Vous êtes sur la page 1sur 6

Nama: Afina Aninnas

Nim: 17208153056
Kelas: TBIO/5B

1. (4) All or None


Otot sebagai alat gerak aktif memiliki sifat iritabilitas yang
ditunjukkan dengan proses menanggapi rangsang (mengenal dan merespon
rangsang/stimulus) yang mengenainya secara langsung, tanpa tergantung
pada jaringan saraf yang biasa mengaktifkannya. Kondisi iritabilitas otot
dapat melemah jika otot telah mengalami kelelahan dan kembali ke
kondisi maksimum apabila tersuplai oleh nutrisi dan oksigen yang cukup.
Perlu diperhatikan bahwa prinsip all or none pada otot hanya berlaku pada
setiap sel otot rangka, bukan pada gumpal otot atau otot secara umum serta
pada sel otot jantung. Hal ini berarti bahwa apabila suatu sel otot rangka
atau serabut otot diberikan stimulus di atas ambang ataupun ambang, maka
sel otot akan berkontraksi penuh. Tetapi sebaliknya apabila stimulus yang
mengenai sel otot berada di bawah ambang/subminimal maka sel otot
tidak akan berkontraksi sama sekali. Stimulus bawah ambang dapat
menimbulkan respon kontraksi dengan syarat diberikan secara berkali-kali
dengan rentang waktu yang cepat (sumasi stimulus).
Sangat berbeda pada otot atau jaringan otot, prinsip all or none
tidak bisa berlaku pada jaringan ini. Pada sel otot makin kuat stimulus
yang diberikan maka kekuatan kontraksinya tetap, sedangkan pada
jaringan otot makin kuat stimulus yang diberikan maka makin kuat pula
kekuatan kontraksinya. Hal ini terkait dengan adanya unit-unit motorik
pada jaringan otot, dimana setiap unit motorik (serabut saraf motorik)
tunggal akan bercabang > 100 cabang kecil yang masing-masing cabang
akan mensyarafi sel otot. Bagian ujung saraf yang melekat pada otot
biasanya disebut dengan motor end plate atau myoneural junction. Satu
serabut saraf motor tunggal beserta dengan sel-sel otot yang disarafi
dikenal dengan istilah unit motor.
Apabila suatu saraf motor teraktivasi, maka semua sel-sel otot yang
disarafinya berkontraksi secara simultan. Semakin banyak saraf motor
yang diaktifkan maka makin banyak pula sel-sel otot yang berkontraksi.
Jadi makin kuat stimulus yang mengenai saraf motor maka semakin
banyak unit motor yang diaktifkan sehingga kontraksi otot semakin kuat.
2. (7) struktur sarkomer dan bagian-bagiannya

Struktur filamen tipis


Setiap filamen tipis tersusun atas 2 filamen aktin (aktin F) saling terpilin
membentuk spiral ganda, tropomiosin, dan troponin.
Molekul aktin berbentuk bulat (aktin G), asimetris, dan mengandung
tempat perlekatan miosin (miosin binding site).
Tropomiosin berupa 2 benang berpilin ganda, terletak disisi luar antara
benang aktin, fungsinya menutup tempat perlekatan miosin pada saat otot
relaksasi.
Troponin merupakan kompleks 3 subunit: subunit T melekat erat pada
tropomiosin, subunit C berfungsi mengikat Ca2+, dan subunit I berfungsi
menghambat interaksi antara aktin dan miosin.
Setiap molekul tropomiosin menutupi 7 molekul aktin G, akan dibatasi
oleh 1 kompleks troponin.
Struktur Filamen Tebal
Filamen tebal terdiri atas molekul-molekul miosin, merupakan batang
pipih tersusun atas dua benang peptida saling berpilin, diujungnya terdapat
2 bulatan (bagian kepala), disebut jembatan silang miosin.
Suatu mol miosin terdiri dari meromiosin ringan (bagian tangkai) dan
meromiosin berat (bagian leher dan kepala).
Pada bagian kepala mengandung enzim ATP-ase dan tempat perlekatan
dengan aktin. ATPase ini akan menhidrolisis ATP ADP + Pi + Energi.
Pelepasan kepala miosin dari aktin juga memerlukan energi ATP. Bila
tidak ada ATP baru, maka kepala miosin tidak dapat terlepas dari aktin.
3. (8) fungsi ATP, Ca++, fosfagen
Ca++ akan melekat akan melekat pada troponin, maka tropomisisn
akan bergeser, sehingga tempat perlekatan miosin akan terbuka. Dengan
terbukanya tempat perlekatan miosin ini maka jembatan silang miosin
akan melekat pada aktin (terbentuk aktomiosin). Terlepasnya Ca++ dari
troponin akan menyebabkan molekul tropomiosin menutup kembali semua
tempat perlekatan miosin pada filamen aktin, dan oto kembali relaksasi.
Dalam proses kontraksi otot ATP berfungsi sebagai energi yang
siap pakai. Energi ATP akan dibebaskan melalui reaksi yang dikatalisis
oleh enzim ATP-ase. Reaksinya sebagai berikut:
ATP ADP + H3PO4 + energi untuk kontraksi .......... (1)
Selain ATP, di dalam otot tersimpan senyawa fosfat berenergi tinggi lain
yang disebut fosfagen yang dapat berupa fosfokreatin, fosforilarginin,
fosforiltaurosiamin, fosforilglikosianin, atau fosforilambrisin. Apabila satu
dan lain hal persediaan ATP dalam otot menipis, misalnya pada saat
olahrga dalam waktu lama, maka sumber energi dapat diperoleh dari
fosfagen. Fosfagen akan memberikan gugus fosfatnya kepada ADP untuk
resintesis ATP. Sebagai contoh fosfagen, kita ambil fosfokreatin.
Reaksi (2) ini dapat berlangsung bolak balik, sehingga apabila ATP
diproduksi berlebihan, maka banyak fosfokreatin dihasilkan dan disimpan
dalam otot.
4. (10) buatlah tabel perbedaan antar otot.
Perbedaan/ Otot Polos Otot Polos Otot
Jenis Otot Unit Unit Jamak Jantung
Tunggal
Filamen tebal Ada, namun Ada, namun Ada
dan tipis kurang kurang
terorganisir, terorganisir,
tersusun tersusun
acak dan acak dan
tersebar tersebar
homogen. homogen.
Sistem Tidak ada Tidak ada Ada
sarkomerik
Tubulus T Tidak ada Tidak ada Ada
Retikulum Ada, namun Ada, namun Ada
endoplasma tidak tidak
berkembang berkembang
dengan baik dengan baik
Produksi Ada Ada, Ada
potensial aksi aktivitas potensial Pcemaker
secara spontan pengatur depolarisasi
irama bertingkat
(Pacemaker)
dan
potensial
gelombang
Persambungan ada Ada Ada
renggang
Troponin pada Tidak ada Tidak ada Ada
filamen tipis
Garis Z Tidak ada Tidak ada Ada

5. (11) siklus jembatan silang pada saat kontraksi otot rangka

(1) Otot dalam keadaan istirahat, tropomiosin menutup tempat perlekatan


miosin pada aktin fibliler. ATP dihidrolisis oleh ATP-ase miosin;
namun ADP da Pi masih tetap melekat pada miosin; energi tersimpan
pada jembatan silang.
(2a) Bila Ca++ dibebaskan ke sarkoplasma karena perangsangan (eksitasi);
dan ditangkap troponin subunit TnC, maka tropomiosin akan bergeser dan
tempat melekat miosin pada aktin terbuka, sehingga jembatan silang
berlekatan dengan aktin.
Atau:
(2b) Bila tidak ada perangsangan, maka tidak ada pembebasan Ca++, tidak
ada perlekatan aktin miosin, otot tetap beristirahat.
(3) Jembatan silang mengangguk, dengan menggunakan energi dari
pemecahan ATP, ADP dan Pi dibebaskan ke luar jembatan silang.
(4a) Bila jembatan silang menerima ATP baru maka jembatan silang akan
terlepas dari aktin, dan kembali ke posisi semula.
Atau:
(4b) Bila ATP baru tidak tersedia (setelah mati), aktin dan miosin teteap
berlekatan, sehingga terjadi rigor kompleks.

Vous aimerez peut-être aussi