Vous êtes sur la page 1sur 1

BUDAYA LOKAL NGAROT DAN CITRA KOTA INDRAMAYU

Lia Eliana Srie Manganti


Email: namakulia20@gmail.com

ABSTRAK

Beberapa daerah di Indramayu pekerjaan sebagai Wanita Tuna Susila di anggap lazim
dan di jadikan sebagai alat memenuhi biaya hidup sehari-hari. Indaramayu juga dikenal sebagai
daerah pemasok wanita yang siap dijadikan pemuas nafsu laki-laki hidung belang. Akan tetapi
citra negatif tidak menghampiri semua desa di Indramayu. Salah satu desa disana memiliki
kebudayaan lokal yang sangat berlawanan sekali dengan citra masyarakat Indramayu. Adalah
Desa Lelea,.di desa ini mempunyai kebudayaaan lokal bernama Ngarot. Ritual ini mengharuskan
remaja Desa Lelea berpartisipasi memeriahkan Ngarot, peserta yang ikut harus lah mereka yang
masih perawan dan perjaka. Dandanan khas yang dikenakan pengantin ngarot memiliki makna
simbolis, dimana dapat menunjukkan apakah mereka masih perawan atau tidak. Bukan hanya
nilai moral dan norma kesusilaan yang dipakai masyarakat Desa Lelea untuk menjauhkan remaja
dari pergaulan bebas ternyata mitos dari ritual ini terbukti mampu meredam perkembangan
pergaulan bebas di desa ini dan membuat remaja di Lelea sangat menjaga kesucian mereka.
Selain itu budaya ngarot dapat memulihkan citra kota Indramayu sebagai kota yang melegalkan
prostitusi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Kata kunci: Budaya Local, Ngarot, Citra

Vous aimerez peut-être aussi