organic Hg corresponds to a small percentage of the total justified by the low levels of organic matter

present in the samples as well as low clay mineral content (Table 3). The low percentages of clay and
organic material in sediments are due to the intense leaching process which occurs during gold mining.
Although monomethylmercury (MMHg) is considered the most toxic species of Hg (Barbosa et al.
2003; Krantz and Dorevitch 2004), it has been demonstrated that this organic form of mercury
corresponds to a insignificant fraction of the total Hg present in sediment samples (Bonzongo et al.
1996; Leermakers et al. 2005) and therefore was not considered during the speciation process
proposed by Lechler et al. (1997).

Residual Hg corresponds to a fraction of mercury encapsulated in silicate minerals or Hg sulfide

(Lechler et al. 1997). The presence of Hg sulfide in sediments is generally related to natural
occurrences or related to in situ production where sulfate-reducing bacteria increase their activity
sediments (Lechler et al. 1997). An abandoned cinnabar (HgS) mine is located on the bank of the
Botafogo creek, a tributary of the Tripui creek. Since cinnabar is a fragile mineral and easily broken
into small particles (Fernandez-Martinez et al. 2005), its transport and deposit downstream may be
responsible for the presence of Hg sulfide present in the sediments analyzed, detected as residual
fraction.

organik Hg sesuai dengan persentase kecil dari total dibenarkan oleh rendahnya tingkat bahan
organik hadir dalam sampel serta kandungan mineral clay rendah (Tabel 3). Persentase rendah
tanah liat dan bahan organik dalam sedimen adalah karena proses pencucian yang intens yang
terjadi selama pertambangan emas. Meskipun monomethylmercury (mmHg) dianggap spesies yang
paling beracun dari Hg (Barbosa et al 2003;. Krantz dan Dorevitch 2004), telah menunjukkan bahwa
bentuk organik ini merkuri bersesuaian dengan fraksi signifikan dari total Hg hadir dalam sampel
sedimen ( . Bonzongo et al 1996;. Leermakers et al 2005) dan oleh karena itu tidak dianggap selama
proses spesiasi yang diusulkan oleh Lechler et al. (1997).

Residual Hg bersesuaian dengan fraksi merkuri dikemas dalam mineral silikat atau Hg sulfida
(Lechler et al. 1997). Kehadiran Hg sulfida dalam sedimen umumnya terkait dengan kejadian alam
atau terkait dengan in situ produksi dimana bakteri sulfat-mengurangi meningkatkan sedimen
aktivitas mereka (Lechler et al. 1997). Ditinggalkan cinnabar (HgS) tambang terletak di tepi Botafogo
sungai, anak sungai dari Tripui sungai. Sejak cinnabar adalah mineral yang rapuh dan mudah pecah
menjadi partikel kecil (Fernandez-Martinez et al. 2005), transportasi dan deposito hilir mungkin
bertanggung jawab untuk keberadaan Hg sulfida hadir dalam sedimen dianalisis, terdeteksi sebagai
fraksi residual.

Small size particles, which present a larger surface area per volume, are capable of retaining large
quantities of trace elements by adsorption and precipitation processes on the particle surfaces. For
this reason, mercury and other heavy metals tend to be concentrated in fine particles present in
sediments such as clay minerals and organic material (Forstner and Wittrnan 1979; Salomons and
Forstner 1984; Horowitz and Elrick 1987; Wang and Chen 2000; Boszke et al. 2004; Chen et al. 2007).
All analyzed samples showed very low levels of clay and organic material, confirming that the collected
sediments had a low adsorption capacity. In its elemental form, mercury released from process sites
showed relatively low solubility and mobility, tending to be concentrated in the vicinity of its release
site signifying that Hg transport in aquatic mediums is controlled by sediment suspensions (Lacerda
and Salomons 1991; Filho and Maddock 1997; Pestana et al. 2000; Straaten 2000). In the present work,
in spite of the considerable quantities of exchangeable and strongly bound Hg detected in the samples,
it can be assumed that the low adsorption capacity of the evaluated sediments allowed that a large
portion of Hg2+ formed by oxidation of Hgo may be released. The capacity of Hg2+ to complex with
suspended particulate matter (Cranston and Buckley 1972) increases the mobility of mercury in the
studied waterways.

Conclusions

The total Hg contents and its fractionation in sediments collected from the Tripui creek and the Carmo
River in the southern part of the Iron Quadrangle were evaluated. The region constitutes the oldest
Brazilian gold mining area, where Hg was historically used for the amalgamation of gold in small-scale
mining activities. Sediment samples collected showed total Hg levels varying between 179.7 and 690.2
g kg-1. Although smallscale mining activities have diminished in recent decades due to the scarceness
of easily extractable minerals and the more rigorous inspection and control of activity by local
authorities. Elemental mercury was detected as the predominant form (42% to 56% ). The residual
fraction present in sediments can be attributed to Hg sulfides descendant from a Cinnabar mine
located upstream and transported with particulate material to be deposited downstream. Low
percentages of clay and silt confer a poor adsorption capacity of the studied sediments, which is
confirmed by the low cationic exchangeable capacity (CEC) values observed. However, the incidence
of secondary minerals can be responsible for the presence of Hg2+ species. On the other hand. since
significant quantities of Hg2+ have been detected as exchangeable and strongly bound Hg. the
relatively low absorption capacity of the analyzed sediments permits for the assumption that a large
portion of Hg2+ produced from the oxidation of Hg0 does not remain in the sediments. This fact, in
association with the high complexation capacity of Hg2+ with suspended particulate material, may be
responsible for the increase in mobility of Hg in waterways of the studied region.

partikel ukuran kecil, yang menyajikan luas permukaan yang lebih besar per volume, mampu
mempertahankan jumlah besar elemen oleh adsorpsi dan curah hujan proses pada permukaan
partikel. Untuk alasan ini, merkuri dan logam berat lainnya cenderung terkonsentrasi di partikel
halus hadir dalam sedimen seperti mineral tanah liat dan bahan organik (Forstner dan Wittrnan
1979; Salomons dan Forstner 1984; Horowitz dan Elrick 1987; Wang dan Chen 2000; Boszke et al .
2004;. Chen et al 2007). Semua sampel yang dianalisis menunjukkan tingkat yang sangat rendah
tanah liat dan bahan organik, membenarkan bahwa sedimen dikumpulkan memiliki kapasitas
adsorpsi yang rendah. Dalam bentuk unsurnya, merkuri dilepaskan dari situs proses menunjukkan
kelarutan relatif rendah dan mobilitas, cenderung terkonsentrasi di sekitar situs rilis menandakan
bahwa transportasi Hg di media air dikendalikan oleh suspensi sedimen (Lacerda dan Salomons
1991; Filho dan Maddock 1997 ; Pestana et al 2000;. Straaten 2000). Pada penelitian ini, meskipun
jumlah besar ditukar dan sangat terikat Hg terdeteksi dalam sampel, dapat diasumsikan bahwa
kapasitas adsorpsi rendah dari sedimen dievaluasi diperbolehkan bahwa sebagian besar Hg2 + yang
dibentuk oleh oksidasi Hgo dapat dilepaskan . Kapasitas Hg2 + untuk kompleks dengan
ditangguhkan partikulat (Cranston dan Buckley 1972) meningkatkan mobilitas merkuri di perairan
dipelajari.

kesimpulan

Isi Hg total dan fraksionasi dalam sedimen dikumpulkan dari Tripui sungai dan Sungai Carmo di
bagian selatan dari Iron Quadrangle dievaluasi. wilayah tersebut merupakan daerah pertambangan
emas Brasil tertua, di mana Hg secara historis digunakan untuk penggabungan emas dalam kegiatan
pertambangan skala kecil. sampel sedimen dikumpulkan menunjukkan kadar total Hg bervariasi
antara 179,7 dan 690,2 mg kg-1. Meskipun kegiatan pertambangan rakyat telah berkurang dalam
beberapa dekade terakhir akibat kelangkaan mineral mudah diekstrak dan pemeriksaan yang lebih
ketat dan kontrol aktivitas oleh otoritas lokal. raksa terdeteksi sebagai bentuk dominan (42%
sampai 56%). Sisa fraksi hadir dalam sedimen dapat dikaitkan dengan sulfida Hg kekerabatan
tambang Cinnabar terletak hulu dan diangkut dengan bahan partikulat harus disetorkan hilir.
persentase rendah dari tanah liat dan lumpur menganugerahkan kapasitas adsorpsi yang buruk dari
sedimen dipelajari, yang dikonfirmasi oleh kapasitas tukar kation rendah (CEC) nilai-nilai yang
diamati. Namun, kejadian mineral sekunder dapat bertanggung jawab untuk keberadaan spesies
Hg2 +. Di samping itu. karena jumlah yang signifikan dari Hg2 + telah terdeteksi sebagai tukar dan
sangat terikat Hg. daya serap yang relatif rendah dari sedimen izin yang dianalisis untuk asumsi
bahwa sebagian besar Hg2 + yang dihasilkan dari oksidasi Hg0 tidak tinggal di dalam sedimen. Fakta
ini, berkaitan dengan kapasitas kompleksasi tinggi Hg2 + dengan bahan partikulat tersuspensi,
mungkin bertanggung jawab untuk peningkatan mobilitas Hg di perairan wilayah kajian.