Vous êtes sur la page 1sur 27

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HERNIA

A. PENGKAJIAN

Tanggal Pengkajian : 31 Maret 2017

Tanggal Masuk : 31 Maret 2017

Ruang/Kelas : Melati/III

Nomor Register : 01.21.71

Diagnosa Medis : Hernia Inguinalis Lateral Skrotalis

1. Identitas Klien

Nama : Sdr. S

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 28 Tahun

Status Perkawinan : belum menikah

Agama :Islam

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Pendidikan : SMA

Bahasa yang digunakan : Indonesia

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Ds. Lebakwangi

Sumber Biaya : Jamkesmas

Sumber Informasi : Pasien dan Keluarga

2. Resume

Sakit dirasakan pasien pada bulan Pebruari 2017 yang lalu saat membantu mengangkat beban berat. Tiba-tiba pasien meringis

kesakitan. Oleh tetangganya, pasien dibawa kerumahnya dan diberi obat ramuan tradisional dengan istirahat yang cukup. Namun,

bertahap selama 1 bulan kemudian pasien merasakan adanya benjolan pada lipatan paha tepatnya pada skrotum. Disertai dengan

keluhan batuk dan bersin. Akhirnya, keluarga membawa pasien ke poliklinik RSU KMC Luragung, dan dari diagnosa medis, pasien

dinyatakan harus segera dioperasi.

3. Riwayat Keperawatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

1). Keluhan Utama : Nyeri dan ada benjolan pada skrotum.

2). Kronologis Keluhan

a) Faktor Pencetus : Pasien sering mengangkat beban yang berat.


b) Timbul Keluhan : ( ) Mendadak () Bertahap

c) Lamanya : 1 tahun

d) Upaya mengatasi : Rasa nyeri dan benjolan berkurang/hilang.

b. Riwayat masa lalu

1. Riwayat Penyakit sebelumnya : Pasien tidak ada riwayat penyakit operasi lain sebelumnya.

2. Riwayat Alergi: Tidak ada alergi.

3. Riwayat pemakaian obat:

Hanya bila merasakan sakit, pasien meminum obat. Tetapi pasien mengatakan, ia lebih baik istirahat daripada

meminum obat. Kecuali benar-benar membutuhkan.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram tiga generasi):

Keterangan:

: Orang tua yang sudah meninggal

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Tinggal satu rumah

d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko: Tidak ada.

e. Riwayat Psikososial dan Spiritual

1) Adakah orang yang terdekat dengan klien: Istri dan anak pertamanya.

2) Interaksi dalam keluarga

a) Pola Komunikasi : Baik

b) Pembuatan Keputusan : Istri dan anak pertama

c) Kegiatan Kemasyarakatan : Baik

3) Dampak penyakit klien terhadap keluarga

Pasien masih bekerja, keluarga mengandalkan pasien. Maka, keluarga kehilangan orang yang mencari nafkah.

4) Masalah yang mempengaruhi klien:

Biaya Operasi yang terlalu mahal membuat pasien cemas, dan keluarga harus berusaha mencari biaya tersebut.

5) Mekanisme Koping terhadap stress:

() Pemecahan masalah

Pasien menghadapi masalah dengan tenang, semua masalah diatasi bersama oleh keluarga.

() Makan
Pola makan pasien dirumah cukup baik, 3x dalam sehari dengan lauk yang beragam dan dirumah sakit pasien hanya

mampu menghabiskan setengah porsi karena tidak adanya nafsu makan.

() Tidur

Pola istirahat atau tidur pasien dirumah cukup baik, namun pasien kurang tidur siang karena pasien bekerja hingga

sore hari. Tidur malam antara 7-8 jam permalam.

() Minum obat

Pasien sangat menaati aturan minum obat yang diberikan oleh perawat jaga diruangan, pola minum obat pasien 2x

dalam sehari.

() Cari pertolongan

Dalam masalah kesehatan, pasien akan mencari pertolongan ke mantri didaerah rumahnya.

() Lain-lain (Diam)

Dalam menghadapi masalah, pasien lebih banyak diam dan memikirkan jalan keluar dari masalah tersebut.

6) Persepsi klien terhadap penyakitnya.

a) Hal yang sangat di pikirkan saat ini: Apakah saya bisa sembuh?

b) Harapan setelah menjalani keperawatan: Dapat sembuh total dan menjalani aktifitas seperti biasa.

c) Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit: Lebih banyak diam dan beristirahat.

7) Sistem penilaian kepercayaan

a) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan: Lebih baik ke Pengobatan Alternatif daripada ke dokter yang

biayanya mahal.

b) Aktivitas Agama / kepercayaan yang dilakukan: Terus menerus berdzikir dan beribadah kepada Allat SWT.

8) Kondisi lingkungan rumah:

Hygiene yang kurang, di akibatkan kurangnya pengetahuan yang baik.

9) Pola Kebiasaan:
POLA KEBIASAAN

HAL YANG DIKAJI

Sebelum di RS Di RS
1. Pola Nutrisi

a. Frekuensi makanan :X/hari 3x/hari 3x/hari

b. Nafsu Makan : Baik/tidak Baik Tidak

Alasan:(mual/muntah/sa riawan) - Mual

c. Porsi Makanan yang di habiskan 1 Porsi Porsi

d. Makanan yang tidak di sukai - Bubur/Nasi yang lembek.

e. Makanan yang membuat alergi - -

f. Makanan Pantangan - Pedas dan santan.

g. Penggunaan obat-obatan sebelum makan - -

h. Penggunaan alat bantu

- IVFD terpasang ditangan kirinya.

2.Pola Eliminasi

a. B.a.k :

1). Frekuensi :..X/hari 5x/hari

2). Warna :. 4x/hari Kuning

3). Keluhan :. Kuning Nyeri post-op

4). Penggunaan alat bantu - -

b. B.A.B

1). Frekuensi :..X/hari 1x/hari

2).Waktu (pagi/siang/malam/tidak tertentu) 1x/hari Pagi

3). Warna :. Pagi

4). Konsistensi : Kecoklatan

5). Keluhan :.. Coklat Agak keras

6). Penggunaan alat Lembek Nyeri saat mengedan

3).Pola Personal Hygiene - -

a. Mandi -

1) Frekuensi :..X/hari

2) Waktu : Pagi/Siang/Malam 1x/hari

2x/hari

b. Oral Hygiene Pagi


1) Frekuensi :.X/hari Pagi dan Sore

2) Waktu :pagi/siang/sore

c. Cuci Rambut 1x/hari

1) Frekuensi :X/minggu 2x/hari Pagi

4). Pola Istirahat dan Tidur Pagi dan Sore

a. Lama tidur siang : Jam/hari -

b.Lama tidur malam :.Jam/hari 2x/minggu

c. Kebiasaan sebelum tidur : 2jam/hari

- 5jam/hari

5. Pola Aktivitas dan Latihan 7-8jam/hari Berbincang dengan keluarga sampai

a. Waktu bekerja : pagi/siang/malam Merokok dan minum kopi tertidur.

b. Olah raga : ( )Ya ( ) Tidak

c. Jenis Olah raga : Pagi -

d. Frekuensi olah raga : Ya -

e. Keluhan dalam beraktivitas : Lari kecil -

6. Kebiasaan yang mempengaruhi 3x/minggu -

kesehatan - -

a.Merokok : Ya/Tidak

1) Frekuensi : ..

2) Jumlah : .. Ya -

3) Lama pemakaian : 3x/hari -

6batang/hari -

b.Minuman Keras/Nabza : Ya/Tidak 50 tahun -

1) Frekuensi :..

2) Jumlah :..

3) Lama Pemakaian : - -

- -

- -

4. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Umum:

1) Berat badan : 68 kg (Sebelum sakit 72 kg)

2) Tinggi badan : 174 cm

3) Keadaan umum : Sedang

4) Pembesaran kelenjar getah bening : ( ) Ya () Tidak

b. Sistem Penglihatan:

1) Posisi mata : () Simetris ( ) Asimetris

2) Kelopak mata : () Normal ( ) Ptosis

3) Pergerakan bola mata : () Normal ( ) Abnormal

4) Konjungtiva : () Merah Muda ( ) Anemis

5) Kornea : () Normal ( ) Keruh/Berkabut

6) Sklera : ( ) Ikterik () Anikterik

7) Pupil : () Isokor ( ) Anisokor

8) Otot-otot mata : () Tidak ada kelainan

9) Fungsi penglihatan : () Baik ( ) Kabur

10) Tanda-tanda radang : Tidak ada

11) Pemakaian kaca mata : () Tidak ( ) Ya

12) Pemakaian lensa kotak : () Tidak ( ) Ya

13) Reaksi terhadap cahaya : Baik

c. Sistem Pendengaran:

1) Daun telinga : () Normal ( ) Tidak

2) Karakteristik serumen :

a. Warna : Kuning muda

b. Konsistensi : Cair

c. Bau : Khas

3) Kondisi telinga tengah : () Normal ( ) Kemerahan

4) Cairan dari telinga : () Tidak ( ) Ada

5) Perasaan penuh di telinga : () Tidak ( ) Ada

6) Tinitus : ( ) Ya () Tidak

7) Fungsi pendengaran : ( ) Normal () Kurang

8) Gangguan keseimbangan : () Tidak ( ) Ya

9) Pemakaian alat bantu : () Tidak ( ) Ya

d. Sistem Wicara : () Normal ( ) Tidak

e. Sistem Pernafasan:
1) Jalan nafas : () Bersih ( ) Ada Sumbatan

2) Pernafasan : () Tidak sesak ( ) Sesak

3) Menggunakan otot bantu pernafasan : ( ) Ya () Tidak

4) Frekuensi : 30 x/menit

5) Irama :() Teratur ( ) Tidak Teratur

6) Jenis pernafasan : () Spontan

7) Kedalaman : ( ) Dalam () Dangkal

8) Batuk : ( ) Tidak () Ya

9) Sputum : ( ) Tidak () Ya, Putih

10) Konsistensi : () Encer ( ) Kental

11) Terdapat darah : ( ) Ya () Tidak

12) Palpasi dada : Detak jantung normal

13) Perkusi dada : Tidak ada tanda-tanda nyeri

14) Suara nafas : () Vesikuler ( ) Ronkhi

15) Nyeri saat bernafas : ( ) Ya () Tidak

16) Penggunaan alat bantu nafas : () Tidak ( ) Ya

f. Sistem Kardiovaskular:

1) Sirkulasi Peripher

a. Nadi : 74 x/menit : Irama : () Teratur ( ) Tidak Teratur

b. Tekanan darah : 130/90 mmHg

c. Distensi vena jugularis : Kanan: ( ) Tidak () Ya

Kiri : ( ) Tidak () Ya

d. Temperature Kulit : () Hangat ( ) Dingin

e. Warna kulit : () Pucat ( ) Kemerahan

f. Pengisian kapiler : detik

g. Edema : () Ya, Skrotalis ( ) Tidak

2) Sirkulasi Jantung

a). Kecepatan denyut capital : Teratur

b). Irama : () Teratur ( ) Tidak Teratur

c). Kelainan bunyi jantung : Tidak ada

d). Sakit dada : ( ) Ya () Tidak

g. Sistem Hematologi:

Gangguan Hematologi:

1). Pucat : ( ) Tidak () Ya

2). Perdarahan : () Tidak ( ) Ya


h. Sistem Syaraf Pusat:

1). Keluhan sakit kepala : Vertigo

2). Tingkat kesadaran : () ComposMentis ( ) Apatis

3). Glasgow coma scale : E: 4 V: 5 M: 6

4). Tanda-tanda peningkatan TIK : () Tidak ( ) Ya

5). Gangguan Sistem persyarafan : Tidak ada

6). Pemeriksaan Refleks

a. Refleks fisiologis : () Normal ( ) Tidak

b. Refleks Patologis : ( ) Tidak () Ya

i. Sistem Pencernaan:

Keadaan mulut:

1). Gigi : () Caries ( ) Tidak

2). Penggunaan gigi palsu : ( ) Ya () Tidak

3). Stomatitis : ( ) Ya () Tidak

4). Lidah kotor : ( ) Ya () Tidak

5). Salifa : () Normal ( ) Abnormal

6). Muntah : () Tidak ( ) Ya

7). Nyeri daerah perut : () Ya, luka post-op

8). Skala nyeri :3-4

9). Lokasi dan Karakter nyeri : () Kanan Bawah

10). Bising usus : 15x/menit

11). Diare : () Tidak ( ) Ya

12). Konstipasi : ( ) Tidak () Ya, 2 hari.

13). Hepar : () Teraba ()Tidak Teraba

14). Abdomen : ( ) Distensi () Kembung

j. Sistem Endokrin:

a. Pembesaran Kelenjar Tiroid : () Tidak ( ) Ya

b. Nafas berbau keton : () Tidak ( ) Ya

c. Luka ganggren : () Tidak ( ) Ya

k. Sistem Urogenital:

a. Balance Cairan : Intake 1000 ml ; Out 500 ml

b. Perubahan pola kemih : () Retensi ( ) Dysuria

c. B.a.k : () Kuning Jernih () Putih

d. Distensi/ketegangan kandung kemih : ( ) Ya () Tidak

e. Keluhan sakit pinggang : ( ) Ya () Tidak


f. Skala nyeri :0

l. Sistem Integumen

a. Turgor kulit : () Tidak Elastis

b. Temperatur kulit : ( ) Hangat ()Dingin

c. Warna kulit : () Pucat ( ) Cyanosis

d. Keadaan kulit : ( ) Baik () Lesi

: () Insisi Operasi, lokasi daerah skrotum.

e. Kelainan kulit : () Tidak ( ) Ya

f. Kondisi kulit yang terpasang infuse : Normal, tidak ada oedeme

g. Keadaan rambut : - Tekstur : Baik

- Kebersihan :Ya

m. Sistem Muskuloskeletal

a. Kesulitan dalam bergerak : () Ya, terpasang infus (+)

b. Sakit pada tulang : ( ) Ya () Tidak

c. Fraktur : ( ) Ya () Tidak

d. Kelainan bentuk tulang sendi : Tidak Ada

e. Kelainan struktur tulang belakang : Tidak Ada

f. Keadaan otot : Baik

5. Data Penunjang

a. Laboratorium:

Hari/

No tanggal Jenis Nilai Nilai Normal

1. Jumat 1. Darah rutin:

31-03-17 a. HB 14.4 L: 13.0-16.0 ; P: 12.0-14.0

b. Eritrosit 4.72 4.5 - 5.9 (4.5 - 5.5)

c. Leukosit 6.800 5.000 - 10.000

d. Trombosit 291.000 150.000 450.000

e. Hematrokrit 40.0 L: 40 48 ; P: 36 42

f. Basofil 0 01%

g. Eosinofil 0 13%

h. Batang 0 36%

i. Segmen 60 50 70 %

j. Limfosit 40 20 40 %
k. Monosit 0 2-8 %

2. Masa pendarahan

3. Masa pembekuan 1 3 mnt

4. Gol. Darah 2 9 15 mnt

11 -
Diabetes:
/ Rh (+)
5. Glukosa sewaktu:

Imunologi/ serologi 75 200 mg/dl

95
HBs Ag / negatif (-)

b. Rontgen:

Hasil: Pemeriksaan radiologi yaitu nampak Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Skrotalis.

6. Penatalaksanaan

Tanggal Waktu Jenis Dosis Cara Pemberian

13.00 Infus RL 500 cc 20 tts/mnt

Sabtu 01-03- 2017 13.00 Ranitttidin 25 mg IV

15.00 Cefotaxime 1 gr IV

13.00 Ketorolac 1 amp IV

Minggu 02-03-17

08.00 Ketorolac 1 amp IV

08.00 Ceftriaxone 1 gr IV

08.00 Infus RL 500cc IV


7. Data Fokus

Tanggal Data Subjektif Data Objektif

Jumat Pasien mengatakan ada rasa nyeri di perut Pasien tampak meringis kesakitan, benjolan

31 Maret 2017 kanan bawah di bagian skrotum. pada kemaluan (+)

Jam 16.55 S: 37C N: 72x/mnt RR: 34x/mnt TD:

120/90 mmHg, oedeme (+)

Sabtu 01 Maret Pasien mengatakan timbul rasa nyeri Keluhan lemah, kesadaran CM, pasien

2017 setelah operasi. tampak meringis kesakitan, dan berhati-hati

Jam 14.45 saat bergerak.

S: 36C , N: 80 x/mnt , RR: 34 x/mnt TD:

160/70 mmHg, oedeme (-), BAB (-), BAK

(+) kuning jernih, Flatus (-)

Minggu Pasien mengatakan nyeri bagian operasi Keluhan sedang, kesadaran CM, pasien

02 Maret 2017 berkurang, namun pasien merasa mual dan tampak lemas.

Jam 08.00 lemas. S: 37C , N: 82 x/mnt , RR 32 x/mnt, TD:

130/70 mmHg, oedeme (-) , mual (+),

muntah (-), flatus (+) BAB (+) agak keras

kecoklatan, BAK (+) kuning jernih.

8. Analisa Data

No Data Masalah Etiologi

1. DS: Pasien datang dengan keluhan ada Nyeri berhubungan Terjadinya gangguan aliran darah di usus

rasa nyeri di perut kanan bawah dan ada dengan trauma jaringan yang terjepit yang menyebabkan kematian

benjolan di skrotum. (usus terjepit) jaringan (Nekrosis) dan menimbulkan

DO: Pasien tampak meringis kesakitan, Perforasi.

ada benjolan pada kemaluan (+)

S: 37C N: 72x/mnt RR: 34x/mnt TD:

120/90 mmHg, oedeme (+)


2. DS: Pasien mengeluh nyeri bagian luka Nyeri berhubungan Terputusnya kontuinitas jaringan kulit pada

post-op. dengan trauma jaringan post-op, yang menstimulasi saraf nyeri dan

DO: Keluhan lemah, kesadaran CM, (insisi bedah) menimbulkan rasa nyeri.

pasien tampak meringis kesakitan, dan

berhati-hati saat bergerak.

S: 36C , N: 80 x/mnt , RR: 34 x/mnt

TD: 160/70 mmHg, oedeme (-), BAB

(-), BAK (+) kuning jernih, Flatus (-)

3. DS: Pasien mengatakan nyeri bagian Intoleransi aktifitas Efek luka operasi yang menimbulkan rasa

operasi berkurang, namun pasien berhubungan dengan mual yang memicu terjadinya intoleransi

merasa mual dan lemas. respon tubuh akibat aktifitas terhadap respon tubuh.

DO: Pasien telihat lemas. luka post-op.

S: 37C, N: 82 x/mnt , RR 32 x/mnt,

TD: 130/70 mmHg, oedeme (-) , mual

(+) muntah (-) flatus (+) BAB (+) agak

keras kecoklatan, BAB (+) kuning

jernih.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal Teratasi Nama Jelas

Ditemukan

1. Nyeri berhubungan dengan trauma 31-03-2017 31-03-2017

jaringan (usus terjepit).

2. Nyeri berhubungan dengan trauma 01-03-2017 01-03-2017

jaringan post-op (insisi bedah)

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan 02-03-2017 02-03-2017

respon tubuh akibat luka post-op.


C. INTERVENSI

Tgl No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Paraf &

Keperawatan nama

(PES) jelas

31 Maret 1. Nyeri berhubungan Tujuan: Nyeri a. Mengkaji tanda-tanda nyeri

2017 dengan trauma berkurang/hilang (1-2 hari) pasien.

jaringan (usus Kriteria Hasil: Pasien b. Mengajarkan tehnik relaksasi.

terjepit). tampak rileks dan keluhan c. Memberi posisi semi fowler.

nyeri (-) d. Memberi informasi yang akurat

untuk mengurangi rasa sakit.

e. Kolaborasi dalam pemberian

terapi.

01 Maret 2. Nyeri berhubungan Tujuan: Nyeri a. Mengkaji pengalaman nyeri

2017 dengan trauma berkurang/hilang (1- 5 hari) pasien, tentukan tingkat nyeri

jaringan post-op Kriteria Hasil: Keluhan yang dialami.

(insisi bedah) nyeri berkurang, pasien b. Memantau keluhan nyeri.

rileks, dan skala nyeri 0. c. Mengjarkan tehnik relaksasi.

d. Menganjurkan mobilisasi dini.

e. Kolaborasi dalam pemberian

terapi.
02 Maret 3. Intoleransi aktifitas Tujuan: Aktifitas dapat a. Menjelaskan batasan aktifitas

2017 berhubungan dengan maksimal terjadi. pasien sesuai kondisi

respon tubuh akibat Kriteria Hasil: b. Meningkatkan aktifitas secara

luka post-op. Memperlihatkan kemajuan bertahap.

aktifitas s.d mandiri dan ada


c. Merencanakan waktu istirahat

respon positif terhadap sesuai jadwal.

aktifitas. d. Memotivasi peningkatan dan

beri penghargaan pada

kemajuan yang telah dicapai.


D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Tanggal/Waktu No. DK Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan nama jelas

31 Maret 2017 1. Tindakan:

a. Kaji tanda-tanda nyeri (0-10)

b. Ajarkan tehnik relaksasi.

c. Berikan posisi semi fowler.

d. Berikan informasi yang akurat untuk mengurangi

rasa sakit.

e. Kolaborasi dalam pemberian terapi.

Hasil:

a. Skala nyeri sedang (4-5)

b. Pasien tampak lebih rileks.

c. Keluhan nyeri berkurang.

01 Maret 2017 2. Tindakan:

a. Kaji pengalaman nyeri pasien, dan menetukan

tingkat nyeri yang dialami.

b. Pantau keluhan nyeri.

c. Ajarkan tehnik relaksasi.

d. Anjurkan mobilisasi dini.

e. Kolaborasi dalam pemberian terapi.

Hasil:

a. Skala nyeri sedang 4-5

b. Keluhan nyeri berkurang.

c. Pasien sudah bisa beristirahat dengan tenang.

O2 Maret 2012 3. Tindakan:

a. Jelaskan batasan aktifitas pasien sesuai kondisi.

b. Tingkatkan aktifitas secara bertahap.

c. Rencanakan waktu istirahat sesuai jadwal.

d. Berikan motivasi peningkatan dan memberi

penghargaan pada kemajuan yang telah dicapai.

Hasil:

a. Pasien tampak lebih rileks.

b. Pasien sudah dapat melakukan eliminasi sendiri.


c. Keluhan nyeri 0.

d. Pasien diizinkan pulang.

E. EVALUASI (CATATAN PENGEMBANGAN)

No.DK Tgl/Jam Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan Nama jelas

1 31 Maret S: Pasien datang dengan keluhan ada rasa nyeri di perut kanan bawah.

2017 O: Pasien tampak meringis kesakitan, ada benjolan pada kemaluan (+) S:

37C N: 72x/mnt RR: 34x/mnt TD: 120/90 mmHg, oedeme (+)

A: Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit).

P:

a. Mengkaji tanda-tanda nyeri pasien.

b. Mengajarkan tehnik relaksasi.

c. Memberikan posisi semi fowler.

d. Memberikan informasi yang akurat untuk mengurangi rasa sakit.

e. Kolaborasi dalam pemberian terapi.

2 01 Maret S: Pasien mengeluh nyeri bagian luka post-op.

2017 O: Keluhan lemah, kesadaran CM, pasien tampak meringis kesakitan,

berhati-hat saat bergerak.

S: 36C , N: 80 x/mnt , RR: 34 x/mnt TD: 160/70 mmHg, oedeme (-),

BAB (-), BAK (+) kuning jernih, Flatus (-)

A: Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah)

P:

a. Mengkaji pengalaman nyeri pasien, dan menetukan tingkat nyeri yang

dialami.

b. Memantau keluhan nyeri.

c. Mengajarkan tehnik relaksasi.

d. Menganjurkan mobilisasi dini.

e. Kolaborasi dalam pemberian terapi.

3 02 Maret S: Pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang, namun ada rasa lemas,

2017 dan mual.

O: Pasien telihat lemas.

S: 37C, N: 82 x/mnt , RR 32 x/mnt, TD: 130/70 mmHg, oedeme (-) , mual


(+) muntah (-) flatus (+) BAB (+) agak keras kecoklatan, BAB (+) kuning

jernih.

A: Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-

op.

P:

a. Menjelaskan batasan aktifitas pasien sesuai kondisi.

b. Meningkatkan aktifitas secara bertahap.

c. Merencanakan waktu istirahat sesuai jadwal.

d. Memotivasi peningkatan dan memberi penghargaan pada kemajuan yang

telah dicapai.
TINJAUAN KASUS

1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit) ditandai dengan:

Data Subjektif: Pasien mengatakan ada rasa nyeri di perut kanan bawah.

Data Objektif: Pasien tampak meringis kesakitan, benjolan pada kemaluan (+) S: 37C N: 72x/mnt RR: 34x/mnt TD:

120/90 mmHg, oedeme (+)

Tujuan: Nyeri berkurang/hilang (1-2 hari)

Kriteria Hasil: Pasien tampak rileks dan keluhan nyeri (-)

Rencana Tindakan:

a. Mengkaji tanda-tanda nyeri pasien.

b. Mengajarkan tehnik relaksasi.

c. Memberi posisi semi fowler.

d. Memberi informasi yang akurat untuk mengurangi rasa sakit.

e. Kolaborasi dalam pemberian terapi.

Pelaksanaan:

Tanggal 31 Maret 2017

Pukul 16.55 mengukur TTV, TD: 120/90 mmHg, Suhu: 37C, Nadi: 74x/mnt, Pernafasan: 30x/mnt; Pukul: 17.10 mengkaji tanda-

tanda nyeri pada Tn.T dan mengajarkan tehnik relaksasi agar tidak tegang; Pukul 18.25 memotivasi pasien untuk banyak minum dan

beristirahat serta memberikan posisi semi fowler; Pukul 21.30 memotivasi ulang pasien untuk istirahat, puasa, mandi dan cukur.

Tanggal 01 Maret 2017

Pukul 06.00 mengukur TTV, TD: 130/90 mmHg, Suhu: 36,5C, Nadi 72x/mnt, Pernafasan: 32x/mnt dan memasang infus Ringer

Laktat 20 tpm; Pukul 08.10 skin test Cefotaxime; memberi terapi keterolak,ranitidin,ondan melalui I.V dan mengajarkan tehnik nafas

dalam agar lebih rileks dalam menjalani operasi. Pukul 09.00 mengantar pasien ke ruang Operasi.

Evaluasi:

Tanggal 02 Maret 2017

Subjektif: Pasien mengatakan ada rasa nyeri di perut kanan bawah.

Objektif: Pasien tampak meringis kesakitan, ada benjolan pada kemaluan (+),

S: 37C, N: 72x/mnt RR: 34x/mnt TD: 120/90 mmHg, oedeme (+)

Analisa: Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit)


Perencanaan:

a. Mengkaji tanda-tanda nyeri pasien.

b. Mengajarkan tehnik relaksasi.

c. Memberikan posisi semi fowler.

d. Memberikan informasi yang akurat untuk mengurangi rasa sakit.

e. Kolaborasi dalam pemberian terapi.

2. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah) ditandai dengan:

Data Subjektif: Pasien mengeluh nyeri bagian luka post-op.

Data Objektif: Keluhan lemah, kesadaran CM, pasien tampak meringis kesakitan, dan berhati-hati saat bergerak. S: 36C , N:

80 x/mnt , RR: 34 x/mnt TD: 160/70 mmHg, oedeme (-), BAB (-), BAK (+) kuning jernih, Flatus (-).

Tujuan: Nyeri berkurang/hilang (1- 5 hari)

Kriteria Hasil: Keluhan nyeri berkurang, pasien rileks, dan skala nyeri 0.

Rencana Tindakan:

a. Mengkaji pengalaman nyeri pasien, tentukan tingkat nyeri yang dialami.

b. Memantau keluhan nyeri.

c. Mengajarkan tehnik relaksasi.

d. Menganjurkan mobilisasi dini.

e. Kolaborasi dalam pemberian terapi.

Pelaksanaan:

Tanggal 31 Maret 2017

Pukul 14.45 pasien datang dari ruang operasi; Pukul 14.50 mengukur TTV, TD: 160/70 mmHg, Suhu: 37C, Nadi: 80x/mnt,

Pernafasan 37x/mnt; Pukul 15.00 memberikan terapi Cefotaxime 1gr melalui I.V dan memberikan Ketorolac 1 amp melalui

cairan infus, mengkaji tanda-tanda nyeri dan membandingkan tingkat nyeri sebelum operasi dan setelah post-op dan

memotivasi pasien untuk istirahat; Pukul 17.30 mengganti cairan infus dengan D 5% melalui I.V dengan 20 tpm; 17.45

memotivasi pasien untuk makan dan minum secara bertahap; Pukul 22.00 memberikan terapi Cefotaxime 1gr melalui I.V dan

memberikan Ketorolac 1 amp dan mengobservasi pasien untuk melakukan mobilisasi dini sesuai dengan batas kemampuan.

Tanggal 01 Maret 2017

Pukul 06.00 mengganti cairan infus dengan Ringer Laktat melalui I.V 20 tpm, dan memberikan terapi Cefotaxime 1gr melalui

I.V dan memberikan Ketorolac 1 amp melalui cairan infus.

Evaluasi:

Tanggal 02 Maret 2017

Subjektif: Pasien mengeluh nyeri bagian luka post-op.

Objektif: Keluhan lemah, kesadaran CM, pasien tampak meringis kesakitan, berhati-hat saat bergerak. S: 36C , N: 80 x/mnt ,

RR: 34 x/mnt TD: 160/70 mmHg, oedeme (-), BAB (-), BAK (+) kuning jernih, Flatus (-)
Analisa: Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah)

Perencanaan:

a. Mengkaji pengalaman nyeri pasien, dan menetukan tingkat nyeri yang dialami.

b. Memantau keluhan nyeri.

c. Mengajarkan tehnik relaksasi.

d. Menganjurkan mobilisasi dini.

e. Kolaborasi dalam pemberian terapi.

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op ditandai dengan:

Data Subjektif: Pasien mengatakan lemas, dan mual.

Data Objektif: Pasien telihat lemas, kesadaran CM, S: 37C, N: 82 x/mnt, RR 32 x/mnt, TD: 130/70 mmHg, oedeme (-) , mual (+)

muntah (-) flatus (+) BAB (+) agak keras kecoklatan, BAB (+) kuning jernih.

Tujuan: Aktifitas dapat maksimal terjadi.

Kriteria Hasil: Memperlihatkan kemajuan aktifitas s.d mandiri dan ada respon positif terhadap aktifitas.

Rencana Tindakan:

a. Menjelaskan batasan aktifitas pasien sesuai dengan kondisi.

b. Meningkatkan aktifitas secara bertahap.

c. Merencanakan waktu istirahat sesuai jadwal.

d. Memotivasi peningkatan dan beri penghargaan pada kemajuan yang telah dicapai.

Pelaksanaan:

Tanggal 02 Maret 2017

Pukul 08.00 memotivasi pasien untuk melakukan aktifitas sesuai dengan kondisi pasien, melakukan mobilisasi seperti yang

diinstruksikan oleh perawat jaga, dan harus berlatih agar dapat melakukan kegiatan eliminasi secara mandiri; Pukul 10.00 mengukur

TTV, TD: 130/70 mmHg, Suhu: 37C, Nadi: 70x/mnt, Pernafasan: 32x/mnt. Pukul 12.00 memberikan makanan siang dengan diet

lunak; Pukul 14.30 mengikuti visite dokter dengan instruksi pasien dapat pulang.

Evaluasi:

Tanggal 02 maret 2017

Subjektif: Pasien mengatakan lemas, dan mual.

Objektif: Pasien telihat lemas, kesadaran CM, S: 37C, N: 82 x/mnt , RR 32 x/mnt, TD: 130/70 mmHg, oedeme (-), mual (+)

muntah (-) flatus (+) BAB (+) agak keras kecoklatan, BAB (+) kuning jernih.
Analisa: Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.

Perencanaan:

a. Menjelaskan batasan aktifitas pasien sesuai kondisi.

b. Meningkatkan aktifitas secara bertahap.

c. Merencanakan waktu istirahat sesuai jadwal.

d. Memotivasi peningkatan dan memberi penghargaan pada kemajuan yang telah dicapai.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Berdasarkan pengkajian tanda dan gejala yang ada pada teori telah ditemukan pada kasus Tn. T adalah mual, muntah, dan

tidak ada nafsu makan. Hal ini dikarenakan pada saat pengkajian, pasien masih dalam pengaruh anastesi yang berefek pada

tubuh dan sistem pencernaannya. Pasien masih terlihat lemas dan berhati-hati saat bergerak.

Hernia adalah kelemahan dinding otot abdominal yang melewati sebuah segmen dari perut atau struktur abdominal yang

lain yang menonjol. Hernia dapat juga menembus melewati beberapa defect yang lain di dalam dinding abdominal, melewati

diafragma, atau melewati struktur lainnya di rongga abdominal. (Ignatavicius, Donna, et.All. Medical Surgical Nursing.

Philadelphia: W.B Saunders Company,2000)

Hernia adalah masuknya organ kedalam rongga yang disebabkan oleh prosesus vaginalis berobliterasi (paten). (Mansjoer,

Arief, Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta,2000). Hernia adalah suatu benjolan diperut dari rongga yang normal

melalui lubang congenital atau didapat.

Penyebab penyakit Hernia dapat diakibatkan beberapa hal seperti: Kongenital, Obesitas Pada Ibu hamil, Mengedan juga

dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra-abdomen. Dan terlalu seringnya mengangkat beban berat.

Komplikasi yang disebabkan dari Hernia Inguinalis adalah Hernia berulang, Kerusakan pada pasokan darah, testis dan

saraf, Pendarahan yang berlebihan / infeksi luka bedah, Luka pada usus (jika tidak hati-hati), Setelah Herniografi dapat

terjadi Hematoma, Fostes urin dan feses, Residip, dan Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi. (Oswari E. Bedah

dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,1993).

Pembedahan diindikasikan bila diagnosa Hernia telah ditegakkan. Antibotik diberikan sampai pembedahan dilakukan.

Analgetik juga dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan. Dalam melakukan pengkajian penulis tidak menemukan

hambatan yang berarti, sedangkan faktor pendukung yang mempermudah penulis mendapatkan data adalah kerjasama

yang baik antara penulis dengan pasien disebabkan karena pasien yang sangat kooperatif dan terbuka dalam

mengemukakan keluhan yang dirasakannya, selain itu adanya bantuan dari perawat ruangan yang membantu memberikan

informasi pada penulis, juga tersedianya alat-alat pemeriksaan fisik. (Syamsul Hidayat R. dan Wim De Jong, Buku Ajar

Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta: EGC, 2005)


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pada tahap ini, penulis membedakan kesenjangan antara diagnosa teoritis dengan yang ditemukan pada kasus menurut Doenges,

Marilynn E. (Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta : EGC,2000).

Dari Diagnosa menurut Doenges, Penulis mengemukakan bahwa diagnosa yang sesuai dengan kasus yang dialami Tn.T, yaitu:

1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit)

2. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah)

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.

Diagnosa keperawatan ini muncul karena kurangnya pengetahuan tentang perawatan dan penyakit berhubungan dengan status

kesehatan Tn.T. tentang batasan tolerasi aktifitas pasien.

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Dalam menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan Herniatomi, penulis membuat sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil,

sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai seperti perencanaan yang terdapat pada kasus dan tidak berbanding terbalik dengan

teoritis yang dikemukakan para ahli.

1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit).

Rencana Keperawatan:

a. Mengkaji tanda-tanda nyeri pasien.

b. Mengajarkan tehnik relaksasi.

c. Memberikan posisi semi fowler.

d. Memerikan informasi yang akurat untuk mengurangi rasa sakit.

e. Kolaborasi dalam pemberian terapi.

2. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah)

Rencana Keperawatan:

a. Mengkaji pengalaman nyeri pasien, tentukan tingkat nyeri yang dialami.

b. Memantau keluhan nyeri.

c. Mengajarkan tehnik relaksasi.

d. Menganjurkan mobilisasi dini.

e. Kolaborasi dalam pemberian terapi.

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.

Rencana Keperawatan:

a. Menjelaskan batasan aktifitas pasien sesuai kondisi

b. Meningkatkan aktifitas secara bertahap.

c. Merencanakan waktu istirahat sesuai jadwal.

d. Memotivasi peningkatan dan beri penghargaan pada kemajuan yang telah dicapai.
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Pelaksanaan tindakan keperawatan mengacu pada perencanaan yang telah disusun dalam perencanaan keperawatan. Pada tahap ini

penulis melakukan tindakan berdasarkan prioritas masalah yang ditetapkan. Semua intervensi yang direncanakan telah dilakukan,

dalam melakukan implementasi, pasien dan keluarga sangat antusias dalam membantu terlaksananya proses pelaksanaan, sehingga

tercapainya tujuan yang diharapkan.

Pada diagnosis nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit), telah dilakukan tindakan keperawatan, yaitu: Mengkaji

tanda-tanda nyeri pasien, mengajarkan tehnik relaksasi, memberikan posisi semi fowler, memberikan informasi yang akurat untuk

mengurangi rasa sakit, dan kolaborasi dalam pemberian terapi.

Pada diagnosis nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah), telah dilakukan tindakan keperawatan, yaitu:

Mengkaji pengalaman nyeri pasien, dan menetukan tingkat nyeri yang dialami, memantau keluhan nyeri, mengajarkan tehnik

relaksasi, menganjurkan mobilisasi dini dan kolaborasi dalam pemberian terapi.

Pada diagnosis Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op, telah dilakukan tindakan keperawatan,

yaitu: Menjelaskan batasan aktifitas pasien sesuai kondisi, meningkatkan aktifitas secara bertahap, merencanakan waktu istirahat

sesuai jadwal, memotivasi peningkatan dan memberi penghargaan pada kemajuan yang telah dicapai.

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari Asuhan Keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan dan

tindakan keperawatan. Pada tahap ini, penulis akan mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan. Dari ketiga diagnosa tersebut,

akan penulis paparkan penjelasan tentang hasil evaluasi pada kasus Sdr. S

Diagnosa nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit), masalah teratasi sebagian, karena pasien mengatakan rasa nyeri

telah berkurang pada luka insisi pembedahan. Hasil evaluasi: pasien terlihat lebih rileks dan keluhan nyeri berkurang.

Diagnosa nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah) masalah sudah teratasi, karena pada saat dilakukan

perawatan, luka tampak luka bersih, tidak terdapat perdarahan dan pembengkakan, serta daerah di sekitar luka operasi tidak terjadi

kemerahan/infeksi, tanda-tanda vital dalam batas normal. Hasil evaluasi: Skala nyeri sedang, keluhan nyeri berkurang, dan pasien

dapat istirahat dengan tenang.

Diagnosa intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op, masalah telah teratasi. Karena pada hari kedua

setelah post-op pasien sudah mampu duduk dan melakukan aktifitas eliminasi sendiri. Pada hari ketiga pelaksanaan asuhan

keperawatan pasien sudah dapat berjalan dan diizinkan untuk pulang. Hasil evaluasi: Pasien lebih rileks, dan keluhan nyeri 0.
BAB V

EVALUASI

A. KESIMPULAN

Setelah mendalami dengan teliti melalui pembandingan antara konsep medik dan konsep pemberian asuhan keperawatan pada pasien

Herniatomi dengan kenyataan kasus yang penulis hadapi, maka ada beberapa hal yang dapat penulis simpulkan, diantaranya sebagai

berikut.

Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal melalui sebuah defek Kongenital atau yang

didapat. Hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen (seperti Peritoneum, lemak, usus atau

kandung kemih) memasuki defek tersebut, sehingga timbul kantong berisikan materi abnormal. (dr. Jan Tambayong. Patofisiologi

untuk Keperawatan. Jakarta : EGC,2000.)

Penyebab penyakit Hernia dapat diakibatkan beberapa hal seperti :

1. Kongenital disebabkan kelemahan pada otot merupakan salah satu faktor resiko yang berhubungan dengan faktor peningkatan

tekanan intra abdomen. Kelemahan otot tidak dapat dicegah dengan cara olahraga atau latihan-latihan.

2. Obesitas adalah salah satu penyebab peningkatan tekanan intra-abdomen karena banyaknya lemak yang tersumbat dan perlahan-

lahan mendorong peritoneum. Hal ini dapat dicegah dengan pengontrolan berat badan.

3. Pada Ibu hamil biasanya ada tekanan intra-abdomen yang meningkat terutama pada daerah rahim dan sekitarnya.

4. Mengedan juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra-abdomen.

5. Dan terlalu seringnya mengangkat beban berat.

Menurut Oswari E. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,1993. Komplikasi yang dapat terjadi dari Hernia

Inguinalis adalah Hernia berulang, Kerusakan pada pasokan darah, testis dan saraf, Pendarahan yang berlebihan / infeksi

luka bedah, Luka pada usus (jika tidak hati-hati), Setelah Herniografi dapat terjadi Hematoma, Fostes urin dan feses, Residip,

dan Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.

Melihat perkembangan penyakit Hernia dan masalah yang ditimbulkan, perlu deteksi dini untuk mendapatkan tindakan

yang tepat agar tidak terjadi komplikasi. Salah satu tindakan yang tepat adalah pembedahan, karena pembedahan akan

menyingkirkan atau mengurangi gejala dari komplikasi.

Lingkungan dan pola hidup serta aktifitas pasien juga mendukung timbulnya penyakit yang ada hubungannya dengan

resiko timbulnya Hernia. Ini diperlukan peningkatan pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan kepada

pasien untuk dapat membantu proses penyembuhan penyakit.

Hernia kongenital disebabkan oleh penutupan struktural cacat atau yang berhubungan dengan melemahnya otot-otot

normal. Hernia diklasifikasikan menurut lokasi di mana mereka muncul. Sekitar 75% dari hernia terjadi di pangkal paha.

Ini juga dikenal sebagai hernia inguinalis atau femoralis. Sekitar 10% adalah hernia ventral atau insisional dinding

abdomen, 3% adalah Hernia umbilikalis. Jenis lain dapat mencakup hiatus hernia dan diafragmatik Hernia.
B. SARAN

Berdasakan kesimpulan diatas maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan yang ada kaitannya

dengan masalah Hernia. Adapun saran yang penulis sampaikan adalah:

a. Bagi pasien:

Diharapkan agar pasien melatih penguatan otot yang mungkin dapat membantu menjaga berat badan normal, sehat secara

fisik, dan menggunakan teknik mengangkat yang tepat dapat mencegah Herniasi. Karena awal pengkajian dan diagnosis

Herniasi sangat membantu dalam pencegahan tercekik. Setelah Herniasi terjadi, individu harus mencari perhatian medis

dan menghindari mengangkat dan tegang, yang berkontribusi pada cekikan.

b. Bagi perawat dan tenaga kesehatan:

Selalu mengingatkan pasien tentang cara-cara membatasi terjadinya kontribusi cekikan yang memperparah kondisi pasien.

c. Bagi siswa:

Memberikan informasi yang benar kepada lingkungan sekitar tentang batasan-batasan mengangkat beban yang berat,

mengedan dan faktor-faktor ain yang dapat menimbulkan Hernia.


DAFTAR PUSTAKA

Darmawan Kartono,dkk. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara.

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta : EGC

dr. Jan Tambayong, 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

dr. Taufan Nugroho, 2011. Kumpulan Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit Dalam. Jakarta:

Hand out. 2007. hospitalisasi. Prodi keperawatan, Semarang.

http:// nugealjamela.blogspot.com, diakses 12 agustus 2010

Ignatavicius, Donna, et.All. 2000. Medical Surgical Nursing. Philadelphia: W.B SaundersCompany.

John L. Cameron. 1997. Current Surgical Therapy. Jakarta: Binarupa Aksara.

LeMone, and Burke, M.K. 2000. Medical Surgical Nursing:Critical Thinking in ClientCare. Second Edition. New Jersey:

Prentie-Hall,Inc.

Lewis, Heitkemper, Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problem. Volume 2.

Fifth Edition. Mosby.

Lewis, Heitkemper, Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problem. Volume 2.

Fifth Edition. Mosby.

Long C, Barbara, 1996. Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arief, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta: EGC

Oswari E. 1993. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia.

Seymour I. Schwartz, et.All 2000. Principles of Surgery. Companion handbook. Jakarta: EGC.

Syamsuhidayat, et.al. 2002. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.

Syamsul Hidayat R. dan Wim De Jong, 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta: EGC

Tambayong, dr. Jan.2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Wong, 2004. Wongs nursing care of infant and children. St. Louis.

Vous aimerez peut-être aussi