Vous êtes sur la page 1sur 18

LAPORAN PENDAHULUAN

PNEUMONIA

Ruang E1 RS. Dr. A. Dadi Djokrodipo

Disusun oleh :

Kelompok 1 :

Angga Herlambang (13320006)

Yanti Safitri (13320051)

Ainur Rahma (15320001)

Anhar Jaya Putra (15320002)

Bayu Winanda (15320004)

Farhan Arju Nugraha (15320010)

Fathon Nurgroho (15320011)

Ibnu Samsul Bahri (15320012)

Idris Ibrahim (15320013)

Intan Putri (15320014)

Mimin Septi Wahyuni (15320020)

Muhamad Firdaus (15320022)

Muhammad Agustianda (15320023)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI

BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2017

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena ats rahmat dan
hidayah-Nya,

Definisi
Pneumonia adalah proses inflamatori paru yang umumnya disebabkan oleh agen infeksius (Smeltzer
& Bare, 2001 : 571)

Pneumonia adalah penyakit infeksius dan peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus
maupun jamur (Medicastore)

Pneumonia adalah suatu peradangan dimana terdapat konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga
alveoli oleh eksudat (Askep pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan)

Pneumonia adalah radang paru paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam sebab seperti
bakteri, virus, jamur dan benda asing (Kapita selekta kedokteran)

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim baru, distal dari bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat (Ilmu penyakit dalam, jilid 2 edisi ketiga).

Etiologi

Virus : virus influenza, virus synsitical, respiratorik

Bakteri : streptokokus pneumonia, streptokokus awieus, hemofilus influenza, statilokokus,


pnemokokus

Jamur : pseudomonas, candida albican

Aspirasi : makanan atau benda asing

1. Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan oleh virus. Virus yang gtersering
menyebabkan pneumonia adalah Respiratory Syncial Virus (RSV). Pada umumnya sebagian
besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat, namun jika
bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa berat dan kadang menyebabkan kematian
(Misnadianly, 2008).
2. Bakteri pada pneumonia adalah streptococus pneumonial sudah ada di kerongkongan manusia
sehat, namun ketika imun manusia menurun, ia dengan mudah memperbanyak sehingga
menyebabkan kerusakan. Klien yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi, berkeringat,
nafas terengah-engah dan denyut jantung meningkat dengan cepat (Misnadianly, 2008).

Patofisiologi
Adanya etiologi seperti jamur dan inhalen mikroba kedalam tubuh manusia melalui udara,
aspirasi organisme, hematogen dapat menyebabkan reaksi inflamasi hebat sehingga membran
paru-paru meradang dan berlubang. Dari reaksi inflamasi akan timbul panas, anoreksia, mual
muntah serta nyeri pluaritis. Selanjutnya RBC,WBC dan cairan keluar masuk alveoli sehingga
terjadi sekresi edema dan bronkuspasma yang menimbulkan manifestasi klinis dyspnoe,
sianosis dan batuk, selain itu juga menyebabkan adanya pantial oklusi yang akan membuat
darah paru menjadi padat (konsolidai) konsolidasi paru menyebabkan meluasnya permukaan
membran respirasi dan penurunan rasio ventilasi perfusi, kedua hal itu dapat menyebabkan
kapasitas difusi menurun dan selanjutnya terjadi hipoksemia.
Dari penjelasan diatas masalah yang muncul yaitu resiko kekurangan volume cairan,
nyeri (Akut), hipertermi, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, bersihan jalan nafas
tidak efektif, gangguan pola tidur, pola nafas tidak efektif dan intoleransi aktivitas.
Ada 4 rute masuknya mikroba masuk kesaluran nafas bagian bawah yaitu :
1. Aspirasi, merupakan rute terbanyak pada kasus-kasus tertentu seperti kasus neurologis
dan lanjut usia
2. Inhalasi misalnya kontaminasi pada alat-alat bantu nafas yang digunakan pasien
3. Hematogenik
4. Penyebab langsung
D. manifestasi klinik

Pneumonia baleterial (pneumokokus) secara khas diawali dengan awitan menggigil timbul dengan
cepat (39,5c 40,5c) dan nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh bernafas dan
batuk. Pasien sangat sakit dengan takipnea sangat jelas (25-45x/menit) disertai dengan mendengkur,
pernafasan dengan cuping hidung dan penggunaan otot-otot akseozi pernafasan.

Pneumonia atipikal beragam dalam gejalanya, tergantung pada organisme penyebab. Banyak
pasien mengalami infeksi saluran nafas atas (kongestinasal, sakit tenggorokan) dan ini bertahap.
Gejala menonjol adalah sakit kepala, demam tingkat rendah, nyeri pluiritis, mialgia, ruam dan
fasingitis setelah beberapa hari sputum mukojal atau muko purulen dikeluarkan. Nadi cepat
(bounding) sekitar 10x/menit untuk setiap kenaikan C. Bradikardia relatif untuk suatu demam
tingkatan tertentu dapat menandakan infeksi virus, infeksi myeoplasma, atau infeksi dengan spesies
legionella.

Pada banyak kasus pneumonia, pipi berwarna merah, warna mata menjadi lebih terang, dan
bibir serta kuku sianotik, pasien lebih suka duduk tegak dan tidur kearah lebih condong kedepan
untuk mencapai pertukaran gas yang adekuat. Sputum berbusa bersemu darah dihasilkan oleh
pneumonia pneunokokus, stafilokokus, klebsiella, streptokokus.

Tanda pneumonia : (Menurut Misnadianly, 2008)

-. Batuk berdahak

-. Ingus (nasal dischange)

-. Suara nafas lemah dan gangguan otot bantu nafas

-. Demam

-. Gianosis

-. Thorak photo terdapat infiltrat

-. Sakit kepala

-. Nyeri otot / kekakuan

-. Sesak nafas

-. Menggigil

-. Mual dan muntah

E. Penatalaksanaan Pneumonia

1. kemoterapi
Pemberian kemoterapi harus berdasarkan penunjuk penemuan kuman penyebab
infeksi (hasil kultur sputum dan tes sensitivitas kuman terhadap antibodi). Bila
penyakitnya ringan antibiotik diberikan secara oral, sedangkan bila diberikan secara
parenteral. Apabila terdapat penurunan fungsi ginjal akibat proses penuaan, maka
harus di ingat kemungkinan penggunaan antibiotik tertentu perlu penyesuaian dosis
(Hasasawa, 1989).
2. Pengobatan umum
1. Terapi oksigen (PaO2 80-100 mmHg / satusasi 95-96%
2. Hidiasi
Bila ringan hidiasi oral, tetapi jika berat hidiasi dilakukan secara parental
3. Fisioterapi dada
Penderita tirah baring dan posisi penderita perlu diubah-ubah untuk menghindari
pneumonia hipografik, kelemahan dan dikubitus
4. Humidifikasi
Nebulizer untuk mengencerkan dahak yang kental
5. Pengaturan cairan
6. Ventilasi mekanis
Pemasangan ventilator dilakukan bila terjadi hipoksemia persisten : gagal nafas
disertai peningkatan respiratory distress dan respiratory arrest
7. Drainase empiema bila ada
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.E DENGAN DIAGNOSA PNEUMONIA

Ruang : E1

No.RM : 366.447.17

Tanggal pengkajian : 26 07 2017

Pukul : 15.05

1. Data pasien
A. Identitas pasien
Nama : Ny.E
Usia : 58 th
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Suku : Jawa
Bahasa : Indonesia
Alamat rumah :
Sumber biaya : BPJS
Tanggal masuk RS : 23 07 -2017 (16.04)
Diagnosa : Pneumonia, TB Relaps

B. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. Y
Umur : 60 th
Hubungan dengan pasien : Suami
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Kuli bangunan
Alamat :

II. Riwayat Kesehatan


A. Riwayat kesehatan masuk RS
Klien datang kerumah sakit tanggal 23-07-2017 pukul 16.04 WIB melalui IGD, RS. A
DADI DJOKRODIPO Bandar Lampung dengan keluhan batuk berdahak dan sesak nafas.
Pada saat pemeriksaan fisik didapatkan hasil TD : 130/80 mmHg, Nadi : 82x/menit, RR :
28x/menit, Suhu : 37C

B. Riwayat kesehatan sekarang


1. Keluhan utama
Klien mengeluh sesak nafas, tanpa nyeri dada yang sudah dialami sudah hampir 3
minggu sebelum datang ke RS, sesak nafas timbul perlahan-lahan, sesak nafas terus-
menerus dan bertambah ketika melakukan aktivitas. Untuk meringankan sesak nafas
klien istirahat dan minum obat batuk (OBH). RR : 28x/menit, Nadi : 82x/menit.
2. Keluhan penyerta
Klien merasakan batuk berdahak yang terus menerus, bab tidak lancar dan
cenderung berdarah badan lemas, dan ngilu kaki saat tidur, sulit untuk mengeluarkan
dahak yang terasa lengket ujung-ujung jari terasa dingin dan sianosis.
3. Kesehatan lalu
Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi, klien tidak pernah dirawat di RS dan
puskesmas, tidak ada riwayat kecelakaan.
4. Kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga atau penyakit paru-paru atau
penyakit nular lainnya
5. Riwayat genogram

C. Riwayat psikososial spiritual


a. Support system
Keluarga klien memberikan dukungan kepada klien untuk melakukan pengobatan
dan untuk melawan sakitnya. Keluarga mengharapkan klien cepat sembuh dan
kembali kerumah dengan keadaan sehat
b. Komunikasi
Pola interaksi sosial klien sebelum dan saat sakit tidak ada gangguan, mungkin
sedikit dikurangi.
c. System nilai kepercayaan
Klien menganut agama islam, sebelum sakit klien tidak pernah meninggalkan
sholat 5 waktu, namun saat sakit klien jarang melakukannya dikarenakan
mengeluh sesak nafas ketika bergerak, namun keluarganya selalu mendoakan
agar klien cepat sembuh

D. Lingkungan
1. Rumah
Lingkungan rumah klien rapih dan cukup bersih namun kurang ventilasi udara jadi
rumah klien kurang untuk melakukan pertukaran udara, jalan didepan rumah klien
cenderung berdebu dan suami klien perokok jadi klien terbiasa menghirup asap rokok
atau perokok pasif
2. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan sudah terbiasa dengan debu dan asap kendaraan yang melintas
didepan tempat klien berdagang
E. Pola kebiasaan sehari hari
1. Pola nutrisi (BB klien : 60kg menjadi 58kg)
Klien mengatakan sebelum sakit klien memliki nafsu makan baik dengan frekuensi
3x sehari bahkan disertai banyak makan makanan ringan, dan tidak pantangan dalam
makanan. Namun saat sakit nafsu makan klien berkurang 1 sampai 2x sehari,
mengaku tidak memiliki nafsu makan dirumah sakit
2. Pola cairan
Klien mengatakan minum 3 gelas/hari, 1 gelas sekitar 100 ml. Klien tampak
terpasang infus RL + aminofillin 15 TPM. Klien tampak lemas sebelum sakit klien
minum 8 gelas/hari jadi sekitar 800 ml/hari.
3. Pola BAK (pola eliminasi)
Klien mengatakan frekuensi BAK 5x/hari, urin berwarna kuning jernih, tidak
berbau, jumlah urin 600 ml, tidak ada keluhan saat BAK
4. Pola BAB (pola eliminasi)
Klien mengatakan sebelum sakit rutin tiap pagi BAB namun saat sakit ini belum BAB
sama sekali dari kemarin dan terahir klien BAB disertai dengan darah

F. Pola personal hygiene


1. Mandi
Sebelum sakit klien mandi 1 hari 2x dan saat sakit klien hanya dilap saja
2. Oral hygiene
Klien mengatakan sebelum sakit klien menyikat gigi 3x sehari dan saat sakit klien
hanya pagi hari saja bahkan seringkali tidak pernah
3. Cuci rambut
Klien mengatakan sebelum sakit mencuci rambut saat sakit dan saat sakit belum
pernah
4. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit klien tetap bekerja dan saat sakit klien tidak pernah berdagang lagi
karna sesak nafas ketika klien berativitas
5. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Klien tidak ada kebiasaan ngerokok hanya suaminya yang merokok dan pekerjaannya
yang sering menghirup debu dan asap kendaraan

G. Pengkajian fisik
1. Pemeriksaan umum
TD : 130/80 mmHg, Nadi : 82x/menit, RR : 28x/menit, S : 37c, TB BB : 168 cm
58 kg
2. Pemeriksaan fisik persistem
a. Sistem penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan mata normal, konjungtiva
tidak anemis, ukuran pupil normal, memakai alat bantu penglihatan karna
hipermitropi atau (rabun dekat).
b. Sistem pendengaran
Fungsi pendengaran baik, tidak memakai alat bantu, telinga simetris, tidak ada
tanda-tanda radang.
c. Sistem wicara
Sistem wicara baik tidak ada kendala dalam berkomunikasi
d. Sistem pernafasan (Thorax / paru)
-. Inspeksi : RR : 28x/menit, penggunaan otot bantu pernafasan (+), takipnea (+),
dipsnea (+), pernafasan dangkal dan retrasi dada tidak ada
-. Palpasi : fremitus menurun pada kedua paru
-. Perkusi : redup
-. Auskultrasi : bunyi nafas bronkhial, ronkhi (+)
-. Vaskuler periver : akral dingin, kapileri revil kembali dalam 5 detik

e. Sistem pencernaan
Tidak ada kesulitan dalam menelan, terkadang muntah pagi hari atau malam hari
dan mual
f. Sistem neurologi
GCS E=4 M=6 V=5, tidak ada tanda peningkatan intrakranial, tidak terdapat
iritasi, namun terkadang nyeri pada otot kaki ketika akan tidur, kekuatan otot
motorik normal
g. Sistem imunologi
Pada saat pengkajian tidak ditemukan pembesaran getah bening, imun
kemungkinan menurun dan klien akan mudah tertular penyakit lain

H. Pemeriksaan penunjang
a. Hasil photo rontgen : menunjukkan adanya infiltratlobaris (sebagian lobus pada
kedua paru).
b. AGD : menunjukkan asidosis respiratorik (PH turun : <7,4)
(PCO2 tinggi : lebih 38 42 mmHg)
(HCO3 normal : 22 28 miliekuivalen/lt klien tinggi)
c. Hematologi
-. Leukosit : 13.000 (normal : 4000 10000/l)
-. Neutrofil : 80% (normal : 50 70%)
-. Monosit : 7% (normal : 0 10%)
-. Nitrosit : 4.190.000 normal : P = 3,8 5.010/l)
-. Hemoglobin : 12,1 gr/dL (normal : P= >12,0 15,00 gr/dl)
-. Limfosit : 13% (normal : 15 45%)
-. Trombosit : 300.000 (normal : 150.000 450.000/l)

d. Pemeriksaan sputum : ditemukan stapilococus anemis dan diplococu pneumonia.

I. Penatalaksanaan
1. Medis
-. Chest therapy
-. Infus RL + aminofilin ampul/12 jam
-. Ciprofloxacin IV 2x1
-. Metil prednisolan 2x62,5
-. Sucralfat 3x1
-. Furosemid 1x1
-. Aspa K 1x1
-. Combivent : Pulmicozt 4x1 hari
-. Nebu : Ventolin (Pagi), Flexotide (siang), dan ventolin (malam).
2. keperawatan
-. Monitor TTV
-. Mengajarkan tehnik batuk efektif
-. Kolaborasi pemberian obat dengan dokter
-. Pemasangan nebu dan oksigen ketika dibutuhkan sesuai dengan keterangan
-. Pastikan klien tidur atau istirahat dengan posisi nyaman (anjurkan semifowler)

J. Data fokus
DS : klien mengatakan sesak nafas
: klien mengatakan batuk disertai dahak kental yang sulit keluar
: klien mengatakan sulit beraktivitas
: klien mengatakan perdarahan pada fesesnya
: klien mengatakan kurang nafsu makan
: klien mengatakan pusing
DO : TTV : 130/80 mmHg, Nadi : 83x/menit, RR : 28x/menit, S : 37c
: klien nampak lemas
: klien nampak pucat
: klien nampak kesulitan bernafas
: berat badan klien turun 2 kg
: klien kesulitas dalam BAB
: klien tampak terpasang O2 nasal kanul
: klien sering memakai nebu untuk meringankan dahaknya
: terdengar suara nafas klien ronkhi
: klien tampak cemas
: klien nampak menggunakan otot bantu nafas (dyspnea).
III. Analisa Data
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : klien Sekresi mukus Ketidakefektifan
mengatakan sesak jalan nafas
nafas dan batuk
berdahak tetapi
dahak sulit keluar
DO : RR :
28x/menit, terdengar
suara ronkhi,
terpasang O2 nasal
kanul 3 lt/menit,
Leukosit : 13.000 H
/ l
2. DS : klien Perubahan membran Gangguan pertukaran
mengatakan sesak alveolar kapiler gas
nafas dan lemas dan (efek inflamasi)
pusing
DO : pernafasan
cepat, penggunaan
otot bantu nafas :
Dyspnea
AGD : asidosis
respiratorik (PH
(turun) : <7,4)
(PCO2 tinggi : lebih
38 42 mmHg)
(HCO3 normal : 22
28 miliekuivalen /
: klien tinggi)
3. DS : klien Gangguan X Intoleransi aktivitas
mengatakan sulit pertukaran gas
melakukan aktivitas
karena akan sesak
nafas
DO : pasien nampak
lemah tidak
melakukan kegiatan
seperti mandi,
beribadah dan hanya
diatas tempat
tidurnya saja.

IV. Diagnosa keperawatan


1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif b/d peningkatan moduksi sputum
2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveola kapiler (efek inflamasi)
3. Intoleransi aktivitas b/d gangguan pertukaran gas sekunder.
V. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
.
1. Bersihan Setelah a. Kaji a. Takipnea,
jalan dilakukan frekuensi/ked pernafasandang
nafas tindakan 2x24 alaman kal dan gerakan
tidak jam diharapkan pernafasan dada tak
efektif b/d bersihan jalan gerakan dada simetris karna
peningkat nafas menjadi ketidaknyaman
an efektif dengan an dinding dada
produksi kriteria hasil : b. Auskultasi / cairan paru
sputum a. Jalan area paru. b. Penurunan
nafas Catat area aliranudara
bersih penurunan terjadi pada
b. Tak ada dan adanya area
dyspne bunyi nafas konsolidasi
a krekels,meng dengan cairan
c. Tidak i nafas bronkhial
sianosis (nafas normal
bronkus)
krekels,mengi
saat inspirasi
dan ekspirasi
terhadap
pengumpulan
cairan
c. Merangsang
batuk atau
bersihan jalan
nafas
c. Lakukan d. Jalan nafas
penghisap alami
sesuai membantu silia
indikasi untuk
d. Beri klien mempertahanka
latihan nafas n jalan nafas
sering pasien
mempelajari e. Cairan hangat
menekan membantu
dada dan mengeluarkan
batuk efektif sekret.
e. Tawarkan air
minum
hangat.
2. Gangguan Setelah a. berikan terapi a. tujuan terapi oksigen
pertukaran dilakukan oksigen dengan benar adalah
gas b/d tindakan mempertahankan PaO2
perubahan keperawatan b. awasi suhu tubuh diatas 60 mmHg
membran selama 2x24 sesuai indikasi, bantu b. demam tinggi pd
alveolar jam diharapkan tindakan nyaman pneumonia bakterial
kapiler dapat menurunkan demam sangat meningkatkan
efek menunjukkan misalnya : selimut kebutuhan metabolik
inflamasi perbaikan tambahan, satu dan oksigen dan
ventilasi ruangan nyaman, mengganggu oksigenasi
dengan hasil : a. kompres air hangat seluruh.
Oksigenasi c. tindakan ini
jaringan dengan c.tinggikan kepala memudahkan inspirasi
GDA dalam dan dorong sering maksimal.
rentang normal mengubah posisi Meningkatkan
b. tak ada gejala fowler/semi fowler pengeluaran sekret
distres d. kaji frekuensi d. manifestasi distres
pernafasan kedalaman dan pernafasan tergantung
bernafas derajat keterlibatan
e. observasi warna paru dan kesehatan
kulit, membran umum
mukosa dan kuku e. sianosis kuku
adanya sianosis atau menunjukkan demam /
tidak menggigil dan sianosis
f. awasi GDA, nadi telinga menunjukkan
oksimetri hipoksemia sistemik
f. mengevaluasi proses
penyakit.
3. Intoluansi Setelah a. Jelaskan a. Tirah baring
aktivitas dilakukan pentingnya dipertahankan
b/d tindakan istirahat selama fase
gangguan keperawatan dalam akut untuk
pertukaran selama 2x24 rencana menaruhkan
gas jam diharapkan pengobatan kebutuhan
sekunder dapat : dan metabolik,
a. Tidak keseimbanga menghemat
ada n aktivitas energi untuk
dispnea dan istirahat penyembuhan
b. Tidak b. Evaluasi b. Menetapkan
ada respon pasien kemampuan/ke
kelema terhadap butuhan pasien
han aktivitas, dan
berlebi catat : memudahkan
h laporan pilihan
c. Tanda dispnea dan intervensi
vital catat tanda c. Pasien
dalam vital selama mungkin
rentang dan setelah nyaman dengan
normal aktivitas kepala tinggi,
c. Bantu pasien tidur dikursi,
memilih menunduk
posisi kedepan meja
nyaman d. Meminimalkan
untuk kelelahan dan
istirahat membantu
d. Bantu keseimbangan
aktivitas suplai dan
perawatan kebutuhan
diri yang oksigen
diperlukan
pasien
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : Ny.E


Ruang : E1
Umur : 58 th
No.RM : 366.477.17

No. Tanggal Dx Implementasi Paraf Evaluasi


1 26-07- 1. 1. monitoring TTV : TD : S : - klien mengatakan
17 130/80 mmHg, ND : sudah dapat
16.04 82x/menit, RR : 28x/menit, mengeluarkan dahak
S : 37c - Klien
2. mengkaji/kedalaman mengatakn
pernafasan dan gerakan sesaknya
dada dengan hasil RR : sudah
16.15 28x/i, pernafasan cepat dan berkurang
dangkal O : - klien
3. membantu pasien latihan mengatakan
nafas dan mengajarkan mengeluarkan
batuk efektif dengan hasil : dahaknya
16.20 pasien dapat mengeluarkan - Krekels dan
dahak stredar (+)
4. mengauskultasi area - Dispnea
16.26 paru/tak ada aliran udara berkurang
dari bunyi nafas dengan - TTV : TD :
hasil : 130/80
bronkhial,mengi,krekels mmHg, ND :
5. memberikan oksigen 82x/i, RR :
16.30 sesuai 28x/i
- Klien masih
mendapat
oksigen
A : masalah
teratasi sebagian :
klien dapat
mengeluarkan
dahak dan sesak
nafas berkurang
P : intervensi
lanjutan :
- Kaji frekuensi
nafas
- Pantau terus
TTV
- Auskultasi
area paru
- Lanjutkan
pemberian O2
- Awasi GDA
- Ingatkan
batuk efektif
2. 26-07- 2. 1.menentukan karakteristik S : - klien mengatakan
17 nyeri dengan hasil : nyeri nyeri berkurang
16.07 konstan lokasi bagian dada - Klien
2. memantau TTV, hasil : mengatakan
TD : 130/80 mmHg, N : badannya
82x/i, RR : 28x/i masih lemah
16.23 3.memberikan tindakan O : - klien
nyaman pijatan punggung, tampak agak
perubahan posisi, musik nyaman
tenang, hasil : pasien sudah - Gelisah
16.29 merasa nyaman berkurang
4. memberikan analgesik - Dispnea
dan antitusip sesuai berkurang
indikasi - TTV : TD :
5. menganjurkan dan bantu 130/80
pasien dalam tehnik dada mmHg, N :
16.43 selama episode batuk 82x/i, RR :
28x/i
- Mukosa bibir
16.48 masih kering
dan pucat
- Klien masih
sianosis
- Kapilari refile
Kembali
dalam 2-3
detik
A : masalah
teratasi
sebagian :
klien
mengatakan
nyeri
berkurang
P : intervensi
lanjutkan :
- Kaji terus
karakteristik
nyeri
- Pantau terus
TTV
- Lanjutkan
pemberian
obat sesuai
indikasi
3. 26-07- 3. 1. menganjurkan pasien S : - klien mengatakan
17 untuk beraktivitas sedang sedikit bisa
diatas tempat tidur, hasil : beraktivitas
miring kanan, miring kiri, O : - klien nampak
duduk tanpa minta bantuan senang dan cenderung
2. mengkaji pola mengikuti perintah
pernafasan A : masalah teratasi
sebagian
P : intervwnsi lanjutan
: - kaji pola pernafasan
ketika beraktivitas
4. 27-07- 1 1. Memberikan infus
17 RL + aminofilin
14.31 15 tpm
14.42 2. Memberikan nebu
flexotide, hasil :
dahak keluar dan
tidak ada sesak
15.35 3. Mengukur TTV,
TD : 110/70
mmHg. N : 80x/i,
RR : 24x/i
15.42 4. Mengauskultasi
area paru dengan
hasil : krekels
5. Memberikan obat
sesuai indikasi
dokter
2. 14.35 2. 1. mengukur TTV, TD : S : - klien mengatakan
120/80 mmHg, N : 80x/i, tidak nyeri lagi
RR : 25x/i - Klien
2. memberikan analgesik mengatakn
dan antitusip sesuai badannya
indikasi sudah segar
O : klien
merasa
nyaman
TTV : TD :
120/80
mmHg, N :
80x/i, RR :
25x/i
- Mukosa bibir
normal dan
tidak pucat
A : masalah
teratasi
P : hentikan
intervensi

Vous aimerez peut-être aussi