Vous êtes sur la page 1sur 10

Isu Akuntansi Pelaporan Segmen

Pada tahun 1994, DSAK menerbitkan PSAK No.5 tentang Pelaporan Informasi
Keuangan Segmen, yang merekomendasikan pengungkapan informasi segmen. Pada tahun
2000, DSAK mengadopsi IAS 14 (revisi 1997) dan kemudian merevi PSAK 5 serta
mengubah namanya menjadi Pelaporan Segmen. Peraturan ini mewajibkan pengungkapan
informasi berdasarkan segemen usaha dan geografis suatu entitas.
PSAK 5 menjelaskandefinisi beberapa istilah sebagai berikut :
1. Segmen usaha adalah sebuah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan produk atau jasa. Komponen itu memiliki resiko dan imbal hasil yang
berbeda dengan resiko dan imbal hasil segmen lain. Faktor-faktor yang dipertimbangkan
dalam menentukan terkait atau tidaknya produk adan jasa, meliputi :
Karakteristik produk atau jasa,
Karakteristik proses produksi,
Jenis atau golongan pelanggan produk atau jasa,
Metode pendistribusian produk atau penyediaan jasa, dan
Karakteristik iklim regulasi, seperti perbankan atau asuransi.
2. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan
komponen itu memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan pada
komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam mengidentifikasi segemen geografis meliputi:
Kesamaan kondisi ekonomi dan politik,
Hubungan antar operasi dalam wilayah geografis berbeda,
Kedekatan geografis operasi,
Risiko khusus yang terdapat dalam operasi wilayah tertentu,
Regulasi pengendalian mata uang,
Risiko mata uang.
Secara umum, kantor pusat perusahaan bukanlah segmen terpisah. Selain itu,
perusahaan dapat memilih untuk mengagregasikan segmen operasi individu terpisah yang
mempunyai karakteristik ekonomi yang mirip. Manajemen juga dapat meyakini bahwa
agregasi akan memberikan informasi yang lebih berarti untuk pengguna laporan keuangan.
Informasi Tentang Segmen Operasi
Banyak entitas yang diversifikasi melalui beberapa lini bisnis. Setiap lini dapat
mempunyai faktor kompetitif yang berbeda dan dapat bereaksi berbeda terhadap perubahan
dalam lingkungan ekonomis. Sebuah konglomerasi dapat beroperasi di beberapa pasar
konsumen, yang setiap pasarnya memiliki karakteristik berbeda. Selain itu, perusahaan
terkena eksposur atas risiko yang berbeda dalam tiap pasar sumber faktor-faktor produksinya.
Laporan keuangan konsolidasi menyajikan semua faktor heterogen tersebut dalam konteks
tunggal. Tujuan dari pelaporan segmen adalah untuk memungkinkan pengguna laporan
keuangan melihat di balik angka total konsolidasi ke komponen individu yang
membentuk entitas tersebut.
Definisi Segmen Dilaporkan
Proses penentuan segmen operasi dilaporkan (reportable operating segment) secara
terpisah, yaitu segmen-segmen dimana pengungkapan tambahan yang terpisah harus dibuat
berdasarkan spesifikasi manajemen atas segmen operasi yang digunakan secara internal untuk
mengevaluasi posisi keuangan dan kinerja operasi perusahaan.

Ambang Batas Kuantitatif Sepuluh Persen


DSAK menetapkan tiga aturan signifikansi 10 persen (10 percent significance rules )
untuk menentukan segmen operasi mana yang harus mempunyai informasi terlapor yang
terpisah. Pengungkapan terpisah tersebut diharuskan untuk segmen yang memenuhi paling
tidak satu dari pengujian berikut:
1) Pendapatan segmen yang dilaporkan, termasuk penjualan eksternal atau
penjualan/transfer antarsegmen, lebih besar atau sama dengan 10 persen dari pendapatan
keseluruhan dari penjualan eksternal ditambah transaksi antarsegmen dari keseluruhan
segmen operasi.
2) Nilai absolut dari laba atau kerugian adalah lebih besar atau sama dengan 10 persen. Nilai
absolut mencakup (a) laba gabungan dari seluruh segmen operasi yang tidak dilaporkan
rugi atau, (b) rugi gabungan dari seluruh segmen operasi yang dilaporkan rugi.
3) Aset segmen sama dengan atau lebih beasr dari 10 persen aset gabungan seluruh segmen
operasi.
Perhatiakn bahwa uji pendapatan memasukkan penjualan atau transfer antarsegmen .
DSAK menyatakan bahwa pengaruh keseluruhan dari segmen tertentu terhadap seluruh
perusahaan harus diukur. DSAK meyakini juga bahwa definisi segmen operasi harus
memasukkan komponen dari perusahaanyang menjual secara umum atau secara eksklusif ke
komponen perusahaan yang lain. Informasi mengenai operasi yang terintegrasi secara
vertikal tersebut memerikan pandangan mengenai produksi dan operasi dari perusahaan.
Informasi mengenai segmen operasi yang tidak dilaporkan secarah terpisah adalah
digabungkan dan diungkapkan dalam kategori Seluruh Segmen Lainnya (All Other).
Sumber pendapatan dalam kategori Seluruh Segmen Lainnya harus dijelaskan, tetapi
tingkat pengungkapan untuk kategori ini secara signifikan lebih sedikit dibandingkan segmen
operasi yang dilaporkan terpisah. Sekali lagi, ingat bahwa kantor pusat perusahaan (atau
administrasi pusat) umumnya tidak dimasukkan sebagai segmen operasi dari perusahaan.

Melaporkan Informasi Segmen


Pengungkapan khusus yang diharuskan untuk tiap segmen yang dilaporkan dijelaskan
dalam PSAK 5. Dalam pelaporan segmen, hal-hal berikut harus diungkapkan untuk setiap
segmen yang ditentukan akan dilaporkan terpisah, yaitu:
1) Informasi umum. Informasi harus mengungkapkan tentang (a) bagaimana perusahaan
mengidentifikasiakan setiap segmen yang dilaporkan secara terpisah, temasuk informasi
tentang struktur organisasi perusahaan, dan (b) jenis produk atau jasa darimana tiap
segmen dilaporkan memperoleh pendapatannya.
2) Jumlah untuk setiap segmen yang dilaporkan secara terpisah. Pengungkapan segmen
harus memasukkan jumlah sebagai berikut, (a) setiap laba atau rugi dan prosedur
pengukuran yang digunakan untuk menentukan laba atau rugi, termasuk bagaimana akun
perusahaan untuk transaksi antarsegmen, dan (b) setiap aset dan kewajian segmen.
3) Ukuran laba tau rugi segmen. Hal-hal berikut harus diungkapkan jika digunakan untuk
mengukur laba atau rugi segmen yang ditinjau oleh pimpinan pembuat keputusan
perusahaan, yaitu (a) pendapatan dari penjualan eksternal, (b) pendapatan dari transaksi
dengan segmen operasi lain dari perusahaan, (c) pendapatan bunga, (d) beban bunga, (e)
beban depresiasi dan amortisasi, (f) ekuitas dalam pendapatan investee yang telah
dihitung melalui metode ekuitas, (g) beban dan keuntungan pajak penghasilan, (h) pos
luar biasa, dan (i) pos-pos nonkas signifikan lainnya.
4) Aset dan kewajiban segmen. Informasi hal-hal berikut pada setiap laporan terpisah aset
segmen harus diungkapkan jika pos-pos berikut dimasukkan dalam menentukan aset
segmen yang ditinjau oleh pimpinan pembuat keputusan perusahaan, yaitu : (a) jumlah
investasi pada investee metode ekuitas, (b) jumlah kewajiban.
5) Renkonsiliasi total konsoliadsi. Akhirnya, pengungkapan segmen memasukkan
rekonsiliasi antara pendaptan total segmen yang dilaporkan, laba atau rugi total, aset
total, dan total konsolidasi yang berhubungan dengan pos-pos tertentu.
Perusahaan diperbolehkan untukmenyajikan pengungkapan tersebut dalam skedul
terpisah atau dalam catatan kaki. Akan tetapi, dalam praktiknya, perusahaan menyajiakan
data komparatif paling tidak dua periode fiscal sebelumnya bersama dengan informasi
periode berjalan.
PSAK 5 menyatakan bahwa pengungkapan segmen juga harus dibuat untuk
melengkapi laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK. Oleh karena itu, pengungkapan
segmen harus juga dibuat dalam laporan keuangan interim. Laporan interim harus
mengungkapkan hal-hal berikut tentang setiap segmen yang dilaporkan, yaitu : (1)
pendapatan dari pelanggan eksternal, (2) pendapatan antarsegmen, (3) pengukuran laba atau
rugi segmen, (4) aset total untuk hal-hal yang terdapat perubahan material dari laporan
tahunan terakhir, (5) setiap perbedaan dari laporan tahunan terakhir dalam definisi operasi
segmen atau dalam bagaimana perhitungan laba atau rugi segmen, dan (6) rekonsiliasi total
laba atau rugi segmen dengan total konsolidasi entitas.

Identifikasi Laporan Segmen


Fokus dalam PSAK 5 adalah untuk memberikan informasi kepada pengguna laporan
keuangan untuk menentukan risiko dan potensi imbal hasil dari suatu entitas, menggunakan
dasar informasi agregasi yang sama dengan yang digunakan oleh manajemen perusahaan.
Tentu saja, risiko menjalankan usaha di suatu Negara dapat berbeda dengan di Negara lain.
Saat ini entitas multinasional berskala besar mempunyai operasi di banyak Negara dan pasar
luar negeri. PSAK 5 menyatakan bahwa ada dua jenis maupun bentuk laporan segmen yang
utama biasanya ditentukan oleh karakteristik dan sumber utama risiko dan imbal hasil
perusahaan. Jika risiko dan imbal hasil perusahaan utamanya dipengaruhi oleh diferensiasi
produk atau jasa, maka perusahaan akan melaporkan segmen usaha terlebih dahulu, dan
informasi keduanya melaporkan berdasarkan kondisi geografis. Jika risiko dan imbal
hasilperusahaan utamanya dipengaruhi oleh perbedaan operasional di berbagai Negara dan
wilayah geografis, maka perusahaan akan melaporkan segmen geografis terlebih dahulu da
informasi keduanya adalah segmen usaha.
Struktru organisasi prusahaan dan struktur manajemen seperti juga system pelaporan
keuangan internal kepada pihak yang berwenang dapat digunakan untuk menentukan sumber
utama dan karakteristik dari risiko dan imbal hasil perusahaa. Sekaligus juga dapat digunakan
untuk menentukan jenis pelaporan segmen primer dan sekunder, kecuali dalam kondisi
sebagai berikut ini :
a. Jika risiko dan imbal hasil perusahaan sangat dipengaruhi oleh dua elemen berikut ini :
1) Perbedaan dalam produk atau jasa yang dihasilkan, dan
2) Perbedaan operasional wilayah perusahaan, yang dilandaskan dengan pendekatan
matriks pada system pelaporan internal kepada pihak yang berwenan, maka
perusahaan harus menggunakan segmen usaha sebagai segmen primer dan segmen
geografis sebagai segmen sekunder.
b. Jika struktur organisasi perusahaan dan struktur manajemen seperti juga sistem
pelaporan keuangan internal kepada pihak yang berwenang tidak didesain berdasarkan
produk atau jasa secara individu atau secara kelompok dan juga tidak didasarkan atas
wilayah tertentu, maka manajemen perushaan harus menentukan risiko dan imbal hasil
perusahaan yang mana yang berhubungan erat dengan produk atau jasa yang dihasilkan
atau juga secarah wilayah. Sesudah itu perusahaan akan lebih mudah untuk memilih baik
segmen usaha atau wilayah yang akan dijadikan sebagai segmen primer dan yang
lainnya sebagai segmen sekunder.

Informasi Segmen Sekunder


PSAK 5 menyatakan jika perusahaan menggunakan segmen usaha sebagai pelaporan
primer, maka perusahaan harus melaporkan sebagai berikut :
1) Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal dan dihubungkan dengan lokasi pelanggan
berdasarkan wilayah.
2) Nilai menyertai asset segmen yang dihubungkan dengan lokasi aset berdasarkan wilayah.
3) Jumlah pengeluaran pada periode tertentu untuk memperoleh aset segmen yang
diperkirakan akan digunakan lebih dari 1 periode yang dihubungkan dengan aset secara
wilayah.
Jika perusahaan menggunakan segmen wilayah sebagai pelaporan segmen primer,
maka perusahaan harus melaporkan informasi sebagai berikut :
1) Pendapatan dari pelanggan eksternal.
2) Nilai yang menyertai aset segmen.
3) Jumlah pengeluaran pada periode tertentu memperoleh aset segmen yang diperkirakan
akan digunakan lebih dari 1 periode.

Pelaporan Keuangan Interim

Pengertian Laporan Interim


Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan
keuangan tahunan. Laporan keuangan interim harus dipandang sebagai bagian yang integral
dari periode tahunan. Dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang
dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi
keuangan.
Laporan Interim diberlakukan untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan laporan
keuangan interim oleh peraturan perundangan, misalnya Pasar modal, dan lain-lain. Dan juga
untuk industri yang telah diatur dalam standar akuntansi keuangan industri yang
bersangkutan, misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut.

Ada dua pandangan tentang Laporan Interim yaitu :


1. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi dan
menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang sama seperti
pada periode tahunan.
2. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dengan periode
tahunan.
Pernyataan ini dikembangkan berdasarkan pandangan kedua yang menganggap laporan
keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode tahunan.

Penyajian Laporan Keuangan Interim

Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo laba interim,
laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan interim harus
disajikan secara komparatif dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Perhitungan laba-
rugi interim harus mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim
terakhir yang dilaporkan (year-to-date).

Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok lancar dan
tidak lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka panjang sesuai
laporan keuangan tahunan. Khusus untuk perusahaan tertentu seperti bank dan asuransi yang
mempunyai metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan aktiva harus
dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal laporan


keuangan interim, data berikut merupakan data minimum yang harus dilaporkan:
pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos luar biasa
(termasuk pengaruh terhadap pajak penghasilan yang terkait), pengaruh kumulatif perubahan
akuntansi, perubahan akuntansi dan laba bersih;
data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan;
pendapatan dan beban musiman;
perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan;
pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa dan tidak sering terjadi;
kewajiban kontinje;
perubahan akuntansi; dan
perubahan yang material pada unsur laporan arus kas.

Standar Pelaporan untuk Laporan Laba Rugi Interim


Bentuk laporan keuangan interim sama dengan bentuk laporan laba rugi tahunan.
Terdapat beberapa perbedaan dalam pengukuran komponenlaba tertentu karena periode
waktu yang lebih pendek.
Pendapatan
Pendapatan harus diakui dan dilaporkan pada periode diperolehnya dan tidak
dapat ditangguhkan ke periode lain untuk menyajikan arus pendapatan yang lebih stabil.
Pendapatan dari usaha musiman, seperti lahan pertanian, produk makanan, grosir atau ritel,
dan hiburan tidak dapat dimanipulasi untuk menghilangkan tren musiman. Untuk
memberikan manfaat yang lebih besar pada pengguna laporan keuangan, maka laporan
interim harus disajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya dengan kondisi sebagai
berikut:
1. Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan keuangan interim
periode sebelumnya untuk mengetahui kecenderungan posisi keuangan.
2. Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan keuangan interim
yang sama dalam periode akuntansi yag lalu, untuk mengetahui
kecenderungan berulang musiman dari kegiatan usaha
3. Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan kumulatif dari
awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk
mengetahui kontribusi atau pengaruh periode interim yang dilaporkan pada
periode berjalan.
4. Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan keuangan tahun
buku yang lalu untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim
tersebut terhadap posisi keuangan, kinerja, dan arus kas periode akuntansi
yang lalu.
Harga Pokok Penjualan dan Persediaan
Harga pokok penjualan interim harus dihitung dengan biaya dan beban
teralokasi yang terkait langsung seperti pada penghitungan harga pokok penjualan
tahunan. PSAK 3 memperbolehkan modifiasi praktis berikut atas aturan umum
tersebut, yaitu:
1. Menggunakan estimasi persentase laba bruto
2. Penilaian harga pokok atau harga pasar terendah
3. Sistem biaya standar
Biaya dan Beban yang Lain
Contoh berikut mengilustrasikan kapan pengeluaran dapat ditangguhkan dan
dialokasikan ke beberapa periode:
1. Beberapa perusahaan memfokuskan perbaikan peralatan yang besar dalam
satu waktu pada satu periode interim.
2. Pajak bangunan dapat ditangguhkan atau diakru pada setiap periode
interim, daripada mengakui secara penuh sebagai sebuah beban periode
interim saat pajak itu dibayar.
3. Biaya iklan yang besar dapat dialokasikan pada periode-periode interim
yang menerima manfaatnya daripada mengakuinya semata-mata dalam
periode interim saat biaya itu dikeluarkan.
Akuntansi untuk Pajak Penghasilan dalam Periode Interim
Penghitungan pajak penghasilan interim menimbulkan suatu permasalahan
khusus bagi akuntan karena beban pajak actual dihitung berdasarkan penghasilan
untuk seluruh tahun fiscal. Selain itu, perbedaan temporer antara akuntansi fiscal dan
akuntansi GAAP mengharuskan pengakuan pajak tangguhan.
Perubahan Akuntansi di Periode Interim

Perubahan akuntansi dalam periode interim yang memerlukan penyesuaian harus


dilaporkan dalam periode interim saat perubahan itu terjadi dengan cara yang sama seperti
yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahunan sebagaimana yang diatur dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No.25 tentang Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan,
Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi. Perusahaan berkewajiban
mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan bila mengetahui akan ada perubahan
akuntansi dalam periode laporan keuangan interim berikutnya.

Laporan keuangan interim harus menunjukkan perubahan akuntansi;


(a) yang terjadi pada periode interim yang dilaporkan,
(b) yang terjadi pada periode interim sebelumnya dalam tahun buku yang sama, bila
berpengaruh material pada periode interim yang dilaporkan.

Bila dimungkinkan, perusahaan sebaiknya melakukan perubahan akuntansi dalam


periode interim pertama dari suatu tahun buku. Perubahan akuntansi yang dilakukan setelah
periode interim pertama dalam satu tahun buku cenderung mengaburkan hasil usaha dan
menyulitkan pengungkapan informasi keuangan. Dalam menentukan materialitas pelaporan
pengaruh kumulatif dari perubahan akuntansi atau koreksi kesalahan, jumlah yang ada harus
dihubungkan dengan estimasi pendapatan setahun penuh dan kecenderungan laba pada
periode interim berikutnya dalam tahun buku yang
sama. Perubahan yang material bila dikaitkan dengan suatu periode interim tetapi tidak
material bila dikaitkan dengan estimasi pendapatan setahun penuh atau dengan
kecenderungan laba harus diungkapkan secara tersendiri dalam periode interim tersebut.
Akuntansi Keuangan Lanjutan
Pelaporan Segmen dan Interim

Oleh Kelompok 1 :

Ni Kadek Metri Tresnalyani (absen 3) (1406305022)

Gita Apsari Dewi (absen 4) (1406305023)

Anak Agung Ayu Intan Wulandari (absen 10) (1406305047)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

Vous aimerez peut-être aussi