Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Twenty-four accessions that belong to four groups of kepok banana in Muna Regency
have been analyzed for their genetic diversity based on morphological characters
(qualitative and quantitative characters), and a few accessions based on RAPD markers. This
study aimed to determine the genetic diversity and phylogenetic relationship of accessions
of kepok bananas based on 52 qualitative and 12 quantitative morphological characteristics
and DNA characteristics. Results of clustering analysis showed the euclidian values ranged
between 0.50 to 1.00 for the qualitative data, 0.01 to 0.50 for quantitative data, and 0.83 to
0.88 for DNA profile data. Combined qualitative and quantitative data had similarity
coefficient ranged from 0.00 to 2.50. Dendogram of each character produced 2 main groups.
The main group 1 formed subgroups. Although the qualitative and quantitative characters
resulted in different accession groupings, the combined data analysis of quantitative and
qualitative data showed that kepok banana in Muna regency was classified into 4 sub
groups namely banana Manuru, Bugisi, Jiwaka and Manuru Lakabu.
Keywords: cluster analysis, kepok banana, qualitative and quantitative characters,
morphology, RAPD markers.
enzim Taq DNA polymerase dan air bebas ion. bentuk pangkal daun, bentuk membuka
Eletroforesis dan visualisasi hasil amplifikasi pangkal daun, lilin bawah daun, simetris
PCR menggunakan alat photophoresis, untuk pangkal daun, warna belakang daun
melihat karakteristik pita DNA yang menggulung, warna permukaan atas daun,
teramplifikasi. warna permukaan bawah daun, warna tepi
Data hasil pengamatan morfologi berupa daun, warna tulang daun atas dan warna
data kualitatif disajikan dalam bentuk data tulang daun bawah. Variasi yang terdapat
biner dan dianalisis hubungan pada tangkai daun (petiola) adalah: bentuk
kekerabatannya dengan menggunakan jarak tepian petiola, lilin petiola, warna petiola dan
genetik Match Maching, selanjutnya data warna tepian petiola. Variasi pada batang
kuantitatif distandarisasi terlebih dahulu muda yang diamati adalah keadaan bercak
selanjunya dianalisis hubungan batang, warna pigmentasi batang bagian
kekerabatannya dengan menggunakan jarak dalam, warna pigmentasi batang bagian luar,
genetik euclidian. Selanjutnya data tersebut warna bercak batang, warna dasar batang
dianalisis gerombol dengan menggunakan bagian dalam, warna dasar batang bagian luar
program NTSYS (Numerical Taxonomy and dan lilin pada batang. Variasi pada anakan
Multivariate). adalah: warna daun anakan, warna tepian
Data hasil RAPD juga disajikan dalam daun anakan, warna tulang daun atas, warna
bentuk data biner berdasarkan ada tidaknya tulang daun bawah, keadaan lilin permukaan
pita DNA. Analisis kemiripan antar aksesi bawah daun, warna petiola daun anakan,
dilakukan dengan menggunakan prosedur warna tepian petiola anakan, warna tepi
SIMQUAL (Similarity for Qualitative). petiola,warna tunas anakan dan bercak batang
anakan. Variasi yang nampak pada karakter
HASIL DAN PEMBAHASAN buah adalah keadaan permukaan kulit buah,
warna daging buah masak dan bentuk ujung
Analisis Hubungan Kekerabatan Pisang
buah.
Kepok Berdasarkan Data Kualitatif. Hasil
Hasil analisis gerombol terhadap seluruh
pengamatan terhadap 52 karakter kualitatif
data kualitatif pisang kepok menghasilkan
menunjukkan adanya penampilan yang
dendogram dengan koefisien kemiripan
beragam pada beberapa aksesi, namun ada
sebesar 0,501,00 seperti tampak pada
beberapa aksesi yang memiliki penampilan
Gambar 1.
sama. Secara visual, keragaman karakter
kualitatif yang diamati pada daun adalah
Gambar 1. Dendogram hubungan kekerabatan 24 aksesi pisang kepok berdasarkan data 52 karakter
kualitatif
166 WIJAYANTO ET AL. J. AGROTEKNOS
Gambar 2. Dendogram hubungan kekerabatan 24 aksesi pisang kepok berdasarkan data 12 karakter
kuanlitatif
Pola hubungan kekerabatan dari 12 lingkungan yang dapat mempengaruhi
karakter kuantitatif yang diamati pada 24 perbedaan karakter morfologi tanaman pisang
aksesi menunjukan keragaman dengan antara lain kondisi fisiologis individu tanaman,
pengelompokan tertentu. Pengelompokan terutama kemampuan menyerap unsur hara
aksesi secara kuantitatif dari 24 aksesi pisang tanaman dan serangan hama dan penyakit
kepok di Kabupaten Muna tidak terlalu tegas (Robiah, 2005).
seperti pada pengelompokan aksesi secara Pengelompokan aksesi pisang kepok
kualitatif. Hal ini disebabkan karena karakter berdasarkan dendogram data kuantitatif
kuantitatif sangat rentang dengan pengaruh disajikan pada Tabel 3.
faktor lingkungan. Beberapa faktor
Tabel 3. Kelompok aksesi pisang kapok berdasarkan dendogram data kuantitatif
Gambar 3. Dendogram aksesi pisang kapok berdasarkan gabungan data kualitatif dan kuantitatif
Analisis Hubungan Kekerabatan Pisang PCR, yaitu aksesi K20-H2, K06-C1 dan K11-D4.
Kepok Berdasarkan Penanda RAPD Sebanyak Hasil amplifikasi DNA-PCR ditampilkan pada
5 aksesi pisang kepok yang diisolasi DNA nya, Gambar 4.
hanya 3 aksesi yang teramplifikasi dengan
Gambar 4. Profil pita DNA pisang kepok hasil PCR. Primer OPA-18 untuk sumur 1,2 dan 3, primer
OPH-07 untuk sumur 5, 6 dan 7, dan primer OPD-10 untuk sumur 9,10 dan 11. Sumur 4 dan
8 adalah DNA Phage Lamda PstI. Sumur 1, 5 dan 9 untuk aksesi K20-H2, sumur 2, 6 dan 10
untuk aksesi K06-C1 dan sumur 3, 7 dan 11 untuk aksesi K11-D4. M adalah ukuran
(Ladder) Phage Lambda DNA PstI.
Berdasarkan analisis clustering penanda dengan koefisien kemiripan 0,88, sehingga
RAPD nampak bahwa secara genetik dari 3 tergabung dalam satu kelompok, sedangkan
aksesi yang teramplifikasi dalam PCR memiliki aksesi K11-D4 sedikit berbeda dengan aksesi
keragaman dengan nilai koefisien kemiripan K20-H2 dan K06-C1 dengan nilai koefisien
antara 0,83 - 0,88. Aksesi K20-H2 dan K06-C1 kemiripan sebesar 0,83. Hal ini tampak
memiliki kekerabatan yang sangat dekat seperti pada Gambar 5.
Vol. 3 No.3, 2013 Hubungan Kekerabatan Aksesi Pisang Kepok 169