Vous êtes sur la page 1sur 15

BAB I PENDAHULUAN

1. Dasar Teori
Transformator (Trafo) adalah sebuah mesin listrik statis yang berfungsi untuk
mengubah (menaikkan atau menurunkan) tegangan dan arus listrik pada sistem tenaga
atau rangkaian listrik(1)
Transformator atau trafo adalah alat listrik melalui gandengan magnet memindahkan
daya listrik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainya dengan frekuensi yang sama.
Tegangan dapat di naikan atau diturunkan sesuai dengan besar kecilnya arus yang
mengalir dalam rangkaian.(2)
Transformator dapat dibagi menurut fungsi/pemakaian seperti:
a. Transformator Mesin (Pembangkit)
b. Transformator Gardu Induk
c. Transformator Distribusi

Jenis atau macam hubungan transformator adalah sebagi berikut(3):


1. Hubungan bintang-bintang
Dimana belitan tegangan tinggi dihubungkan secara bintang juga belitan tegangan
rendahnya.
2. Hubungan segitiga bintang
Dimana tegangan tinggi mempunyai hubungan segitiga dan tegangan rendahnya
mempunyai hubungan bintang.
3. Hubungan bintang silang
Dimana biasanya hubungan tegangan rendahnya manggunakan hubungan bintang dan
titik bintangnya diberi hubungan tanah.

Berdasarkan frekuensi, transformator dapat dikelompokkan menjadi(2):


a. Frekuensi daya, 50 sampai 60Hz
b. Frekuensi pendengaran, 50Hz sampai 20kHz
c. Frekuensi radio, diatas 30kHz.

Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi:

a. Transformatror daya
b. Transformatror distribusi
c. Transformatror pengukuran, yang terdiri dari atas transformator arus dan
Transformator tegangan.

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana prinsip kerja transformator?
2. Bagaimanakah konstruksi dari transformator?
3. Apa saja bagian-bagian dari transformator?
4. Apakah yang dimaksud dengan transformator beban nol?
5. Apakah yang dimaksud dengan transformator berbeban?
6. Apakah yang dimaksud dengan transformator hubungan singkat?

3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui prinsip kerja dari transformator
2. Untuk mengetahui konstruksi dari transformator
3. Untuk mengetahui bagian-bagian dari transformator
4. Untuk mengetahui tentang transformator beban nol
5. Untuk mengetahui tentang transformator berbeban
6. Untuk mengetahui tentang transformator hubungan singkat
BAB II PEMBAHASAN

1. PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR

Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan


masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang
idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini
menginduksikan gaya gerak listrik (ggl) dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna,
semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.(4)
Dalam bentuk yang sederhana, transformator terdiri dari dua kumparan induktif
yang secara mgnit dihubungkan oleh suatu path yang mempunyai reluktansi yang
rendah. Kedua kumparan ersebut mempunyai mutual induction yang tinggi. Jika salah
satu kumparan dihungkan terhadap suatu sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik
akan timbul di dalam inti besi, sehingga dihubungkan dengan kumpran yang lain, dengan
demikian akan menimbulkan gaya gerak listrik (GGL) induksi (sesuai dengan induksi
elektromagnit dari hukum Farraday)
Berdasarkan hukum Faraday yang menyatakan:
Magnitude dari electromotive force proporsional terhadap perubahan
fluks terhubung dan hokum Lenz yang menyatakan arah dari berlawanan dengan arah
fluks sebagai reaksi perlawanan dari perubahan fluks tersebut didapatkan persamaan(5):

d
E= -
dt

Jika rangkaian kumparan kedua dihungkan dengan beban, arus akan mengalir
dalam rangkaian dan juga daya listrik di transfer dari kumparan pertama ke kumparan
kedua.
Kumparan pertama yang dihungkan dengan sumber tegangan disebut gulungan
primer sedangkan kumparan kedua disebut kumparan sekunder.
Dengan demikian, maka suatu transformator adalah suatu alat yang:
1. Mentransfer daya listrik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya
2. Bekerja tanpa suatu perubahan frekuensi
3. Bekerja dengan system induksi elektromagnit
4. Dimana dua rangkaian listrik berada dalam pengaruh mutual inductive satu
sama lain.
2. KONSTRUKSI TRANSFORMATOR

Konstruksi transformator pada umumnya terdiri dari dari dua kumparan yang
mempunyai induktansi bersama dan lempengan-lempengan baja. Kedua kumparan
terpisah satu sama lain dan tidak ada hubungan dengan inti besi secara elektris.
Untuk konstruksi transformator yang lebih sempurna, misalnya yang
dipergunakan untuk transformator-transformator daya, bagian-bagiannya dilengkapi
dengan beberapa perlatan lainnya seperti alat-alat pengaman, bushing, dll.
Untuk semua jenis transformator, intinya terdiri dari lempengan-lempengan baja
yang disusun sedemikan rupa sehingga membentuk suatu batangan besi dan mengandung
celah-celah udara yang sangat kecil. Antara lempengan yang satu dengan yang lainnya
diberi isolasi pernis atau kertas. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kerugian besi.
Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
1. Bagian utama transformator
2. Peralatan Bantu
3. Peralatan Proteksi

3. BAGIAN-BAGIAN TRANSFORMATOR
Bagian-bagian transformator adalah sebagai berikut(6) :
a. Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks, yang ditimbulkan oleh arus listrik
yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi,
untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus pusar
atau arus eddy (eddy current)

b. Kumparan transformator

Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan, dan kumparan tersebut
diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan
menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.
Pada transformator terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder.Jika kumparan
primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut
timbul fluks yang menimbulkan induksi tegangan, bila pada rangkaian sekunder
ditutup (rangkaian beban) maka mengalir arus pada kumparan tersebut, sehingga
kumparan ini berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

c. Kumparan tertier
Fungsi kumparan tertier diperlukan adalah untuk memperoleh tegangan tertier atau
untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu
dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier sering digunakan juga untuk
penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan
reactor shunt, namun demikian tidak semua transformator daya mempunyai kumparan
tertier.

d. Minyak transformator
Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang intinya
direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformator-transformator
tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak transformator mempunyai sifatsebagai
media pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki
daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan
isolasi. Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:
a. kekuatan isolasi tinggi
b. penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam
minyak dapat mengendap dengan cepat
c. viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik

e. Bushing

Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar melalui sebuah bushing,


yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi
sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki transformator.

f. Tangki dan konservator

Pada umumnya bagian-bagian dari transformator yang terendam minyak


transformator berada atau (ditempatkan) di dalam tangki.Untuk menampung
pemuaian pada minyak transformator, pada tangki dilengkapi dengan sebuah
konservator.
g. Pendingin dengan udara

Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan
rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi transformator, maka untuk mengurangi adanya
kenaikan suhu yang berlebihan tersebut pada transformator perlu juga dilengkapi
dengan sistem pendingin yang bergungsi untuk menyalurkan panas keluar
transformator. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa
udara, gas, minyak dan air.

h. sistem pendinginan dengan minyak

Karena adanya pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar,
maka suhu minyak akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak
tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar
dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara
luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan
transformator. Permukaan minyak transformator akan selalu bersinggungan dengan
udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus pada minyak transformator, maka
untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi
tabung berisi kristal zat hygroscopis.

i. Tap Changer (perubah tap)

Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan


tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang
berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load)
atau dalam keadaan tak berbeban (off load), dan tergantung jenisnya.

j. Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indicator yang
dipasang pada transformator. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
- indikator suhu minyak
- indikator permukaan minyak
- indikator sistem pendingin
- indikator kedudukan tap, dan sebagainya

k. Relay Bucholz
Relay Bucholz adalah relai yang berfungsi mendeteksi dan mengamankan terhadap
gangguan transformator yang menimbulkan gas.
4. TRANSFORMATOR BEBAN NOL

Transformator dikatan beban nol, jika pada sisi sekundernya tidak terhubung pada
beban. Bila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan V1 yang sinusoid,
maka akan mengalir arus I0 pada kumparan primer dengan bentuk gelombang yang
sinusoid pula.(4)
Dengan menganggap kumparan primer induktif murni, maka arus I0 akan
tertinggal 90 dari tegangan I1. Arus I0 pada primer akan mengakibatkan suatu fluks
bersama yang mempunyai fasa sama dengan arus I0 dan berbentuk sinusoida.
= sin
Besarnya tegangan induksi yang di timbulkan oleh fluks bersama pada kumparan
primer adalah:

e1 = N1 (1.1)

( sin
e1 = - N1 = - N1 cos (tertinggal 90 dari ) (1.2)

Harga efektif:

N1 2fmaks
E1 = = 4,44 N1 fmaks (1.3)
2
Dengan cara yang sama akan didapatkan tegangan induksi pada kumparan
sekunder, yaitu:
E2 = - N2 maks cos t

Harga efektifnya:
E2 = 4,444 N2 fmaks (1.4)

Keterangan:
e1 = tegangan induksi pada sisi primer (V)
e2 = tegangan induksi pada sisi sekunder (V)
N1 = jumlah lilitan sisi primer
N2 = jumlah lilitan sisi sekunder
E1 = tegangan efektif sisi primer (V)
E2 = tegangan efektif sisi sekunder (V)
f = frekuensi (Hz)
= fluks maksimum (weber)

Dengan mengabaikan rugi tahanan, dan adanya fluks bocor akan didapat
perbandingan tahanan transformasi, yaitu:
E1 V1 N1
a
E1 V2 N1
a = perbandingan transformasi

Dalam hal ini tegangan induksi E1 mempunyai kebesaran yang sama tetapi
berlawanan arah dengan tegangan sumber V1

5. TRANSFORMASI BERBEBAN

Transformator dikatan dalam keadaan berbeban apabila kumparan sekunder


dihubungkan dengan beban ZL, arus I2, mengalir pada kumparan sekunder, dimana
I2=V2/ZL dengan 2 = faktor daya beban, maka keadaan ini dikatakan trafo dalam
keadaan berbeban.(7)
Transformator dikatakan berbeban jika kumparan sekunder dihubungkan dengan
beban Z1. Dengan adanya beban timbul I2 yang mengalir pada kumparan sekunder,
dimana I2 = V2/ZL dengan faktor kerja cos yang merupakan faktor kerja beban.
Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnit (GGM) N2 I2 yang
arahnya cenderung menentang arah fluks bersama yang dibangkitkan oleh arus
kemagnitan Im. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, harus mengalir arus I2
pada kumparan primer, yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2,
sehingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan primer menjadi:
I1 = I0 + I2 (1.5)
Jika rugi besi (Ic) diabaikan maka I0 = IM, hingga arus yang mengalir pada
kumparan primer menjadi:
I1 = IM + I2 (1.6)

Untuk menjaga fluks bersama tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan
oleh arus pemagnetan IM saja, berlaku hubungan:

N1IM = N1 I1 N2I2

N1IM = N1 (IM + I2) N2I2


N1I2 = N2I2 (1.7)

Karena nilai arus memagnetan IM dianggap kecil, maka akan didaptkan harga I2
sebanding dengan I1, sehingga didapat hubungan:

N1I1 = N2I2 atau

I1 N 2
(1.8)
I 2 N1

Pada prinsipnya beban transformator adalah bersifat induktif, resistif atau kapasitif(7)

a. Beban induktif
Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban induktif ZL, I2 akan mengalir
pada kumparan sekunder dimana I = V2/ZL dengan 2 adalah sudut faktor daya
beban.
Arus beban I2 ini akan menimbulkan ggm N2.I2 yang cendereung melawan fluks
bersama yang telah ada akibat arus magnet IM. Arus fluks bersamaan itu tidak
berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I2 yang menentang fluks
yang dibangkitkan arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada
kumpran primer menjadi:
I1 = I0 + I2
b. Beban Kapasitif
Pada trafo yang dibebani kapasitif, arusnya mendahului tegangannya sebesar sudut
2

6. TRAFO HUBUNGAN SINGKAT


Suatu kumparandari transformator yang dihubung singkat dan tegangan
digunakan pada kumparan lain. Sisi tegangan tinggi menjadi sisi masukan yang
dihubungkan dengan sumber tegangan. Tegangan masukan harus cukup rendah agar arus
di sisi tegangan rendah masih dalam batas nominalnya.(8)
Pengukuran di belitan tegangan tinggi dilakukan seperti halnya pada uji beban
nol, yaitu tegangan masukan vt, arus masukan it, dan daya (aktif) masukan pt. Tegangan
masukan yang dibuat kecil mengakibatkan rugi-rugi inti menjadi kecil sehingga kita
dapat membuat pendekatan dengan mengabaikan rugi-rugi inti. Dengan demikian kita
dapat menggunakan rangkaian ekivalen yang disederhanakan seperti gambar dibawah ini:

Umumnya terlihat pengujian ini harus sesuai ketika perbandingan rugi tembaga
lebih tinggi daripada rugi besi, dan sebaliknya ketidaksamaan dibutuhkan ketika
hubungan transformator mempunyai rugi-rugi besi tinggi secara relative. Pengujian
ekivalen tidak dipakai ketika ratio dari rugi tembaga dan rugi besi adalah tidak sebanyak
dua berbanding satu. Untuk perbandingan ratio bawah menyebutkan rangkaian terbuka
(open circuit) lebih baik.
Pada transformator 1 phasa, tegangan rendah kumparan dihubung singkat dan
kumparan tegangan tinggi dihubungkan ke suplai satu phasa dengan, terhubung
amperemeter voltmeter, dan wattmeter dalam rangkaian. Arus dalam kumparan tegangan
tinggi biasanya sampai daya masukan adalah sama dengan penjumlahan dari rugi dan
tegangan silang phasa adalah tertinggi dimana tegangan impedansi dalam urutan
mengimbangi masukan dari rugi besi dengan rugi tembaga.
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

1 Transformator adalah suatu alat yang mentransfer daya listrik dari suatu rangkaian ke
rangkaian lainnya, bekerja tanpa suatu perubahan frekuensi, bekerja dengan sistem
induksi elektromagnetik.
2 Konstruksi transformator pada umumnya terdiri dari dari dua kumparan yang mempunyai
induktansi bersama dan lempengan-lempengan baja.
3 Bagian-bagian trafo terdiri dari:

- Inti Transformator - Tap Changer

- Lilitan - Tangki

- Bushing - Sistem Pendingin

- Tangki Conservator

4 Transformator dikatan beban nol, jika pada sisi sekundernya tidak terhubung pada beban.
Bila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan V1 yang sinusoid, maka
akan mengalir arus I0 pada kumparan primer dengan bentuk gelombang yang sinusoid
pula.
5 Transformator dikatakan berbeban jika kumparan sekunder dihubungkan dengan beban.
Jika sekunder diberi beban maka mengalir I2, arus beban I2 akan menimbulkan ggm N2 I2
yang menentang arah fluks bersama agar fluk bersama tidak berubah nilainya, pada
kumparan mengalir arus I2, sehingga arus pada kumparan primer menjadi:
I1 = I0 + I2
Karena Im dianggap kecil, maka I2 sebanding dengan I1, sehingga :

I1 N 2
N1I1 = N2I2 atau
I 2 N1

6 Pada Trafo Hubungan Singkat tegangan masukan harus cukup rendah agar arus disisi
tegangan rendah masih dalam batas nilai nominalnya. Tegangan masukan yang dibuat
kecil mengakibatkan rugi rugi inti menjadi kecil sehingga kita dapat membuat
pendekatan dengan mengabaikan rugi rugi inti
DAFTAR PUSTAKA

1. www.alfianelectro.com/prinsip-kerja-transformator-trafo/
2. http://elektronika-dasar.web.id/definisi-konstruksi-dan-prinsip-kerja-transformator/
3. Daryanto. 1987. Pengetahuan Teknik Listrik. Jakarta: Bina Aksara
4. M, Teguh H. 1998. Mesin Listrik. Semarang
5. https://www.scribd.com/doc/92584590/Makalah-Transformator-Daya
6. http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/01/komponen-komponen-transformator.html
7. Sulasno. 2009. Teknik Konversi Energi Listrik Dan Sistem Pengaturan. Semarang: graha ilmu.
8. http://elektrohalima206.blogspot.co.id/2013/05/percobaan-short-circuit-hubung-
singkat.html?m=1

Vous aimerez peut-être aussi