya beragama Hindu. Tapi, di puncak
menara ada semacam "Mustoko" seperti yang ada di masjid-masjid Jawa. Juga
keberadaan koridor yang disebut "Pradaksinapatta" di kaki menara yang sering
dijumpai di pura Hindu.
Ada kolam dangkal kuno di samping masjid. Di tengah kolam, ada tempat wudhu
kuno yang terbuat dari bata merah. Yang unik, ada delapan pancuran kepala
berbentuk patung kuno berbentuk sapi. Sapi adalah hewan yang dimuliakan oleh
orang Hindu. Dikatakan, sebagai bentuk toleransi, Sunan Kudus melarang
pembantaian sapi, dan itu berlaku sampai sekarang.
Hal lain yang menarik adalah hiasan pelat keramik di dinding menara dan gerbang.
Konon, dua dari sedikit hiasan keramik di menara masjid dibuat di Vietnam sekitar
abad ke-15. Seperti kita ketahui, orang Vietnam pada umumnya adalah Hindu dan
Budha. Hal ini menjadi menarik karena produksi piring keramik Vietnam saat itu
sudah terpasang di dinding tempat ibadah umat Islam.
Di bagian belakang masjid ada makam Sunan Kudus yang selalu dikunjungi para
peziarah. Sayangnya, saya tidak memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam sana.
Keunikan arsitektur masjid ini sangat mempesona. Ini menggambarkan hubungan
toleransi dan harmoni antar agama pada saat itu.