Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Yang dimaksud dengzn kelompok rentan gizi adalah kelompok masyarakat yang
paling mudah menderita kelainan gizi, bila suatu masyarakat terkena kekurangan
penyediaan bahan makanan. Pada umumnya kelompok ini berhubungan dengan proses
pertumbuhan yang relatif pesat, yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif
besar. Yang termasuk kelompok rentan gizi adalah :
1. Bayi, 0 1 tahun
2. Anak ( 1 12 tahun)
Anak kecil/ toddler 1 3 tahun
Prasekolah/ Preschool 4 6 tahun
Sekolah 7 12 tahun
3. Kelompok remaja : 13 19 tahun
4. Kelompok ibu hamil
5. Kelompok ibu menyusui
Batas-batas umur kelompok diatas itu tidak mutlak dan ada pula pengelompokan
cara lain. Kelompok Manusia Lanjut Usia (MANULA, lebih dari 60 tahun) sering pula
dimasukan kedalam kelompok rentan gizi, meskipun tidak ada hubungannya dengan
pertumbuhan pesat. Di Indonesia Kelompok Manula ini belum mendapat perhatian yang
seharusnya, mungkin karena mereka pada umumnya ikut hidup dengan anak atau
cucunya, sehingga masih mendapat perhatian secukupnya, termasuk persoalan
pemeliharaan gizinya.
BAB II
Kelompok Rentan Gizi Golongan Anak 5 12 tahun
Dalam ilmu gizi, Banyak digunakan istilah yang sering bercampur dengan istilah-
istilah yang biasa digunakan sehari-hari, sehingga kadang-kadang dapaty mengakibatkab
salah pengertian. Beberapa istilah yang sering digunakan perlu kiranya mendapat
penjelasan terlebih dahulu.
Nutrien ialah zat penyusun bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh untuk
metabolisme, yaitu air, protein, lemak, karbohidfrat, vitamin dan mineral.
Bahan makanan ailah hasil produksi pertanian, perikanan, dan peternakan.
Beberapa jenis makanan dapat langsung dimakan sebagai makanan, misalnya buah-
buahan, susu, telur dan lain-lain. Namun banyak bahan makanan yang memrlukna
pengolahan terlebih ahulu sebelum menjadi makanan, Misalnya beras, tepung, minyak
dan lain-lain.
Untuk menentukan kebutuhan yang optimum sangat sulit, terutama untuk bayi
dan anak. Data tentang kebutuhanh yang tertera dalam daftar, haruslah diartikan bahwa
data tersebut bukan merupakan kebutuhan daripada misalnya seorang anak tertentu yang
sedang kita tentukan makanan yang perlu diberikan kepadanya. Oleh karena itu pada
akhir-akhir ini sering dikemukakan tentang istilah masukan yang dianjurkan yang
merupakan data untuk digunakan dalam menaksir kebutuhan individu, perorangan.
Angka-angka yang tertera dalam daftar tentang kecukupan yang dianjurkan , biasanya
bukan ditujukan untuk menentukan kebutuhan perorangan, sehingga dalam klinik
biasanya tidak digunakan.
Variasi dalam kebutuhan perorangan kadang-kadang sangat besar, Misalnya
rekuiremen kalori dari bayi yang lemah mungkin hanya 70 kalori/kg BB/hari, sedangkan
untuk bayi yang sering menangis dapat sampai 130 kalori/kg BB/hari, bahkan kadang-
kadang lebih.
Energi :
Kebutuhan energi bagi anak ditentukan oleh metabolisme basal, umur, aktivitas
fisik, suhu lingkungan, serta kesehatannya. Kita tidak perlu menghitung lagi juumlah
yang diperlukan melainkan dapat melihatnya dari table mengenai jumlah yang dianjurkan
(Tabel RDA) bagi semua golongan umur. Zat-zat gizi yang mengandung energi disebut
makronutrien dan terdiri dari protein, lemak, dan karbohidrat. Tiap gram protein maupun
karbohidrat memberi energi sebanyak 4 kilokalori, sedangkan tiap gram lemak 9
kilokalori. Dianjurkan supaya jumlah energi yang diperlukan didapati dari 50-60 %
karbohidrat, 25-35 % lemak, sedangkan selebihnya 10-15 % protein. Oleh sebab
kebutuhan energi berbeda-beda walaupun pada umur yang sama, terutam oleh perbedaan
aktivitas fisiknya, maka untuk menentukan jumlah makanan yang harus diberikan untuk
semua anak dari golongan umur tertentu tidak mungkin. Sebagai parameter yang dapat
dipercaya adalah memonitor pertumbuhan dan kesehatannya. Angka-angka yang
tercantum dalam daftar kecukupan gizi (RDA) sangat baik dan membantu dokter atau
ahli gizi untuk menentukan jumlah energi yang harus diberikan sehingga dapat menyusun
menunya, akan tetapi jangan dilupakan bahwa kebutuhan energi berbeda-beda secara
individual.
Protein :
Kebutuhan akan protein bagi tiap kilogram berat badannya adalah tinggi pada
bayi oleh sebab pertumbuhannya yang cepat sekali, untuk kemudian berkurang dengan
bertambahnya umur. Disarankan untuk memberi 2,5-3 gram tiap kilogram berat badan
bagi bayi, dan 1,5-2,0 bagi anak sekolah sampai adolesensia. Jumlah protein yang
diberiakan dianggap adekuat jika mengandung semua asam amino essensial dalam
jumlah yang cukup, mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Maka protein yang diberikan
harus sebagian berupa protein yang berkualitas tinggi seperti protein hewani. Susu sapi
merupakan sumber protein yang baik. Walaupun banyak anak Indonesia yang menderita
intoleransi terhadap laktosa akan tetapi jumlah susu sapi yang diberikan tiap kalinya tidak
banyak maka biasanya tidak timbul gejala-gejala klinisnya. Daging, ikan dan telur
mengandung protein berkualitas tinggi, tambahan protein dapat diperoleh dari kacang-
kacangan seperti kacang hijau, kacang kedelai, serta produk-produknya seperti tahu,
tempe, dan juga dari serealia yakni beras, jagung, roti, mie, kentang.
Cairan :
Jumlah cairan yang harus masuk dalam tubuh erupakan hal yang penting bagi
bayi terutama yang udah menderita dehidrasi. Pada umumnya anak sehat memerlukan
1000-1500 ml tiap harinya. Dalam keadaan sakit seperti infeksi dengan suhu badan yang
tinggi, diare, untah, masukannya harus dinaikkan untuk menghindarkan keadaan yang
buruk.
Makanan bagi anak prasekolah
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi ke-IV menganjurkan kecukupan gizi rata-rata
bagi anak prasekolah se4bagai berikut:
Golongan Umur Berat Tinggi Energi Protein
1-3 tahun 12 kg 89 cm 1220 Kkal 23 gram
4-6 tahun 18 kg 108 cm 1720 Kkal 32 gram
Bagi anak-anak dari golongan sosio ekonomi menengah dan atas umur permulaan
masuk sekolah tidak 7 tahun melainkan jauh lebih muda. Pada umur 2,5 atau 3 tahun
mereka sudah dikirim ke play group, untuk diteruskan ke taman kanak-kanak pada umur
4-6 tahun. Walaupun jam sekolah hanya 2-3 jam sehari dan 3-4 kali seminggu, sebaiknya
diperhatikan jam-jam makan anak-anak tersebut jangan sampai merasa lapar. Beberapa
sekolah play group menyediakan makanan bagi murid-muridnya walaupun tidak tiap hari
sekolah. Mereka harus dapat makan pagi sebelum pergi ke sekolah dan makan siang atau
snack begitu pulang di rumah.
Makan siang
Nasi
Daging, ayam, telur, ikan, telur, tahu, tempe
Sayur seperti tomat, wortel, bayam
Buah seperti pisang, jeruk, pepaya, apel
Satu gelas susu
Makan sore/malam
Nasi atau roti diolesi dengan mentega atau margarin
Daging, ayam, ikan, tahu dan tempe
Sayur mayur
Buah atau pudding
Satu gelas susu
Diantara makan pagi dan makan siang, juga antara makan siang dan makan
malam anak dapat diberi snack seperti biscuit, keju, kue basah, es krim. Jangan
meberikan makanan tersebut terlalu banyak hingga engganggu nafsu makannya di waktu
siang atau makan malam.
Makanan bagi anak sekolah (7-12 tahun)
Jumlah energi dan protein yang dianjurkan oleh Widya Karya Nasional Pangan
dan Gizi bagi anak umur 7 12 tahun ialah:
Dalam periode ini pertumbuhan berjalan terus dengan mantap walaupun tidak
secepat seperti waktu bayi. Jadwal makannya harus disesuaikan dengan waktu yang
mereka harus berada di sekolahan. Harus diadakan waktu supaya anak makan pagi
dahulu sebelum masuk sekolah. Sebaiknya mereka dibekali roti atau makanan lain untuk
dimakan waktu istirahat. Adakalanya mereka lebih suka makan di kantin. Jika kantin di
sekolahan bersih, tidak perlu melarang mereka makan di kantin akan tetapi beri petunjuk
untuk membeli makanan yang bergizi.
Anak dari golongan umur ini memerlukan makanan yang kurang lebih sama
dengan yang dianjurkan untuk anak prasekolah terkecuali porsinya harus lebih besar oleh
sebab kebutuhannya lebih banyak mengingat bertambahnya berat badan dan aktivitasnya.
Periode adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (growth spurt), baik
tinggi maupun beratnya. Kebutuhan zat gizi berhubungan sangat dengan besarnya tubuh,
hingga kebutuhan yang tinggi terdapat pada periode pertumbuhan yang cepat. Growth
spurt pada anak perempuan sudah dimulai pada umur antar 10 dan 12 tahun, sedangkan
pada anak laki-laki baru pada umur 12 sampai 14 tahun, hingga pada periode tertentu
tinggi badan anak perempuan melebihi tinggi anak laki-laki. Penambahan tinggi pada
wanita berhenti setelah mencapai umur 17 tahun, sedangkan pada anak laki-laki biasanya
masih berlanjut terus walaupun tidak secepat seperti sebelumnya. Perlu diketahui bahwa
permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan terdapat
perbedaan secara individual.
Pertumbuhan yang cepat ini biasanya diiringi oleh bertambahnya aktivitas fisik
hingga kebutuhan akan zat gizi akan naik pula. Nafsu makan anak laki-laki sangat
bertambah hingga tidak akan menemukan kesukaran untuk memenuhi kebutuhannya.
Anak perempuan biasanya lebih mementingkan penampilannya, ia enggan menjadi
gemuk hingga membatasi diri dengan memilih makanan yang tidak mengandung banyak
energi, tidak mau makan pagi. Mereka harus diyakinkan bahwa masukan zat gizi yang
kurang daripada yang dibutuhkan akan berakibat buruk baik bagi pertumbuhan maupun
kesehatannya.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS ILMU GIZI MEDIK II
KELOMPOK RENTAN GIZI GOLONGAN
ANAK 5 12 TAHUN
OLEH
1. Thabrani Putra 01310069
2. Unang Sunarya 01310284
3. Muhammad Amrullah 01310348
4. Arie Muslihudin 01310282
5. Relly Reagen 99310023
6. Eka A Putri 04310007P
7. Ola Wanny PS 00310122
8. Dian Riskyana 04310004P
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2005
KATA PENGANTAR
Puji dan sykur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat
serta hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Gizi dengan judul
Kelompok Rentan Gizi Golongan Anak 5 12 Tahun. Kami dengan segala kerendahan
hati merasakan bahwa Makalah kami ini masih jauh dari sempurna, sehingga diharapkan
semua pihak berkenan untuk memberikan masukan-masukan serta saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian Makalah ini, khususnya terima kasih yang
tidak terhingga kepada Dosen Ilmu Gizi Medik Universitas Malahayati.
Penulis