Vous êtes sur la page 1sur 11

coretan aneuk phonna

Thursday, April 2, 2015


Makalah Adab Makan dan Minum

ADAB MAKAN DAN MINUM

DI

SUSUN

OLEH

KELOMPOK: 10

ANGGOTA:

ULFA ZAHARA (140503148)

SRI DEVI (140503176)

S1-ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB & HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH

2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehaditat ALLAH SWT yang mana atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ADAB MAKAN DAN MINUM.

Ucapan terimakasih kami kepada Dosen pembimbing, serta teman-teman dan semua
pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ADAB MAKAN DAN MINUM.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh sebab itu kritik
dan saran sangat kami harapkan. Atas kritik dan saran yang diberikan kami ucapkan terimakasih.

Berikut yang dapat kami tuliskan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Banda Aceh, Maret 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

Makan merupakan makanan pokok setiap manusia, tubuh kita akan terasa lemah, jika
nutrisi yang dibutuhkan tubuh tidak kita penuhi. Allah menyuruh Rasul-Nya untuk memakan
makanan yang baik-baik, karena sesungguhnya makanan yang baik-baik itulah yang sangat
bermanfaat untuk tubuh kita. Suruhan yang Allah tujukan kepada Rasul, juga harus kita ikuti
sebagaimana kita seorang muslim. Kita dianjurkan untuk makan dan minum yang halal dan
bergizi. Halal artinya semua makanan atau minuman yang kita konsumsin sesuai dengan yang
dianjurkan tidak bertentangan dengan syari. Bergizi berarti makanan yang kita konsumsi
mengandung vitamin, karbohidrat, protein dan lain sebagainya yang bisa menambah energi
tubuh kita.
Dalam hal makan dan minum, Rasulullah saw semasa hidupnya telah mencontohkan
berbagai adab atau tingkah laku yang selayaknya dilakukan saat kita sedang makan dan minum.
Berbagai adab tersebut akan dibahas di dalam makalah ini

BAB II
PEMBAHASAN
A. MAKAN
1. Apakah yang dinamakan makan
Yang dinamakan memakan
makan ialah mengunyah, menelan sesuatu. makan dalam pengertian akala ialah
madhagha wa balaa = menelan dan melulur.
Dalam ilmu kesehatan ia berarti Mengganti kalori yang sudah terpakai.
2. Apa yang baik dimakan ?
Ialah yang berkalori, sesuai dengan kebutuhan tubuh yang akan memakannya, dan halal cara
mendapatkannya.1[1] Firman Allah SWT dalam dalam surah Al-Muminum ayat 51, yang
artinya: Hai para Rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah amal
shalih. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Muminum: 51)2[2]
3. Bagaimana cara makan yang baik menurut Islam ?
Mencuci tangan sebelum makan
Dipasang niat untuk menambah agar lebih dapat melakukan taqwa kepada Allah SWT
Rela menerima apa yang ada, sehingga tidak meminta atau menanyakan yang tidak ada.
Mulai dengan membaca Bismillahir rahmaanir rahiim kemudian membaca doa makan
sebagai berikut, yang artinya3[3] Wahai Allah, berkahilah rizqi yang engkau rizqikan kepada
kami, dan periharalah kami dari siksa neraka. Dengan menyebut asma Allah4[4]
Mengambil makanan dengan tangan kanan
Mengecilkan suapnya
Mencernanya dengan baik

1[1] Kahar Masyhur, Membina Moral dan Akhlak, (Jakarta: PT Rineka


Cipta,1994), hal.479
2[2] Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Quran dan Terjemahannya,
(Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2011), hal.345
3[3] Kahar Masyhur, Membina Moral dan Akhlak..., hal.479
4[4] Abdul Rahman, Doa-Doa Yang Mudah Terkabul, (Jakarta Barat: PT
Mahadaya, 2014), hal.63
Menelannya tidak terburu-buru
Jangan mencela makanan yang ada
Makanlah apa yang dekat dengan kita!
Jika mau memakannya makanlah dan jika tidak jangan!
Jangan meniup makanan yang akan dimakan!
Jangan banyak minum sedang makan!
Jangan makan dan minum sedang berdiri
Jangan makan sedang berguling
Perhatikan mangkok. Gelas, dan sebagainya sebelum diminum!
Jangan bernapas ke makanan dan minuman !
Sesudah makan maka segeralah mencuci tangan yang dipakai tadi!
Menyudahi makan dengan membaca Alhamdulilahir rabbil aalamiin5[5] kemudian membaca
doa sesudah makan sebagai berikut, yang artinya Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan kepadaku makanan ini serta memberikan rizqi padaku tanpa daya dan kekuatan
dari padaku.6[6]
4. Bagaimana akhlak makan bersama ?
Tunggu orang yang lebih tua dari kita lebih dahulu memulai makan!
Jangan diam-diam saja waktu makan dan berbicara secara sopan.
Jangan rakus hendak dapat banyak, sehingga merugikan orang lain!
Jangan meninggalkan sebagian makanan
Jangan memperhatikan cara teman makan, agar ia tidak malu!
Jangan melakukan sesuatu yang tidak disukai teman, seperti merundukkan kepala kita ke
depannya, sehingga terhalang ia menyuap.
Jika ada yang akan dikeluarkan dari mulut kita, maka melengonglah ke arah lain, agar teman
makan tidak jijik!
Jangan mengatakan hal-hal yang menjijikkan teman makan!

5[5] Kahar Masyhur, Membina Moral dan Akhlak..., hal.480-481


6[6] Abdul Rahman, Doa-Doa yang Mudah Terkabul..., hal.61-62
Dan lain yang menurut kebudayaan setempat dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam yang
ada!
Catatan
Boleh meletakkan makanan di atas meja makan dengan sengaja memudahkan makan dan bukan
kesombongan.
Boleh duduk di atas kursi makan
Jika waktu shalat masih banyak, dan perut lapar, maka makanlah lebih dahulu, tetapi jangan
sampai tidak shalat!
5. Bagaimana cara yang baik menjadi tamu makan ?
Mencepatkan makan dari biasa, karena tempat atau kursi tidak cukup sebanyak tamu.
Jika ada kue dan makanan, maka lebih baik makan kue manis sedikit lebih dahulu, untuk
menghindari pedih perut, karena Rasul memakan buah korma lebih dahulu sebelum salat Magrib
waktu berbuka.
Makan lebih dahulu yang lebih halus cernaanya.
Jangan terburu-buru untuk mengambil makanan yang lain padahal yang ada masih banyak!
Keluarlah dari tempat makan pada waktunya dengan tenang dan hormat kepada tuan rumah dan
hadirin!7[7]
6. Macam Hidangan yang Biasa Rasulullah Konsumsi
Dalam hal menu makanan dan minuman, Rasulullah saw tidak terbiasa hanya menyantap
satu macam menu makanan saja, karena tidak baik bagi kesehatan. Bahkan, bagi sebagian orang,
kebiasaan hanya menyantap satu macam menu makanan saja tidak mungkin mereka lakukan,
karena tubuhnya tidak mampu menerima hal tersebut. Jadi, mengonsumsi hanya satu bentuk
menu makanan saja walaupun menu makanan tersebut menu terbaik, sangat tidak baik bagi
kesehatan.
Rasulullah saw mengonsumsi berbagai macam menu makanan yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat beliau waktu itu, seperti daging, buah-buahan, roti, kurma, dan yang lainnya. Jika
menu makanan yang beliau makan memerlukan menu penyeimbang, maka beliau akan
melakukan hal tersebut, seperti mengimbangi panas yang ditimbulkan oleh kurma dengan
mengonsumsi buah, semangka. Namun, jika sedang tidak ada, maka beliau tetap menyantapnya,

7[7] Kahar Masyhur, Membina Moral dan Akhlak..., hal.481-482


tetapi tidak terlalu berlebihan, hanya cukup memenuhi kebutuhan tubuh dan mampu meredam
selera, sehingga tidak mengganggu kesehatan.
Jika beliau tidak menyukai salah satu macam menu makanan, maka beliau tidak
menyantapnya dan tidak memaksa diri untuk mencoba menyantapnya. Ini adalah salah satu
kaidah dasar menjaga kesehatan tubuh, karena kapan seseorang menyantap makanan yang sama
sekali tidak disukainya, maka bahaya yang ditimbulkan lebih besar daripada manfaat yang
diperoleh.
Abu Hurairah r.a berkata yang artinya,
Rasulullah saw tidak pernah mencela satu macam makanan sekalipun, jika berselera
terhadap salah satu macam makanan, maka ia santap. Jika tidak, maka akan beliau tinggalkan.
(HR Bukhari dan Muslim)
Makanan yang paling disukai oleh Rasululah adalah daging, halwa (makanan yang dibuat
dari campuran gula atau madu) dan madu. Tiga makanan pokok tersebut adalah makan yang
paling baik, paling bermanfaat untuk tubuh, organ hati, dan organ tubuh lainnya.
Jika memakan roti, maka Rasulullah saw memakannya dengan lauk pauk, jika memang ada.
Terkadang beliau makan roti dengan daging. Terkadang beliau makan roti dengan semangka,
terkadang dengan kurma. Jika beliau makan roti dengan kurma, maka beliau letakkan kurma ke
dalam roti yang hendak dimakan. Beliau bersabda, Lauk ini untuk makanan ini. (HR Abu
Dawud)
Terkadang beliau juga makan roti dengan cuka, seperti sabdanya Sebaik-baik lauk adalah
cuka. (HR Muslim)
7. Posisi Duduk Ketika sedang Makan
Rasulullah saw. Berkata,
Aku tidak makan sambil bersandar (setengah tiduran). (HR Bukhari)
Sesungguhnya aku duduk seperti duduknya seorang hamba sahaya dan aku makan seperti
makannya seorang hamba sahaya.
Diriwayatkan juga bahwa ketika sedang makan, beliau mengambil posisi duduk di atas kedua
lutut dan meletakkan telapak kaki kiri di bawah punggung telapak kaki kanan, untuk
mencerminkan sikap tawadhu dan sopan kepada Allah serta mencerminkan penghormatan
terhadap makanan sekaligus orang sedang makan bersama beliau.8[8]
8. Doa Lupa membaca Basmalah dan Ingat di tengah-tengah makan
Yang artinya Dengan menyebut asma Allah mulai permulaan sampai penghabisan".9[9]
B. MINUM
Di dalam Al-Quran pada surah Al-Maidah ayat 90, Allah SWT berfirman yang artinya
Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk)
berhala, dan termasuk perbuatan setan. Maka Jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu
beruntung (QS. AL-Maidah: 90).10[10]
1. Di Antara Tuntunan Nabi saw adalah Minum Sambil Duduk
Di antara tuntunan Nabi saw adalah minum sambil duduk dan ini yang memang biasa beliau
contohkan. Diriwayatkan bahwa beliau melarang minum sambil berdiri. Diriwayatkan juga
bahwa beliau memerintahkan orang yang minum sambil berdiri untuk memuntahkan air yang
diminum.
Pada dasarnya minum sambil berdiri memang memiliki macam efek negatif, diantaranya
adalah seseorang tidak bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari air yang diminum. Air yang
masuk tidak bisa menetap di dalam lambung sehingga ia tidak bisa disebarkan ke seluruh tubuh
secara sempurna oleh organ hati. Air yang diminum akan masuk ke dalam tubuh dengan
kecepatan yang berlebihan dan dikhawatirkan hal itu bisa memengaruhi panas perut, bahkan bisa
merusaknya.11[11]
2. Membaca Basmalah Ketika Hendak Minum dan Membaca Hamdalah ketika Setelah Selesai

8[8] Shaleh Ahmad Asy-Syaami, Berakhlak & Beradab Mulia, (Jakarta:


Gema Insani, 2005), hal.145-152
9[9] Abdul Rahman, Doa-Doa yang Mudah Terkabul..., hal.62
10[10] Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Quran dan
Terjemahannya..., hal.123
11[11] Shaleh Ahmad Asy-Syaami, Berakhlak & Beradab Mulia...,
hal.170-171
Hal ini jika dilakukan memiliki pengaruh positif terhadap manfaat air yang diminum,
sekaligus hal ini bisa menolak hal-hal negatif yang terdapat pada air minum.12[12]
Berikut adalah bacaan doa sehabis minum, yang artinya Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan minum ini serta rizqi pada ku tanpa daya dan kekuatan dari padaku.13[13]
C. Doa Sehabis Makan dan Minum
Yang artinya Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makan dan minum kepadaku
tanpa daya dan kekuatan dari padaku.14[14]

12[12] Shaleh Ahmad Asy-Syaami, Berakhlak & Beradab Mulia...,


hal.175
13[13] Abdul Rahman, Doa-Doa yang Mudah Terkabul..., hal.61
14[14] Abdul Rahman, Doa-Doa yang Mudah Terkabul..., hal.60
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Makan ialah mengunyah, menelan sesuatu. makan dalam pengertian akala ialah
madhagha wa balaa = menelan dan melulur. Dalam ilmu kesehatan ia berarti Mengganti
kalori yang sudah terpakai. Yang baik di makan ialah yang berkalori, sesuai dengan kebutuhan
tubuh yang akan memakannya, dan halal cara mendapatkannya.
Dalam hal menu makanan dan minuman, Rasulullah saw tidak terbiasa hanya menyantap
satu macam menu makanan saja, karena tidak baik bagi kesehatan. Rasulullah saw mengonsumsi
berbagai macam menu makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat beliau waktu itu, seperti
daging, buah-buahan, roti, kurma, dan yang lainnya.
Diriwayatkan juga bahwa ketika sedang makan, Rasulullah mengambil posisi duduk di
atas kedua lutut dan meletakkan telapak kaki kiri di bawah punggung telapak kaki kanan, untuk
mencerminkan sikap tawadhu dan sopan kepada Allah serta mencerminkan penghormatan
terhadap makanan sekaligus orang sedang makan bersama beliau.
Di antara tuntunan Nabi saw adalah minum sambil duduk dan ini yang memang biasa
beliau contohkan. Diriwayatkan bahwa beliau melarang minum sambil berdiri. Membaca
Basmalah ketika hendak minum dan membaca Hamdalah ketika setelah selesai. Hal ini jika
dilakukan memiliki pengaruh positif terhadap manfaat air yang diminum, sekaligus hal ini bisa
menolak hal-hal negatif yang terdapat pada air minum.

Daftar Pustaka
Ahmad Asy-Syaami, Shaleh. Berakhlak & Beradab Mulia. 2005.
Jakarta: Gema Insani
Departemen Agama RI. Al-Hikmah Al-Quran dan Terjemahannya.
2011. Bandung: CV Penerbit
Diponegoro
Masyhur, Kahar. Membina Moral dan Akhlak. 1994. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Rahman, Abdul. Doa-Doa Yang Mudah Terkabul. 2014. Jakarta Barat:
PT Mahadaya

Posted by herbal syariah at 10:33 PM


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Location: Panteriek, Lueng Bata, Banda Aceh City, Aceh 23127, Indonesia

No comments:

Post a Comment

Newer Post Home


Subscribe to: Post Comments (Atom)

About Me

herbal syariah
Produk ini berasal dari sebuah kitab kuning pemilik kerajaan Islam Tiongkok kuno
dahulu, di saat masa kerajaan runtuh, kitab ini dilelang dan di beli oleh Mr. Li Jinyuan
pemilik Tiens Group sekarang. Di Indonesia produk ini telah di akui B-POM,
bersertifikat HALAL dan Syariah. Kandungannya berasal dari rempah-rempah yang
alami. Penggunaan jangka panjang dapat menjaga kesehatan untuk tubuh. Juga tidak ada
efek sampingnya.
View my complete profile

Blog Archive
2015 (5)
o June (1)
o April (4)
Biodata
Biodata
Biodataku "Pengenalan KU"
Makalah Adab Makan dan Minum

Awesome Inc. template. Powered by Blogger.

Vous aimerez peut-être aussi