Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Anak
di RSUD Kota Semarang
Disusun oleh :
Ajillia Sehana Paramudita
301.012.6581
Pembimbing:
dr. Slamet Widi S., Sp.A
dr. Zuhriah Hidajati, Sp.A
dr. Lilia Dewiyanti, Sp.A
dr. Neni Sumarni, Sp.A
1
Ibu mengatakan demam hanya turun setelah minum obat, kemudian demam
kembali tinggi beberapa saat kemudian.
1 hari sebelum masuk rumah sakit, anak masih demam dengan kualitas dan
kuantitas yang sama. Pagi hari ibu pasien mengatakan bahwa anak mimisan. Anak
tidak pernah memiliki riwayat mimisan sebelumnya. Anak juga tidak sedang
membersihkan hidung saat mimisan. Anak muntah setiap makan dan minum dan
semakin lemas. Anak mengaku pusing, nyeri perut dan nyeri otot lebih berat dari
hari kemarin. Anak hanya mau berbaring di tempat tidur.
Karena demam tidak juga hilang, anak semakin lemas, nyeri perut dan muntah,
orang tua kemudian membawa anaknya ke IGD RSUD Kota Semarang pada 19
Juli 2016 pukul 06.30. Oleh dokter jaga kemudian pasien dimondokkan dan masuk
ke bangsal Nakula 4.
2
Kesan: Sosial ekonomi cukup.
3
k. Riwayat Imunisasi :
0 bulan = Hepatitis B, HBo
1 bulan = BCG, polio I
2 bulan = DPT + hepatitis B + HiB (Pentabio 1), polio II
3 bulan = Pentabio 2, polio III
4 bulan = Pentabio 3, polio IV
9 bulan = Campak
Kesan: Imunisasi dasar lengkap berdasarkan informasi dari ibu pasien tapi tanpa
disertai bukti dari KMS.
4
n. Pemeriksaan Status Gizi
Data Antropometri :
Umur 9 tahun 15 hari
Berat badan 23 Kg
Tinggi badan 124 cm
3. Status Internus
a. Kepala : Normocephale, kulit kepala tidak ada kelainan, rambut hitam dan
distribusi merata, tidak ada kaku kuduk.
b. Kulit : Tidak sianosis, turgor kembali segera, petechie (-)
c. Mata : pupil isokor (+/+), oedem palpebra (-/-), refleks cahaya (+/+) normal,
konjungtiva anemis (-/-)
d. Hidung : bentuk normal, sekret (-/-), gumpalan darah (-/-), mimisan (-/-)
5
e. Telinga : bentuk normal, discharge (-/-), nyeri (-/-)
f. Mulut : bibir kering (+), sianosis (-), pendarahan gusi (-)
g. Tenggorok : tonsil ukuran T1-T1, permukaan rata, kripte tonsil tidak melebar,
tidak hiperemis, faring hiperemis (-)
h. Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
i. Thorax
Paru
- Inspeksi : Hemithoraks dextra et sinistra simetris dalam keadaan statis dan
dinamis, tidak ada retraksi suprasternal, intercostal dan
epigastrial (-).
- Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : suara dasar : vesikuler +/+
suara tambahan : ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V 2 cm medial linea mid clavicula
sinistra, tidak melebar, tidak kuat angkat
- Perkusi : dalam batas normal
- Auskultasi : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-), bising (-)
j. Abdomen
- Inspeksi : dinding abdomen distensi (-)
- Auskultasi : BU (+) normal
- Perkusi : timpani (+), Ascites (-)
- Palpasi : supel, defense muscular (-), nyeri tekan pada kuadran kanan atas,
hepar dan lien dalam batas normal.
k. Genitalia : perempuan, tidak ada kelainan.
l. Ekstremitas
Superior Inferior
Akral Dingin -/- -/-
Akral Sianosis -/- -/-
Petechie -/- -/-
Capillary Refill Time < 2" < 2"
6
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Rutin
19/07/2016 19/07/2016 20/07/2016 20/07/2016 Nilai Normal
sore pagi sore
Hb 16.6 15.8 15 14.9 11 15 g/dL
Hematokrit 46.00 43.80 42.80 41.10 35 47%
Leukosit 3.100 2.700 5.800 5.800 3.600 11.000 u/L
Trombosit 48.000 34.000 19.000 24.000 150.000 400.000 u/L
7
IV. RESUME
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit ibu mengakatan anak demam tinggi
mendadak, terus menerus. Oleh ibu, suhu diukur dengan termometer dan
menunjukkan suhu badan 40oC dan tidak pernah turun hingga suhu normal. Tidak
menggigil dan tidak kejang. Tidak ada mimisan, gusi berdarah ataupun bintik-
bintik merah pada tubuh. Buang air besar berwarna hitam disangkal. Batuk dan
pilek disangkal. Diare disangkal. Keluar cairan dari telinga disangkal. Buang air
kecil seperti biasa, tidak keruh dan tidak nyeri. Akral dingin disangkal. Ibu
mengatakan bahwa nafsu makan dan minum berkurang karena anak mengaku
merasa perutnya sakit dan mual. Anak juga mengaku lemas, pusing, nyeri otot
seluruh badan, dan nyeri belakang mata. Pasien sudah berobat ke rumah sakit, oleh
rumah sakit diberikan obat untuk rawat jalan karena hasil laboratorium juga baik.
Ibu mengatakan demam hanya turun setelah minum obat, kemudian demam
kembali tinggi beberapa saat kemudian.
1 hari sebelum masuk rumah sakit, anak masih demam dengan kualitas dan
kuantitas yang sama. Pagi hari ibu pasien mengatakan bahwa anak mimisan. Anak
tidak pernah memiliki riwayat mimisan sebelumnya. Anak juga tidak sedang
membersihkan hidung saat mimisan. Anak muntah setiap makan dan minum dan
semakin lemas. Anak mengaku pusing, nyeri perut dan nyeri otot lebih berat dari
hari kemarin. Anak hanya mau berbaring di tempat tidur.
Karena demam tidak juga hilang, anak semakin lemas, nyeri perut dan muntah,
orang tua kemudian membawa anaknya ke IGD RSUD Kota Semarang dan pasien
dimondokkan.
8
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini.
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit perdarahan.
Usul Pemeriksaan
- Pemeriksaan darah (Hb, Hematokrit, Leukosit, Trombosit) serial.
- Study koagulasi
- Pantau lingkar perut
9
IV. DIAGNOSIS BANDING
1. Tersangka infeksi virus dengue
i. DHF grade II
ii. DHF grade III
2. Status gizi
i. Status gizi baik
ii. Status gizi kurang
iii. Status gizi lebih
3. Efusi pleura dextra
V. DIAGNOSIS KERJA
DHF grade II dengan status gizi baik.
VI. TERAPI
a. Infus
RL 7 mL/kgBB/jam (selama 2 jam)
(Keadaan sirkulasi stabil)
RL 5 mL/kgBB/jam (selama 4 jam)
(Keadaan sirkulasi tetap stabil, cairan diturunkan hingga maintenance)
RL 3 mL/kgBB/jam
b. Injeksi
- Inj. Ranitidin 2 x 30 mg
- Inj. Ondansentron 4 mg
c. Per oral
Parasetamol syr 3 x 2 cth
VII. EDUKASI
1. Menjelaskan kepada keluarga bahwa anak mengalamai demam berdarah fase
kritis, sehingga terapi yang dilakukan adalah terapi oksigen, pemberian cairan,
dan pengawasan. Pemberian cairan dilakukan lewat infus dan dipantau secara
ketat.
2. Menjelaskan rencana program pemeriksaan bahwa anak akan diambil
darahnya setiap hari untuk mengetahui perkembangan penyakit maupun
perbaikan kondisi.
10
3. Berkerja sama dengan orang tua dalam mengawasi tanda-tanda bahaya seperti
sakit perut, nyeri tekan pada perut, muntah terus-menerus, perdarahan mukosa
(mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik di kulit seperti digigit nyamuk),
penumpukan cairan (sesak, kelopak mata bengkak, perut membesar), lemah,
kaki dan tangan lembab dan dingin, buang air kecil berkurang.
4. Menganjurkan agar anak banyak makan dan minum.
5. Menjelaskan pada keluarga pasien untuk meminumkan obat penurun panas
jika anak demam.
6. Menjelaskan penyebab penyakit demam berdarah dengue.
7. Menjelaskan proses perjalanan penyakit.
8. Menganjurkan untuk melakukan gerakan 3M plus dirumah.
9. Menganjurkan untuk menggunakan cara-cara proteksi agar tidak digigit
nyamuk. Seperti menggunakan lotion anti nyamuk, menggunakan kelambu
saat tidur, tidak menumpuk barang barang di kamar.
10. Melakukan gotong royong untuk memberantas habitat nyamuk.
VIII. PROGNOSIS
Qua ad vitam : dubia ad bonam
Qua ad sanam : dubia ad bonam
Qua ad fungsional : dubia ad bonam
11