Vous êtes sur la page 1sur 10

IMPLEMENTASI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN

PEDULI REMAJA (PKPR) DI TINGKAT PUSKESMAS DKI JAKARTA

Implementation of Adolescent Friendly Health Services (AFHS)


at Primary Health Care in Jakarta

Kenti Friskarini1, Helper Sahat P Manalu1


1
Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat
Email: friskarini@yahoo.com

Diterima: 16 Mei 2016; Direvisi: 31 Mei 2016; Disetujui: 7 Juni 2016

ABSTRACT

Care for Adolescent Health Services (PKPR) is a health care program aimed for adolescents in the health
centers, which are expected to provide servicesin order to realize the healthy adolescents. The research
method used cross-sectional and qualitative data obtained from the working area of health centers in Jakarta
to know the implementation oft he program PKPR in 2011. Samples were selected purposively composed
of and consisted of informants teenagers and health center personnels. Primary and secondary data were
taken by using in-depth interviews and focus group discussions (FGD) and observation service facilities.
The results are PKPR activities still limited to counseling in schools with material adolescent reproductive
health, adolescents who came to the health center not get services as shown by flow of PKPR models,
adolescent access to health centers constrained with learning activities, there were still health centers that
have not done the training of peer counselors, there was no allocation of sufficient funds for PKPR
activities, educational materials are lacking, limited educational learning tools and transportation as well as
room services, also the officials understanding of the program is still lacking. Cross-sectoral cooperation
has not been used to gain support for the implementation of specific PKPR at schools. The conclusion is
the implementation of the PKPR program in the health center not meet the criteria as specified adolescent
services because there in sufficient financial support, infra structure, and human resources. PKPR
socialization is necessary and the full support of local governments in PKPR program in their respective
working area of health centers.

Keywords: Service, adolescent, health personnel

ABSTRAK

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) merupakan program pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk remaja di puskesmas, diharapkan mampu memberikan pelayanan agar dapat mewujudkan remaja
sehat. Metode penelitian dengan potong lintang dan data yang diambil untuk tulisan ini adalah kualitatif
pada wilayah kerja puskesmas di Kota Jakarta untuk mengetahui implementasi program dari PKPR pada
tahun 2011. Sampel dipilih secara purposif terdiri dari informan remaja dan petugas puskesmas. Data yang
diambil sekunder dan primer yaitu wawancara mendalam dan FGD serta observasi fasilitas pelayanan.
Hasil dari penelitian adalah kegiatan PKPR masih terbatas pada penyuluhan di sekolah dengan materi
kesehatan reproduksi remaja, remaja yang datang ke Puskesmas belum mendapat pelayanan seperti alur
model pelayanan PKPR, akses remaja ke puskesmas terbentur dengan kegiatan belajar, masih adanya
Puskesmas yang belum melakukan pelatihan konselor sebaya, belum ada alokasi dana yang cukup untuk
kegiatan PKPR, bahan-bahan penyuluhan masih kurang, terbatasnya alat bantu pembelajaran edukatif dan
transportasi serta ruangan pelayanan, serta pemahaman petugas tentang program masih kurang. Kerjasama
lintas sektor belum digunakan untuk menggalang dukungan bagi terselenggaranya PKPR khusus bagi
sekolah-sekolah. Kesimpulan adalah pelaksanaan program PKPR di Jakarta belum memenuhi kriteria
pelayanan remaja seperti yang ditetapkan karena belum cukupnya dukungan dana, sarana prasarana, tenaga.
Perlu perluasan sosialisasi PKPR dan dukungan penuh pemerintahan daerah dalam program PKPR di
masing-masing wilayah kerja puskesmas.

Kata kunci: Pelayanan, remaja, petugas kesehatan

66
Implementasi program pelayanan kesehatan...(Kenti F, Helper SPM)

PENDAHULUAN cetak yang digunakan sebagai acuan atau alat


peraga oleh petugas kesehatan, umumnya
Remaja 1524 tahun di Indonesia
berkaitan dengan kesehatan reproduksi
berdasarkan Survei Penduduk tahun 2010
remaja (KRR) dan Napsa (PTIKM, 2012).
berjumlah 40,75 juta (0,17%) dari seluruh
Meskipun banyak program telah dilakukan
penduduk yang berjumlah 237,6 juta jiwa,
namun permasalahan remaja masih sangat
sementara jumlah penduduk 10 14 tahun
memprihatinkan. Hal ini didukung dengan
berjumlah 22,7 juta (0.09%). Besarnya
hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
jumlah penduduk kelompok remaja ini akan
Indonesia (SKRRI) tahun 2007 pada Anita
sangat mempengaruhi pertumbuhan
(2014), remaja mengaku mempunyai teman
penduduk di masa mendatang. Penduduk
yang pernah melakukan hubungan seksual
kelompok umur 10 24 tahun ini perlu
pranikah usia 14-19 tahun (perempuan
mendapat perhatian serius mengingat mereka
34,7%, laki-laki 30,9%), usia 20-24 tahun
akan memasuki angkatan kerja dan
(perempuan 48,6%, laki-laki 46,5%). Dengan
memasuki usia reproduksi (BKKBN, 2011).
responden remaja berusia antara 15-24 tahun
Pendapat lain juga mengatakan bahwa
menunjukkan bahwa sebanyak 1% remaja
remaja adalah tunas bangsa, generasi penerus
perempuan dan 6% remaja laki-laki
bangsa, tumpuan harapan bangsa yang akan
menyatakan pernah melakukan hubungan
bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju
seksual pranikah.
Indonesia yang bermartabat. Sehingga
sebagai generasi penerus, kelompok remaja Selain itu ternyata kelompok sebaya
merupakan aset bangsa atau modal utama juga merupakan hal yang tidak dapat
sumber daya manusia bagi pembangunan dianggap enteng dalam hubungannya dengan
bangsa di masa yang akan datang. Kelompok kesehatan remaja. Pentingnya kelompok
remaja yang berkualitas memegang peranan teman sebaya, karena kelompok ini
penting dalam mencapai kelangsungan serta merupakan dunia nyata remaja yang
keberhasilan tujuan pembangunan nasional, menyiapkan tempat remaja menguji dirinya
sehingga perlu mendapat perhatian yang sendiri dan orang lain. Ketika lebih banyak
serius untuk meningkatkan kualitasnya (Ni menghabiskan waktu di luar dari pada di
Nyoman Kristina, SKM, 2011.). dalam rumah dan sebagian besar waktu diluar
rumah digunakan untuk bergaul dengan
Menurut Kristanti, semua remaja,
teman sebayanya dan sebagai konsekuensi
baik laki-laki maupun perempuan
adalah pengaruh kelompok teman sebaya
mempunyai hak atas informasi dan akses ke
lebih besar dari pada pengaruh dari dalam
pelayanan kehamilan dan persalinan yang
rumah. Ketika lebih banyak memiliki
aman termasuk pelayanan kontrasepsi yang
kelompok teman sebaya dan sering
disukai. Sedangkan pelayanan yang cocok
berinteraksi dengan teman sebaya akan
untuk remaja adalah yang berorientasi pada
sangat kuat merasakan kehadiran
prinsip hak-hak anak yaitu non diskriminasi,
kelompoknya, sehingga tingkah laku
kepentingan terbaik bagi remaja,
kelompok teman sebaya akan berarti bagi
kelangsungan hidup dan tumbuh kembang,
dirinya (Ristianti, 2008).
serta penghargaan pendapat remaja
(Kristanti, 2011). Melihat kebutuhan remaja dan
memperhitungkan tugas Puskesmas sebagai
Dalam perkembangan terakhir ini,
barisan terdepan pemberi layanan kesehatan
dengan permasalahan remaja yang semakin
kepada masyarakat, seharusnya Puskesmas
meningkat, banyak kegiatan yang sudah
memberikan pelayanan yang layak kepada
dilakukan oleh Kementerian Kesehatan
remaja sebagai salah satu kelompok
dalam meningkatkan kualitas pelayanan
masyarakat yang dilayaninya. Pelayanan
kesehatan remaja, antara lain adalah telah
kesehatan remaja di Puskesmas amat
dilakukan pelatihan tenaga kesehatan untuk
strategis dan dapat dilaksanakan dengan
melaksanakan PKPR di Pusat Kesehatan
efektif dan efisien mengingat ketersediaan
Masyarakat (Puskesmas). Sebagai dukungan
tenaga kesehatan dan kesanggupan jangkauan
pelaksanaan Komunikasi Informasi dan
Puskesmas ke segenap penjuru Indonesia
Edukasi kepada remaja, Kementerian
seperti halnya keberadaan remaja sendiri,
Kesehatan juga telah menerbitkan bahan
67
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 15 No 1, Juni 2016 : 66 - 75

dari daerah perkotaan hingga terpencil masukan untuk PKPR (Program Kesehatan
perdesaan. Beberapa tahun terakhir mulai Peduli Remaja) dan program kesehatan
dilaksanakan beberapa model pelayanan remaja lainnya di Jakarta sehingga
kesehatan remaja yang memenuhi kebutuhan pengembangan model intervensi pelayanan
dan "selera" remaja di beberapa propinsi, dan kesehatan reproduksi yang efektif diharapkan
diperkenalkan dengan sebutan Pelayanan membantu remaja menyiapkan masa depan
Kesehatan Peduli Remaja atau disingkat yaitu melakukan fungsi reproduksi dan
PKPR, adopsi dari istilah dalam bahasa fungsi keluarga secara berkualitas. Artikel ini
Inggris, Adolescent Friendly Health Services sendiri membahas hasil dari bagian penelitian
(AFHS), yang sebelumnya dikenal dengan yang dilakukan di 4 puskesmas di kota
Youth Friendly Health Services (YFHS). Jakarta.
Pelayanan kesehatan pada sasaran remaja
sebagaimana pada kelompok umur lainnya,
juga meliputi upaya promotif, preventif, BAHAN DAN CARA
kuratif dan rehabilitatif. Dalam artikel ini metode penelitian
Sesuai permasalahannya, aspek yang yang dilakukan adalah kualitatif. Penelitian
perlu ditangani lebih intensif adalah aspek kualitatif dilakukan dengan cara wawancara
promotif dan preventif, tetap dengan cara mendalam dengan remaja bermasalah untuk
"peduli remaja". Pemberian layanan pada menentukan pelayanan yang dibutuhkan
remaja dengan model PKPR ini merupakan remaja, serta Fokus Grup Diskusi (FGD)
salah satu strategi yang penting dalam dengan kelompok remaja bermasalah di
mengupayakan kesehatan yang optimal bagi wilayah kerja puskesmas yang terpilih.
remaja, karena pelayanan yang cocok untuk Populasi dalam penelitian ini adalah
remaja adalah yang berorientasi pada prinsip remaja bermasalah kesehatan reproduksi usia
hak-hak anak, yaitu non diskriminasi, 15-24 tahun di wilayah kerja puskesmas
kepentingan terbaik bagi anak, hak hidup, PKPR di kota Jakarta Pusat. Puskesmas
kelangsungan hidup dan tumbuh kembang, PKPR, yaitu Puskesmas Kecamatan Gambir,
serta penghargaan pendapat anak. Senen, Cempaka Putih dan Tananh Abang
Program Pelayanan Kesehatan Peduli terpilih ditentukan secara purposif yaitu yang
Remaja (PKPR) di Puskesmas telah sudah melaksanakan program PKPR secara
dikembangkan sejak tahun 2003. Sejak tahun maksimal menurut penilaian dari Dinas
2009 diupayakan setiap kabupaten/kota Kesehatan Kota. Untuk sampel adalah remaja
minimal memiliki 4 Puskesmas mampu tata bermasalah kesehatan reproduksi laki-laki
laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja. dan perempuan, kelompok umur 15-24 tahun,
Sampai dengan tahun 2012 Puskesmas PKPR baik dari kelompok formal maupun informal.
berjumlah 3.191 unit (Profil Kesehatan Pengumpulan data dilakukan pada tahun
Indonesia, 2012). 2011.
Melihat pentingnya PKPR dan Penentuan remaja bermasalah yang
hubungannya dengan kesehatan remaja, akan disertakan dalam FGD dan wawancara
tulisan ini mengangkat tentang pelaksanaan mendalam adalah secara purposif yaitu
program PKPR Kota Jakarta sebagai bagian remaja bermasalah yang bersedia
dari Penelitian Pengembangan Model diwawancarai dan diambil dari sekolah dan
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja di komunitas (baik dari Karang Taruna maupun
4 kota, yaitu di kota Medan, Jakarta Pusat, binaan dari PKPR), yang berada di wilayah
Surabaya, dan Bandung pada tahun 2011 kerja puskesmas terpilih. Kelompok remaja
(Kesehatan, 2011). Tujuan penelitian ini tersebut kemudian dibagi sesuai dengan jenis
adalah mengidentifikasi pelaksanaan kelamin yaitu kelompok laki-laki dan
program PKPR oleh provider di masing- perempuan. Analisa data dilakukan dengan
masing kota, dan kendala dalam pemberian melakukan analisis konten atau isi dari hasil
layanan tersebut. wawancara yang dilakukan. Untuk
memenuhi etik penelitian maka setiap
Hasil penelitian yang telah
informan diberikan lembar persetujuan untuk
dilaksanakan ini diharapkan dapat memberi
ikut dalam penelitian yang sebelumnya
68
Implementasi program pelayanan kesehatan...(Kenti F, Helper SPM)

didahului dengan naskah penjelasan tentang pemeriksaan Penyakit Menular Seksual


penelitian, partisipasi dan kerahasiaan. (PMS) sedangkan Puskesmas Cempaka Putih
dan Tanah Abang juga dengan program
Promosi Kesehatan.
HASIL
Dari empat puskesmas tersebut,
Hasil penelitian untuk kota Jakarta puskesmas Gambir dan Cempaka Putih
didapatkan pada 4 dari 8 Puskesmas PKPR dengan kegiatan PKPR lengkap yaitu
yang ada di Jakarta Pusat. Keempat penyuluhan, konseling, PKHS, pelatihan
puskesmas itu adalah Puskesmas Kecamatan konselor sebaya, periksa kesehatan,
Gambir, Senen, Cempaka Putih dan Tanah pemeriksaan penunjang, pelayanan rujukan,
Abang. Pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa dan adanya acara dialog atau diskusi dengan
keempat puskesmas semua mempunyai remaja. Waktu pelayanan PKPR di
sistem informasi dengan bekerjasama dengan Puskesmas Gambir juga disesuaikan dengan
Dinas Pendidikan dan Lembaga Swadaya keinginan remaja yaitu setiap hari, sedangkan
Masyarakat (LSM) sedangkan kerjasama tiga puskesmas lainnya sesuai waktu kegiatan
dengan BKKBN pada Puskesmas Gambir puskesmas, tetapi dibagi dalam hari kegiatan.
dan Senen, hanya PKM Senen yang Puskesmas Tanah Abang mempunyai
mempunyai kerjasama dengan universitas. kegiatan PKPR dalam dan luar gedung,
Puskesmas Gambir dan Senen selain sedangkan tiga puskesmas lainnya masih
memiliki Program PKPR, juga diikuti dengan terbatas pada kegiatan di dalam gedung.

Tabel 1. Kajian Kemitraan Puskesmas PKPR Berdasar Info Pelaksana Program di Puskesmas Jakarta Pusat,
2011
Topik PKM Gambir PKM C.Putih PKM T Abang PKM Senen
Kemitraan BKKBN, Dindiknas, Dindiknas, BKKBN, Dindiknas,
Dindiknas, LSM LSM LSM LSM, universitas
Kegiatan PKPR yang Penyuluhan,konsl Penyuluhan, Penyuluhan, Penyuluhan,
sudah dilaksanakan ing, PKHS, konseling, konseling, konseling, PKHS,
pelatihan, PKHS, pelatihan PKHS, Periksa pelatihan pendidik
pendidik sebaya, pendidik sebaya, kesehatan, sebaya, Periksa
pelatihan konselor pelatihan penunjang kesehatan,
sebaya, Periksa konselor sebaya, penunjang,
kesehatan, Periksa pelayanan rujukan
penunjang, kesehatan,
pelayanan penunjang,
rujukan, dialog pelayanan
rujukan, dialog
Waktu & tempat
Kesesuaian waktu sesuai keinginan sesuai jadual Sesuai jadual sesuai jadual
layanan remaja Puskesmas Puskesmas Puskesmas
Waktu layanan tiap hari 2 x per minggu tiap hari 1x per minggu

Tempat layanan dalam gedung dalam & luar dalam gedung dalam gedung
gedung

Pada Tabel 2 di bawah ini dapat Cempaka Putih mempunyai ruangan khusus
dilihat kelengkapan sarana dan prasarana PKPR untuk melakukan konsultasi dan
puskesmas yang menyediakan pelayanan keempat puskesmas mempunyai ruang
PKPR. Pada Puskesmas Gambir dan periksa fisik, yang tertutup dan terpisah.

69
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 15 No 1, Juni 2016 : 66 - 75

Tabel 2. Kajian Sarana dan Prasarana Puskesmas PKPR Berdasarkan Info Pelaksana Program,
Puskesmas Kota Jakarta Pusat, 2011
Sarana dan
PKM Gambir PKM C.Putih PKM Tn Abang PKM Senen
prasarana
ruang konseling ada, tertutup, ada, tertutup, dan tidak ada, tidak ada, tertutup,
khusus tidak terpisah terpisah bersama BP dan terpisah
tertutup
ruang periksa ada ruang ada ruang periksa ada ruang ada ruang periksa
fisik periksa fisik, fisik, tertutup, periksa fisik, fisik, tertutup,
tertutup,tidak terpisah tertutup, tidak
terpisah terpisah
materi Ada Ada Ada Ada
penyuluhan

Pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa Puskesmas Gambir dan Cempaka


Puskesmas Gambir mempunyai petugas Putih melakukan pembinaan dalam dan luar
khusus PKPR dan mempunyai petugas tetap wilayah binaan puskesmas. Sedangkan
dalam melaksanakan program PKPR. puskesmas Tanah Abang dan Senen dengan
Sedangkan Puskesmas Senen mempunyai kegiatan yang masih terbatas di dalam
jumlah tenaga kesehatan PKPR terbanyak, gedung, belum ada kegiatan konseling di luar
juga tenaga yang terlatih terbanyak, gedung. Selain program PKPR juga ada
sedangkan puskesmas Tanah Abang hanya program lainnya. Kecuali puskesmas
mempunyai satu tenaga terlatih PKPR. SDM Cempaka Putih hanya dengan program
PKPR belum merata pada semua puskesmas PKPR. Di setiap puskesmas juga tersedia
PKPR, baik dalam jumlah maupun tenaga materi penyuluhan yang mendukung kegiatan
yang terlatih. PKPR yang diperoleh dari Dinas Kesehatan.

Tabel 3. Kajian Puskesmas PKPR Berdasar Info Pelaksana Program Puskesmas Di Kota Jakarta
Pusat, 2011
SDM PKM Gambir PKM C.Putih PKM TAbang PKM Senen
Petugas PKPR Ada tidak tidak tidak
khusus
Tenaga tetap Ada ada ada ada
PKPR
Jumlah nakes 2 4 1 7
PKPR
Jumlah nakes 2 4 2 6
terlatih PKPR
Jenis tenaga dokter 1 org, dokter 2 org, perawat 2 org dokter 2, bidan
perawat 2, perawat 2 org 1, perawat 1,
kesmas 1 org gizi 1,
promkes 1 org
SDM PKPR Cukup Ada Tidak, karena ya
memadai hanya 1 yg
dilatih

70
Implementasi program pelayanan kesehatan...(Kenti F, Helper SPM)

Lanjut Tabel 3. Kajian Puskesmas PKPR .


SDM PKM Gambir PKM C.Putih PKM TAbang PKM Senen
Memberi dokter, dokter dokter, perawat dokter, perawat, dokter, bidan,
konseling dalam gigi, bidan, petugas gizi perawat, gizi,
gedung perawat, promkes
kesehatan
masyarakat,
konselor, kons
sebaya
Memberi dokter, bidan, dokter, konselor tidak ada tidak ada
konseling luar prwt, kesmas, sebaya
gedung konselor,
konselor sebaya
Jangkauan wilayah dan luar dalam dan luar wilayah kerja wilayah kerja
pelayanan PKPR wilayah kerja wilayah kerja Puskesmas Puskesmas
PKPR Puskesmas
Program lain konsultasi Tidak ada VCT, konseling Narkoba,
selain PKPR Narkoba, Narkoba, Kesehatan
Periksa IMS Periksa IMS reproduksi

Pelatihan tenaga kesehatan pelaksana kompetensi untuk konselor remaja baru


PKPR pada umumnya dilakukan oleh Dinas diterima di Cempak Putih oleh konselor
Kesehatan Kota. Pada tahun 2009 saat YCAB. Materi pelatihan konselor sebaya
didirikannya PKPR, ada pelatihan serempak yang diberikan meliputi bahaya merokok,
pada 8 puskesmas PKPR dan sejak itu belum narkoba, AIDS, PMS, KB, organ reprod.
ada pelatihan lagi. Kadang-kadang ada Oleh dokter PKM setempat. Fasilitator PKPR
kerjasama dengan LSM seperti Global Fund, puskesmas Gambir yang berasal dari
Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) untuk masyarakat adalah ketua RW dan kader
melakukan pelatihan yang bersifat sporadis. kesehatan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 4.
Puskesmas Tanah Abang dan Senen
belum mempunyai konselor remaja. Materi

Tabel 4. Kajian Pelatihan SDM Puskesmas PKPR Berdasar Info Pelaksana Program Puskesmas
Kota Jakarta Pusat, 2011
PKM Cempaka PKM Tanah
SDM PKM Gambir PKM Senen
Putih Abang
Nakes Informasi dan Informasi dan In Informasi dan Informasi dan
mendapat edukasi Dinkes edukasi Dinkes edukasi Dinkes edukasi
pelatihan Pelayanan. 2009 konsel, 2009 Dinkes
klinis medis: PKHS: Kemkes Pelayanan klinis Pelayanan klinis
GF kemkes; Pelatihan medis: medis: dinkes
konsel: GF, pendidik dan GF kemkes. konseling:
PKHS: Dinkes, konseling Konsel, PKHS: dinkes, PKHS:
pelatihan. sebaya: Kemkes/ Promkes Dinkes,
konselor dan LSM pelatihan.
pendidik konselor dan
sebaya: YCAB pendidik
sebaya: dinkes

71
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 15 No 1, Juni 2016 : 66 - 75

Lanjutan Tabel 4. Kajian Pelatihan SDM Puskesmas PKPR.


PKM Cempaka PKM Tanah
SDM PKM Gambir PKM Senen
Putih Abang
PKM punya Ada ada Tidak ada Tidak ada
konselor
sebaya
Konselor Tidak ada sejak ada Tidak ada Tidak ada
sebaya tahun 2007
mendapat
pelatihan
Materi
kompetensi
Jenis latihan Ambil Tidak ada Tidak ada
keputusan,
pemecahan
masalah,
berpikir kreatif,
kritis,
komunikasi
efektif,
hubungan
interpersonal,
kesadaran diri,
empati,
pengendalian
emosi, atasi stres

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa biaya konsultasi pada remaja, untuk
sumber biaya untuk pelaksanaan PKPR dibayarkan pada konselor remaja dan
berasal dari APBD. Namun pada Puskesmas konselor sebaya.
Gambir memiliki kebijakan untuk menarik

Tabel 5. Kajian Pembiayaan Puskesmas PKPR Berdasar Info Pengelola Program Puskesmas Kota
Jakarta Pusat, 2011
Pembiayaan PKM Gambir PKM Cemp.Putih PKM Tabang PKM Senen
APBD, Badan
sumber dana PKPR APBD APBD Layanan unit APBD
ya, Rp 50.000,-
Insentif konselor remaja (APBD) tidak tidak tidak

biaya konsultasi remaja ya, Rp 5000,- tidak tidak tidak

insentif konselor sebaya Ya, Rp 30 .000,- tidak tidak tidak

Dari hasil wawancara dengan bermasalah, mempunyai lebih banyak


petugas pelaksana PKPR, dapat diketahui pengalaman dalam menghadapi masalah
pengalaman baik positif maupun negatif sesuai dengan norma kehidupan di
selama menjalani tugas. Pengalaman positif masyarakat, dan dapat menggali
yang didapatkan antara lain adalah : permasalahan remaja yang dihadapi.
pengarahan positif siap diterima oleh remaja
72
Implementasi program pelayanan kesehatan...(Kenti F, Helper SPM)

Pengalaman negatif pada petugas sendiri yang pas sama yang dibutuhin. Wah
pada saat pelaksanaan PKPR juga beragam, nggak tau deh benernya gimana...
antara lain adalah : Jumlah dan jenis SDM
Begitu juga pernyataan dari informan
sangat berkurang karena mutasi, berhadapan
pada saat FGD pada kelompok remaja
dengan orangtua dengan emosi tinggi pada
perempuan yang juga menyatakan tidak
masalah remaja, belum semua sekolah mau
mengetahui tentang PKPR namun
bekerjasama dalam melaksanakan PKPR,
menganggap pelayanan kesehatan khusus
tidak ada ruangan tersendiri sehingga sulit
untuk remaja memang diperlukan karena
melakukan pelayanan terutama dalam
remaja bisa mendapat masalah yang beragam
pelaksanaan konseling (tidak konsentrasi),
dan ingin dibantu untuk dapat mengatasi
banyaknya pekerjaan sehingga kurang dapat
masalah mereka, seperti kutipan berikut :
fokus pada PKPR
Enak juga ya kalau memang ada
Berangkat dari pengalaman-
yang kita ajak bicara kalau ada masalah.
pengalaman tersebut di atas maka harapan
Masalah kita kan macam-macam banget.
pelaksana PKPR adalah perlu adanya
Kalau sama teman kan belum tentu hasilnya,
dukungan lintas sektor yang sangat berperan
tapi kalau ada orang yang bisa kasih jalan
dalam keberhasilan pelaksanaan program
keluar beda ya
PKPR, ingin mempunyai dokter khusus
untuk masalah kejiwaan atau psikolog
sebagai bagian dari tim PKPR, adanya
PEMBAHASAN
ruangan konsultasi tersendiri untuk remaja
dengan gaya remaja, tersedia buku-buku Salah satu upaya pemerintah dalam
kespro yang bermanfaat untuk remaja, ada menangani permasalahan remaja adalah
pelatihan dan penyegaran bagi petugas dengan pembentukan program Pelayanan
PKPR, pembinaan sekolah secara berkala dan kesehatan peduli remaja (PKPR) yang
berkesinambungan, SDM pelaksana PKPR merupakan program pelayanan kesehatan
tidak cepat dimutasi, tersedia anggaran untuk yang ditujukan untuk remaja, dimana
kegiatan PKPR secara rutin dan diharapkan mampu memberikan pelayanan
berkesinambungan, remaja lebih mudah kepada remaja untuk dapat mewujudkan
mengakses pelayanan kesehatan peduli remaja sehat. Dan jumlah puskesmas yang
remaja, dan yang tidak kalah penting adalah menyelenggaran PKPR mengalami kenaikan
sekolah lebih peduli dengan program PKPR namun implementasi program PKPR belum
Tenaga pelaksana PKPR ini juga seperti yang diharapkan. Demikian informasi
memiliki perencanaan untuk meningkatkan masalah kesehatan remaja di Kabupaten
jenis pelayanan, yaitu : Penyuluhan, Kediri terutama HIV/AIDS pada tahun 2008
pelatihan dan pemeriksaan berkala (TB, BB, menunjukkan adanya peningkatan,
LILA), membentuk konselor sebaya, sedangkan data cakupan pelayanan pada
tersedianya laptop, CD, LCD, buku pedoman remaja adalah 65 % masih rendah
untuk konselor dan leaflet untuk pelatihan/ dibandingkan Kabupaten/Kota lain yang
penyuluhan/ konseling di Karang Taruna dan mencapai 70 % dengan standar pelayanan
sekolah minimal 80 %. Hal ini menunjukkan adanya
masalah dalam implementasi program PKPR.
Dari hasil wawancara mendalam dan Keberhasilan implementasi dipengaruhi oleh
FGD kepada remaja, diketahui bahwa komunikasi, sumberdaya, disposisi, struktur
kebanyakan remaja tidak mengetahui tentang birokrasi (Anonim).
PKPR. Seperti yang disampaikan remaja
perempuan bermasalah di Puskesmas Sejak tahun 2003 Kementerian
Gambir, berikut ini : Kesehatan sudah mencanangkan program
pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR)
....Sampai sekarang kayaknya gak yang berbasis di Puskesmas dengan prinsip
ada tuh sarana pelayanan remaja khusus dapat terakses oleh semua golongan remaja,
remaja. PKPR juga tidak pernah dengar. menyenangkan, menerima remaja dengan
Kalau perlu sih nggak tahu juga, mungkin tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga
aja perlu. Yah biar remaja tuh punya tempat kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait
dengan kesehatan, serta efektif dan efisien
73
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 15 No 1, Juni 2016 : 66 - 75

dalam memenuhi kebutuhan. Pada akhir 2008 Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang
tercatat 22,3 % Puskesmas diseluruh dilakukan di Kota Semarang pada tahun 2012
Indonesia telah melaksanakan PKPR. Jenis bahwa, sebagian besar remaja belum
kegiatan dalam PKPR adalah pemberian mendapatkan informasi pelayanan kesehatan
informasi dan edukasi, pelayanan klinis seperti yang dijumpai di pondok pesantren
medis termasuk pemeriksaan penunjang, yang pada saat penelitian belum pernah
konseling, pendidikan keterampilan hidup dikunjungi oleh petugas kesehatan untuk
sehat, pelatihan Peer Counselor/Konselor memberikan informasi pelayanan kesehatan
sebaya dan pelayanan rujukan sosial dan remaja karena keterbatasan alokasi dana,
medis (Fadhlina,2012). Namun hal itu belum bahan-bahan penyuluhan masih kurang,
dapat semua terpenuhi pada tempat belum ada form pelayanan, panduan
pelayanan PKPR di Puskesmas pada lokasi konseling dan pedoman pelaksanaan, alat
penelitian seperti, belum tersedia secara bantu pembelajaran edukatif dan transportasi
merata ada tempat ruangan khusus konsultasi serta ruangan pelayanan yang belum tersedia
pelayanan remaja dan staf tenaga khusus cukup untuk kegiatan PKPR (Muthmainnah,
PKPR (dokter khusus kejiwaan/psikologi) di 2013).
puskesmas yang sesuai dengan keinginan
Berdasarkan hasil FGD juga
remaja.
diketahui bahwa hanya satu peserta remaja
Peningkatan pengetahuan setelah sekolah yang mengetahui program PKPR.
kegiatan penyuluhan yang merupakan bagian Hal ini dikarenakan peserta ini pernah
dari PKPR sesuai dengan pernyataan mengikuti pelatihan pendidik sebaya di Dinas
Notoatmodjo 2007, bahwa pengetahuan Kesehatan. Sedangkan peserta FGD remaja
seseorang salah satunya dipengaruhi oleh komunitas sama sekali belum mengetahui
informasi yang tersedia baik dari pendidikan program ini. Peserta FGD hanya mengetahui
formal maupun non formal (Notoatmodjo, Puskesmas sebagai layanan untuk berobat
2007). Kegiatan PKPR berupa penyuluhan bagi orang sakit. Adapun kendala yang
dan pembinaan kader sendiri merupakan ditemui adalah kondisi tenaga pelaksana,
salah satu kegiatan dalam pemberian yang hingga saat penelitian masih diemban
informasi dan pendidikan kesehatan bagi oleh 1 orang petugas sehingga waktu dan
remaja yang membutuhkan serta bermanfaat biaya tidak sesuai dengan cakupan wilayah
menambah wawasan tentang kesehatan kerja Puskesmas, sehingga masih ada daerah
remaja. yang belum mendapatkan pelayanan seperti
yang dijumpai pada lokasi penelitian. Selain
Berdasarkan informasi dari hasil
itu kenyataan bahwa penyampaian informasi
penelitian yang dilakukan di DKI Jakarta ini
mengenai keberadaan dan pelayanan PKPR
diketahui masih banyak remaja belum
belum mencakup seluruh remaja. Hal ini
mengetahui tentang program pelayanan
diketahui dari pernyataan dari petugas
khususnya para remaja yang ada di
puskesmas bahwa belum semua sekolah di
Puskesmas. Data dari Riset Kesehatan Dasar
wilayah kerja puskesmas bekerjasama dalam
(2010) juga menyebutkan bahwa usia 10-14
pemanfaatan PKPR. Kurangnya pengetahuan
tahun sebanyak 86,3% merupakan kategori
remaja mengenai keberadaan PKPR ini
kelompok umur yang paling banyak belum
berdampak pada tidak maksimalnya
mendapatkan penyuluhan, dan umumnya
pelayanan, konseling dan penyuluhan
adalah anak usia sekolah menengah pertama.
mengenai kesehatan remaja (Ni Luh Kadek
(Badan Penelitian dan Pengembangan
Alit Arsan, Ni Nyoman Mestri Agustini,
Kesehatan, 2011).
2013). Yang berbahaya sebetulnya juga
Masalah lainnya yang didapatkan kurangnya pengetahuan remaja dan informasi
dari hasil penelitian dengan melihat yang tepat tentang kesehatan organ
keterbatasan dana untuk penyelenggaraan reproduksi, dapat menimbulkan kurangnya
kegiatan PKPR di beberapa puskesmas yang tanggung jawab terhadap kesehatan organ
akhirnya melakukan penarikan biaya untuk reproduksinya (Sari, Utami, 2015.).
konsultasi. Hal ini sesuai dengan penelitian
Masuknya program PKPR dalam
tentang Analisis Stakeholder Remaja
program puskesmas merupakan awal dari
Terhadap Implemantasi Program Pelayanan
74
Implementasi program pelayanan kesehatan...(Kenti F, Helper SPM)

peranan puskesmas dalam mewujudkan UCAPAN TERIMAKASIH


remaja sehat. Penunjukan staf sebagai
Kami menyampaikan terima kasih
pemegang program PKPR sebagai langkah
kepada Pimpinan yang telah memberikan
selanjutnya. Dengan demikian terdapat staf
kepercayaan pada pelaksanaan kegiatan
puskesmas yang memang khusus mendalami
penelitian ini. Juga terima kasih untuk Ketua
dan menangani kegiatan- kegiatan yang
tim penelitian yang memberikan izin
terkait dengan remaja. Mengingat kegiatan
penulisan hasil penelitian, dan juga teman-
program PKPR ini sangat luas, maka
teman peneliti yang sudah membantu dalam
tentunya tidak dapat diselesaikan hanya oleh
kegiatan penelitian dilapangan.
pemegang program saja. Oleh sebab itu,
penunjukan staf tersebut juga seharusnya
diikuti dengan penunjukan bagian lain di
DAFTAR PUSTAKA
Puskesmas untuk senantiasa bekerja sama
dengan program ini dalam menyelesaikan Anita, M., 2014. J. Kesehat. Ilm. Nasuwakes 7, 175
182.
tugasnya. Hal ini tentu membutuhkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2011.
regulasi yang kuat dari pemerintah daerah. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010.
Jakarta.
BKKBN, 2011, Kajian Profil Penduduk Remaja (10 -
KESIMPULAN DAN SARAN 24 tahun), Seri I No.6/Pusdu-
BKKBN/Desember 2011. Jakarta
Kesimpulan Kristanti, 2011. Pentingnya PKPR Untuk
Mengakomodasi Kebutuhan Remaja,
Pelaksanaan atau implementasi Lokakarya Pengembangan Model Intervensi
PKPR di Jakarta belum memenuhi kriteria Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja di
pelayanan remaja seperti yang ditetapkan Surabaya [WWW Document]. URL
dinkes.Surabaya.go.id (accessed 2.13.15).
karena belum cukupnya dukungan dana, Kesehatan, Pusat Penelitian Ekologi, 2012. Laporan
sarana prasarana, tenaga. Hasil penelitian Hasil penelitian Pengembangan Model
juga mendapatkan kenyataan bahwa belum Intervensi Pelayanan Kesehatan Reproduksi
maksimalnya sosialisasi PKPR kepada Remaja di 4 Kota di Indonesia tahun 2011.
Jakarta.
remaja. Muthmainnah, 2013. J. Promkes 1, 170183.
Ni Luh Kadek Alit Arsan, Ni Nyoman Mestri Agustini,
I.K.I.P., 2013. J. Ilmu Sos. dan Hum. 2.
Saran Ni Nyoman Kristina, SKM, M., 2011. Modul pelatihan
pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR),
Saran yang dapat disampaikan adalah bagi konselor, Kemenkes RI, tahun 2011
perlu perluasan sosialisasi PKPR kepada [WWW Document]. UPT BPKKTK Dinkes
remaja terutama pada sekolah-sekolah yang Provinsi Bali. URL
http://www.diskes.baliprov.go.id/id/PELAY
belum ada kerjasama, karang taruna atau ANAN-KESEHATAN-PEDULI-REMAJA--
organisasi remaja lainnya mengenai PKPR PKPR-2 (accessed 4.22.15).
yang memberi pelayanan khusus untuk Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
remaja. Diharapkan ada dukungan penuh Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.
Ristianti, A., 2008. J. Appl. Psychol.
pemerintahan daerah dalam program PKPR Sari, Utami, S.,2015. Pengaruh Peer Education
di masing-masing wilayah kerja puskesmas. Terhadap Perilaku Personal Hygiene
Genetalia Dalam Pencegahan Kanker Serviks
Pada Remaja Putri Di SMP Negeri 10
Denpasar [WWW Document]. URL
ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/downl
oad/10811/12681 (accessed 4.30.15).

75

Vous aimerez peut-être aussi