Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. PENGKAJIAN
Ruang/Kelas : Melati/III
1. Identitas Klien
Nama : Sdr. S
Usia : 28 Tahun
Agama :Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Resume
Sakit dirasakan pasien pada bulan Pebruari 2017 yang lalu saat membantu mengangkat beban berat. Tiba-tiba pasien meringis
kesakitan. Oleh tetangganya, pasien dibawa kerumahnya dan diberi obat ramuan tradisional dengan istirahat yang cukup. Namun,
bertahap selama 1 bulan kemudian pasien merasakan adanya benjolan pada lipatan paha tepatnya pada skrotum. Disertai dengan
keluhan batuk dan bersin. Akhirnya, keluarga membawa pasien ke poliklinik RSU KMC Luragung, dan dari diagnosa medis, pasien
3. Riwayat Keperawatan
c) Lamanya : 1 tahun
1. Riwayat Penyakit sebelumnya : Pasien tidak ada riwayat penyakit operasi lain sebelumnya.
Hanya bila merasakan sakit, pasien meminum obat. Tetapi pasien mengatakan, ia lebih baik istirahat daripada
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko: Tidak ada.
1) Adakah orang yang terdekat dengan klien: Istri dan anak pertamanya.
Pasien masih bekerja, keluarga mengandalkan pasien. Maka, keluarga kehilangan orang yang mencari nafkah.
Biaya Operasi yang terlalu mahal membuat pasien cemas, dan keluarga harus berusaha mencari biaya tersebut.
() Pemecahan masalah
Pasien menghadapi masalah dengan tenang, semua masalah diatasi bersama oleh keluarga.
() Makan
Pola makan pasien dirumah cukup baik, 3x dalam sehari dengan lauk yang beragam dan dirumah sakit pasien hanya
() Tidur
Pola istirahat atau tidur pasien dirumah cukup baik, namun pasien kurang tidur siang karena pasien bekerja hingga
() Minum obat
Pasien sangat menaati aturan minum obat yang diberikan oleh perawat jaga diruangan, pola minum obat pasien 2x
dalam sehari.
() Cari pertolongan
Dalam masalah kesehatan, pasien akan mencari pertolongan ke mantri didaerah rumahnya.
() Lain-lain (Diam)
Dalam menghadapi masalah, pasien lebih banyak diam dan memikirkan jalan keluar dari masalah tersebut.
a) Hal yang sangat di pikirkan saat ini: Apakah saya bisa sembuh?
b) Harapan setelah menjalani keperawatan: Dapat sembuh total dan menjalani aktifitas seperti biasa.
c) Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit: Lebih banyak diam dan beristirahat.
a) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan: Lebih baik ke Pengobatan Alternatif daripada ke dokter yang
biayanya mahal.
b) Aktivitas Agama / kepercayaan yang dilakukan: Terus menerus berdzikir dan beribadah kepada Allat SWT.
9) Pola Kebiasaan:
POLA KEBIASAAN
Sebelum di RS Di RS
1. Pola Nutrisi
2.Pola Eliminasi
a. B.a.k :
b. B.A.B
a. Mandi -
1) Frekuensi :..X/hari
2x/hari
2) Waktu :pagi/siang/sore
- 5jam/hari
kesehatan - -
a.Merokok : Ya/Tidak
1) Frekuensi : ..
2) Jumlah : .. Ya -
6batang/hari -
1) Frekuensi :..
2) Jumlah :..
3) Lama Pemakaian : - -
- -
- -
4. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Umum:
b. Sistem Penglihatan:
c. Sistem Pendengaran:
2) Karakteristik serumen :
b. Konsistensi : Cair
c. Bau : Khas
6) Tinitus : ( ) Ya () Tidak
e. Sistem Pernafasan:
1) Jalan nafas : () Bersih ( ) Ada Sumbatan
4) Frekuensi : 30 x/menit
8) Batuk : ( ) Tidak () Ya
f. Sistem Kardiovaskular:
1) Sirkulasi Peripher
Kiri : ( ) Tidak () Ya
2) Sirkulasi Jantung
g. Sistem Hematologi:
Gangguan Hematologi:
i. Sistem Pencernaan:
Keadaan mulut:
j. Sistem Endokrin:
k. Sistem Urogenital:
l. Sistem Integumen
- Kebersihan :Ya
m. Sistem Muskuloskeletal
c. Fraktur : ( ) Ya () Tidak
5. Data Penunjang
a. Laboratorium:
Hari/
e. Hematrokrit 40.0 L: 40 48 ; P: 36 42
f. Basofil 0 01%
g. Eosinofil 0 13%
h. Batang 0 36%
i. Segmen 60 50 70 %
j. Limfosit 40 20 40 %
k. Monosit 0 2-8 %
2. Masa pendarahan
11 -
Diabetes:
/ Rh (+)
5. Glukosa sewaktu:
95
HBs Ag / negatif (-)
b. Rontgen:
Hasil: Pemeriksaan radiologi yaitu nampak Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Skrotalis.
6. Penatalaksanaan
15.00 Cefotaxime 1 gr IV
Minggu 02-03-17
08.00 Ceftriaxone 1 gr IV
Jumat Pasien mengatakan ada rasa nyeri di perut Pasien tampak meringis kesakitan, benjolan
Sabtu 01 Maret Pasien mengatakan timbul rasa nyeri Keluhan lemah, kesadaran CM, pasien
Minggu Pasien mengatakan nyeri bagian operasi Keluhan sedang, kesadaran CM, pasien
02 Maret 2017 berkurang, namun pasien merasa mual dan tampak lemas.
8. Analisa Data
1. DS: Pasien datang dengan keluhan ada Nyeri berhubungan Terjadinya gangguan aliran darah di usus
rasa nyeri di perut kanan bawah dan ada dengan trauma jaringan yang terjepit yang menyebabkan kematian
post-op. dengan trauma jaringan post-op, yang menstimulasi saraf nyeri dan
DO: Keluhan lemah, kesadaran CM, (insisi bedah) menimbulkan rasa nyeri.
3. DS: Pasien mengatakan nyeri bagian Intoleransi aktifitas Efek luka operasi yang menimbulkan rasa
operasi berkurang, namun pasien berhubungan dengan mual yang memicu terjadinya intoleransi
merasa mual dan lemas. respon tubuh akibat aktifitas terhadap respon tubuh.
jernih.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ditemukan
Tgl No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Paraf &
Keperawatan nama
(PES) jelas
terapi.
2017 dengan trauma berkurang/hilang (1- 5 hari) pasien, tentukan tingkat nyeri
terapi.
02 Maret 3. Intoleransi aktifitas Tujuan: Aktifitas dapat a. Menjelaskan batasan aktifitas
Tanggal/Waktu No. DK Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan nama jelas
rasa sakit.
Hasil:
Hasil:
Hasil:
1 31 Maret S: Pasien datang dengan keluhan ada rasa nyeri di perut kanan bawah.
2017 O: Pasien tampak meringis kesakitan, ada benjolan pada kemaluan (+) S:
P:
P:
dialami.
3 02 Maret S: Pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang, namun ada rasa lemas,
jernih.
op.
P:
telah dicapai.
TINJAUAN KASUS
Data Subjektif: Pasien mengatakan ada rasa nyeri di perut kanan bawah.
Data Objektif: Pasien tampak meringis kesakitan, benjolan pada kemaluan (+) S: 37C N: 72x/mnt RR: 34x/mnt TD:
Rencana Tindakan:
Pelaksanaan:
Pukul 16.55 mengukur TTV, TD: 120/90 mmHg, Suhu: 37C, Nadi: 74x/mnt, Pernafasan: 30x/mnt; Pukul: 17.10 mengkaji tanda-
tanda nyeri pada Tn.T dan mengajarkan tehnik relaksasi agar tidak tegang; Pukul 18.25 memotivasi pasien untuk banyak minum dan
beristirahat serta memberikan posisi semi fowler; Pukul 21.30 memotivasi ulang pasien untuk istirahat, puasa, mandi dan cukur.
Pukul 06.00 mengukur TTV, TD: 130/90 mmHg, Suhu: 36,5C, Nadi 72x/mnt, Pernafasan: 32x/mnt dan memasang infus Ringer
Laktat 20 tpm; Pukul 08.10 skin test Cefotaxime; memberi terapi keterolak,ranitidin,ondan melalui I.V dan mengajarkan tehnik nafas
dalam agar lebih rileks dalam menjalani operasi. Pukul 09.00 mengantar pasien ke ruang Operasi.
Evaluasi:
Objektif: Pasien tampak meringis kesakitan, ada benjolan pada kemaluan (+),
2. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah) ditandai dengan:
Data Objektif: Keluhan lemah, kesadaran CM, pasien tampak meringis kesakitan, dan berhati-hati saat bergerak. S: 36C , N:
80 x/mnt , RR: 34 x/mnt TD: 160/70 mmHg, oedeme (-), BAB (-), BAK (+) kuning jernih, Flatus (-).
Kriteria Hasil: Keluhan nyeri berkurang, pasien rileks, dan skala nyeri 0.
Rencana Tindakan:
Pelaksanaan:
Pukul 14.45 pasien datang dari ruang operasi; Pukul 14.50 mengukur TTV, TD: 160/70 mmHg, Suhu: 37C, Nadi: 80x/mnt,
Pernafasan 37x/mnt; Pukul 15.00 memberikan terapi Cefotaxime 1gr melalui I.V dan memberikan Ketorolac 1 amp melalui
cairan infus, mengkaji tanda-tanda nyeri dan membandingkan tingkat nyeri sebelum operasi dan setelah post-op dan
memotivasi pasien untuk istirahat; Pukul 17.30 mengganti cairan infus dengan D 5% melalui I.V dengan 20 tpm; 17.45
memotivasi pasien untuk makan dan minum secara bertahap; Pukul 22.00 memberikan terapi Cefotaxime 1gr melalui I.V dan
memberikan Ketorolac 1 amp dan mengobservasi pasien untuk melakukan mobilisasi dini sesuai dengan batas kemampuan.
Pukul 06.00 mengganti cairan infus dengan Ringer Laktat melalui I.V 20 tpm, dan memberikan terapi Cefotaxime 1gr melalui
Evaluasi:
Objektif: Keluhan lemah, kesadaran CM, pasien tampak meringis kesakitan, berhati-hat saat bergerak. S: 36C , N: 80 x/mnt ,
RR: 34 x/mnt TD: 160/70 mmHg, oedeme (-), BAB (-), BAK (+) kuning jernih, Flatus (-)
Analisa: Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah)
Perencanaan:
a. Mengkaji pengalaman nyeri pasien, dan menetukan tingkat nyeri yang dialami.
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op ditandai dengan:
Data Objektif: Pasien telihat lemas, kesadaran CM, S: 37C, N: 82 x/mnt, RR 32 x/mnt, TD: 130/70 mmHg, oedeme (-) , mual (+)
muntah (-) flatus (+) BAB (+) agak keras kecoklatan, BAB (+) kuning jernih.
Kriteria Hasil: Memperlihatkan kemajuan aktifitas s.d mandiri dan ada respon positif terhadap aktifitas.
Rencana Tindakan:
d. Memotivasi peningkatan dan beri penghargaan pada kemajuan yang telah dicapai.
Pelaksanaan:
Pukul 08.00 memotivasi pasien untuk melakukan aktifitas sesuai dengan kondisi pasien, melakukan mobilisasi seperti yang
diinstruksikan oleh perawat jaga, dan harus berlatih agar dapat melakukan kegiatan eliminasi secara mandiri; Pukul 10.00 mengukur
TTV, TD: 130/70 mmHg, Suhu: 37C, Nadi: 70x/mnt, Pernafasan: 32x/mnt. Pukul 12.00 memberikan makanan siang dengan diet
lunak; Pukul 14.30 mengikuti visite dokter dengan instruksi pasien dapat pulang.
Evaluasi:
Objektif: Pasien telihat lemas, kesadaran CM, S: 37C, N: 82 x/mnt , RR 32 x/mnt, TD: 130/70 mmHg, oedeme (-), mual (+)
muntah (-) flatus (+) BAB (+) agak keras kecoklatan, BAB (+) kuning jernih.
Analisa: Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.
Perencanaan:
d. Memotivasi peningkatan dan memberi penghargaan pada kemajuan yang telah dicapai.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Berdasarkan pengkajian tanda dan gejala yang ada pada teori telah ditemukan pada kasus Tn. T adalah mual, muntah, dan
tidak ada nafsu makan. Hal ini dikarenakan pada saat pengkajian, pasien masih dalam pengaruh anastesi yang berefek pada
tubuh dan sistem pencernaannya. Pasien masih terlihat lemas dan berhati-hati saat bergerak.
Hernia adalah kelemahan dinding otot abdominal yang melewati sebuah segmen dari perut atau struktur abdominal yang
lain yang menonjol. Hernia dapat juga menembus melewati beberapa defect yang lain di dalam dinding abdominal, melewati
diafragma, atau melewati struktur lainnya di rongga abdominal. (Ignatavicius, Donna, et.All. Medical Surgical Nursing.
Hernia adalah masuknya organ kedalam rongga yang disebabkan oleh prosesus vaginalis berobliterasi (paten). (Mansjoer,
Arief, Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta,2000). Hernia adalah suatu benjolan diperut dari rongga yang normal
Penyebab penyakit Hernia dapat diakibatkan beberapa hal seperti: Kongenital, Obesitas Pada Ibu hamil, Mengedan juga
dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra-abdomen. Dan terlalu seringnya mengangkat beban berat.
Komplikasi yang disebabkan dari Hernia Inguinalis adalah Hernia berulang, Kerusakan pada pasokan darah, testis dan
saraf, Pendarahan yang berlebihan / infeksi luka bedah, Luka pada usus (jika tidak hati-hati), Setelah Herniografi dapat
terjadi Hematoma, Fostes urin dan feses, Residip, dan Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi. (Oswari E. Bedah
Pembedahan diindikasikan bila diagnosa Hernia telah ditegakkan. Antibotik diberikan sampai pembedahan dilakukan.
Analgetik juga dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan. Dalam melakukan pengkajian penulis tidak menemukan
hambatan yang berarti, sedangkan faktor pendukung yang mempermudah penulis mendapatkan data adalah kerjasama
yang baik antara penulis dengan pasien disebabkan karena pasien yang sangat kooperatif dan terbuka dalam
mengemukakan keluhan yang dirasakannya, selain itu adanya bantuan dari perawat ruangan yang membantu memberikan
informasi pada penulis, juga tersedianya alat-alat pemeriksaan fisik. (Syamsul Hidayat R. dan Wim De Jong, Buku Ajar
Pada tahap ini, penulis membedakan kesenjangan antara diagnosa teoritis dengan yang ditemukan pada kasus menurut Doenges,
Dari Diagnosa menurut Doenges, Penulis mengemukakan bahwa diagnosa yang sesuai dengan kasus yang dialami Tn.T, yaitu:
Diagnosa keperawatan ini muncul karena kurangnya pengetahuan tentang perawatan dan penyakit berhubungan dengan status
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Dalam menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan Herniatomi, penulis membuat sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai seperti perencanaan yang terdapat pada kasus dan tidak berbanding terbalik dengan
Rencana Keperawatan:
Rencana Keperawatan:
Rencana Keperawatan:
d. Memotivasi peningkatan dan beri penghargaan pada kemajuan yang telah dicapai.
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Pelaksanaan tindakan keperawatan mengacu pada perencanaan yang telah disusun dalam perencanaan keperawatan. Pada tahap ini
penulis melakukan tindakan berdasarkan prioritas masalah yang ditetapkan. Semua intervensi yang direncanakan telah dilakukan,
dalam melakukan implementasi, pasien dan keluarga sangat antusias dalam membantu terlaksananya proses pelaksanaan, sehingga
Pada diagnosis nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit), telah dilakukan tindakan keperawatan, yaitu: Mengkaji
tanda-tanda nyeri pasien, mengajarkan tehnik relaksasi, memberikan posisi semi fowler, memberikan informasi yang akurat untuk
Pada diagnosis nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah), telah dilakukan tindakan keperawatan, yaitu:
Mengkaji pengalaman nyeri pasien, dan menetukan tingkat nyeri yang dialami, memantau keluhan nyeri, mengajarkan tehnik
Pada diagnosis Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op, telah dilakukan tindakan keperawatan,
yaitu: Menjelaskan batasan aktifitas pasien sesuai kondisi, meningkatkan aktifitas secara bertahap, merencanakan waktu istirahat
sesuai jadwal, memotivasi peningkatan dan memberi penghargaan pada kemajuan yang telah dicapai.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari Asuhan Keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan dan
tindakan keperawatan. Pada tahap ini, penulis akan mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan. Dari ketiga diagnosa tersebut,
akan penulis paparkan penjelasan tentang hasil evaluasi pada kasus Sdr. S
Diagnosa nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit), masalah teratasi sebagian, karena pasien mengatakan rasa nyeri
telah berkurang pada luka insisi pembedahan. Hasil evaluasi: pasien terlihat lebih rileks dan keluhan nyeri berkurang.
Diagnosa nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah) masalah sudah teratasi, karena pada saat dilakukan
perawatan, luka tampak luka bersih, tidak terdapat perdarahan dan pembengkakan, serta daerah di sekitar luka operasi tidak terjadi
kemerahan/infeksi, tanda-tanda vital dalam batas normal. Hasil evaluasi: Skala nyeri sedang, keluhan nyeri berkurang, dan pasien
Diagnosa intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op, masalah telah teratasi. Karena pada hari kedua
setelah post-op pasien sudah mampu duduk dan melakukan aktifitas eliminasi sendiri. Pada hari ketiga pelaksanaan asuhan
keperawatan pasien sudah dapat berjalan dan diizinkan untuk pulang. Hasil evaluasi: Pasien lebih rileks, dan keluhan nyeri 0.
BAB V
EVALUASI
A. KESIMPULAN
Setelah mendalami dengan teliti melalui pembandingan antara konsep medik dan konsep pemberian asuhan keperawatan pada pasien
Herniatomi dengan kenyataan kasus yang penulis hadapi, maka ada beberapa hal yang dapat penulis simpulkan, diantaranya sebagai
berikut.
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal melalui sebuah defek Kongenital atau yang
didapat. Hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen (seperti Peritoneum, lemak, usus atau
kandung kemih) memasuki defek tersebut, sehingga timbul kantong berisikan materi abnormal. (dr. Jan Tambayong. Patofisiologi
1. Kongenital disebabkan kelemahan pada otot merupakan salah satu faktor resiko yang berhubungan dengan faktor peningkatan
tekanan intra abdomen. Kelemahan otot tidak dapat dicegah dengan cara olahraga atau latihan-latihan.
2. Obesitas adalah salah satu penyebab peningkatan tekanan intra-abdomen karena banyaknya lemak yang tersumbat dan perlahan-
lahan mendorong peritoneum. Hal ini dapat dicegah dengan pengontrolan berat badan.
3. Pada Ibu hamil biasanya ada tekanan intra-abdomen yang meningkat terutama pada daerah rahim dan sekitarnya.
Menurut Oswari E. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,1993. Komplikasi yang dapat terjadi dari Hernia
Inguinalis adalah Hernia berulang, Kerusakan pada pasokan darah, testis dan saraf, Pendarahan yang berlebihan / infeksi
luka bedah, Luka pada usus (jika tidak hati-hati), Setelah Herniografi dapat terjadi Hematoma, Fostes urin dan feses, Residip,
Melihat perkembangan penyakit Hernia dan masalah yang ditimbulkan, perlu deteksi dini untuk mendapatkan tindakan
yang tepat agar tidak terjadi komplikasi. Salah satu tindakan yang tepat adalah pembedahan, karena pembedahan akan
Lingkungan dan pola hidup serta aktifitas pasien juga mendukung timbulnya penyakit yang ada hubungannya dengan
resiko timbulnya Hernia. Ini diperlukan peningkatan pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan kepada
Hernia kongenital disebabkan oleh penutupan struktural cacat atau yang berhubungan dengan melemahnya otot-otot
normal. Hernia diklasifikasikan menurut lokasi di mana mereka muncul. Sekitar 75% dari hernia terjadi di pangkal paha.
Ini juga dikenal sebagai hernia inguinalis atau femoralis. Sekitar 10% adalah hernia ventral atau insisional dinding
abdomen, 3% adalah Hernia umbilikalis. Jenis lain dapat mencakup hiatus hernia dan diafragmatik Hernia.
B. SARAN
Berdasakan kesimpulan diatas maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan yang ada kaitannya
a. Bagi pasien:
Diharapkan agar pasien melatih penguatan otot yang mungkin dapat membantu menjaga berat badan normal, sehat secara
fisik, dan menggunakan teknik mengangkat yang tepat dapat mencegah Herniasi. Karena awal pengkajian dan diagnosis
Herniasi sangat membantu dalam pencegahan tercekik. Setelah Herniasi terjadi, individu harus mencari perhatian medis
Selalu mengingatkan pasien tentang cara-cara membatasi terjadinya kontribusi cekikan yang memperparah kondisi pasien.
c. Bagi siswa:
Memberikan informasi yang benar kepada lingkungan sekitar tentang batasan-batasan mengangkat beban yang berat,
Darmawan Kartono,dkk. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara.
dr. Taufan Nugroho, 2011. Kumpulan Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit Dalam. Jakarta:
Ignatavicius, Donna, et.All. 2000. Medical Surgical Nursing. Philadelphia: W.B SaundersCompany.
LeMone, and Burke, M.K. 2000. Medical Surgical Nursing:Critical Thinking in ClientCare. Second Edition. New Jersey:
Prentie-Hall,Inc.
Lewis, Heitkemper, Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problem. Volume 2.
Lewis, Heitkemper, Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problem. Volume 2.
Seymour I. Schwartz, et.All 2000. Principles of Surgery. Companion handbook. Jakarta: EGC.
Syamsul Hidayat R. dan Wim De Jong, 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Wong, 2004. Wongs nursing care of infant and children. St. Louis.