NAMA : TOMY AKBAR

NIM : 03021281520115
KELAS :A
KAMPUS : INDRALAYA

TEXT BACAAN

Where BCF, the biological concentration factor, expresses the ratio between the concentration in
the plant and in the soil; fsolid is the lipid fraction in the plant; f is, as shown above, the fraction of
organic carbon in the soil; and a, b, and h are constants. The nominator expresses the fraction of
the organic matter that is dissolved in the soil water. h is therefore the constant determined by
equations (11.1) and (11.2). If we use equation (11.1), x becomes the antilog to -0.006, or h =
0.99. a is 0.935 in equation (11.1), and b is usually close to 1.0. Therefore, equation (11.5) may
be reformulated as

BCF = (11.6)

As seen, BCF becomes almost independent of K ow and mainly dependent on the ratio between
flipid and f.

3. Physical makeup of the soil (pore size distribution) is important for bioavailability.
Bacteria may be excluded from the microporous domain since most bacteria range from 0.5 to 2
micro meter. If such an exclusion occurs, biode gradation cannot take place in the microporous
dornain. The degradation rate is therefore limited by the diffusion of solute from the microporous
to the macroporous domain. This is obviously of particular importance for organic contaminants
with great molecular weight.

In a field situation it is difficult to separate the effects of sorption and micropore

exclusion, as some residues are protected from biodegradation by both mechanisms. Steinberg et
al. (1987) reported that 1,2-dibromoethane was persistent in field studies for as long as 19 years
after application, although 1,2-dibromoethane is readily degraded.

4. Microbial adaptations are strategies developed by microorganisms to increase the

bioavailability of organic contaminant. One strategy is the development of increased cell affinity
for hydrophobic surfaces. This allows the microorganisms to attach the hydrophobic substrate
and adsorb it directly. A second straregy is the production and release of surface-active agents or
biosurfactants (Rosenberg, 1986; Fiechter, 1992). These strategies explain the biochemical
adaptation of microorganisms to enhance bioavailability to cope with contaminants of a certain
toxicity.

Biological adaptation of the microbial population is a generation-by-generation change in

properties through a selection of the microorganisms that are best fitted to survive and grow
under the prevaihng conditions, determined by the environment that included the contaminant. A
biological adaptation is widely used to prepare a microorganism population for bioremediation.

A criterion for determining when biodegradation is limited by intraparticle diffusion and

sorption and when it is limtted by the rate of biodegradation was established under simplifying
assumptions by Y. P. Chung et al. (1993). Thc limiting mechanism is defined by the magnitude of
the dimensionless number q:

q=R[ (11.7)

Where R is the radius of the soil particles, p the porosity of the soil, K the adsorption partition

coefficient .= d . [where d is the bulk density of soil (g cm 3) and Kd is the partition

coefficient for soil water; sec equation (11.2)], k is the first-order reaction coefficient for
biodegradation (1/h), and D is the effective diffusion coefficient in the soil pores. If q is small,
the diffusional resistance is not important compared with the rate of biodegradation: a large value
of q indicates that strong adsorption or slow diffusion is an important determinant.
 11.2 BIODEGRADATION

It is possible to describe biodegradation quantitatively by relating growth to the substrate

concentration by the Michaelis-Menten expression:

(11.8)

This implies that the biological half-life tirne can also be used to indicate the
biodegradation rate, presuming a first-order reaction scheme.

Biodegradation in waste treatment plants is often of particular interest, in which case the
percent ThOD (theoretical oxygen demand) may be used. It is defined as the 5-day BOD (the
biological oxygen demand expressed as mg oxygen per liter) as a percentage of the theoretical
BOD. It may also be indicated as the BOD, fraction. For instance, a BOD, fraction of 0.7 means
that BOD, corresponds to 70 percent of the ThOD. It is, however, also possible to find an
indication of percentage removal in an activated sludge plant.

In some cases, however, the biodegradation is very dependent on the concentration of

microorganisms as expressed in equations (11.8) and (11.9). Therefore, K' indicated in mg g dry
wt-1 day-1 in equation (11.9) will in many cases be more informative and correct.

In the microbiological decomposition of xenobiotic compounds, an acclimatization

period from a few days to one to two months should be foreseen before the optirnum
biodegradation rate can be achieved. We distinguish between primary and ultimate
biodegradation. Primary biodegradation is any biologically induced transfonnation that changes
the molecular integrity. Ultimate biodegradation is the biologically mediated conversion of an
organic compound to inorganic compounds and products associated with complete and normal
metabolic decomposition. The biodegradation rate is expressed by application of a wide range of
units:
 1. As a first-order rate constant (day-1).

2. As a half-life time (days or hours).

TERJEMAHAN BACAAN

Dimana BCF merupakan faktor konsentrasi biologis, menunjukkan perbandingan antara

konsentrasi di pabrik dan di dalam tanah; Fsolid adalah fraksi lipid di pabrik; F adalah, seperti
yang ditunjukkan di atas, fraksi karbon organik di dalam tanah; Dan a, b, dan h adalah konstanta.
Nominator tersebut mengekspresikan fraksi bahan organik yang dilarutkan dalam air tanah. Oleh
karena itu, konstanta ditentukan oleh persamaan (11.1) dan (11.2). Jika kita menggunakan
persamaan (11.1), x menjadi antilog menjadi -0.006, atau h = 0,99. A adalah 0,935 dalam
persamaan (11.1), dan b biasanya mendekati 1,0. Oleh karena itu, persamaan (11.5) dapat
dirumuskan kembali sebagai

BCF = (11.6)

Seperti yang terlihat, BCF menjadi hampir independen dari Kow dan terutama bergantung pada
rasio antara flipid dan f.

3. Sifat fisik tanah (distribusi ukuran pori) penting untuk bioavailabilitas. Bakteri dapat
dikecualikan dari domain mikropori karena kebanyakan bakteri berkisar antara 0,5 sampai 2
mikro meter. Jika pengecualian semacam itu terjadi, gradasi biode tidak dapat terjadi di dornain
mikropori. Oleh karena itu, tingkat degradasi dibatasi oleh difusi zat terlarut dari mikroporous ke
domain makroporous. Ini jelas sangat penting bagi kontaminan organik dengan berat molekul
tinggi.
 Dalam situasi lapangan sulit untuk memisahkan efek penyerapan dan penguraian
mikropori, karena beberapa residu dilindungi dari biodegradasi oleh kedua mekanisme tersebut.
Steinberg dkk. (1987) melaporkan bahwa 1,2-dibromoetana terus berlanjut dalam studi lapangan
selama 19 tahun setelah aplikasi, walaupun 1,2-dibromoetana mudah terdegradasi.

4. Adaptasi mikroba adalah strategi yang dikembangkan oleh mikroorganisme untuk

meningkatkan bioavailabilitas kontaminan organik. Salah satu strategi adalah pengembangan
afinitas sel yang meningkat untuk permukaan hidrofobik. Hal ini memungkinkan
mikroorganisme untuk melampirkan substrat hidrofobik dan menyerapnya secara langsung.
Straregy kedua adalah produksi dan pelepasan zat aktif permukaan atau biosurfaktan (Rosenberg,
1986; Fiechter, 1992). Strategi ini menjelaskan adaptasi biokimia mikroorganisme untuk
meningkatkan bioavailabilitas untuk mengatasi kontaminan toksisitas tertentu.

Adaptasi biologis populasi mikroba adalah perubahan properti generasi demi generasi
melalui pilihan mikroorganisme yang paling sesuai untuk bertahan dan tumbuh di bawah kondisi
yang sebenarnya, ditentukan oleh lingkungan yang termasuk kontaminan. Adaptasi biologis
banyak digunakan untuk menyiapkan populasi mikroorganisme untuk bioremediasi.

Kriteria untuk menentukan kapan biodegradasi dibatasi oleh difusi intrapartikel dan
penyerapan dan bila diukur dengan laju biodegradasi dibuat dengan asumsi yang disederhanakan
oleh Y. P. Chung dkk. (1993). Mekanisme pembatasnya ditentukan oleh besarnya bilangan
berdimensi q:

q=R[ (11.7)

Dimana R adalah jari-jari partikel tanah , p porositas tanah , K koefisien partisi adsorpsi .= d

[Dimana d adalah kerapatan bulk tanah (g c ) dan adalah koefisien partisi

untuk air tanah; Sec persamaan (11.2)], k adalah koefisien reaksi orde pertama untuk
biodegradasi (1/h), dan D adalah koefisien difusi efektif dalam pori-pori tanah. Jika q kecil,
resistansi diffusional tidak penting dibandingkan dengan laju biodegradasi: nilai q yang besar
mengindikasikan bahwa adsorpsi kuat atau difusi lambat merupakan faktor penentu yang
penting.

11.2 BIODEGRADASI

Hal ini dimungkinkan untuk menggambarkan biodegradasi secara kuantitatif dengan

menghubungkan pertumbuhan ke konsentrasi substrat dengan ekspresi Michael-Menten:

(11.8)

Ini berarti bahwa paruh tiram biologis juga dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat
biodegradasi, dengan asumsi skema reaksi orde pertama.

Biodegradasi di pabrik pengolahan limbah seringkali sangat diminati, dalam hal mana
persen ThOD (permintaan oksigen teoretis) dapat digunakan. Ini didefinisikan sebagai BOD 5
hari (permintaan oksigen biologis dinyatakan sebagai mg oksigen per liter) sebagai persentase
dari BOD teoritis. Ini juga bisa ditunjukkan sebagai BOD, fraksi. Misalnya, sebuah BOD, fraksi
0,7 berarti bahwa BOD, sesuai dengan 70 persen ThOD. Namun demikian, mungkin juga untuk
menemukan indikasi penghilangan persentase di pabrik lumpur aktif.

Namun, dalam beberapa kasus, biodegradasi sangat bergantung pada konsentrasi

mikroorganisme seperti yang dinyatakan dalam persamaan (11.8) dan (11.9). Oleh karena itu, K
'yang ditunjukkan dalam mg g kering wt-1 hari-1 dalam persamaan (11.9) dalam banyak kasus
akan lebih informatif dan benar.

Dalam dekomposisi mikrobiologis senyawa xenobiotik, periode aklimatisasi dari

beberapa hari sampai satu sampai dua bulan harus diramalkan sebelum tingkat biodegradasi
optirnum dapat dicapai. Kita membedakan antara biodegradasi primer dan akhir. Biodegradasi
primer adalah transfonnasi biologis yang menginduksi integritas molekuler. Biodegradasi akhir
adalah konversi senyawa organik yang dimediasi secara biologis menjadi senyawa anorganik dan
produk yang terkait dengan dekomposisi metabolik yang lengkap dan normal. Tingkat
biodegradasi dinyatakan dengan penerapan berbagai unit:

1. Sebagai konstanta tingkat orde pertama (hari ke-1).

2. Sebagai waktu paruh (hari atau jam).