Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Struktur Gedung Hotel direncanakan berada di kota Pontianak yang mana wilayah struktur gedung
hotel masuk kedalam klasifikasi situs SE (tanah lunak). Struktur didesain menggunakan sistem Struktur Rangka
Pemikul Momen Biasa (SRPMB)yang berdasarkan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung (SNI 03-2847-2002), sedangkan dalam analisis beban gempa menggunakan metode response
spektrum yang berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Non Gedung (SNI 1726:2012). Struktur gedung hotel ini didesain menggunakan konsep Desain Kapasitas.
Penggunaan konsep ini bertujuan agar apabila terjadi gempa kuat yang menyebabkan terbentuknya sendi
plastis pada elemen struktur diharapkan dapat terjadi pada balok. Guna menjamin terjadinya sendi plastis
pada balok yang akan direncanakan, maka kolom harus didesain lebih kuat dari balok (Strong Column Weak
Beam). Analisis struktur dihitung dengan bantuan program ETABS v9.7.4, dan SAP v.14.
Hasil perhitungan diperoleh tulangan longitudinal balok B1 (400x700) dengan 9D22 tulangan tarik,
5D22 tulangan tekan pada bagian tumpuan, dengan beugel 410-100 dan 5D22 tulangan tarik, 3D22 tulangan
tekan pada bagian lapangan dengan beugel 10-125; balok B2 (250x450) dengan 2D16 tulangan tarik, 2D16
tulangan tekan pada bagian tumpuan dengan beugel 8-150dan 2D16 tulangan tarik, 2D16 tulangan tekan
pada bagian lapangan dengan beugel 8-150; balok B3( 400x800) dengan tulangan pokok 12D22 pada bagian
tumpuan dengan beugel 10-250, tulangan pokok 12D22 pada bagian lapangan dengan beugel 10-300
pada bagian lapangan; kolom 700 dengan 16D22 dengan beugel 4 13-100 pada bentang di dalam Lo; kolom
700 dengan 16D22 dengan beugel 413-100 pada bentang diluar Lo; pile cap pada arah melintang dengan
D22-130; pile cap pada arah memanjang D22-130;
Kata kunci : sistem rangka pemikul momen biasa (SRPMB), desain kapasitas, respon spektrum
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia dengan negara yang hotel.
sedang berkembang dapat dilihat semakin Kota Pontianak sebagai ibu kota
banyaknya membangun prasarana guna Provinsi Kalimantan Barat saat ini dituntut
menunjang aktifitas masyarakat yang semakin untuk dapat menyediakan prasarana-
maju. Mulai dari pembangunan gedung yang prasarana guna menunjang kegiatan
diperuntukan sebagai perkantoran, rumah perdagangan barang dan jasa yang semakin
sakit, pusat bisnis, dan bahkan saat ini disetiap berkembang pada saat ini, salah satunya
negara seakan berlomba-lomba untuk menyediakan pelayanan di bidang jasa yaitu
membangun gedung pencakar langit yang berupa tempat penginapan berupa Hotel.
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan Perekonomian tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat dalam mendukung kegiatan pembangunan suatu wilayah, walaupun
perekonomian di daerah tersebut. Sebut saja ekonomi bukanlah satu-satunya unsur yang
Burj Khalifa (menara khalifa) adalah sebuah mempengaruhi pembangunan namun
gedung pencakar langit tertinggi di dunia pada indikator yang ada dalam perekonomian
saat ini yang terletak di Dubai, Uni Emirat dapat dikatakan sebagai cikal bakal terjadinya
Arab. Gedung ini yang memiliki ketinggian 828 pertumbuhan ekonomi.
meter (2.717 kaki) dan memiliki jumlah tingkat
160 lantai, dan di dalam bangunan tersebut
terdapat banyak fungsi didalamnya seperti
perkantoran, apartemen mewah, restoran dan
/
=
/
(a). Jika m < 0,2 maka
h 120 mm
Tinggi total bangunan : 43.6 meter Dengan = rasio bentang bersih pelat
Lebar Bangunan : 14 meter dalam arah memanjang dan arah
Panjang Bangunan : 18 meter memendek
2
2. Gedung-gedung dengan loncatan-loncatan Kemudian setelah menentukan klasifikasi
bidang muka yang besar (bagian atas tanah, maka menentukan koefisien-koefisien
gedung ada yang dimensinya mengecil) situs dan parameter respon spectral
3. Gedung dengan kekakuan tingkat tidak percepatan gempa maksimum. Faktor
merata (akibat dari (b) di atas atau amplifikasi meliputi factor amplifikasi getaran
dimensi kolom yang bervariasi pada tiap terkait percepatan pada getaran perioda
tingkatnya) pendek (Fa) dan factor amplifikasi terkait
4. Gedung-gedung yang bentuk, ukuran, dan percepatan yang mewakili getaran perioda 1
penggunaanya tidak umum detik (Fv). (SNI 1726-2012).
Keterangan :
(a). Untuk nilai-nilai antara Ss dapata dilakukan
Gambar 3. Koefisien risiko terpetakan, perioda interpolasi linear
respons spektral 0,2 detik, 2% dalam 50 Tahun (b). SS= Situs yang memerlukan investigasi
(redaman 5%)-Ss geoteknik spesifik dan anlisis respon situs-
spesifik.
Keterangan :
(a). Untuk nilai-nilai antara Ss dapata dilakukan
Gambar 4. Koefisien risiko terpertakan, interpolasi linear
perioda respons spektral 1 detik, 2% dalam 50 (b). SS= Situs yang memerlukan investigasi
Tahun (redaman 5%)-S1 geoteknik spesifik dan anlisis respon situs-
spesifik.
Tabel 3. Faktor Keutamaan Gempa (Ie) Parameter percepatan spectral desain untuk
Faktor keutamaan perioda pendek, SDS dan pada perioda 1 detik,
Kategori risiko
gempa, Ie SD1, harus ditentukan melalui rumus berikut
I atau II 1,0 ini:
III 1,25 SDS = 2/3 (Fa.Ss)
IV 1,50 SD1 = 2/3 (Fv.S1)
Setelah diketahui SDS maupun nilai
Tabel 4. Klasifikasi Situs SD1, maka setelah itu didapatkanlah kategori
desain seismik.
3
Tabel 8. Kategori Desain Seismik Berdasarkan 1,4D
Parameter Respons Percepatan Pada Perioda 1,2D + 1,6L + 0,5(Lr atau R)
1 Detik 1,2D + 1,6L(Lr atau R) + (L atau 0,5R)
1,2D + 1,0W + L + 0,5(Lr atau R)
1,2D + 1,0E + L
0,9D + 1,0W
0,9D + 1,0E
d. Kombinasi Pembebanan
Komponen-komponen struktur
beserta elemen fondasi harus dirancang
sedemikian hingga kuat rencananya sama atau
melebihi pengaruh beban terfaktor dengan
kombinasi sebagai berikut:
4
a. Beton
Kuat beton yang diisyaratkan, fc = 25
Mpa
Modulus elastisitas beton, Ec =
4700 = 23500000/2
Poison Ratio, v = 0,2
Modulus geser, G =
Ec/[2(1+v)] = 9791666 Kn/m2
Gambar 7. Denah rencana balok tie beam
b. Baja Profil
Mutu Baja profil yang digunakan untuk
struktur baja harus memenuhi persyaratan
setara dengan BJ 40 dengan tegangan leleh fy
= 400Mpa. Bahan struktur beton yang
digunakan adalah dengan spesifikasi berikut:
5
Gambar 10. Denah rencana kolom lantai 1
hingga lantai 10
Gambar 13. Denah rencana plat lantai atap
(S3)
e. Kombinasi Pembebanan
Gedung direncanakan harus mampu
menahan setiap beban pada struktur
bangunan, baik itu beban mati, beban hidup
maupun beban gempa, dimana gempa
rencana ditetapkan mempunyai periode ulang
500 tahun sehingga probabilitas terjadinya
10% selama umur gedung 50 tahun.
Kombinasi pembebanan yang digunakan
berpedoman pada SNI Beton 03-2847-2002
pasal 11.2 berikut:
Gambar 11. Denah rencana plat lantai
basement (S1) Tabel 11. Kombinasi Pembebanan Pada
Gedung
6
Tabel 12. Kombinasi Pembebanan Gedung
Hotel
g. Simpangan Struktur
Persyaratan simpangan mengacu kepada SNI
Gempa 2012 dengan factor-faktor sebagai
berikut:
1. Faktor pembesaran defleksi (Cd) untuk
SRPMB = 2,5 (Tabel 20 SNI 1726-2012)
2. Faktor keutamaan Gempa(Ie) = 1 (Tabel
2 SNI 1726-2012)
3. Faktor redundansi untuk gedung dengan
KDS A adalah = 1 (pasal 7.3.4.2 1726-
2012)
4. Simpangan antar lantai yang diijinkan
f. Analisis Gempa untuk gedung dengan kategori resiko II
ialah a = (0,025) x H.
30
= = Gambar 16. Momen yang bekerja pada pelat
2,322
= 12,919 lantai satu arah ( One Way Slab)
7
Tabel 16. Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai c. Kuat geser sengkang
Vu < Vc, maka nilai kuat geser sengkang (Vs)
sama dengan Vu = 21,13 kN.
Tabel 18. Tulangan Lapangan Balok Anak yang Gambar 20. Momen pada balok
diperlukan
8
Gambar 25. Diagram interaksi P-M kuat kolom
Gambar 22. Detail balok induk tipe I K1 700x700
+ 676,93 + 676,93
= =
5.6
= 241,76
Gambar 24. Simpangan yang terjadi pada
struktur gedung Tulangan sengkang yang direncanakan
meliputi sengkang yang dipasang disepanjang
bentang lo dan diluar bentang lo.
9
1 = 790,365 Tabel 19. Gaya Terfaktor Pada Pondasi
2 = 451,820 yang Ditinjau
Ve tidak perlu lebih besar dari Vsway,maka:
Kekakuan kolom didapatkan nilai DF kolom =
0,64.
10
1 1
= 261,11 = 130,55 .
2 2
Karena 0,5Vc Vn Vc maka digunakan
tulangan geser minimum.
400
= = = 0,55
3 3 240
Gambar 30. Potongan melintang tie beam
= = 0,55 240 729
= 96228
Gambar 32. Potongan diagram interaksi kolom Indarto, Himawan. Hanggoro Tri cahyo A. dan
Kukuh C.Putra., 2013. Aplikasi SNI
i. Perhitungan Tulangan Transversal Gempa 2012 for Dummies. Semarang:
(Sengkang) Bambang Dewasa
Besarnya gaya geser yang bekerja pada tie Kusuma, Gideon dan W. C. Vis. 1993. Dasar-
beam, Vu = 32,25 kN. dasar Perencanaan Beton
Gaya geser nominal,Vn = Vu / = 32,25/0,75 = BertulangSeriI. Jakarta: Erlangga
43 kN.
Muto, Kiyoshi., 1973. Analisis Perancangan
Kuat geser yang disumbangkan oleh beton Gedung Tahan Gempa. Jakarta :
untuk komponen struktur yang dibebani tarik Erlangga
aksial berdasarkan SNI 03-1728-2002 Pasal
13.3.2 : 2,002 Purwono, Rahmat. 2005. Perencanaan
Struktur Beton Bertulang Tahan
Gempa. Surabaya: ITSPRESS
= (1 + )( )
14. 6 Satyarno, Iman., Purbolas Nawangalam.,dan
Indra Pratomo., 2012. Belajar
SAP2000 Analisa Gempa. Yogyakarta:
Zamil Publishing.
= 261119,9 ~261,11 .
11
Schueller, Wolfgang. 2001. Struktur Bangunan
Bertingkat Tinggi. Bandung : PT.
Refika Aditama.
12