Vous êtes sur la page 1sur 29

BAB II

SHOLAT1
A. Hakikat sholat
Salat menurut bahasa berarti doa. Menurut istilah, salat adalah ibadah yang berupa
gerakan dan ucapan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri salam dengan
syarat serta rukun tertentu. Adapun secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada
Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam jiwa
rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau mendahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau
dengan kedua-duanya.2
Salat wajib dilaksanakan dalam lima waktu dan wajib ain bagi setiap muslim
mukalaf. Artinya, kewajiban salat lima waktu itu harus dilaksanakan oleh setiap pribadi
muslim yang telah memenuhi syarat wajib (mukalaf).
Adapun perintah menunaikan salat wajib banyak sekali disebutkan dalam Al-Quran
maupun hadis Nabi. Salah satu firman Allah berikut. . . . .

Artinya: . . . Maka laksanakan salat itu (sebagaimana biasa). Sungguh, salat itu adalah
kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Q.S. an-Nisa-
[4]: 103)
Ayat tersebut menjadi dasar kewajiban mendirikan salat wajib. Selain itu, ayat tersebut
juga menegaskan ketentuan waktu salat. Dengan demikian, salat harus dilaksanakan
sesuai dengan waktu masing-masing.
Dan terdapat banyak sekali keutamaan shalat, salah satunya adalah shalat akan
menjadikan beban permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupannya terasa lebih
ringan. Sebab dengan shalat sudah terikrar bahwa shalat kita, ibadah kita, hidup kita dan
mati kita adalah atas dasar Kuasa Allah taala.

1 Anisah Ayu Rizqi Putri, Nia Nur Fitriana, Rizky Nur Fauzy Zakiy.
2 Abdul Hamid, M.Ag, Drs. Beni HMd Saebani, M.Si. Fiqh Ibadah, (Bandung: Pustaka Setia,
2009), hal. 191
Kelompok 2 : Anisah Ayu Rizqi Putri, Nia Nur Fitriana, Rizqi Nur Fauzy Zakiy.
41
B. Mengapa Allah Mewajibkan shalat
Shalat merupakan bentuk ungkapan penghambaan diri kepada Sang Khalik. Ia
sebagai tali penghubung antara seorang hamba dengan Tuhannya.3 Dengan
demikian, jika Nabi SAW melakukan mikraj untuk menerima perintah shalat, kini
bagi kaum Muslim shalat sebagai sarana mikraj ke haribaan Allah SWT.
Pertama, perintah shalat adalah kewajiban bagi semua yang beragama islam.
Setiap ibadah yang wajib, berarti penting untuk dilaksanakan karena kalau tidak
bisa mendapat dosa. Termasuk juga dengan shalat.
.... shalat adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang
beriman. (Qs Al-Nisaa 4: 103).
Salat memiliki kedudukan sangat penting dalam hidup seorang muslim.
Demikian penting hingga setiap orang tua harus menanamkan kecintaan atas salat
kepada anaknya sedari dini. Bahkan, orang tua diperbolehkan memukul anak yang
enggan salat setelah berusia sepuluh tahun. Tentu saja pukulan tersebut adalah
pukulan peringatan yang tidak boleh menyakiti si anak. Hal ini disampaikan
Rasulullah dalam hadis berikut. (masuk materi mengapa Allah mewajibkan Shalat)
Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah saw. bersabda:
Artinya: Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan salat waktu usia mereka

meningkat tujuh tahun, dan pukullah mereka bila enggan melaksanakannya waktu
usia sepuluh tahun. (H.R. Ah.mad, Abu- Daud, dan Hakim)
Kedua, shalat merupakan salah satu tanda ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah
SWT.4 Dengan bekal ketakwaan dan keimanan itu, Allah akan mengangkat kita ke
derajat yang tinggi di sisi-Nya.
Artinya : Orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan sebagian (mereka)
menolong sebagian yang lain. Mereka sama-sama menyuruh orang berbuat baik.
Mencegah yang keji dan mungkar, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, serta menaati
Allah dan rasul-Nya. Mereka itulah yang akan dirahmati Allah.... (Qs Al-Taubah 9 :71).

3 http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/05/17/mmy2gh-perintah-shalat

4 Richwan Fauzy dan sita simpat.Shalat For kids. (Bandung:DARI Mizan,2010), hal. 12
42
Ketiga, dengan shalat Allah SWT akan menghapus dosa-dosa kecil kita. Di dalam
hadis ini diceritakan bahwa rasulullah Saw, pernah berkata:
Shalat lima waktu itu seperti sebuah sungai berair tawar yang berada di hadapan pintu
salah seorang dari kamu. Dia mandi di dalam sungai tersebut lima kali sehari. Menurut
pendapatmu, apakah masih ada kotoran (daki) di tubuhnya? Para sahabat menjawab.
Tidak sama sekali pun. Shalat lima kali sehari akan menghilangkan dosa-dosa seperti air
tersebut menghilangkan kotoran dari tubuhnya..
Pada hadist lain. Rasulullah Saw. Menyebutkan,
Shalat-shalat fardhu adalah penghapus dosa-dosa kecil yang dikerjakan diantara
waktu-waktu shalat itu, selama tidak ada dosa besar yang dilakukan. Kunci pintu surga
adalah shalat.
Keempat, shalat wajib dikerjakan oleh setiap umat islam dalam keadaan apa pun tanpa
terkecuali. Berbeda dengan shalat dengan rukun islam yang lainnya kita diberi keringanan
jika berhalangan atau syaratnya belum terpenuhi. Misalnya dalam ibadah puasa, zakat
dan haji. Kita boleh tidak berpuasa jika sakit, dalam perjalanan atau adanya halangan
seperti hamil atau tua, kita pun wajib berzakat. Jika kita memiliki kelebihan harta seperti
yang ditentukan. Begitu pula dengan ibadah haji, kita wajib melaksanakannya jika kita
mampu dalam harta dan kesehatan.
Tapi, shalat memiliki pengecualian. Meskipun sakit, sedang berpergian, ketakutan atau
halangan lainnya. Kita tetap wajib melaksanakan shalat. Kalau tidak bisa shalat sambil
berdiri. Kita bisa shalat sambil duduk. Kalau tidak bisa sambil duduk, kita bisa shalat
sambil berbaring. Kalau sambil berbaring tidak bisa, cukup dengan isyarat dan membaca
bacaan shalat tanpa gerak.

C. Tujuan dan Fungsi Sholat.


Imam Ibnu al-jauzi rabimabullah berkata, Ketahuilah bahwa tujuan shalat adalah
mengagungkan Dzat yang disembah, mengagungkannya tidak bisa terwujud kecuali
dengan menghadirkan hati yang kidmah. Pada zaman dahulu, jika ada yang berubah
niatnya ketika ia mengerjakan shalat, ia berkata, Apakah kalian tahu dengan siapa aku
ingin menghadap? Jika engkau ingin mengembalikan kehadiran hatimu yang hilang,
maka kosongkanlah hatimu dari segala bentuk kesibukan semampumu.5
Fungsi shalat tersebut adalah sebagai berikut :

5 Shaleh Ahmad Syami. Shalat Pesan Terakhir Rasulullah , Hlm 45.


43
1. Shalat berfungsi sebagai fasilitas puncak untuk mengingat Allah. Hal ini dengan
jelas Allah tegaskan dalam surat Toha ayat 14,
Sesungguhnya Aku adalah Allah yang tidak ada Tuhan selain Aku. Maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingatku.
Karena fungsi ini nilai shalat seseorang dihadapan Allah juga tergantung
sepenuhnya pada kualitas ingat kepada Allah yang berhasil dirangkai dalam shalat.
Mengingat Allah memang bisa dilakukan di luar shalat dan dengan cara selain
shalat. Tetapi ini kehendak dan titah Allah al-Madzkur, Yang Selalu Diingat
tentang shalat. Maka bila ada orang shalat tanpa ingat kepada Allah, sungguh
shalatnya tidak berfungsi dengan baik. Begitu juga orang yang mengklaim bisa
mengingat Allah tanpa shalat, maka ia orang tertipu karena menyalahi perintah
Allah Al-Madzkur yang ingin diingatnya.
2. Shalat berfungsi untuk mengantarkan seseorang pada solusi terbaik dari masalah-
masalah yang dihadapinya. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 45,
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan cara bersabar dan melakukan
shalat. Sesungguhnya shalat itu berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu.
Shalat adalah bagian dari menemukan solusi cerdas. Bagi bangsa yang sering
dilanda masalah dan musibah ini pemahaman akan fungsi shalat ini mutlak
dimiliki. Namun sayangnya yang terjadi di masyarakat justru sebalikanya. Banyak
orang menjadi malas bahkan berani meninggalkan shalat dengan dalih banyak
masalah.
Dalam hadits sahih riwayat Bukhari Muslim disebutkan betapa Allah akan
menjawab setiap bacaan Fatihah dalam shalat, ayat demi ayat.
3. Shalat berfungsi mengendalikan emosi pelakunya. Allah berfirman dalam surat Al-
Ankabut ayat 45,
Dan dirikanlah shalat. Karena sesungguhnya shalat mencegah perbuatan keji dan
munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (dalam shalat) lebih besar
(kedudukannya). Dan Allah tahu apa yang kalian perbuat.
Inilah dampak sosial terbesar shalat. Shalat akan mengendalikan pelakunya
dari emosi-emosi liar, perbuatan-perbuatan tercela dan tidakan-tindakan yang
merusak. Semua fungsi shalat itu tidak akan bisa diraih dan dirasakan bila selama
shalat pelakunya gagal mengingat Allah. Gagal menanamkan rasa melihat atau
dilihat Allah.

44
D. Akhlak dalam shalat.
Akhlaq adalah perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwa manusia.
Akhlaq yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan ini pada dasarnya berasal dari kekuatan
kejiwaan dari dalam diri manusia, yakni : tabiat (pembawaan), akal pikiran dan hati
nurani. Ketiga kekuatan tersebutlah yang menggambarkan hakikat manusia itu sendiri.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam ibadah shalat terdapat pesan yang
luar biasa jika manusia mau menelaah dan memahaminya. Adapun pesan akhlak dalam
shalat yaitu :
1. Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, seperti dalam surat
Al-Ankabut ayat 45 sebagai berikut :
Dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegahmu dari perbuatan keji dan
mungkar.
Sangat jelas bahwa berdasarkan ayat di atas shalat adalah perisai dari
perbuatan yang tercela. Bila dirasionalkan jika seseorang melaksanakan shalat,
maka telah tertanam dalam hatinya sebongkah iman yang tentu akan semakin
bertambah dengan ditunaikannya shalat itu sendiri. Dengan demikian akan
terselip dalam hatinya rasa ingin diterima. Pahala shalat itu sebagai bentuk
penghambaan pada Tuhannya. Dan pada akhirnya dia akan menjauhi perbuatan
buruk agar dapat menghantarkan shalatnya kepada yang Maha Agung.
Dalam hadits qudsi Allah Subhana Wa Taala berfirman yang artinya, Aku
hanya menerima shalat dari orang yang dengannya ia tawaduk pada keagungan-
Ku, tidak menyakiti makhluk-Ku, berhenti maksiat kepada-Ku, melewati siangnya
dengan zikir kepada-Ku, serta mengasihi orang fakir, orang yang sedang
berjuang di jalan-Ku, para janda, dan orang yang ditimpa musibah. (HR. Al-
Zubaidi [3/21] dan [8/352])
2. Sholat sebagai bentuk rasa syukur terhadap Allah atas segala nikmat yang telah
terkucurkan sejak masih dalam alam rahim Ibunda. Bersyukur adalah suatu sikap
yang ingin selalu memanfaatkan sebaik-baiknya, nikmat yang telah diberikan oleh
Allah SWT.6 Tentunya banyak cara bagi kita untuk mengungkapkan rasa syukur,
salah satunya dengan menaati segala perintah Allah, yakni dengan melaksanakan

6 Mahjuddin. Akhlaq Tasawuf I, Mujizat Nabi, Karomah Wali dan Marifah


Suf, ( Jakarta : Kalam Mulia, 2009). Hlm.12
45
apa-apa yang telah menjadi kewajiban seperti shalat. Dan dengan menjauhi apa-
apa yang telah menjadi larangan-Nya.






































Artinya :Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu
dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan
dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya
kamu bersyukur. (An-Nahl : 14)
3. Dengan shalat akan menumbuhkan sifat raja dalam diri seseorang. Raja adalah
sikap yang sedang menunggu (mengharapkan) sesuatu yang disenangi dari Allah
SWT, setelah melakukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya sesuatu yang
diharapkannya.7 Memang sudah seharusnya manusia berharap hanya pada yang
Maha Menciptakan. Jika manusia mengharap pada selain-Nya, maka hal tersebut
adalah kerugian yang besar, sebab tak ada yang Maha Kuasa melainkan Allah
saja.





Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.(Al-Ahzab : 21)
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Rasul yang telah dijamin tempatnya
dalam surga, Beliau masih menyebut nama Allah dengan frekuensi yang tidak

7 Ibid. Hal. 15.

46
sedikit dalam arti Rasul menggantungkan segala harapanNya pada Allah taala
saja. Dan pada diri Rasul adalah sebaik-baiknya suri tauladan. Sikap raja tersebut
dapat diraih salah satunya pada saat kita melaksanakan ibadah langsung padanya,
yakni shalat. Saat shalat seakan-akan kita sedang berkomunikasi dengan-Nya.
Sehingga akan timbul rasa harap agar ibadah kita diterima-Nya.
4. Shalat juga mendidik seorang manusia memiliki sifat khauf , yakni suatu sifat
jiwa yang sedang menunggu sesuatu yang tidak disenangi dari Allah SWT. Maka
manusia perlu berupaya agar apa yang ditakutkan itu tidak akan terjadi. 8 Salah
satu hal yang dapat di upayakan adalah dengan memenuhi kewajiban terhadap
Allah, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, mengerjakan puasa, dan lain-lain.
Mengingat dosa saja sudah mendapat pahala yang luar biasa, apalagi jika kita
mengimbanginya dengan taubat nasuha dan berupaya menyenangkan Allah, salah
satunya dengan melaksanakan shalat. Rasul bersabda :






Artinya : Apabila kulit seorang hamba menggigil karena takut kepada Allah
azza wa jalla, maka berguguranlah dosanya, sebagaimana halnya daun-daunan
dari pohon yang kering
Rasa takut disini lahir dari marifah akan kekuasaan Allah, hukuman-Nya dan
pengaruh kehendak Allah terhadap ciptaan-Nya.
5. Shalat juga akan memunculkan sikap haya (rasa malu). Rasa malu itu muncul
melalui perasaan serba kekurangan dalam beribadah dan pengetahuan seseorang
akan ketidakmampuannya dalam menunaikan hak-hak Allah. Rasa malu akan
semakin kuat dengan mengetahui cacat dirinya, yang contohnya adalah : kurang
ikhlas dalam beribadah, keburukan batinnya serta kecenderungan terhadap
duniawi dalam ibadahnya.
6. Shalat akan menimbulkan rasa tadzim (rasa hormat), yakni yang hadir dari
marifat kepada keagungan dan kemuliaan Allah. Sesuatu yang tidak diyakini
keagungan-Nya, maka jiwa tidak akan mau mengagungkan-Nya. Hal ini dapat

8 Ibid. Hal. 17

47
dilogikakan, sebab shalat adalah sarana penghambaan terhadap Allah Yang Maha
Agung.
Selain yang telah tersebut di atas banyak lagi hikmah shalat yang akan dapat
dirasakan bagi seorang muslim. Shalat adalah perjalanan terindah dan menjadi
tumpuan yang akan dapat meminimalisir rasa tertekan atas segala masalah segala
masalah.
E. Hikmah Shalat
Shalat adalah ibadah yang istimewa dan mempunyai kedudukan yang amat tinggi
dalam syariat islam. Shalat juga merupakan wujud iman dan takwa seseorang kelada
Allah. Sudah barang tentu, banyak sekali hikmah dibalik perintah shalat. Diantara
hikmah-hikmah yang terkandung dalam ibadah shalat antara lain :
a. Mencegah perbuatan mungkar.
Shalat yang khusyuk akan dapat membentuk pribadi yang mampu mencegah
dirinya dari perbuatan yang mungkar, tidak patut, atau asusila.9 Disamping itu
shalat juga membersihkan jiwa dari sifat-sifat yang buruk, khususnya cara-cara
hidup yang materialis yang menjadikan urusan duniawi lebih penting dari segala-
galanya termasuk ibadah kepada Allah.
Allah SWT berfirman :

sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. (Qs Al-
Ankabut: 45).
Hal ini sangat logis, karena orang yang khusyuk dalam shalat menyadari
bahwa Allah selalu menyertainya, selalu mengawasi tindak-tanduknya, dan selalu
mendengar setiap perkataannya. Bahwa apa yang diniatkannya, Allah
mengetahuinya. Maka dari itu, ia tidak mungkin melakukan perbuatan keji dan
mungkar. Sebab, ia akan malu kepada Allah karena Allah akan memperhitungkan
setiap perkataan atau perbuatannya.
Orang yang melaksanakan shalat namun masih bermaksiat kepada Allah,
berarti ia belum khusyuk, belum bersungguh-sungguh dan belum marasakan
kehadiran Allah dalam hatinya. Shalat sama sekali tidak membekas dalam
hatinya. Sungguh, hanya kerugian yang ia dapatkan.

9 Drs. H.Sugeng Supriadi, Prof.Dr.H.M. Yunan Yusuf,(wahyu media),Hal 55

48
Perhatikan sabda Nabi Muhammad Saw sebagai berikut:

Barang siapa yang shalatnya tidak mencegahnya dari perbuatan keji dan
mungkar, maka tidaklah ia mendapatkan apa pun dari Allah kecuali hanya
bertambah jauh. (HR. Thabrani).
Shalat yang khusu mewujudkan suatu ibadah yang benar-benar ikhlas, pasrah
terhadap zat Yang Maha Suci dan Maha Mulia. Di dalam shalat tersebut kita
meminta segala sesuatu dari-Nya, memohon petunjuk untuk mendapatkan jalan
yang lurus, mendapat limpahan rahmat, rizki, barokah dan pahala dari-Nya.
Segala sesuatu yang dilakukan hanyalah karena Allah dan hanya untuk
mendapatkan ridlo dari Allah. Maka pantaslah jika Allah berfirman :
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang
yang khusu dalam sembahyangnya." (QS. Al Muminuun 1-2).
b. Mendidik jadi pribadi yang disiplin.
Shalat dapat mendidik pribadi muslim menjadi disiplin. Karena, dengan shalat,
setiap pribadi muslim di didik untuk menghargai waktu dengan sebaik-baiknya,
mengoptimalkan setiap kesempatan yang ada untuk memacu kreativitas diri,
mengembangkan kompetensi diri, dan mempertahankan eksistensi diri sebagai
seorang khalifah di muka bumi.
Pasalnya, shalat adalah ibadah yang dilakukan waktu-wakyu tertentu. Bila tiba
waktu shalat, harus segera dilaksanakan tanpa ditunda-tunda. Sehingga secara
tidak langsung, shalat megajari manusia sikap disiplin waktu dan tanggung jawab
akan tugas secara tepat waktu. Allah berfirman:

Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas


orang-orang yang beriman. (Qs An-Nisa :103)
49
c. Melatih menjadi pribadi tangguh.
Shalat dapat melatih diri untuk menjadi pribadi yang tangguh, tidak cengeng
dan mudah berkeluh kesah ketika menghadapi cobaan dan musibah kehidupan.
Firman Allah:

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia


ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Kecuali orang-orang yang mengerjakan
shalat, yang mereka itu konsistensi mengerjakan shalatnya. (Qs Al Marij: 19-
23).
d. Meninggikan derajat.
Allah akan meninggikan derajat dan menghapus kesalahan seseorang yang
melaksanakan shalat. Rasulullah Saw bersabda:

Hendaknya engkau memperbanyak sujud kepada Allah, karena engkau tidak


sujud kepada Allah satu kali, melainkan Alah akan mengangkatmu satu derajat
dan menghapuskan satu kesalahan dari dirimu. (HR. Muslim dari Tsauban)
e. Diampuni dosa.
Dengan shalat, Allah akan mengampuni dosa-dosa yang ada di antara satu
shalat berikutnya. Rasulullah Saw bersabda:

Tidaklah seorang muslim berwudhu lalu ia membagiskan wudhunya, kemudian


mengerjakan shalat. Melainkan Allah akan mengampuni dosa yang terjadi antara
saat itu dengan shalat yang berikutnya. (HR. Muslim dari Utsman).

50
51
f. Membersihkan kesalahan dan dosa.
Shalat dapat membersihkan diri dari kesalahan dan dosa yang dilakukan baik
disengaja atau tidak. Rasulullah Saw bersabda:

Bagaimana pendapat kalian jika ada sebuah sungai di depan pintu rumah salah
seorang di antaramu, lalu ia mandi di sungai setiap hari lima kali sehari apakah
masih tersisa kotoran daripadanya? Para sahabat berkata; tentu tidak akan
tersisa kotoran sedikitpun, Rasulullah bersabda semikian perumpaman shalat
lima waktu, Allah akan menghapus segala kesalahan dengan shalatnya itu (HR
Muslim dari Abu Hurairah).
g. Shalat melatih hidup secara tertib dan teratur.
Gerakan shalat dilakukan secara tertib mulai dari takbir hingga salam.
Bayangkan apa yang akan terjadi jika kita shalat menggunakan gaya masing-
masing. Bukan keteraturan yang ada, namun amburadul. Kita tidak boleh
melaksanakan yang demikian, karena gerakan shalat sudah ada urutanya.
Rasulullah bersabda, Shalatlah kalian seperti kalian melihatku shalat.
h. Shalat mengajarkan sifat tawadhu dan rendah hati.
Shalat memiliki gerakan yang dinamis. Sujud merupakan gerakan yang paling
mengesankan dari dinamika shalat. Orang menganggap bahwa kepala merupakan
sumber kemuliaan. Tapi ketika sujud, kepada dan kaki sama derajatnya. Behkan
semua orang sama derajatnya ketika shalat. Ini mengamdung makna bahwa dalam
hidup kita harus tawadhu.
Ketawadhuan adalah cerminan kesuksesan mengendalikan diri, mengenal
Allah, dan mengenal hakikat hidupnya. Bila kita tawadhu maka Allah akan
mengangkat derajat kita. Kesuksessan seseorang yang shalat dapat dilihat dari
kesantunannya, keramahan, dan kerendahan hatinya. Apa cirinya? Ia tidak menilai

52
orang lain lebih rendah daripada dirinya.10 Shalat meningkatkan kesehatan
jasmani secara optimal
Dr. H. Ali Saboe, seorang profesor medis menjelaskan, bila ditinjau dari segi
kesehatan, setiap gerakan, sikap, serta setiap perubahan dalam gerak tubuh
seseorang pada saat melaksanakan shalat merupakan suatu rangkaian dari butir-
butir ritmis yang mengandung nilai kesehatan tiada terhingga. Oleh karena itu,
setiap penyimpangan dari gerakan shalat akan mengubah fungsi dan manfaat yang
ada, dan dalam syariat hal itu tidak dibenarkan.
Prof. Dr. Vanshreber mengatakan, gerakan shalat menurut agama islam adalah
suatu cara untuk memperoleh kesehatan dalam arti yang seluas-luasnya dan dapat
mengurangi dan bahkan bisa mencegah penyakit jantung. (Hembing
Wijayakusuma: 120-121).
i. Mukjizat gerakan shalat.
Keutamaan shalat yang lain adalah bahwa rangkaian gerakan shalat yang
dicontohkan oleh Rasulullah Saw sarat adan hikmah dan bermanfaat bagi
kesehatan sebagaimana diungkapkan oleh ilmuwan dan cendekiawan muslim.
Syaratnya, semua gerakan tersebut dilakukan dengan benar tumaninah (perlahan
dan tidak buru-buru), dan istiqamah (konsistensi/ terus menerus). Berikut ini
beberapa manfaat gerakan shalat bagi kesehatan manusia:
Berdiri tegak : Gerakan shalat ini melatih sikap tubuh dan membantu kerja
jantung dalam mengantarkan darah beserta komponennya ke seluruh tubuh
khususnya organ bagian bawah.
Ruku : Gerakan shalat membungkuk membentuk sudut 90 derajat dengan
tanganmemegang lutut ini menggerakkan otot punggung, perut dan persendian
tulang belakanguntuk mencegah dan mengobati penyakit - penyakit
persendian. Ruku yang benar akan mencegah serta mengobati nyeri
punggung dan spasme otot-otot punggung dan otot perut dalam.
Itidal : Gerakan shalat ini meningkatkan fleksibilitas otot punggung dan sendi
tulang belakang, rongga dada serta anggota gerak atas.
Sujud : Sujud melatih otot punggung, lengan, paha, tungkai, pinggang dan
otot-otot perut.Dengan meningkatkan kekuatan otot tersebut, akan membantu

10 dikutip dari tausiyah AA Gym: www.mualaf.com

53
pencernaan dan mencegah penyakit yang berhubungan dengan usus. Sujud
juga akan membantu memperbaiki aliran darah ke otak sehingga memenuhi
kebutuhan darah di otak yang kemudian dapat mencegah pikun, gangguan
susunan saraf pusat dan vertigo.
Duduk diantara dua sujud : Gerakan shalat ini sangat baik untuk
meningkatkanketenangan karena terjadi peregangan otot-otot pinggang, paha,
tungkai, otot dalamrongga dan dinding perut. Hal ini mencegah gangguan
tulang belakang seperti spondilaatrosis.
Berdiri dari sujud : Gerakan ini meningkatkan kekuatan otot-otot lengan,
tangan, bahu, pinggang, paha dan tungkai bawah. Gerakan ini juga
meningkatkan fleksibilitas perendian serta mencegah dan mengobati encok dan
artritis.
Duduk tasyahud : Duduk tasyahud memberi efek peregangan dan relaksasi
pada otot-otot pinggang dan perut bagian bawah, otot paha dan tungkai.
Salam : Salam membuat peregangan otot-otot bahu dan leher untuk mencegah
danmengobati pengapuran di leher.

F. Makna Spiritual Dalam Shalat.


Adapun makna spiritual dari berbagai gerakan shalat antara lain :
1. Takbiratul Ihram.
Maknanya penyerahan totalitas pada yang Maha Awal bahwa karena Allah lah
kita ada dan karena Allah juga kita bisa melakukan perjalanan hidup.
2. Berdiri.
Berdiri lambang siap berjalan menjelajahi kehidupan. Dalam tegak berdiri,
posisi kepala tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada
segala Hukum dan Kehendak Allah bebas dari rasa kesombongan diri. Kedua
tangan memegang ulu hati, simbol bahwa hati akan selalu dijaga kebersihannya
dalam perjalanan hidup.
3. Ruku.
Ruku adalah lambang penghormatan kita kepada para Nabi dan rosul yang
telah mengenalkan kita kepada Allah, penghormatan sebagai rasa syukur kita
kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya.

54
4. Itidal.
Kita berdiri lagi melakukan Itidal, maknanya adalah untuk mengisi perjalanan
hidup dengan penuh puja dan puji pada Allah serta penuh syukur setiap saat
sehingga tercipta kepatuhan dan ketaatan.
5. Sujud.
Sujud dengan kaki dilipat, atau setengah berdiri adalah simbol dari perjalanan
hati (rohani). Dengan sujud, hati dan fikiran kita direndahkan serendahnya
sebagai tanda ketundukan total pada segala kehendak Allah dan mengikuti segala
kehendak Allah. Menyatukan kehendak Allah dengan Kehendak kita.
Merekatkan diri ke Bumi, bahwa awal dan akhir manusia dari dan ke bumi,
berharap pada saat kematian keadaan diri kita sama saat dengan saat dilahirkan,
yaitu dalam keadaan suci, sehingga bisa bertemu Allah. Makna sujud ada 2
macam yaitu :
Sujud pertama bermakna penyatuan Kehendak Allah dengan kehendak
ruhani atau hati atau jiwa. Diselangi permohonan pada duduk antara 2
sujud.
Sujud kedua bermakna pernyataan pengagungan Allah Swt, dimana Allah
berbeda dengan makhluknya dan pernyataan ingin kembali kepada Allah
pada akhir perjalanan hidup nantinya.
6. Duduk antara 2 Sujud.
Pengungkapan berbagai permohonan pada Allah untuk memberikan segala
kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan dengan
Allah, butuh sumber dukungan hidup jasmani dan ruhani, serta pemeliharaan dan
perlindungan jasmani ruhani agar tetap pada jalan Allah yaitu berupa ampunan,
kesehatan, rizky, kasih sayang, derajat, pengampunan terhadap aib dan kejelekan,
petunjuk, dan peleburan kekhilafan.
7. Attahiyat.
Yaitu sebuah pemantapan hati yang disimbolkan dengan Ikrar Syahadat
melalui telunjuk kanan. Sebelum Ikrar memberikan penghormatan untuk para
Utusan Allah dan Ruh Hamba-hamba Sholeh (Auliya) karena berkat merekalah
kita mengenal Allah juga melalui ajaranya kita dibimbing menujuNya dan
menjadikan mereka menjadi saksi atas Ikrar kita. Sholawat menjadi pernyataan
kebersediaan mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW, dan

55
menempatkannya sebagai pimpinan dalam perjalanan kita. Salam penghormatan
kepada Bapak para Nabi yaitu Nabi Ibrahim yang menjadi bapak induk ajaran
Tauhid. Kemudian diakhir dengan permohonan doa dan permohonan
perlindungan dari kejahatan tipuan Dajal/Iblis untuk menjaga perjalanan tetap
pada keselamatan dan berhasil mencapai Allah.
8. Salam.
Salam adalah ucapan yang mengakui adanya manusia lain yang sama-sama
dalam perjalanan, menunjukkan bahwa hidup ini tidak sendiri, sehingga
hendaknya menyebarkan salam dan berkah kepada sesama untuk bahu-membahu
menegakkan kehidupan yang harmonis dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan
dan keselamatan di bumi Allah.
Dari berbagai penjelasan tentang makna spiritual shalat kita sebagai muslim
tidak lagi memandang remeh ibadah, ataupun melaksanakannya sebatas untuk
menggugurkan kewajiban tetapi kita mampu menghayati setiap pelaksanaanya
dengan baik. Karena dengan ibadah yang baik, kita akan selalu dekat dengan
Allah SWT, Tuhan yang Maha dari segala Maha.

G. Ancaman Allah bagi orang yang meninggalkan shalat.


Kaum muslimin sepakat bahwa shalat wajib atas setiap muslim yang baligh, berakal,
dan bersih artinya tidak haid ataupun nifas, tidak gila atau pingsan. Shalat ialah ibadah
jasmani yang tidak bisa digantikan orang lain sebagaimana puasa juga tidak bisa
digantikan yang lain. Kaum muslimin sepakat bahwa siapa yang mengingkari kewajiban
shalat ia adalah kafir atau murtad karena kewajiban ini ditetapkan dengan nash yang pasti
dan barang siapa meninggalkan karena malas dan lalai maka ia fasik dan dosa kecuali jika
ia mualaf maka ia masih belajar memahami Islam.11
Ancaman Allah SWT bagi orang yang meninggalkan shalat antara lain sebagai
berikut:
1. Hukuman akhirat sesuai dengan firman Allah SWT yaitu masuk ke dalam neraka
saqar.

.
.

11 Suad Ibrahim Shalih, Fiqh Ibadah Wanita, (Jakarta: Amzah, 2011). Hlm.311

56
"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka). Mereka menjawab:
Kami dahulu tidak Termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.(QS. Al-
Mudatsir:42-43)

Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, yang dimaksud dengan
tidak meninggalkan dan tidak membiarkan ialah apa yang dilemparkan ke dalam
neraka itu diazabnya sampai binasa kemudian dikembalikannya sebagai semula
untuk diazab kembali. Neraka Saqar adalah pembakar kulit manusia dan di atasnya
ada sembilan belas Malaikat penjaga. Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu
bencana yang Amat besar sebagai ancaman bagi manusia yaitu bagi siapa di
antaranya yang berkehendak akan maju atau mundur, yang dimaksud dengan maju
ialah maju menerima peringatan dan yang dimaksud dengan mundur ialah tidak
mau menerima peringatan.
2. Mendapat celaka.


.
.
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,(yaitu) orang-orang yang
lalai dari shalatnya.(QS.Al-Maun:4-5)
orang yang mendustakan agama itulah orang yang menghardik anak yatim dan
tidak menganjurkan memberi makan orang miskin maka kecelakaanlah yang di
dapat oleh orang yang melalaikan sholatnya.
3. Menemui kesesatan.





Artinya : Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-
nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan
menemui kesesatan (QS. Maryam:59)
Di dalam ayat ini dengan jelas Allah mengancam orang yang meninggalkan
sholatnya dan mengagungkan hawa nafsunya sendiri dibanding beribadah kepada
Allah, ancaman ini berupa kesesatan yang akan ditemui.
4. Mendapat kebencian Allah yang amat besar.

57


Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa
kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.(QS. As-Shof:2-3)
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah amat benci pada orang yang beriman
tapi tidak mengerjakan apa yang diperintahkanNya termasuk ibadah shalat.12
5. Allah mengutuknya hingga empat kali.

) (
) (
( ) ( ) (
Artinya: Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al Quran) dan tidak mau
mengerjakan shalat. Tetapi ia mendustakan (Rasul) dam berpaling (dari
kebenaran). kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong).
Kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu. Kemudian
kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu. (QS.Al-
Qiyamah: 31-35)
Kutukan terhadap orang kafir ini diulang-ulang sampai empat kali: pertama di
saat ia akan mati, kedua ketika ia dalam kubur, ketiga pada waktu hari berbangkit
dan keempat dalam neraka Jahannam.
Demikianlah ancaman Allah bagi orang yang meninggalkan shalat, shalat
merupakan kewajiban setiap muslimin dan muslimat sehingga melakukannya
adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dan tentunya juga pada Allah SWT.
Adanya ancaman ini hendaknya menjadikan diri lebih mendekat kepadaNya bukan
malah menjauh dan tidak menaati perintahNya
H. Syarat Sahnya Shalat
1) Suci dari dua hadas (hadas besar dan hadas kecil).

12 Ahmad Ibnu Hambal, Betulkan Shalatmu, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974),

hlm.139

58
2) Suci dari najis badan, pakaian dan tempat.
3) Menutup Aurat.
4) Menghadap Kiblat
Dalam Hadist shahih dari Ibnu Majah yang di shahihkan oleh Ibnu Khuzaimah
dan Ibnu Hibban dari hadits Abu Humaid Sa'idi:





Artinya:"Rasulullah jika shalat ia menghadap ke qiblat dan mengangkat kedua
belah tangannya dengan membaca 'Alla-hu Akbar".
5) Mematuhi dengan yakin telah masuk waktu shalat.
I. Rukun Wajib Shalat.
a) Niat
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:



Artinya: "Sesungguhnya (sahnya) amal itu tergantung kepada niat".
Hadits diatas merupakan potongan hadits yang lebih panjang yang berbunyi:


























Artinya: Sesungguhnya (sahnya) amal perbuatan itu tergantung kepada niat. Bagi
setiap orang akan mendapatkan berdasarkan niatnya. Barang siapa yang berhijrah
karena alasan dunia yang melingkupinya, atau karena wanita wanita yang ingin
dinikahinya, maka (yang ia dapatkan dari) hijrahnya tersebut adalah berdasar
pada niatnya.
b) Berdiri bagi yang mampu
59
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,



Artinya: Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah
dalam keadaan duduk. Jika tidak mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur
menyamping. (HR. Bukhari no. 1117, dari Imron bin Hushain.)
c) Takbiratul ihram
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,




Artinya : Pembuka shalat adalah thoharoh (bersuci). Yang mengharamkan
dari hal-hal di luar shalat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang
menghalalkannya kembali adalah ucapan salam. (HR. Abu Daud no. 618,
Tirmidzi no. 3, Ibnu Majah no. 275. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih sebagaimana dalam Al Irwa no. 301.)
Yang dimaksud dengan rukun shalat adalah ucapan takbir Allahu Akbar.
Ucapan takbir ini tidak bisa digantikan dengan ucapakan selainnya walaupun
semakna.
Dalam Hadis nabi riwayat Abu Dawud dan Nasaiy dari Wail:

"Lalu beliau meletakkan tangan kanannya pada punggung telapak tangan


kirinya, serta pergelangan dan lengannya".
Hadis ini menjelaskan cara meletakkan tangan kanan, yaitu pertengahan
telapak tangan kanan diletakkan tepat di atas pergelangan tangan kiri, sehingga
sebagian telapak tangan kanan berada di atas punggung telapak tangan kiri, dan
sebagaian yang lain berada di atas lengan tangan kiri. Setelah takbir, Nabi
membaca doa seperti yang diriwayatkan dalam Hadis Bukhari dan Muslim
dari Abu Hurairah.

60












Artinya: Abu Hurairah berkata, "Nabi diam sejenak antara takbir dan bacaan,
aku bertanya, "ya Rasulullah, apa yang engkau ucapkan dalam diammu antara
takbir dan bacaan?" NAbi menjawab, "Aku membaca: "Alla-humma ba-'id
baini-wa baina khatha-ya-ya kama-ba-'adta bainal masyriqi wal magrib. Alla-
humma naqqini- minal khata-ya kama- yunaqqats tsaubul abyadu minad
danas. Alla-hummaghsil khatha-ya-ya bilma-I wats tsalji wal barad"
61
Dalam hadis lain, Nabi pernah membaca selain doa diatas.

62
Artinya:
Dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah SAW bila berdiri memulai shalat
membaca: "wajjahtu wajhiya lilladzi- fatharas sama-wa-ti wal ardha hani-fan musliman wa
ma-ana- minal musyriki-n. inna shala-ti wa nusuki- wa mahya-ya wa mama-ti- lilla-hi rabbil
'a-lami-n. La-syari-kalahu- wa bdza-lika umirtu wa ana- awwalul muslimi-n (wa ana- minal
muslimi-n). Alla-humma antal maliku la-ila-ha illa anta, anta rabbi- wa ana- 'abduka,
dhalamtu nafsi- wa'taraftu bidzanbi- faghfirli- dzunu-bi- jami'an. La- Yaghfirudz- dzunu-ba
illa- anta. Labbaika wa sa'daika wal khairu kulluhu- fi- yadaika, wasysyarru laisa ilaika.
Ana- bika wa ilaika. Taba-rakta wa ta'a-laita astaghfiruka wa atu-bu ilaika". (HR. Muslim
dari Ali bin Abi Thalib)
d) Membaca Al Fatihah di Setiap Rakaat
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,









Artinya: Tidak ada shalat (artinya tidak sah) orang yang tidak membaca Al
Fatihah. (HR. Bukhari no. 756 dan Muslim no. 394, dari Ubadah bin Ash
Shomit)
e) Ruku
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah mengatakan pada orang yang jelek
shalatnya (sampai ia disuruh mengulangi shalatnya beberapa kali karena tidak
memenuhi rukun),








Artinya: Kemudian rukulah dan thumaninahlah ketika ruku. (HR. Bukhari
no. 793 dan Muslim no. 397.)
Keadaan minimal dalam ruku adalah membungkukkan badan dan tangan
berada di lutut.
Bacaan ruku














f) Itidal

63
Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan pada orang yang jelek
shalatnya,








Artinya : Kemudian tegakkanlah badan (itidal) dan thumaninalah.
g) Sujud
Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan pada orang yang jelek
shalatnya,







Artinya: Kemudian sujudlah dan thumaninalah ketika sujud.
Hendaklah sujud dilakukan pada tujuh bagian anggota badan: Telapak tangan
kanan dan kiri, Lutut kanan dan kiri, Ujung kaki kanan dan kiri, dan Dahi
sekaligus dengan hidung.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,





























Artinya: Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan:
Dahi (termasuk juga hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya),
telapak tangan kanan dan kiri, lutut kanan dan kiri, dan ujung kaki kanan dan
kiri.

h) Duduk di antara dua sujud


Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
















64




Artinya: Kemudian sujudlah dan thumaninalah ketika sujud. Lalu bangkitlah
dari sujud dan thumaninalah ketika duduk. Kemudian sujudlah kembali dan
thumaninalah ketika sujud.

i) Tasyahud akhir dan duduk tasyahud.


Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,















Artinya: Jika salah seorang antara kalian duduk (tasyahud) dalam shalat,
maka ucapkanlah at tahiyatu lillah . (HR. Bukhari no. 831 dan Muslim
no. 402, dari Ibnu Masud.)
Bacaan tasyahud:



































j) Shalawat kepada Nabi setelah mengucapkan tasyahud akhir


Dalilnya adalah hadits Fudholah bin Ubaid Al Anshoriy.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang yang
berdoa dalam shalatnya tanpa menyanjung Allah dan bershalawat kepada
Nabi shallallahu alaihi wa sallam, lalu beliau mengatakan, Begitu cepatnya
ini. Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam mendoakan orang tadi,
lalu berkata padanya dan lainnya,

65





Artinya: Jika salah seorang di antara kalian hendak shalat, maka mulailah
dengan menyanjung dan memuji Allah, lalu bershalawatlah kepada Nabi
shallallahu alaihi wa sallam, lalu berdoa setelah itu semau kalian. (Riwayat
ini disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Fadh-lu Shalat alan Nabi, hal. 86,
Al Maktabah Al Islamiy, Beirut, cetakan ketiga 1977.)

k) Salam
Dalilnya hadits yang telah disebutkan di muka













Artinya: Yang mengharamkan dari hal-hal di luar shalat adalah ucapan
takbir. Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam.
(HR. Abu Daud no. 618, Tirmidzi no. 3, Ibnu Majah no. 275. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Al Irwa no. 301.)
l) Tertib
Yakni rukun tersebut diatas dikerjakan menurut urutan.

J. Bacaan Shalat.
I. Doa Iftitah

66



.

Allaahumma baaid bainii wabainaa khotoo yaa ya kamaa baa adta bainal
masyriqi wal maghrib. Allaahumma naqqinii minal khotoo yaa kamaa yunqqots
tsaubul abyadhuu minaddanas. Allaahummaghsil khotoo yaa ya bil maa i wats
tsalji walbarod.
Artinya : Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan di antara kesalahan-
kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah,
bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana dibersihkannya kain putih dari
kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan
embun.
II. Bacaan Ruku/Sujud
Subhaanaka allaahuma robbanaa wabihamdika allaahumaghfirlii.
Artinya: Segala puji bagi-Mu, Ya Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu
ya Allah ampunilah aku.
III. Doa Itidal
Robbanaa walakalhamdu hamdan katsiiran thayyiban mubaarokan fiihi.
Artinya : Ya Tuhan kami, (hanya) untukMu lah (segala) pujian yang banyak,
baik, dan diberkahi padanya .
IV. Doa Duduk Diantara Dua Sujud
Allaahummaghfirlii warhamnii wajburnii wahdinii warzuqnii.
Artinya : Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, tunjukilah
aku, dan berilah rizki untukku.
V. Doa Tasyahud
Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu waththoyyibaat. Assalaamu alaika
ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh. Assalaamualainaa waala
ibaadillaahi shshoolihiin. Asyhadu anlaa ilaaha illallaah waasyhadu
annamuhammadan abduhu warosuuluh.
Artinya : Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan
Allah, Semoga keselamatan bagi Engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat
dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian
dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan

67
melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan
utusan-Nya.
VI. Doa Shalawat Kepada Nabi
Allaahumma sholli alaa Muhammad waalaa aali Muhammad. Kamaa shollaita
alaa ibroohiim wa aali ibroohiim. Wabaarik alaa Muhammad wa aali
Muhammad. Kamaa baarokta alaa ibroohiim wa aali ibroohiim. Innaka
hamiidummajiid.
Artinya : Ya Allah, limpahkanlah kemurahan-Mu kepada Muhammad dan
keluarganya, sebagaimana Kau telah limpahkan kepada Ibrahim dan
keluarganya, berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Kau telah
berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau yang Maha Terpuji
dan Maha Mulia.
VII. Doa Sesudah Tasyahud Akhir
Allaahumma innii auudzubika min adzaabi jahannam. Wamin adzaabil qobri.
Wamin fitnatil mahyaa walmamaati. Wamin syarri fitnatil masiihiddadjaal.
Artinya : Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahannam dan
siksa kubur, begitu juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya fitnah
dajjal (pengembara yang dusta).
VIII. Salam
Assalaamuaalaikum warohmatullaahi wabarokaatuh.
Artinya :Berbahagialah kamu sekalian dengan rahmat dan berkah Allah.

Daftar Pustaka
Al-Ghazali dkk. 1984. Asrar Ash-Shalah Wa muhimatuha.Bandung: Kharisma.
Fauzy, Richwan dan Sita Simpat.2010.Shalat For kids. Bandung:DARI Mizan.
Ibnu Hambal, Ahmad. 1974. Betulkan Shalatmu. Jakarta: Bulan Bintang.
Kawardi, dkk. 2011. Pendidikan Agama Islam Kelas 7. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas.
Mahjuddin.2009. Akhlaq Tasawuf I, Mujizat Nabi, Karomah Wali dan Marifah
Sufi. Jakarta: Kalam Mulia.
Mutohhari, Murthadha dan M. Baqir Ash Shadir. 1993. Pengantar Ushul Fiqih & Ushul
Fiqhi Perbandingan. Ciputat: Pustaka Hidayah.
Sabiq, Sayid.1982.Fiqih Sunnah.Bandung:PT Al Maarif.
Shalih, Suad Ibrahim. 2011. Fiqh Ibadah Wanita. Jakarta: Amzah.

68
Syami, Shaleh Ahmad. Shalat Pesan Terakhir Rasulullah.
http://halaqah.net/v10/index.php?topic=3886.0
http://www.insanislam.com/kajian/49-kajian-umum/93-hal-hal-yang-membatalkan-
shalat.html
https://www.slideshare.net/Nfziezie12/ancaman-allah-bagi-orang-yang-meninggalkan-
sholat
http://mirajnews.com/2014/07/menata-akhlak-dengan-ibadah.html
http://f-adikusumo.staff.ugm.ac.id/artikel/hikmah2.html

69

Vous aimerez peut-être aussi