Vous êtes sur la page 1sur 19

Disusun oleh Dominique Virgil

RANGKUMAN ASAS-ASAS HUKUM PERDATA

PENGERTIAN DAN SEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA

Hukum Perdata:
1. Menurut H.F.A Vollmar
Aturan-aturan atau norma-norma yang memberikan pembatasan yang oleh
karenanya memberikan perlindungan-perlindungan pada kepentingan-
kepentingan perseorangan dalam perbandingan yang tepat antara
kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lain dari orang-orang dalam
suatu masyarakat tertentu.
2. Menurut R. Sardjono
Norma/ kaedah-kaedah yang menguasai manusia dalam masyarakat dalam
hubungannya dengan orang lain
3. Menurut R. Subekti
Segala hukum pokok yang mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan.
4. Menurut Soedewi
Hukum yang mengatur kepentingan antar warga negara perseorangan yang
satu dengan warga negara yang lain
5. Prof. Wirjono Prodjodikoro
Suatu rangkaian hukum antara orang-orang atau badan hukum satu dengan
yang lain mengatur hak dan kewajiban dalam pergaulan kemasyarakatan.

Hukum perdata mengatur hubungan perseorangan, melindungi kepentingan


perseorangan.

Pelanggaran terhadap norma hukum perdata bergantung pada pihak-pihak yang


dirugikan.

Salah satu ciri sistem hukum Eropa Kontinental kodifikasi dalam hukum perdata:
KUHPer (Burgelijk Wetboek) Buku 1: Orang; Buku 2: Kebendaan; Buku 3: Perikatan,
Buku 4: Pembuktian & Daluwarsa.

Sistematika menurut doktrin:

1. Hukum Orang / Hukum Pribadi (Persoonenrecht) mengatur:


a. Orang sebagai subjek hukum
b. Orang dalam kecakapannya untuk memiliki hak dan bertindak sendiri
untuk melaksanakan hak-haknya

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

2. Hukum Keluarga (familierecht) peraturan hukum yang mengatur pergaulan


hidup kekeluargaan. Hukum keluarga memuat tentang:
a. Perkawinan, perceraian, hukum harta kekayaan antara suami dan istri
b. Kekuasaan orang tua (ouderlijkemacht)
c. Keturunan
d. Perwalian
e. Pendewasaan (handlichting)
f. Pengampuan (curatele)
g. Orang yang hilang
3. Hukum Harta Kekayaan (Vermogensrecht) peraturan-peraturan hukum yang
mengatur hak dan kewajiban manusia yang bernilai uang. Hukum harta
kekayaan mengatur:
a. Hukum benda (zakelijkerechten) mengatur hak kebendaan yang
bersifat mutlak [dapat dipertahankan terhadap siapa saja]
b. Hukum perikatan (verbintenis) hubungan bersifat kehartaan, pihak
pertama berhak atas suatu prestasi dan pihak lain wajib memenuhi
prestasi tersebut. bersifat relatif [hanya dapat dipertahankan terhadap
orang-orang yang ada dalam kelompok yang sama] asas kebebasan
berkontrak.
c. Hukum hak immateriil
4. Hukum Waris (erfrecht) akibat-akibat hukum dari hubungan keluarga
terhadap harta warisan yang ditinggalkan seseorang.

Menurut doktrin Menurut KUHPerdata

1. Hukum orang Buku I (Orang)


2. Hukum keluarga
Buku II (Benda)
3. Hukum Kekayaan
a. Absolut Buku III (Perikatan)
b. Relatif Buku IV (Pembuktian dan Daluwarsa)
4. Hukum Waris

Sejarah KUHPerdata
Sebelum Belanda datang, sudah berlaku 2 sistem hukum di Indonesia: hukum adat dan
hukum Islam.
Keanekaragaman hukum perdata di Indonesia bersumber dari Pasal 131 dan 163 IS:
1. Golongan Eropa berlaku hukum Barat
2. Golongan Timur Asing hukum adat masing-masing

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

3. Golongan Bumiputera hukum adat masing-masing

Wilayah Prancis jadi 2 Mulai timbul keinginan


Kekuasaan Julius - Utara: hukum tidak untuk kodifikasi -->
Caesar: hukum Romawi tertulis --> Prancis kuno Napoleon bentuk panitia
+ hukum Perancis kuno - Selatan: hukum tertulis -- kodifikasi pada 1800
di Perancis > Romawi --> Corpus Iuris (sesudah Revolusi
Civilis Perancis)

Sumber kodifikasi: Hukum


Setelah Perancis pergi, ada
Kodifikasi selesai: 1804 --> Romawi, Hukum Kebiasaan
pembuatan kodifikasi
Code Civil Perancis. Prancis, Ordonnance,
diketuai Kemper-->
Berlaku di Belanda (karena Hukum Intermediare
rencananya ditolak oleh
dijajah Perancis) (hukum saat Revolusi
Perwakilan Rakyat Belanda.
Prancis - Code Civil)

1829: diselesaikan, Pemberontakan di Belanda


Pembuatan kodifikasi kemudian dihimpun dalam Selatan (Belgia) --> Belgia
dipimpin oleh Nicolai, metode memisahkan diri -->
kerja suara mayoritas. KUHPer 1 buku, ditetapkan pada
dikeluarkan KB untuk
diselesaikan per bagian. 1831. KUHPer menjiplak menunda berlakunya KUHPer.
Code Civil Perancis. Bagian kodifikasi diolah lagi.

Asas Konkordansi :
KUHPer diberlakukan di
Indonesia pada 1 Mei KUHPer dinyatakan
1848 dengan beberapa berlaku lagi pada 1838
penyesuaian
sebelumnya.

KUHPer yang berlaku di Indonesia diadopsi dari KUHPer Belanda, sementara KUHPer
Belanda mendapatkan pengaruh dari Code Civil Perancis, dan Code Civil Perancis
mendapat pengaruh dari hukum Romawi.

Secara yuridis formil, kedudukan BW tetap sebagai UU sebab BW tidak pernah dicabut
dari kedudukannya sebagai UU. Namun, BW bukan lagi KUHPer yang utuh dan bulat
seperti saat pertama diundangkan, karena beberapa bagian daripadanya sudah tidak
berlaku lagi, baik karena peraturan perundang-undangan yang menggantikannya,
maupun karena putusan-putusan hakim.

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

Berlakunya KUHPerdata Saat Ini

Berdasarkan SEMA (Surat Edaran MA) no. 3/1963, ada 8 pasal yang tidak berlaku lagi
dalam KUHPer:

- Pasal 108 dan 110 BW istri dapat melakukan perbuatan hukum dengan bebas
- Pasal 284 ayat (3) BW pengakuan anak luar kawin oleh ayahnya tidak lagi
berakibat hubungan perdata anak dengan ibunya terputus
- Pasal 1238 BW menghilangkan penagihan tertulis sebelum menagih hutang
- Pasal 1460 BW aturan untuk mengalihkan resiko atas suatu barang
- Pasal 1579 BW sewa-menyewa
- Pasal 1602 X ayat 1 dan 2 BW ada unsur diskriminatif antara orang Eropa dan
Indonesia, maka dihapus
- Pasal 1682 BW penghibahan atas benda tetap tidak perlu dilakukan dengan
akta notaris

Buku I : aturan perkawinan sudah tidak berlaku, diganti UU No. 1 tahun 1974

Buku II : diganti dengan UU Pokok Agraria nomor 5 tahun 1960, UU Hak Tanggungan
nomor 4 tahun 1996, dan UU Jaminan Fidusia nomor 42 tahun 1999.

Buku III: tentang perikatan, masih digunakan

Buku IV: tentang pembuktian dan daluarsa, masih digunakan

HUKUM ORANG (PERSOONENRECHT)

Dalam arti sempit: orang sebagai subjek hukum.

Dalam arti luas: tidak hanya ketentuan orang sebagai subjek hukum, tetapi juga aturan
hukum keluarga.

Subjek Hukum

Subjek hukum adalah pengemban hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum.

Subjek hukum yaitu:

a. Manusia (Natuurlijk Persoon)


- Dimulai saat dilahirkan; berakhir saat meninggal dunia
- Pasal 2 BW anak dalam kandungan dapat menjadi subjek hukum bila
kepentingannya menghendaki dalam hal warisan. disebut teori fictie
hukum (rechtsfictie)

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

- Pasal 3 BW tidak ada hukuman yang mengakibatkan hak perdata hilang


- Tidak semua subjek hukum dapat melakukan perbuatan hukum. Orang-orang
yang tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum adalah (Pasal 1330 BW):
Orang-orang yang belum dewasa akan diwakili oleh orang tua / walinya
Ukuran kedewasaan menurut BW: 21 tahun, di pasal 330 KUHPer.
Orang-orang di bawah pengampuan (orang gila, mata gelap, pemboros)
akan diwakili oleh pengampunya) = Pasal 1330 BW jo. Pasal 433 BW
Untuk pemboros: masih bisa membuat wasiat, perkawinan dan perjanjian
perkawinan, namun untuk perkawinan harus diizinkan dan dibantu oleh
kurator.
Pasal 434 KUHPer: yang berwenang meminta pengampuan adalah suami
atau istri dan keluarga sedarah.
Untuk yang boros: pengampuan dimintakan oleh keluarga dekat.
Untuk mereka yang tidak bisa mengurus kepentingan sendiri: minta
pengampuan bagi dirinya sendiri.
Pasal 435 KUHPer: bagi mereka yang membahayakan keluarga dan jaksa.
Permohonan pengampuan diajukan kepada Pengadilan Negeri
Wanita bersuami akan diwakili oleh suaminya perbuatan hukum yang
tidak bisa dilakukan adalah perbuatan hukum di lapangan hukum kekayaan.
sudah tidak berlaku setelah UU No. 1 tahun 1974 pasal 31.
Orang-orang yang dilarang UU melakukan perbuatan hukum, misal: orang
pailit (Pasal 1330 BW jo UU Kepailitan) penyelesaian hutang piutang
orang pailit oleh Balai Harta Peninggalan (weeskamer)
b. Badan Hukum (rechtspersoon)
- Definisi: organisasi kesatuan yang terdiri dari sekelompok manusia yang bersatu
untuk mengejar suatu tujuan tertentu.
- 5 teori badan hukum:
Teori Fictie (Von Savigny) badan hukum hanya buatan Negara; dianggap
fiksi karena dianggap manusia menghidupkannya dalam bayangan sebagai
subyek hukum.
Teori Harta Kekayaan Bertujuan (A. Brinz) subyek hukum hanyalah
manusia; badan hukum dianggap sebagai kekayaan yang tidak ada
pemiliknya, namun terikat pada tujuan tertentu
Teori Organ (Otto van Gierke) badan hukum adalah organisme riil yang
menjelma dalam pergaulan hukum dapat membentuk kemauan sendiri,
punya pengurus.

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

Teori Propriete Collective (Planiol dan Molengraff) hak, kewajiban,


kekayaan badan hukum adalah milik anggota bersama-sama badan
hukum sebagai konstruksi yuridis
Teori Kenyataan Yuridis (Majers) persamaan badan hukum dan manusia
hanya di bidang hukum saja.
- Pembagian badan hukum:
Pasal 1635 BW:
Badan hukum yang diadakan oleh pemerintah contoh: daerah
provinsi, kota, bank-bank yang didirikan Negara
Badan hukum yang diakui oleh pemerintah perkumpulan, gereja,
organisasi agama, dsb
Badan hukum yang didirikan untuk maksud tertentu PT, Koperasi, dsb
Wujud:
Korporasi badan hukum yang beranggota, punya hak kewajiban
sendiri yang terpisah dengan hak & kewajiban anggotanya. Contoh: PT,
Koperasi
Yayasan harta kekayaan untuk tujuan tertentu, seperti kepentingan
social, keagamaan, kemanusiaan tidak ada anggota.
Jenis:
Badan hukum publik
Didirikan oleh Pemerintah, lapangan pekerjaan untuk kepentingan
umum
Badan hukum privat
Didirikan oleh perseorangan, lapangan pekerjaan untuk kepentingan
perseorangan.
Tujuan:
Untuk mengejar kepentingan ekonomi PT atau Koperasi
Untuk mengejar sesuatu yang ideal Yayasan, Partai Politik
Pendiriannya:
Badan hukum yang didirikan pemerintah berdasarkan UU dan
untuk mencapai tujuan Negara yang ideal contoh: badan dan
organ pemerintah
Badan hukum yang didirikan perseorangan WNI / WNA, diakui
pemerintah, kepentingan ekonomi / ideal Contoh: PT, Yayasan,
Koperasi
- Syarat-syarat badan hukum:

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

Kekayaan terpisah kekayaan badan hukum terpisah dengan kekayaan


anggotanya
Tujuan tertentu tujuan idiil dan komersiil; bukan untuk kepentingan
beberapa anggota
Kepentingan sendiri hak subyektif, dilindungi hukum. Kepentingan
sendiri dari badan hukum harus stabil, untuk jangka waktu panjang.
Organisasi teratur
- Perbuatan badan hukum:
Organ: orang-orang yang bertindak untuk dan atas nama badan hukum
Perbuatan organ dibatasi ketentuan internal yang sudah ditetapkan
Kalau organ bertindak melampaui kewenangan organ yang tanggung
jawab, bukan badan hukum
Kalau melakukan perbuatan melawan hukum badan hukum yang
bertanggung jawab (1365 BW)

Pendewasaan (Handlichting)

a. Diatur dalam pasal 419-432 KUHPer


b. Pendewasaan: lembaga hukum agar orang yang belum dewasa dapat memiliki
kedudukan hukum yang sama dengan orang dewasa, sesuai syarat dan batas
menurut undang-undang.
c. Ada 2 jenis, yaitu:
- Pendewasaan penuh (Pasal 420-425 KUHPer) syarat-syaratnya adalah:
o Berumur 20 tahun
o Mengajukan permohonan kepada Presiden RI Presiden akan
memutuskannya setelah mendengar pertimbangan Mahkamah Agung
- Pendewasaan terbatas (Pasal 426-431 KUHPer)
o Berumur 18 tahun
o Mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat
hanya untuk melakukan perbuatan hukum tertentu

Tempat tinggal / Domisili

Domisili = tempat dimana seseorang dianggap selalu hadir oleh hukum terkait
pelaksanaan hak dan kewajiban; setiap waktu dapat dicapai. tujuan: kepastian
hukum, untuk menyampaikan gugatan perdata terhadap seseorang, untuk
melangsungkan perkawinan; kompetensi relatif pengadilan mana yang berwenang.

Domisili ada 2 macam:

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

1. Domisili sesungguhnya tempat biasanya seseorang memenuhi hak dan


kewajiban perdata pada umumnya.
Domisili sesungguhnya dibedakan atas 2 macam:
- Domisili sukarela: bergantung pada kehendak sendiri, tidak ditentukan
hubungan dengan orang lain Pasal 17 ayat (1) jo Pasal 18 dan 19 KUHPer
- Domisili wajib: ditentukan berdasarkan hubungan seseorang dengan orang lain
termasuk domisili dalam jabatan negara.
Contoh domisili wajib:
o Pasal 20 KUHPer (Presiden berdomisili di istana kepresidenan)
o Pasal 21 KUHPer (wanita bersuami berdomisili di tempat suami)
o bagi yang belum dewasa berdomisili di tempat orang tua atau walinya
o yang diampu berdomisili wajib di tempat pengampunya
o Pasal 22 KUHPer: buruh/pekerja berdomisili wajib di domisili majikannya
2. Domisili pilihan dibagi lagi ke dalam 2 macam:
- Domisili yang dipilih berdasarkan kekuatan UU contoh: UU Hak Tanggungan
mensyaratkan WNI yang tinggal di luar negeri mencantumkan Indonesia
sebagai domisili pilihannya
- Domisili yang dipilih secara bebas dipilih secara bebas untuk melakukan
perbuatan hukum tertentu memilih domisili di kantor notaris atau di Panitera
Pengadilan Negeri memudahkan pihak penggugat saat ada perkara di muka
hakim (saat sengketa).

Rumah kematian Domisili Penghabisan menentukan hukum mana yang berlaku


dalam soal warisan; hakim yang berwenang mengadili perkara warisan.

Badan hukum: tempat kedudukan badan hukum adalah tempat dimana pengurusnya
menetap.

Catatan Sipil

Manusia mengalami peristiwa penting yang menimbulkan akibat hukum terhadap


dirinya sebagai subjek hukum kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan,
perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama,
perubahan status kewarganegaraan perlu dicatatkan untuk menjamin status hukum
dan kepastian hukum Contoh: pencatatan kelahiran menentukan status anak yang
dilahirkan dan hubungannya dengan orang tuanya. Pencatatan kematian berkaitan
dengan warisan dan ahli warisnya. Pencatatan perkawinan menyebabkan status
sebagai suami istri dan hak dan kewajiban sebagai suami istri.

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

Lembaga yang berwenang untuk mencatat: Catatan Sipil (Burgelijk Stand). Catatan
Sipil berada di bawah tanggung jawab Departemen Dalam Negeri. Ada di setiap
kabupaten / kotamadya.

Khusus untuk pencatatan nikah talak dan rujuk bagi orang Islam: kantor catatan sipil
terdapat pada tiap kantor Departemen Agama.

Dasar hukum catatan sipil:

- Awalnya menggunakan ketentuan kolonial Belanda catatan sipil berbeda


bagi masing-masing golongan penduduk tidak diberlakukan dengan
instruksi presidium kabinet tahun 1966 dan instruksi Menteri Kehakiman dan
Menteri Dalam Negeri pada 1967 catatan sipil berlaku bagi semua penduduk
Indonesia
- UU No. 23 tahun 1954 pencatatan nikah, talak, rujuk bagi WNI beragama
islam.
- UU No. 23 tahun 2006 Administrasi Kependudukan

Keadaan tak hadir (afwezigheid)

Merupakan keadaan tidak hadirnya seseorang di domisilinya karena meninggalkan


domisilinya baik dengan meninggalkan kuasa maupun tidak dimana keberadaannya
tidak diketahui. menimbulkan ketidakpastian hukum.

Diatur dalam Pasal 463 495 KUHPer.

Seseorang dinyatakan tidak hadir baik meninggalkan kuasa atau menunjuk wakil atau
tidak.

3 tingkatan keadaan tak hadir:

1. Tahap tindakan sementara:


Tidak perlu ragu apakah orang yang tak hadir itu masih hidup atau sudah
meninggal dunia
Ada alasan mendesak untuk mengurus seluruh atau sebagian harta
kekayaannya atau mengadakan seorang wakil baginya bisa menunjuk
Balai Harta Peninggalan, atau keluarga sedarah/semenda/istri atau suami.
Ada juga alasan mendesak untuk mewakili orang yang tak hadir dalam
kapasitasnya sebagai penggugat atau tergugat di pengadilan. atas dasar
permohonan dari pihak yang berkepentingan atau pihak Kejaksaan.
2. Tahap pernyataan barangkali meninggal dunia

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

Pasal 467 KUHPer: dianggap meninggal dunia setelah 5 tahun setelah


keberangkatan; 5 tahun setelah kabar terakhir; dan pemanggilan secara
umum di surat kabar selama 3 kali. (tanpa wakil/kuasa)
Pasal 470 KUHPer: dianggap meninggal dunia setelah 10 tahun pergi dari
domisilinya (dengan wakil/kuasa)
Perlu dilakukan permohonan ke Pengadilan oleh keluarga.
3. Tahap pewarisan secara definitif
Pasal 485 KUHPer: terjadi jika diterimanya kepastian tentang meninggal
dunianya orang yang tak hadir. Jika tidak ada kabar meninggalnya orang
yang tak hadir, pewarisan secara definitif baru terjadi 30 tahun setelah
pernyataan barangkali meninggal dunia oleh pengadilan
Pasal 484 KUHPer: melampaui 100 tahun sejak kelahiran orang yang tak
hadir

Pasal 39 UU No. 1 tahun 1974 dan Pasal 19 huruf b PP No. 9 tahun 1975:
keadaan tak hadir dapat menjadi alasan untuk mengajukan permohonan
perceraian jika telah lampau dua tahun berturut-turut. dapat menikah lagi.

HUKUM KELUARGA (FAMILIERECHT)

Perkawinan

1. Pengertian perkawinan
a. UU No. 1 tahun 1974: Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Pasal 26 KUHPer: suatu persekutuan/perikatan antara seorang wanita daN
seorang pria yang diakui sah oleh UU/ peraturan negara yang bertujuan untuk
menyelenggarakan kesatuan hidup yang abadi Perkawinan hanya dipandang
dari segi keperdataan perkawinan yang sah hanyalah perkawinan yang
memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam KUHPer.
c. Prof. Subekti: perkawinan ialah pertalian yang sah antara seorang lelaki dan
seorang perempuan untuk waktu yang lama
2. Segi positif perkawinan menurut KUHPer:
a. Asas Monogami Pasal 27 KUHPer
b. Perkawinan berlangsung abadi hanya cerai mati
c. Alasan pemutusan perkawinan selain kematian, seperti perceraian diatur limitatif
3. Segi negatif perkawinan menurut KUHPer:

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

a. Prosedur, syarat, dan tata cara perkawinan baik menurut agama dan adat istiadat
tertentu sepanjang tidak diatur dalam KUHPer tidak mempengaruhi keabsahan
perkawinan
b. Tidak ada larangan untuk kawin, contoh: kawin beda keyakinan, kawin kontrak,
kawin antara saudara sesusuan, dsb.
c. Tidak memperhatikan faktor biologis. Perceraian karena alasan tidak bisa punya
keturunan tidak bisa dijadikan alasan.
d. Tidak mempedulikan motif para pihak untuk melakukan perkawinan.
4. Ide dasar yang melatarbelakangi lahirnya UU No. 1 tahun 1974
a. Ide unifikasi:
- Hukum yang berlaku untuk perkawinan sebelumnya:
o KUHPer: untuk orang Eropa
o HOCI / Ordonansi Perkawinan Indonesia Kristen Stb. 1933 No. 74 : untuk
golongan kristen Jawa, Madura dan Minahasa
o Ketentuan perkawinan campuran
- UU No 1 tahun 1974 : kesatuan hukum tentang perkawinan, bersifat nasional,
berlaku untuk semua warga negara
- Pasal 66 UU No. 1 tahun 1974 menghapuskan perbedaan hukum yang
berlaku melenyapkan arti yang terkandung dalam Pasal 131 dan 163 IS
b. Ide pembaharuan
- Menampung aspirasi emansipasi tuntutan masa kini bahwa kedudukan
suami dan isteri dalam perkawinan sama derajatnya
- Persamaan hak suami isteri dalam berumah tangga dan bermasyarakat (Pasal
31 UU No. 1 tahun 1974)
5. Perbedaan perkawinan dan perjanjian
Perkawinan Perjanjian
Subyek: suami dan istri Subyek: debitur dan kreditur
Diadakan oleh pejabat negara (Petugas Diadakan oleh pihak yang
Catatan Sipil atau Petugas KUA) berkepentingan
Tidak bebas menentukan sendiri syarat Asas kebebasan berkontrak
perkawinan sudah ditentukan di UU
Hak tidak dapat dialihkan Hak dapat dialihkan kepada orang lain
Putus karena kematian atau alasan Dapat dihapus setiap saat oleh pihak
yang limitatif oleh UU yang bersangkutan

6. Syarat-syarat perkawinan (Pasal 6-12 UU No 1 tahun 1974)


KUHPerdata UU No. 1 tahun 1974
Syarat Materiil: Syarat Materiil:
1. Syarat Materiil Umum 1. Syarat materiil umum:
- Persetujuan kedua calon mempelai

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

- Kata sepakat Pasal - Batas umur 19 tahun untuk laki-laki dan


28 KUHPer 16 tahun untuk perempuan
- Asas monogami - Tidak dalam status perkawinan asas
mutlak Pasal 27 monogami relatif
- Batas usia (Laki-laki 18 - Waktu tunggu untuk wanita tidak boleh
tahun, perempuan 15 langsung menikah setelah perkawinannya
tahun) Pasal 29 putus
- Wanita sudah melewati 2. Syarat materiil khusus:
waktu tunggu 300 hari - Izin kedua orang tua atau wali untuk calon
Pasal 34 mempelai di bawah 21 tahun
2. Syarat Materiil Khusus - Larangan perkawinan: antara keluarga
- Larangan Perkawinan sedarah, sepersusuan, dan menurut
(Pasal 30-33) hukum agamanya dilarang kawin
- Izin kawin (Pasal 35-40,
42)
Syarat Formil: Syarat Formil:
1. Sebelum perkawinan 1. Sebelum perkawinan
- Pemberitahuan, pasal - Pemberitahuan kepada pegawai pencatat
50-53 nikah (KUA untuk Islam, Catatan Sipil
- Pengumuman setelah untuk non-islam)
10 hari - Pemberitahuan dengan surat pembuktian
2. Setelah perkawinan sesuai syarat
- Perkawinan: 10 hari dari tanggal
pemberitahuan
2. Saat perkawinan
- Dilangsungkan di hadapan pegawai
pencatat nikah menurut hukum agama
- Dihadiri dua orang saksi
- Penandatanganan akta perkawinan
setelah perkawinan

5. Pencegahan Perkawinan (Stuiting) Pasal 13-21 UU No 1 tahun 1974


Perkawinan dapat dicegah apabila ada pihak yang tidak memenuhi syarat untuk
melangsungkan perkawinan
Pihak yang berhak mencegah:
- Pihak dalam garis keturunan lurus ke atas dan ke bawah
- Saudara
- Wali Nikah
- Wali (pengampu calon mempelai berdasarkan keputusan pengadilan)
- Pihak yang berkepentingan

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

- Mereka yang masih terikat dalam perkawinan


- Pejabat yang ditunjuk
Pencegahan hanya dapat dilakukan berdasarkan penetapan hakim. Pencegahan
dapat diajukan pada:
- Pengadilan dalam daerah hukum dimana perkawinan akan dilangsungkan
- Pegawai pencatat perkawinan
- Calon mempelai
Hapusnya pencegahan:
- Putusan pengadilan
- Penarikan kembali permohonan pencegahan pada pengadilan
6. Pembatalan Perkawinan
Perkawinan sudah dilakukan, namun dibatalkan keputusan pengadilan bahwa
perkawinan tidak sah perkawinan dianggap tidak pernah ada
Pasal 85 KUHPer: asas tiada suatu perkawinan menjadi batal karena hukum
Pasal 22 UU No. 1 tahun 1974: perkawinan dapat dibatalkan apabila para pihak
tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan perkawinan
Pasal 23 UU No. 1 tahun 1974: yang berhak mengajukan pembatalan:
- Keluarga dalam garis keturunan ke atas dari suami atau istri
- Suami atau istri
- Pejabat berwenang
- Salah seorang dari salah satu pihak yang masih terikat dalam perkawinan
dapat mengajukan pembatalan atas suatu perkawinan yang baru
- Pihak kejaksaan
Batalnya suatu perkawinan hanya dapat diputuskan oleh pengadilan.
Keputusan pembatalan perkawinan tidak berlaku surut terhadap:
- Anak yang dilahirkan dari perkawinan anak tetap sah
- Suami atau istri yang bertindak dengan beritikad baik masing-masing
berhak atas pembagian harta bersama; kecuali pernikahan kedua ketiga
keempat yang tidak mendapat izin dari istri sebelumnya.
- Orang ketiga lainnya yang memperoleh hak-hak dengan itikad baik
apabila suami istri melakukan perbuatan hukum seperti jual beli, hibah
tetap sah
7. Akibat Perkawinan
Terhadap diri suami-istri
KUHPerdata UU No. 1 Tahun 1974
Pasal 103: setia, tolong menolong Pasal 30: Menegakkan rumah tangga
Pasal 104: perjanjian timbal balik, Pasal 31: kedudukan suami-istri
memelihara dan mendidik anak seimbang; berhak melakukan
perbuatan hukum

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

Pasal 105: suami adalah kepala. Ia Pasal 32: punya kediaman tetap
memberi bantuan kepada istrinya di
muka hakim
Pasal 106: istri harus patuh kepada Pasal 33: suami-istri saling mencintai
suami
Pasal 107: suami wajib melindungi istri Pasal 34: suami melindungi istri; istri
dan memberinya segala yang ia perlu; mengatur rumah tangga sebaik-
sesuai kedudukan dan baiknya
kemampuannya
Pasal 108: istri tidak berwenang
bertindak dalam hukum MARITAL
MACHT
Pasal 110: menghadap hakim harus
didampingi suami MARITAL
MACHT
Terhadap Anak
Anak sah: Anak sah:
Pasal 250: anak yang lahir / Pasal 42: dilahirkan dalam atau
ditumbuhkan saat perkawinan sebagai akibat perkawinan sah
Penyangkalan anak: Penyangkalan anak:
Pasal 251: anak lahir sebelum hari ke Pasal 44 ayat (1): oleh suami. Harus
180 dalam perkawinan dibuktikan bahwa anaknya hasil
Pasal 252: oleh suami. Apabila ia dapat perzinahan istrinya.
membuktikan sejak 300 sampai 180 Pasal 44 ayat (2): keputusan
hari sebelum lahirnya anak, ia belum pengadilan
pernah berhubungan dengan istrinya.
Pasal 253: hasil perzinahan istri +
disembunyikan lahirnya anak tsb
Pasal 254: anak lahir setelah 300 hari
keputusan hakim tentang pisah meja
dan tempat tidur
Pasal 255: anak yang lahir 300 hari
setelah perkawinan dibubarka
bukan anak sah
Pembuktian anak sah:
Pasal 261: akta-akta kelahiran; dan
apabila anak-anak menikmati
kedudukan sebagai anak sah
Anak luar kawin: Anak luar kawin:
Pasal 272: anak hasil perzinahan; anak Pasal 43: hubungan perdata hanya
yang dibuahkan di luar perkawinan dengan ibu dan keluarga ibunya
Pengakuan anak-anak luar kawin: Pengakuan anak-anak luar kawin:

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

Pasal 280: timbul hubungan perdata Anak luar kawin secara otomatis
antara anak dengan bapak/ibunya punya hubungan dengan ibu dan
setelah pengakuan oleh bapak ibunya. keluarga ibunya.
Kekuasaan orang tua: Kekuasaan orang tua: hak dan
Pasal 298: anak wajib hormat kepada kewajiban orang tua dan anak
orang tua; orang tua wajib timbal balik
memelihara dan mendidik anak yang Pasal 45: Orang tua wajib memelihara
belum dewasa. anak-anak mereka, walaupun
Hak dan kewajiban anak dan orang perkawinan orang tua putus
tua: Pasal 46: anak wajib menghormati
Pasal 321: anak wajib memberi nafkah orang tua. Saat sudah dewasa, anak
kepada orang tua dan keluarga dalam wajib memelihara orang tua dan
garis ke atas saat mereka miskin keluarga dalam garis lurus ke atas
Pencabutan kekuasaan orang tua: menurut kemampuannya bila mereka
Pasal 319a: butuh bantuan
- Menyalahgunakan kekuasaan Pasal 47: orang tua mewakili anak
orang tuanya/ mengabaikan tersebut melakukan perbuatan hukum
kewajibannya mendidik anak Pasal 48: orang tua tidak boleh
- Kelakuan buruk memindahkan hak atau
- Telah mendapat hukuman dengan menggadaikan barang-barang milik
putusan berkekuatan mutlak anak
- Telah mendapat hukuman badan Pasal 49: pencabutan kekuasaan
selama 2 tahun orang tua bila melalaikan
kewajibannya dan berkelakuan buruk
sekali.
Terhadap harta kekayaan
Pasal 119: persatuan bulat antara Pasal 35: harta perkawinan menjadi
harta kekayaan suami istri harta bersama dan harta bawaan.
Pasal 186 butir 2e: pemisahan harta Pasal 36:
kekayaan atas mufakat sendiri - Harta bersama: suami istri dapat
dilarang bertindak atas persetujuan kedua
belah pihak

8. Putusnya Perkawinan
KUHPerdata UU No. 1 Tahun 1974
Penyebab: Penyebab: Pasal 38
1. Kematian 1. Kematian
2. Keadaan tidak hadir diikuti 2. Perceraian
perkawinan baru 3. Keputusan pengadilan
3. Keputusan pengadilan perpisahan
meja dan tempat tidur setelah

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

lima tahun dan tidak ada


perdamaian.
4. Perceraian
Alasan Perceraian: Alasan Perceraian: Pasal 39 jo. Pasal 19
1. Zinah PP No. 9 tahun 1975:
2. Meninggalkan tempat kediaman 1. Zinah, pemabuk, pemadat tidak
bersama dengan itikad jahat dapat disembuhkan
3. Hukuman penjara selama 5 tahun 2. Salah satu pihak pergi selama 2
atau lebih setelah perkawinan tahun tanpa alasan sah
4. Melukai berat atau menganiaya 3. Salah satu pihak mendapat
hukuman penjara selama 5 tahun
4. Salah satu pihak melakukan
kekejaman / penganiayaan berat
yang membahayakan pihak lain
5. Salah satu pihak mendapat cacat /
penyakit tidak bisa menjalankan
kewajiban sebagai suami/istri
6. Perselisihan dan tidak ada harapan
untuk rukun
Tata Cara Perceraian: (Pasal 207, 210) Tata Cara Perceraian:
1. Gugatan diajukan pada wilayah a. Talak:
hukum Tergugat 1. Suami memberikan surat beserta
2. Pengadilan memanggil / berusaha alasan kepada pengadilanpasal
mendamaikan 14 PP No.9/1975
3. Tidak berhasil dilanjutkan dengan 2. Pengadilan mempelajari dalam
sidang perkara perceraian pintu jawaban 30 hari, memanggil para
tertutup walau keputusan pihak dengan surat - pasal 15
dinyatakan terbuka untuk umum. 3. Sidang setelah syarat dipenuhi
4. Perceraian di daftar pada daftar dan suami-istri sudah tidak
perceraian pada kantor Catatan Sipil mungkin damai ps.16 PP
(Ps 221 KUHPerdata) No.9/1975
b. Gugatan:
1. Diajukan dgn memperhatikan
kompetensi relatif dari pengadilan
ps 22, 23
2. Pemanggilan para pihak ps. 26,
27, 28
3. Pemeriksaan dimuka pengadilan
ps. 31, 32, 33
4. Pencatatan perceraian ps.35
Akibat putusnya perkawinan: Akibat putusnya perkawinan:
1. Terhadap anak: 1. Terhadap diri suami dan istri

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

Pasal 229: Pengadilan menetapkan Putus istri tetap dapat nafkah. Jika
wali menikah lagi, nafkah putus. Ps 41
2. Terhadap harta kekayaan ayat c UU No.1/1974
Harta bersama dibagi sesuai 2. Terhadap anak
perjanjian perkawinan. Bapak / Ibu tetap wajib memelihara
anak
3. Terhadap harta kekayaan
Diatur hukum masing-masing
(Hukum Adat, Hukum Agama,
hukum lainnya)
9. Perwalian
- Diatur dalam UU No 1 tahun 1974 Pasal 50 sampai 54
- Perwalian: perlindungan hukum yang diberikan kepada seorang anak yang
belum mencapai usia dewasa dan belum pernah kawin dan tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua
- Kewajiban wali:
o Mengurus anak dan harta bendanya dengan baik
o Menghormati agama dan kepercayaan anak
o Wajib membuat daftar harta benda anak itu dan mencatat perubahan-
perubahannya
o Bertanggungjawab atas harta benda dan kerugian karena kesalahannya
o Tidak boleh memindahkan hak atau menggadaikan barang tetap milik
anak di bawah perwaliannya jika anak belum 18 tahun atau belum kawin;
kecuali kalau kepentingan si anak menghendaki
10. Adopsi
- Pengangkatan anak, suatu perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak
dari lingkungan kekuasaan orang tua ke dalam lingkungan keluarga orang tua
angkat. hak anak tersebut juga berpindah, sebagai anak angkat.
- Dahulu: hanya untuk orang Tionghoa, diatur dalam Staatsblad.
- Pasca Reformasi: UU No. 23 tahun 2002, PP No. 54 tahun 2007, PerMenSos no.
110/HUK/2009 tentang persyaratan pengangkatan anak anak yang diangkat
oleh WNI hanya dengan penetapan pengadilan.
- Tujuan Pengangkatan Anak kepentingan terbaik bagi anak, untuk
kesejahteraan dan perlindungan. Dilaksanakan sesuai adat kebiasaan dan
ketentuan perundang-undangan.
- Ketentuan Pengangkatan Anak:
o Calon orang tua angkat harus seagama dengan si anak angkat; kalau
anak angkat tersebut tidak diketahui agamanya, maka disesuaikan
dengan agama mayoritas penduduk setempat.

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

o Orang tua angkat wajib memberitahu kepada anak angkatnya mengenai


asal-usul dan orang tua biologisnya. sebelum ada UU No. 23 tahun
2002, si anak angkat dibuatkan akta kelahiran baru dengan
mencantumkan nama orang tua angkat, sehingga anak itu tidak tahu
asal usul dia siapa. Setelah keluar peraturan perundang-undangan yang
terkait, diatur bahwa anak angkat tidak boleh dihilangkan identitas
aslinya. Sesuai dengan konvensi PBB mengenai hak-hak anak.
Dasar pemikiran bahwa orang tua wajib memberitahukan mengenai asal
usul anak: dikhawatirkan terjadi perkawinan sedarah.
- Jenis pengangkatan anak:
Pengangkatan anak antar WNI
Adopsi berdasarkan adat kebiasaan setempat secara hukum adat; Di Bali:
Sentana
Adopsi dapat dimohonkan penetapan pengadilan
Dapat dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan:
Secara langsung
Melalui yayasan / lembaga pengasuhan anak dengan penetapan
pengadilan.
Pengangkatan anak antara WNI dengan WNA
Pengangkatan anak WNI oleh WNA sebagai upaya terakhir
Pengangkatan anak WNA oleh WNI anak angkat berkewarganegaraan
asing yang diangkat oleh WNI, di mana anak angkat tersebut bertempat
tinggal di Indonesia
- Syarat Pengangkatan Anak
Dari segi anak:
Belum berusia 18 tahun
Anak ditelantarkan / terlantar
Berada dalam pengasuhan keluarga atau lembaga pengasuhan
Memerlukan perlindungan khusus

Dari segi ortu angkat:

Sehat jasmani dan rohani


Minimal berumur 30 tahun, maksimal berumur 55 tahun
Agama sama dengan si anak tinjau aspek kerohanian dalam UU
Perkawinan
Berkelakuan baik, tidak pernah dipidana karena kejahatan
Status menikah, minimal 5 tahun

USAHA + DOA = HASIL.


Disusun oleh Dominique Virgil

Tidak merupakan pasangan sejenis


Belum mempunyai anak / hanya punya 1 anak
Mampu secara ekonomi dan sosial
Memperoleh persetujuan anak dan izin tertulis orang tua atau wali anak
- Tata Cara Pengangkatan Anak:
Secara adat kebiasaan sesuai tata cara yang berlaku dalam masyarakat
yang bersangkutan
Permohonan yang telah memenuhi persyaratan diajukan ke pengadilan
untuk mendapatkan penetapan.

USAHA + DOA = HASIL.

Vous aimerez peut-être aussi