Vous êtes sur la page 1sur 2

Definisi Perilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. (Berkowitz, 1993)
Berdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua yaitu
perilaku kekerasan secara verbal dan fisik. (Keltner et al, 1995)
Sedangkan marah tidak harus memiliki tujuan khusus. Marah lebih menunjuak kepada
suatu perangkat perasaan-perasaan tertentu dengan perasaan marah. (Berkowitz, 1993)

Penyebab Perilaku Kekerasan


Menurut Stearan , kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu yang tidak enak,
cemas, tegang, demam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya kemarahan yaitu frustasi, hilangnya harga diri, kebutuhan akan status,
dan prestise yang tidak terpenuhi.
a. Frustasi : seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan /
keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam
dan cemas. Jika tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa
mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya dengan kekerasan.
b. Hilangnya harga diri : pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang
sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut
mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, gampang tersinggung,
gampang marah, dan sebagainya.
c. Kebutuhan akan status dan pretise ; manusia pada umumnya mempunyai
keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya, ingin dihargai dan diakui statusnya.
Rentang Respon Marah
Respon kemarahan dapat di fluktuasi dalam rentang adaptif mal adaptif. Rentang
respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut ; (Keliat, 1997, hlm 6)
a. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan
orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
b. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau
keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan. Akibat dari
ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.
c. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan
yang dialami.
d. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol
oleh individu. Orang agresif bisaanya tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia
berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan
sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang lain.
e. Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan
control diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain.

Proses Marah
Strees, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi
oleh setiap individu. Strees dapat menyebabkan
Gejala Marah
Kemarahan dinyatakan dalam berbagai bentuk, ada yang menimbulkan pengrusakan,
tetapi ada juga yang hanya diam seribu bahasa.
Gejala-gejala atau perubahan-perubahan yang timbul pada klien dalam keadaan marah
diantaranya sebagai berikut :
a. Perubahan Fisioligik : tekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernapasan
meningkat, pupil dilatasi, tonus otot meningkat, mual, frekuensi buang air besar
meningkat, kadang-kadang konstipasi, refleks tendon tinggi.
b. Perubahan Emosional : mudah tersinggung, tidak sabar, frustasi, ekspresi
wajah tampak tegang, bila mengamuk kehilangan control diri.
c. Perubahan Perilaku : agresif pasif, menarik diri, bermusuhan, sinis,
curiga, mengamuk, nada suara keras dan kasar.
Perilaku Marah
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
a. Menyerang atau menghindar (fight of flight)
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena system syaraf otonom bereaksi
terhadap sekresi
b. Menyatakan secara asertif (assertiveness)
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya yaitu
dengan perilaku pasif, agresif, dan asesif. Perilaku asertif adalah cara yang
terbaik untuk mengekspresikan marah karena individu dapat mengekspresikan rasa
marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikologis. Di samping itu
perilaku ini dapat juga untuk mengembangkan diri klien.
c. Memberontak (acting out)
Perilaku yang muncul basanya disertai akibat konflik perilaku acting out untuk
menarik perhatian orang lain.
d. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan.
Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan strees,
termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang
digunakan untuk melindungi diri. (Stuart dan Sundeen, 1998, hlm 33)
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya ancaman.
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk melindungi diri
antara lain ( Maramis, 1998, hlm 83 ) :
a. Sublimasi : menerima suatu pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal. Misalnya
seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada obyek lain seperti
meremas adonan kue, meninju tembok, dan sebagainya, tujuannya adalah untuk
mengurangi ketagangan akibat rasa marah.
b. Proyeksi : menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya
yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai
perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya
tersebut mencoba merayu, mencumbunya.
c. Resepsi : mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk kealam
sadar. Misalnya : seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak
disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil
bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan,
sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat melupakannya.
d. Reaksi formasi : mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan,
dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya
sebagai rintangan. Misalnya seseorang yang tertarik pada teman suaminya, akan
memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
e. Displacement : melepaskan perasaan yang tertekan bisaanya bermusuhan, pada
obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya membangkitkan emosi
itu. Misalnya Timmy berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapat hukuman dari
ibunya karena menggambar di dinding kamarnya. Dia mulai bermain perang-perangan
dengan temannya.

METODE AKTIVITAS KELOMPOK


Metode yang digunakan pada terapi aktivitas kelompok (TAK) ini adalah metode :
a. Diskusi dan Tanya Jawab
b. Melengkapi jadwal harian
c. Bermain peran / simulasi
d. Dinamika kelompok
Kegiatan TAK ini terdiri dari 3 sesi yaitu :
a. Sesi 1 : Mengenal perilaku kekerasan yang bisaa dilakukan
b. Sesi 2 : Mencegah perilaku kekerasan fisik
c. Sesi 3 : Permainan

Vous aimerez peut-être aussi

  • Kecelakaan Kerja
    Kecelakaan Kerja
    Document1 page
    Kecelakaan Kerja
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Plan of Action
    Plan of Action
    Document5 pages
    Plan of Action
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Identifikasi Masalah
    Identifikasi Masalah
    Document8 pages
    Identifikasi Masalah
    EkoBudiarto
    0% (1)
  • Formulir Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa
    Formulir Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa
    Document17 pages
    Formulir Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Pathway
    Pathway
    Document1 page
    Pathway
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SOP Orientasi Pasien Baru
    SOP Orientasi Pasien Baru
    Document5 pages
    SOP Orientasi Pasien Baru
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP II Halusinasi
    SP II Halusinasi
    Document1 page
    SP II Halusinasi
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Pathway
    Pathway
    Document1 page
    Pathway
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • LP Hipertensi Listya
    LP Hipertensi Listya
    Document32 pages
    LP Hipertensi Listya
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Pathway
    Pathway
    Document1 page
    Pathway
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Pathway DM
    Pathway DM
    Document1 page
    Pathway DM
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • LP Kejang Demam
    LP Kejang Demam
    Document20 pages
    LP Kejang Demam
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Pathway
    Pathway
    Document1 page
    Pathway
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Format Askep Interna
    Format Askep Interna
    Document27 pages
    Format Askep Interna
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP IV Halusinasi
    SP IV Halusinasi
    Document2 pages
    SP IV Halusinasi
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP II Halusinasi
    SP II Halusinasi
    Document1 page
    SP II Halusinasi
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Analisa Data Bayi
    Analisa Data Bayi
    Document5 pages
    Analisa Data Bayi
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • LP Waham
    LP Waham
    Document11 pages
    LP Waham
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • LP Ispa Listya
    LP Ispa Listya
    Document12 pages
    LP Ispa Listya
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Format Pengkajian Gerontik
    Format Pengkajian Gerontik
    Document16 pages
    Format Pengkajian Gerontik
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP MD
    SP MD
    Document8 pages
    SP MD
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP I
    SP I
    Document2 pages
    SP I
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP Waham
    SP Waham
    Document6 pages
    SP Waham
    jullianda
    Pas encore d'évaluation
  • SP MD
    SP MD
    Document8 pages
    SP MD
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP I
    SP I
    Document2 pages
    SP I
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • LP Waham
    LP Waham
    Document10 pages
    LP Waham
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP Ii
    SP Ii
    Document1 page
    SP Ii
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP Iii
    SP Iii
    Document1 page
    SP Iii
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Seminar Pengkajian & Evaluasi
    Seminar Pengkajian & Evaluasi
    Document22 pages
    Seminar Pengkajian & Evaluasi
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Perawatan Keluarga Hipertensi Man
    Perawatan Keluarga Hipertensi Man
    Document37 pages
    Perawatan Keluarga Hipertensi Man
    Abdur Rakhman
    Pas encore d'évaluation