Vous êtes sur la page 1sur 35

ANGKUMAN

BAHAN PELANTIKAN DAN KENAIKAN TINGKAT


PMR MADYA UPTD SMPN 2 BANTARUJEG

PERIODE 2009 - 2010

1. PMR dahulunya adalah bernama PMP (Palang Merah


Pemuda) dan pada tgl. 1 bulan Maret Tahun 1950 berganti
nama menjadi PMR. Dua tokoh PMR adalah Nn. Siti Dasimah
dan Nn. Paramitha . Pada Pasal 11 Ayat 1 berbunyi: Anggota
PMI terdiri dari : Anggota Remaja, Anggota Biasa, Anggota
Luar Biasa, dan Anggota Kehormatan. Palang Merah
Indonesia dibentuk pada tgl. 17. September 1945
2. Pada tgl. 25 Juni 1859 oleh seorang pemuda asal
SWISS (Jean Hendry Dunant) melakukan perjalanan ke Kota
Solverino. Pemuda tersebut selanjutnya dikenal sebagai Bapak
Palang Merah Internasional.
3. Jean Hendry Dunan dilahirkan pada tahun 1828 di kota
Jenewa Swiss, ayahnya bernama Jean Jacques dan ibunya
bernama Antoniete Colladon Mereka tinggal di kota Jenewa.
4. Pada tahun 1965 terbentuklah Tujuh Prinsip Palang
Merah sebagai prinsip dasar yang disempurnakan yaitu:
dan Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan,
Kemandirian,Kesukarelaan, Kesatuan, dan Kesemestaan.
5. Dalam PMR dikenal dengan Kenaikan Tingkat, yaitu Tingkat
Dasar, Tingkat Menengah , dan Tingkat Utama. Struktur
Organisasi PMR terdiri dari Ketua/Komandan ( 1 orang ), Wakil
Ketua ( maksimal 1. Orang), Petugas TU/Sekretaris ( maksimal
1 orang), Bendahara ( max. 1 Orang ), Bidang Bakti
Masyarakat ( max. 3 orang), Bidang Keterampilan
danPersahabatan (max. 3 orang), Bid. Kesehatan dan
Kebersihan (max. 3 orang), dan Bidang Umum (mx. 3 orang).
6. Pertolongan Pertama adalah pemberian pertolongan segera
kepada penderita sakit atau cedera kecelakaan yang
memerlukan penanganan medis dasar. Media Dasar adalah
tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat
dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus.
Adapun tujuan dari PP adalah menyelamatkan jiwa penderita,
mencegah cacat, dan memberikan rasa nyaman dan menunjang
proses penyembuhan.
7. Sumber perdarahan ada tiga, yaitu Arteri, Vena, dan
Kapiler.
8. Syok adalah gagalnya system sirkulasi mengirim darah
terutama di otak, jantung, dan paru-paru yang disebabkan jantul
gagal memompa darah, akibat kehilangan darah yang
berlebihan, akibat pelebaran pembuluh darah yang luas dan
dapat pula diakibatkan oleh kekurangan cairan
9. Secara umum cidera pada alat gerak dapat berupa ; kepala
sendi atau ujung tulang keluar dari sendi (dislokasi), otot atau
sambungan ototnya teregang melebihi batas
normal (terkilir/keseleo), robeknya atau putusnya jaringan ikat
disekitar sendi, dan Patah Tulang
10. Pembidaian dilakukan sebagai upaya untuk menstabilkan dan
mengistirahatkan (Imobilisasi)bagian yang cidera. Adapun
macam-macam bidai antara lain: bidai keras, bidai traksi, bidai
impropisasi, dan bidai gendongan/belat dan bebat)
11. Pemindahan penderita (Evakuasi) ada dua macam, yaitu
pemindahan darurat, dan pemindahan biasa. Tekhnik untuk
melakukan evakuasi ini-pun ada dua tekhnik, yakni teknik
angkat langsung dengan 2-3 penolong, dan tekhnik teknik
angkat anggota gerak.
12. Kedaruratan medis adalah suatu keadaan penderita yang
disebabkan adanya gangguan fungsi tubuh sehingga
kemungkinan mengalami cidera, misalkan kehilangan
kesadaran lalu terjatuh sehingga terjadi luka.
13. HPI sering disebut juga Hukum Perang. HPI dan
disebarluaskan oleh dua lembaga internasional
yaitu PBB dan KIPM
14. Dalam bukunya Memory of Solverino Hendry Dunant
mengajukan dua buah gagasan yang diajukan kepada pihak
pemerintah.
15. Tindakan tindakan yang dilarang dilakukan yang termasuk
pada Prinsip Utama HPI adalah Membunuh, memotong anggota
badan, melakukan kekerasan, penyiksaan, menyandera,
menghina, dan merendahkan martabat manusia.
16. Palang Merah Indonesia didirkan atas
dasar kemanusiaan dan merupakan lembaga sosial
kemasyarakatan yang bergerak dibidang kemanusiaan.
17. Nadi normal untuk bayi adalah 120 - 150 x/menit, Anak : 80 -
150 x/menit, Dewasa : 60 - 150x/menit.
18. Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang di dalam
keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan
pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat
diberikannya atau diadakannya dengan tindakan dengan tidak
akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain kena
bahaya dihukum kurungan selama lamanya 3 bulan atau
denda sebanyak-banyaknya Rp.45.000.000 rupiah .
19. Rusaknya dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh ruda
paksa atau penyakit, disebut Pendarahan. Sedangkan apabila
terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau hanya
sebagian saja disebut Patah Tulang
20. Dalam melakukan tugasnya Pelaku PP memerlukan peralatan
dasar dan dapat dibagi dua ; Alat Perlindungan Diri dan
peralatan minimal untuk melakukan tugasnya.
21. Pernapasan normal untuk bayi adalah 25 - 50 x/menit, Anak
: 15 - 30 x/menit, Dewasa : 12 20 x/menit.
22. Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama
kali tiba ditempat kejadian yang memiliki kemampuan dan
terlatih dalam penanganan medis dasar.
23. Iman adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh
hati, mengucapkan (berikrar) dengan lisan dan mengamalkan
dengan anggota akan segala yang dibawa oleh Rasululah
Muhammad, SAW..
24. Sahadat, Shalat, Zakat, Puasa, dan Naik haji bagi yang sudah
mampu disebut sebagai Rukun Islam. Sedangkan, iman
kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada Kitab
ALLAH, Iman kepada para Rasul Allah, Iman kepada Hari
Akhir/Qiyamat, dan Iman kepada Qodho dan Qodar/ketentuan
Allah, disebut sebagai Rukun Iman.
25. Hukum Islam ada lima/5 yaitu wajib/fardhu, Sunat, haram,
makruh, mubah. Haram adalah larangan yang keras yang
apabila ditinggalkan mendapat pahla dan apabila dikerjakan
mendapat siksa.
26. Syarat adalah sesuatu yang harus dipenuhi dengan sempurna
seelum mengerjakan sesuatu. Kalau saja faktor ini tidak
terpenuhi, maka pekerjaannya dapat dianggap tidak
sah. Rukunadalah sesuatu yang harus dikerjakan dan
merupakan bagian pokok yang tidak boleh ditinggalkan dalam
melaksanakan suatu ibadah. Sedangkan Syah artinya adalah
sudah terpenuhi aturan (hukum) yang benar, atau cukup syarat
dan rukunnya.
27. Thaharah menurut arti bahasa adalah bersih. Sedangkan
menurut syarI adalah suci dari hadast dan najis Wudlu adalah
bersuci untuk menghilangkan hadats kecil dengan
menggunakan air yang suci lagi mensucikan pada anggota
tubuh yang telah ditentukan.
28. Air yang dipergunakan untuk bersuci adalah air yang bersih
(suci dan mensucikan), yaitu air yang turun dari langit atau
keluar dari perut bumi dan belum dipakai untuk bersuci. Air yang
suci dan mensucikan ada 7 macam yaitu;air hujan, air sungai,
air sumur, air laut, air telaga, air embun, air es/salju yang
mencair.
29. Tayamun adalah mengusap debu/tanah yang suci ke muka
dan kedua tangan sampai siku-siku dengan syarat-syarat yang
telah ditentukan.
30. Shalat menurut arti bahasa artinya berdoa. Sedangkan
menurut istilah, shalat adalah menghadapkan jiwa dan raga
kehadirat Allah (sebagai bentuk pengabdian) dalam bentuk
perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan salam. Jumlah seluruh Rakaat shalat dalam lima
waktu adalah sebanyak 17 rakaat
31. Nabi Muhammad, SAW diangkat oleh Allah menjadi Rasul
yaitu pada usia 40 tahun. Mukzizaat Nabi Muhammad SAW
adalah Al-Quran.
32. Izrail adalah Malaikat yang bertugas untuk mencabut nyawa
manusia. Sedangkan Malaikat yang bertugas mencatat amal
baik dan amal buruk adalah malaikat Raqib dan malaikat Atid.
33. Nabi Muhammad dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal,
tahun 571 M
34. Hasil dari pelaksanaan Isra dan Miraj Nabi Muhammad,
SAW adalah shalat lima waktu
35. Al-Quran diturunkan Allah kepada hambanya bukanlah
sekaligus atau satu jumlah kitab, melainkan secara berangsur-
angsur, ayat demi ayat sesuai dengan peristiwa dan keadaan
yang sedang dihadapi oleh Nabi. Lama Al-Quran diturunkan
adalah 22 tahun, 2 bulan, 22 hari
36. Al-Quran berjumlah 113 surat, dan 6666 ayat.
37. Malam Lailtaul Qodar adalah suatu malam yang lebih mulya
daripada 1000 bulan adalah malam.
38. Harriet BEECHER Stowe menulis buku dengan judul Uncle
Toms Cabin yang isi bukunya menceritakan perbudakan
sebelum perang saudara di AS pada abad 19.
39. PMI Kab. Majalengka mendapatkan pengalaman
lapangan/secara nyata dibidang Tracing and Mailing Service
(TMS) secara internasional yaitu pada saat terjdi Perang Teluk
Th. 1992
40. Tracing and Mailing Service dilaksanakan pada saat terjadi
konflik dalam negeri, hubungan diplomatic terputus, jalur
komunikasi hilang, perjalanan biasa tidak dapat dilaksanakan
41. Tugas- tugas dari TMS adalah mendata, memproses dan
menyampaikan semua informasi untuk identifikasi orang-orang
yang perlu mendapat bantuan menyampaikan berita keluarga
antar anggota keluarga yang terpisah mencari anggota yang
hilang mempersatukan anggota keluarga yang hilang
mendapatkan surat-surat resmu untuk keperluan-keperluan
tertentu, misalkan KTP atau Akta Kelahiran untuk mendapatkan
pensiunan atau pengobatan, dl.
42. Bencana adalah peristiwa/rangkaian kejadian yang
disebabkan alam, manusia, atau keduanya yang menyebabkan
kerugian harta benda atau jiwa dan lingkungan serta
menghambat jalannya roda pemerintahan.
43. Memperbaiki sarana dan prasarana yang russak yang
diakibatkan oleh bencana disebut rehabilitasi.
44. Menurut istilah PMI, bencana dibagi menjadi tiga macam
bencana, yaitu bencana ringan, bencana sedang, bencana
besar.Terdapat 5 paska azas operasional penanggulangan
bencana yaitu Tepat Lokasi, Sasaran, Waktu, Kuantitas,
Kualitas.
45. Jika terjadi bencana PMI dapat memberikan bantuan
berupa pertolongan, pengungsian, penampungan darurat,
bantuan pangan, bantuan sandang, bantuan medik dan
sosia.
46. Organisasi yang memadai, tenaga pelaksana yang terlatih,
planning / rencana yang matang, logistik dan dana yang
memadai, pemimpin yang baik, evaluasi dan pelaporan, adalah
faktor-faktor kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana
yang dilakukan oleh PMI.
47. Tenda atau kemah adalah suatu sarana yang sering
digunakan dalam menghadapi keadaan darurat seperti saat
terjadi bencana alam dan sebagainya.
48. Tenda yang sering digunakan oleh peserta Jumbara atau
Harjapra adalah tenda Tenda Dinding
49. Tenda yang berukuran 5 x 7 yang dapat menampung / memuat
12 orang, dengan tinggi 3,5 m disebut tenda Tenda Regu
50. Tiga faktor penentu dalam mendirikan tenda
yaitu Jenis Tenda, Tali Temali, Lokasi
51. Kemiringan tanah, arah mata angin dan struktur tanah adalah
faktor faktor penentu dalam mendirikan tenda, yaitu termasuk
pada faktor Lokasi
52. Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum merawat orang lain
yang sakit adalah mencuci tangan dan memakai celemek.
53. Dua pelaksanaan perawatan umum yang harus diperhatikan
adalah persiapan sebelum merawat orang sakit, mengukur
suhu, menghitung nadi, dan menghitung pernapasan.
54. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh
adalah termometer celcius, Fahrenheit, reamur.
55. Tempat menyimpan air raksa pada thermometer
disebut reservoir.
56. Tiga tempat yang dapat digunakan untuk pengukuran suhu
tubuh yaitu ketiak, dubur, mulut.
57. Lima tempat tempat untuk menghitung nadi adalah leher,
lipatan paha, pergelangan tangan, ubun-ubun pada bayi,
sisi dalam dari lengan atas.
58. Satu kali pernapasan artinya satu kali menarik napas dan
satu kali mengeluarkan napas.
59. Ada empat macam pemberian kompres kepada pasien,
yaitu kompres dingin kering, kompres dingin basah,
kompres panas kering, kompres panas basah.
60. Satu regu DU terdiri dari beberapa petugas/pejabat, yaitu 1
ketua, 1 wk, 1 Petugas TU, 1 Petugas Logistik, 1 Petugas
Memasak, 1 Petugas Distribusi
61. Berikut adalah sebuah contoh dari Kartu Distribusi yang
biasa digunakan oleh petugas Dapur Umum !!
KARTU DISTRIBUSI

Nomor Dapur :
Nomor Kode DU :
Nama Kepala Keluarga :
Jumlah Jiwa :
Alamat :

Tanggal Makan Pagi Makan Siang Ttd. Petugas

94. Transfusi Darah adalah tindakan medis memberikan darah


pada penderita yang darahnya telah tersedia dalam kemasan
yang memenuhi syarat dan diberikan secara langsung.
95. Usia minimal 17 tahun, bb 45 kg, kadar hb 12,5 mmhg,
tekanan darah sistolik 100-180 dan diastolik 50-100 mmhg, tidak
sedang hamil/menyusui, dalam 6th ke belakang tidak menderita
sakit berat, dan dinyatakan sehat oleh dokter, adalah
termasuk syarat-syarat untuk Menyumbangkan/Penyumbang
darah.
96. Dasar hukum transfusi darah yang dilaksanakan oleh PMI
adalah sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18
Tahun 1980 dan Lembaran Negara Nomor 27 Tahun 1980.
97. Seseorang dalam satu tahun hanya diperbolehkan
menyumbangkan darahnya maksimal . Kali 4 atau 5 kali.
98. Ketua PMI yang ke I (1945 1946) adalah Drs. Moh. Hatta,
dan yang sekarang adalah Mari Muhamad
99. Empat macam golongan darah yaitu A, B, O, AB
PRINSIP PMR
Prinsip dasar kepalangmerahan
Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan
dilaksanakan oleh setiap anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal
dengan nama"7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red
Crescent).
1. Kemanusiaan
2. Kesamaan
3. Kenetralan
4. Kemandirian
5. Kesukarelaan
6. Kesatuan
7. Kesemestaan
Pendidikan dan pelatihan PMR
Untuk mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja
disekolah, harus diadakan Pendidikan dan Pelatihan Diklat untuk lebih
mengenal apa itu sebenarnya PMR dan sejarahnya mengapa sampai ada
di Indonesia, dan pada diklat ini para peserta juga mendapatkan
sertifikat dari PMI. Dan baru dianggap resmi menjadi anggota palang
merah apabila sudah mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh
palang merah remaja disekolah.
PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:
1. Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam
keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan.
2. Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan
kepalangmerahan.
3. Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan
kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
4. Remaja adalah kader relawan.
5. Remaja calon pemimpin PMI masa depan.
ORGANISASI PMR
Organisasi PMR di Sekolah

a. Pembinaan PMR dilaksanakan oleh PMI


b. Di Lingkungan PMI Pusat/Daerah/Cabang, Pembinaan PMR
dilaksanakan oleh Bidang SDM/PMR/Diklat
c. PMR di sekolah disebut Kelompok PMR yang beranggotakan
minimal 10 orang
d. Kegiatan PMR disekolah merupakan bagian dari kegiatan ekstra
kulikuler dibawah pembinaan wakil kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan
e. Struktur Organisasi PMR Di Sekolah Kelompok PMR disekolah
secara struktural mempunyai struktur sendiri sebagai kelompok PMR,
dan dalam kegiatannya secara fungsional termasuk seksi Kesegaran
Jasmani dan Daya Kreasi OSIS
f. Susunan Pengurus PMR di sekolah :
1) Pelindung adalah TP PMI Kota/ Kabupaten
2) Penanggung jawab adalah Kepala Sekolah
3) Pembina PMR
4) Pelatih PMI

Pengurus harian PMR terdiri dari siswa-siswi yang telah menjadi


anggota PMR dengan masa bakti minimal 1 tahun, terdiri dari :
a) Seorang Ketua
b) Seorang wakil ketua
c) Seorang sekretaris
d) Seorang bendahara
e) Unit-unit :
(1) Bakti Masyarakat
(2) Keterampilan, kebersihan, dan kesehatan
(3) Persahabatan
(4) Umum

SEJARAH PMR
Palang Merah Remaja
Palang Merah Remaja atau PMR adalah wadah pembinaan dan
pengembangan anggota remaja yang dilaksanakan oleh Palang Merah
Indonesia. Terdapat di PMI Cabang seluruh Indonesia dengan anggota
lebih dari 1 juta orang. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan
PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang
kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta
mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
SEJARAH
PALANG MERAH REMAJA (PMR)
Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya
Perang Dunia I (1914 1918) pada waktu itu Australia sedang
mengalami peperangan. Karena Palang Merah Australia kekurangan
tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak
sekolah supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya.
Mereka diberikan tugas tugas ringan seperti mengumpulkan pakaian-
pakaian bekas dan majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-anak
tersebut terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah
Pemuda (PMP) kemudian menjadi Palang Merah Remaja (PMR).
Pada tahun 1919 didalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah
Internasional diputuskan bahwa gerakan Palang Merah Remaja
menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah. Kemudian usaha tersebut diikuti oleh negara-negara lain. Dan
pada tahun 1960, dari 145 Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah sebagian besar sudah memiliki Palang Merah Remaja.
Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di
Jakarta, PMI membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh
Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret
1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di Indonesia.

Jumbara
Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira adalah kegiatan besar organisasi
PMR seperti halnya jambore pada organisasi Pramuka.Jumbara
diadakan dalam setiap tingkatan. Ada jumbara tingkat kabupaten,
daerah dan Jumbara Nasional. dimana pelaksanaanya disesuaikan
dengan kemampuan PMI daerah yang bersangkutan.
Tribakti PMR
dalam PMR ada tugas yang arus dilaksanakan, dalam PMR dikenal tri
bakti yang harus diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh semua
anggota. TRIBAKTI PMR (2009) tersebut adalah:
1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat
2. Berkarya dan berbakti di masyarakat
3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional.

Tingkatan PMR
Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang
pendidikan atau usianya
1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara
pelajar Sekolah Dasar (10-12 tahun). Warna emblem Hijau
2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara
pelajar Sekolah Menengah Pertama (12-15 tahun). Warna
emblem Biru Langit
3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara
pelajar Sekolah Menengah Atas(15-17 tahun). Warna emblem
Kuning
SEJARAH PMI
GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH
INTERNATIONAL

A. GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH


INTERNATIONALSEJARAH LAHIRNYA GERAKAN

Pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan


Perancis dan Italia sedang bertempur, melawan pasukan Austria dalam
suatu peperangan yang mengerikan. Pada hari yang sama, seorang
pemuda warga negara Swiss, Henry Dunant, berada disana dalam
rangka perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis Napoleon III.
Puluhan ribu tentara terluka, sementara bantuan medis militer tidak
cukup untuk merawat 40.000 orang yang emnajdi korban pertempuran
tersebut. Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunan
bekerjasama dengan penduduk setempat segera bertindak
mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.
Beberapa waktu kemudian, setelah kembali ke Swiss, dia menuangkan
kesan dan pengalaman tersebut kedalam sebuah buku berjudul
"Kenangan dari Solferino", yang menggemparkan seluruh Eropa.
Dalam bukunya, Henry Dunant mengajukan dua gagasan :
1. Membentuk organisasi kemanusiaan internasional, yang dapat
dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong para
prajurit yang cedera di medan perang.
2. Mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang
cedera di medan perang serta perlindungan sukarelawan dan organisasi
tersebut pada waktu memberikan pertolongan pada saat perang.

Pada tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan
Henry Dunant untuk mengembangkan gagasan pertama tersebut.
Mereka bersama-sama membentuk "Komite Internasional untuk
bantuan para tentara yang cedera", yang sekarang disebutKomite
Internasional Palang Merah atau International Committee of the Red
Cross (ICRC).

Dalam perkembangannya kelak untuk melaksanakan kegiatan


kemanusiaan di setiap negara, maka didirikanlah organisasi
sukarelawan yang bertugas untuk membantu bagian medis angkatan
darat pada waktu perang. Organisasi tersebut yang sekarang
disebut Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.

Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864, atas prakarsa pemerintah


federal Swiss diadakan Konferensi Internasional yang dihadiri
beberapa negara untuk menyetujui adanya "Konvensi perbaikan
kondisi prajurit yang cedera di medan perang". Konvensi ini kemudian
disempurnakan dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III
dan IV tahun 1949 atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah .
Konvensi ini merupakan salah satu komponen dari Hukum
Perikemanusiaan Internasional (HPI) suatu ketentuan Internasional
yang mengatur perlindungan bantuan korban perang.

PALANG MERAH INTERNASIONAL


1. Komite Internasional Palang Merah / International Committee of the
Red Cross (ICRC),yang dibentuk pada tahun 1863 dan bermarkas besar
di Swiss. ICRC merupakan lembaga kemanusiaan yang bersifat
mandiri, dan sebagai penengah yang netral. ICRC berdasarkan
prakarsanya atau konvensi-konvensi Jenewa 1949 berkewajiban
memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban dalam
pertikaian bersenjata internasional maupun kekacauan dalam negeri.
Selain memberikan bantuan dan perlindungan untuk korban perang,
ICRC juga bertugas untuk menjamin penghormatan terhadap Hukum
Perikemanusiaan internasional.

2. Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, yang


didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia, yang kini berjumlah
176 Perhimpunan Nasional, termasuk Palang Merah
Indonesia. Kegiatan perhimpunan nasional beragam seperti bantuan
darurat pada bencana, pelayanan kesehatan, bantuan sosial, pelatihan
P3K dan pelayanan transfusi darah.

3. Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit


Merah / International Federation of Red Cross and Red Crescent
(IFRC), Pendirian Federasi diprakarsai oleh Henry Davidson, warga
negara Amerika yang disahkan pada suatu Konferensi Internasional
Kesehatan pada tahun 1919 untuk mengkoordinir bantuan
kemanusiaan, khususnya saat itu untuk menolong korban dampak
paska perang dunia I dalam bidang kesehatan dan sosial. Federasi
bermarkas besar di Swiss dan menjalankan tugas koordinasi anggota
Perhimpunan Nasional dalam program bantuan kemanusiaan pada
masa damai, dan memfasilitasi pendirian dan pengembangan
organisasi palang merah nasional.

PERTEMUAN ORGANISASI PALANG MERAH


INTERNASIONAL
Sesuai dengan Statuta dan Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah menyebutkan empat tahun sekali diselenggarakan
Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
(Internasional Red Cross Conference). Konferensi ini dihadiri oleh
seluruh komponen Gerakan Palang Merah Internasional (ICRC,
perhimpunan nasional dan Federasi Internasional) serta seluruh negara
peserta Konvensi Jenewa. Konferensi ini merupakan badan tertinggi
dalam Gerakan dan mempunyai mandat untuk membahas dan
memutuskan semua ketentuan internasional yang berkaitan dengan
kegiatan kemanusiaan kepalangmerahan yang akan menjadi komitmen
semua peserta.

Dua tahun sekali , Gerakan Palang Merah Internasional juga


mengadakan pertemuan Dewan Delegasi (Council of Delegates) , yang
anggotanya terdiri atas seluruh komponen Gerakan. Dewan Delegasi
akan membahas permasalahan yang akan dibawa dalam konferensi
internasional. Suatu tim yang dibentuk secara khusus untuk
menyiapkan pertemuan selang antar konferensi internasional yaitu
Komisi Kerja (Standing Commission).
Bersamaan dengan pertemuan tersebut, khusus untuk Federasi
Internasional dan anggota perhimpunan nasional juga mengadakan
pertemuan Sidang Umum (General Assembly) sebagai forum untuk
membahas program kepalangmerahan dan pengembangannya.
ORGANISASI PALANG MERAH INDONESIA (PMI)
SEJARAH PMI
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak
masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21
Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah
di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie
(Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali
sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk
dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas
terutama dari kalangan terpelajar Indonesia . Mereka berusaha keras
membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada
tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa
rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat.
Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali
mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun
sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara
Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali
disimpan.
Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945,
yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno
mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah
Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu
menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I,
pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari:
dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana;
dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).
Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada
17 September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban
perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia
dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena
kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada
tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan
disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun
1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.
Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323
cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi
Darah di seluruh Indonesia.

PERAN AN TUDGAS PMI


Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan,
terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam
ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh
pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.
Tugas Pokok PMI :
1. Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
2. Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
3. Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
4. Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah no
18 tahun 1980)

Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh)


prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu
Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian,
Kesatuan dan Kesemestaan.

MATERI PMR
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Rumah Tangga
Kecelakaan di rumah tangga dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok
besar:
1. murni kecelakaan ( trauma fisik, panas, kimia, dll)
2. kedaruratan medik ( umumnya karena penyakit yang diderita seperti
kejang, tidak sadar, ngamuk, dan sebagainya ).

Beberapa kejadian yang sering dijumpai di rumah tangga:


1. Memar
Memar terjadi karena trauma/benturan benda keras. Jatuh ke lantai
terbentur meja tembok. Tanda yang terlihat adanya benjolan pada
bagian yang terantuk, kadang disertai wama kebiruan ( dapat muncul
esok hari ). Benjol dan kebiruan disebabkan karena pembuluh darah
pada bagian yang terkena benturan pecah dan darah masuk kejaringan
sekitarnya. Cara mengatasinya jika tidak ada luka langsung dikompres
dingin pada bagian yang terbentur. Hal ini untuk mencegah bertambah
banyak darah yang merembes ke jaringan. Pengompresan juga akan
mengurangi udema (pembengkakan). Pada hari berikut dilihat kondisi
pembengkakan berkurang atau tidak. Pada periode ini penatalaksanaan
ditujukan untuk mengurangi/menghilangkan pembengkakan. Cara
yang digunakan dengan memberikan kompres panas selama 3-5 menit,
untuk melebarkan pembutuh darah setempat, setelah itu dikompres
dingin selama 1-2 menit. Hal ini dilakukan 4 - 5 kali sehari sampai
bengkak menghilang. Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan
kompres panas yakni suhu panas jangan sampai menimbulkan luka
bakar. Kompres panas dapat menggunakan air panas dalam kantong
atau dengan obat pemanas kulit ( salep/ krim / balsam ). Penggunaan
obat yang ditempatkan pada kulit perlu diperhatikan efeknya.
Memar dapat terjadi di semua bagian tubuh. Untuk memar yang terjadi
di sekitar mata, misalnya terkena tinju. Cara penatalaksanaan sama
yakni dalam 24 jam pertama diberikan kompres dingin, selanjutnya
kompres panas dingin berganti-ganti. Hal yang perlu diperhatikan
adalah penyebab dan kondisi memar mata yang dapat menimbulkan
penyulit, misal tulang dasar kepata retak atau tulang sekitar bola mata
retak/patah. Untuk memastikan biasanya diawali dengan melihat
ukuran trauma, ada tidaknya gangguan penglihatan. Jika diduga terjadi
keadaan semacam ini maka harus segera dirujuk ke rumah sakit.

2. Laserasi Atau Luka Parut


Luka parut disebabkan karena benda keras yang merusak permukaan
kulit, misalnya karena jatuh saat berlari. Permukaan kulit yang rusak
mengakibatkan terjadi perdarahan. Banyaknya perdarahan tergantung
dari lokasi luka, dalam dan luas luka. Luka parut di kepala ( misal
terantuk ) umumnya minimbulkan perdarahan lebih banyak dibanding
di tempat lain. Cara mengatasi luka parut, bila ada perdarahan
dihentikan terlebih dahulu dengan cara menekan bagian yang
mengeluarkan darah dengan kasa steril atau saputangan/kain bersih.
Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Luka
dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang cukup bersih.
Perhatikan pada luka, bila dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau
benda lain ) keluarkan. Bila ternyata luka terlalu dalam, rujuk ke rumah
sakit. Setelah bersih dapat diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon
iodine atau kasa anti-infeksi.

3. Terpotong Atau Teriris


Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkan oleh
benda tajam, bentuk lukanya teratur dan dalam, perdarahan cukup
banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah arteri yang putus terpotong.
Cara mengatasinya pertama, menangani perdarahan terlebih dahulu
yakni dilakukan dengan menekan bagian yang mengeluarkan darah
dengan menggunakan kasa steril atau kain yang bersih. Bila ada
pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup besar, dilakukan
pembalutan torniquet. Pembalutan dilakukan dengan menempatkan
tali/ikat pinggang/saputangan pada bagian antara luka dan jantung
secara melingkar, kemudian dengan menggunakan sepotong
kayu/ballpoint tali/ikat pinggang/saputangan tadi diputar sampai
lilitannya benar-benar kencang (lihat gambar 1). Tujuan cara ini untuk
menghentikan aliran darah yang keluar dari luka. Setelah itu, luka
ditutup dan rujuk ke rumah sakit. Pembebatan torniquet dilakukan pada
lengan atas atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan efektif.
Pada luka yang teriris dioles anti infeksi kemudian ditutup kasa steril.

4. Luka Bakar
Luka Bakar sering terjadi di rumah tangga di antaranya terkena api,
tersiram air panas, minyak panas, sampai kuah masakan yang panas.
Berat ringan luka bakar sangat tergantung pada luas dan dalam luka
bakar tersebut. Luka bakar dibedakan atas, luka bakar kering umumnya
karena api, sengatan listrik, logam panas; luka bakar karena cairan
panas, air mendidih, uap panas, minyak panas, dll; luka bakar karena
zat kimia, asam pekat, alkali pekat, dll. Tanda-tanda luka bakar sesuai
tingkat keparahannya, yakni luka bakar ringan rasa panas dan nyeri,
kemerah-merahan pada bagian yang terkena panas, kadang-kadang ada
pembengkakan. Luka bakar sedang cirinya bagian yang terkena lebih
dalam dari permukaan kulit, rasa panas dan nyeri lebih hebat, selain
kemerahan juga timbul gelembung yang berisi cairan. Luka bakar berat
cirinya jaringan yang terkena lebih dalam sampai jaringan di bawah
kulit, tampak ada jaringan yang mati ( kehitaman ). Hal yang perlu
diperhatikan selain kedalaman luka bakar juga luas permukaan kulit
yang terkena trauma panas. Semakin luas permukaan kulit yang terkena
semakin membahayakan jiwa korban.

Penatalaksanaan luka bakar tergantung pada tingkat keparahannya.


a. Luka bakar ringan
Derajat ringan jika luas kurang dari 50% atau derajat sedang dengan
dengan luas kurang dari 15 % atau derajat berat kurang dari 2%. Bagian
yang terkena panas dikompres dengan air dingin atau dialiri air dingin.
Bila terlalu luas segera rujuk kerumah sakit. Bagian yang melepuh
jangan dipecah, tetapi ditutupi. Tidak dianjurkan mengolesi luka bakar
dengan odol/kamfer, keadaan ini justru akan memperberat kondisi luka
bakar dan akan menambah penderitaan, sebab saat membersihkan akan
terasa sakit.
b. Luka Bakar Sedang.
Derajat ringan dengan luas lebih dari 50%, derajat sedang dengan
luasc15-30%, atau derajat berat dengan luas lebih dari 2 % perlu
segera dirujuk ke rumah sakit dengan menutupi bagian yang terkena
panas.
c. Luka bakar berat.
Lebih parah dan lebih luas dari kondisi luka bakar sedang, segera
rujuk ke rumah sakit yang lengkap.
Obat-obatan yang diperlukan pada luka bakar, terutama bila permukaan
kulit terbuka, adalah anti infeksi yang diberikan secara oles/topikal
untuk mencegah kemungkinan terinfeksi. Hal lain yang perlu
diperhatikan karena dapat mengancam korban luka bakar adalah
kehilangan cairan tubuh (dehidrasi), karena permukaan kulit yang
rusak, infeksi, cacat tubuh karena adanya jaringan parut akibat luka
bakar (kontraktur). Untuk luka bakar karena zat kimia perlu
penatalaksanaan khusus, secara umum luka bakar dialiri air dingin
lebih lama ( 20 - 30 menit ), tutup dengan kain halus, dan rujuk ke
rumah sakit.

5. Terkilir, Lepas Sendi, dan Patah Tulang


Keadaan ini sering terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Cara
mengatasi terkilir, pertama dilakukan kompres dingin untuk
mengurangi pembengkakan sendi, kemudian dilakukan pembalutan
ketat dua lapis untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan.
Istirahatkan sampai bengkaknya hilang. Lepas sendi (luxasio) sering
terjadi pada usia lanjut, terutama sendi mandibula. Penatalaksanaan
lepas sendi harus dilakukan di rumah sakit oleh ahli ortopedi untuk
mengembalikan sendi ke posisi normal. Patah tulang (fracture) dapat
tertutup dapat terbuka. Patah tulang terbuka terjadi jika salah satu ujung
tulang keluar permukaan kulit sehingga menimbulkan luka. Patah
tulang yang banyak terjadi dalam rumah tangga karena jatuh dari atap,
dari pohon, atau terpeleset. Pada wanita usia lanjut banyak terjadi patah
tulang di leher tulang paha ( colum femur ). Penatalaksanaan patah
tulang dilakukan di rumah sakit. Namun demikian, sebelum dirujuk ke
rumah sakit dapat dilakukan pertolongan pertama sebagai berikut:
korban dibaringkan, bagian tulang yang diperkirakan patah
diistirahatkan, jangan sampai bergerak. Untuk itu harus dilakukan
pembidaian. Prinsip pembidaian adalah "mematikan" dua persendian
yang membatasi bagian tulang yang patah. Pembidaian dilakukan agar
bagian yang patah tidak bergerak atau bergeser. Pada patah tulang
terbuka selain tindakan seperti di atas, perdarahan dihentikan dan luka
ditutupi dengan kain steril atau kain bersih agar tidak terkontaminasi
bakteri. Selanjutnya dirujuk ke rumah sakit. Pada fraktur terbuka tidak
boleh menarik atau membetulkan bagian yang patah dan/atau
memasukan ujung tulang yang mencuat keluar.

6. Mimisan atau Perdarahan Hidung.


Kejadian ini sering terjadi pada anak-anak, baik karena dikorek-korek
atau karena hal lain (demam). Cara mengatasi yang paling mudah
dengan mendudukkan anak agak menunduk, cuping hidung kanan kiri
dipencet bersamaan, dan bernapas melalui mulut. Tunggu sampai 10
menit. Bila darah masih keluar, segera rujuk ke rumah sakit.
Penggunaan cara tradisional dengan daun sirih, dapat membantu
menghentikan perdarahan karena daun sirih mengandung zat yang
menyempitkan pembuluh darah.

7. Pingsan (syncope)
Pingsan adalah suatu keadaan seseorang kehilangan kesadarannya. Hal
ini sering terjadi karena kondisi fisik ataupun mental tidak baik. Cara
mengatasi keadaan ini, sebelum melakukan tindakan perhatikan
pernapasannya. Bila masih bernapas segera baringkan dengan posisi
kepala lebih rendah dari dada dan kaki, pakaian yang kencang
dilonggarkan. Badan dihangatkan. Pingsan karena kejiwaan agak sulit
ditangani sebab biasanya disertai kejang ( misal dalam keadaan histeris
). Bila tidak bernapas, raba nadinya, bila tidak teraba, lakukan resusitasi
jantung paru. Bila tidak dapat segera rujuk ke rumah sakit

8. Benda asing
Benda asing adalah benda yang tidak biasa di dalam tubuh, seperti duri
menusuk dan tertinggal dalam kulit, biji-bijian yang dimasukkan ke
dalam hidung telinga, telinga kemasukan serangga, dan saluran napas
tersumbat makanan. Kejadian yang sering dijumpai adalah anak-anak
yang memasukkan benda asing ke lubang hidung. Cara mengatasinya,
bila benda asing tidak terlalu besar, diusahakan untuk bersin. Caranya
dengan mencium bubuk merica. Jika dengan cara tersebut tidak
berhasil segera dirujuk ke rumah sakit. Jangan mengkorek atau
menyemprot dengan air karena hal ini dapat memperparah keadaan
atau benda asing semakin dalam.
Jika ditemukan benda asing di telinga, misalnya serangga harus
dikeluarkan dengan meneteskan minyak mineral (gliserin/parafin cair)
atau obat tetes telinga, kemudian miringkan dan amati benda asing
tersebut keluar atau tidak. Bila tidak keluar, jangan melakukan tindakan
apapun sebab dapat merusak saluran atau selaput kendang telinga.
Benda asing di mata, prinsip jangan menggosok-gosok kelopak mata.
Bila ada darah segera rujuk ke rumah sakit. Bila debu yang halus, dapat
dilakukan dengan membalik kelopak mata, dengan ujung kapas atau
saputangan yang dibasahi ambil debu yang ada di mata. Dapat juga
dilakukan dengan gelas pencuci mata, atau dengan mengaliri air bersih.
Bila benda asing menancap pada selaput lendir bola mata, segera rujuk
kerumah sakit. Benda asing dikulit, misal duri, bila ujung duri masih
teraba cabut dengan alat penjepit yang telah
dibersihkan/disucihamakan. Bila halus, duri bambu/kaktus/ulat bulu,
dapat dengan cara menempelkan plester pada kulit yang tercancap duri
halus, kemudian plester dicabut dengan cepat. Lakukan berulang-ulang
sampai duri/bulu halus tercabut semua. Bila Benda asing masuk ke
dalam tenggorokan, sehingga menyumbat saluran nafas, perlu
dilakukan tindakan yang cepat dan segera. Pada bayi dengan cara
mengangkat kedua kaki dan tepuk punggungnya. Pada anak-anak,
dengan cara tengkurupkan pada lutut, atau kursi yang dibalik tepuk
punggungnya. Pada anak yang besar atau dewasa dengan metode
Heimlich. Bila tidak berhasil segera rujuk ke rumah sakit. Duri ikan
yang tercancap ditenggorokan dapat diatasi dengan menelan bakpao,
atau nasi/ketan yang dikepal kemudian ditelan. Bila tidak berhasil rujuk
ke rumah sakit.
9. Keracunan.
Dalam rumah tangga keracunan dapat terjadi karena
makanan/minuman misal keracunan singkong, bongkrek, jengkol,
minuman lapen atau karena zat kimia seperti baygon, pemutih, racun
tikus, dan lainnya. Keracunanan makanan dan minuman ditandai
dengan gangguan saluran cerna, mual, muntah, sampai diare, kepala
berputar-putar, pada keadaan yang berat dapat terjadi gangguan
gangguan pernapasan dan dapat meninggal dunia, misalnya kejadian
keracunan bongkrek di daerah Banyumas. Khusus untuk keracunan
karena makan jengkol, ditandai dengan gangguan saluran kemih,
berupa nyeri dan air seni sedikit. Cara mengatasi secara umum, bila
baru terjadi dan korban masih sadar, dengan mengeluarkan bahan
makanan dari lambung dengan memacu muntah. Caranya dengan
mengorek tenggorokan dengan jari.
Bila tidak sadar segera rujuk ke rumah sakit, apalagi telah muncul tanda
kebiruan (sianotis) pada daerah-daerah ujung jari dan bibir. Untuk
mengatasi keracunan kimiawi diperlukan penatalaksanaan khusus dan
hanya dilakukan di rumah sakit. Akan sangat menolong bila korban
yang dirujuk ke rumah sakit disertai dengan zat racun yang
diminum/dimakan. Beberapa cara tradisional yang dilakukan dengan
minum air kelapa muda dan sebagainya.
Hal ini dapat dilakukan bila korban sadar. Jangan sekali-kali
memasukkan makanan-minuman melalui mulut pada keadaan pasien
tidak sadar.

10. Gigitan hewan, Sengatan Serangga dan Racun dari Tumbuh-


tumbuhan.
Kejadian gigitan/sengatan dari hewan maupun tumbuhan dapat terjadi
pada rumah tangga. Mulai dari hewan kecil, seperti tungau, pinjal,
lebah, nyamuk, kaki seribu, kelabang, sampai ular, anjing. Akibat yang
nyata terlihat adanya perlukaan pada kulit dan adanya tanda
peradangan ( merah bengkak, sakit/nyeri ). Pada kondisi yang lebih
buruk dapat terjadi kekakuan / kelumpuhan bagian yang terluka.
Khusus pada gigitan ular yang beracun ada dua lubang bekas masuknya
taring ular berbisa. Cara mengatasi gigitan hewan ( anjing, kucing, kera
) korban ditenangkan luka dicuci dengan air bersih dan sabun, beri
antiseptik balut, dan rujuk ke rumah sakit. Bila ada perdarahan hentikan
perdarahan dengan cara seperti luka potong atau luka sayat. Jika luka
karena sengatan serangga, segera lepas serangga dari tempat
gigitannya, dengan menggunakan minyak pelumas, atau terpentin atau
minyak cat kuku. Setelah terlepas (kepala dan tubuh serangga) luka
dibersihkan dengan sabun dan diolesi calamine atau krim antihistamin.
Bila tersengat lebah, ambil sengatnya dengan jarum halus, bersihkan
dan oleskan krim antihistamin atau kompres es bagian yang tersengat.
Bila menunjukkan adanya tanda-tanda membahayakan, seperti kepala
berputar-putar, mual-muntah, pucat apalagi sampai sesak napas, segera
rujuk ke rumah sakit. Sementara, penanganan gigitan ular beracun
dengan melakukan torniquet antara bekas gigitan dengan jantung,
istirahatkan bagian yang tergigit, seperti kita menangani patah tulang.
Rujuk ke rumah sakit. Jangan melakukan sayatan silang dan menghisap
darah dari luka sayatan tersebut, sebab selain membahayakan diri bagi
yang menghisap darah, juga akan menimbulkan luka infeksi pada
korban.

11. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas


Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya,
harus segera dilakukan nafas buatan. Cara yang paling praktis dan
efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan
jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban. Langkah-langkah
pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai
berikut :
1. Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
2. Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3. Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut
korban rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan
pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat
selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan
meniupnya.
4. Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a. Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada
setiap menit.
b. Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit

12. P3K bagi korban Sengatan Listrik


1. Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet
yang dalam keadaan kering
2. Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau
mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
3. Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera
dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis dating

13. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah


1. Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya
kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai
pendarahan berhenti.
2. Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih
lainnya, misalnya kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau
sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika.
3. Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi
menggunakan baju kotor atau tangan telanjang untuk menekan bagian
yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur karena kehilangan
darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.
4. Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena
pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh
dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air
ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
5. Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok,
untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling
menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan
termasuk ikat pinggang.

14. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok


1. Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali
disertai dengan shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal,
karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya
atau terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan
darah pada organ-organ penting.
2. Tanda-tanda Shok
a. Denyut nadi cepat tapi lemah
b. Merasa lemas
c. Muka pucat
d. Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-
kadang pasien menggigil
e. Merasa haus
f. Merasa mual
g. Nafas tidak teratur
h. Tekanan darah sangat rendah
4. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan
dengan cara :
a. Menghentikan pendarahan
b. Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
c. Memberi nafas buatan
d. Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling
menyenangkan
5. Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi
Shok :
a. Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah
dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan
otak.
b. Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas
posisi kepala.
c. Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin
usahakan pasien tidak melihat lukanya
d. Pasien/penderita yang sadar, tidak muntah dan tidak mengalami luka
di perut, dapat diberi larutan shok yang terdiri dari :
1 sendok teh garam dapur
sendok teh tepung soda kue
4-5 gelas air
dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
e. Perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat
penanganan yang kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang
lebih parah, Cepat-cepat panggil dokter
15. Gigitan Serangga
Gigitan serangga dapat datang kapan saja. Dari nyamuk, lebah, tawon,
semut, dan ulat bulu. Meski dampaknya tak serius, kita tetap perlu
menghindarinya. Sebab, gigitan serangga bisa membuat kulit anak
bengkak, gatal, dan nyeri disertai kemerahan.
Hal itu karena gigitan serangga mengandung toksin. Yang perlu
diwaspadai, toksin juga bisa mengandung bibit penyakit demam
berdarah atau malaria. Berikut tips pertolongan pertama pada kasus
gigitan serangga.
16. Sengatan lebah atau tawon
Lepaskan sengat lebah yang masih tertinggal pada kulit anak.
Beri kompres dingin pada gigitan untuk mengurangi rasa nyeri dan
gatal.
Beri salep antihistamin yang dijual bebas di apotek.
Beri sirup parasetamol sesuai aturan pakai.
17. Terkena ulat bulu
Balurkan kunyit parut pada kulit untuk menghilangkan rasa nyeri dan
panas. Kandungan kurkumin kunyit berfungsi untuk meredakan
peradangan. Hal itu dibuktikan oleh Julie S.Jurenka, staf penelitian dari
Alternative Medicine Review (2009).

18. Gigitan nyamuk


Bersihkan dengan air dan sabun pada bagian kulit yang digigit. Lalu,
oles dengan balsem telon khusus bayi dan anak yang dapat meredakan
rasa.
Untuk pencegahan, aplikasikan lotion anti-nyamuk. Menurut The
Center for Disease Control and Prevention, lotion yang aman
mengandung tak lebih dari 10 persen DEET (dalam kemasan tertulis
N-diethyl-meta-toluamide), lemon eucalyptus, atau picaridin.

Jenis Obat dan Alat Kesehatan yang Perlu Tersedia


Jenis persediaan obat dan alat kesehatan di rumah tangga sangat
tergantung pada kejadian yang sering dialami di rumah tangga,
misalnya demam, anak kejang (stuip), dan perlukaan. Obat dan alat
kesehatan yang disediakan harus berkaitan dengan hal tersebut. Secara
umum berdasar angka kejadian obat dan alat kesehatan yang perlu
disediakan adalah obat batuk ( anak dan dewasa ): Obat Batuk Hitam
(OBH), Obat Batuk Putih (OBP), tablet antibatuk; obat sakit
perut/diare: oralit, carbon adsorbent (norit), tablet maag; obat
pengurang rasa nyeri/demam: parasetamol sirup dan tablet, aspirin
tablet (khusus dewasa); obat untuk alergi: ctm, dan salep antihistamin;
obat anti mabuk (khusus bagi yang sering bepergian); obat yang
digunakan secara topikal (dioleskan pada kulit): cairan antiseptik
(mercurochrom, povidon iodine), salep/krim anti histamin, salep/krim
pengurang rasa nyeri (kayu putih, minyak telon, balsern dll.), dan tetes
mata. Alat kesehatan yang diperlukan di rumah tangga antara lain
adalah kasa pembalut, pembalut elastis, kasa steril, plester biasa
maupun yang sudah ada anti infeksinya, pembalut segitiga (mitela),
peniti, pinset, termometer, dan gelas pencuci mata.
Jumlah yang Harus Tersedia
Jumlah obat dan alat kesehatan yang harus tersedia sangat tergantung
pada situasi. Besar kecil lemari obat tergantung dari jauh tidaknya
rumah dengan fasilitas kesehatan, kemudahan mencapainya, serta
kejadian di rumah tangga. Kecelakaan yang sering terjadi di rumah
tangga dan kesulitan mencapai fasilitas kesehatan menyebabkan
ketersediaan obat dan alat kesehatan di rumah tangga harus lengkap
jenis dan jumlahnya.

Tempat Mendapatkan Obat dan Alat Kesehatan


Pengadaan obat tidak menjadi persoalan sebab banyak toko obat/apotik
yang menyediakan obat dan alat kesehatan. Usahakan membeli pada
toko obat yang telah mendapat izin resmi dari departemen kesehatan
(ada asisten apoteker), perhatikan kemasannya, dan mintalah petunjuk
penggunaan.
Cara Penyimpanan Obat dan Alat Kesehatan
Kotak/lemari obat ditempatkan pada tempat yang mudah terjangkau,
namun tidak mudah dijangkau oleh anak-anak. Jangan ditempatkan di
daerah yang terkena cahaya matahari langsung, hindari penempatan
pada tempat yang lembab dan basah. Bahan kotak/lemari obat dapat
bermacam-macam, dapat terpisah sendiri (yang ideal), dapat bersama
dengan barang lain, namun harus jelas pemisahannya. Setiap obat yang
disimpan harus diberi etiket/label yang jelas, nama obat, cara
penggunaan, dan tanggal dibeli. Bedakan label penggunaan obat luar
dan obat dalam (yang diminum). Penyimpanan yang baik dapat
mencegah salah penggunaan dan mencegah kerusakan obat. Agar
penyimpanan tetap baik perlu dikontrol dan dibersihkan secara
periodik.

Obat Rusak
Penyimpanan yang baik dapat mencegah kerusakan. Obat cepat
menjadi rusak bila terpapar sinar matahari, kelembaban udara, dan
udara yang sangat kering. Ciri obat rusak antara lain adanya perubahan
warna, bentuk ( pecah, tumbuh kristal, lembab); bila berupa
sirup/campuran saat dikocok tidak tercampur, sudah lewat batas
kadaluwarsa. Dalam kondisi tersebut obat harus dibuang dan jangan
digunakan. Perlu diperhatikan pembuangan obat sebaiknya
memperhatikan lingkungan, sebaiknya dihancurkan terlebih dahulu.

Cara Penggunaan
Obat dapat merugikan jika digunakan secara tidak tepat. Untuk
menggunakan obat secara aman ketahui aturan pakainya, dosis yang
harus diminum dan frekuensi minum dalam sehari (24 jam), lama
minum obat. Untuk pengobatan sendiri atau self-medication dibatasi
tidak lebih dari 2 X 24 jam jika gejala tidak berkurang segera ke dokter.
Jenis obat yang harus diminum sesudah makan jika obat tersebut
merangsang lambung sehingga timbul rasa pedih. Hal ini terutama
karena obat yang diminum bersifat asam. Dalam kondisi semacam ini
memang dianjurkan meminum obat 1-2 jam sesudah makan. Obat
seperti vitamin dan obat yang mengandung enzim pencernaan,
sebaiknya diminum bersama makan. Obat -obat resep dokter bila tidak
ada informasinya tanyakan pada dokter yang memberi resep atau pada
apoteker yang memberikan obat. Dengan cara demikian penjelasan
yang lengkap tentang cara menggunakan obat yang benar dan rasional
didapatkan. Jika timbul gejala yang asing setelah minum obat seperti
gatal, buyer, lemes, mual-muntah, ataupun diare, segeralah ke
dokter/rumah sakit. Hal tersebut disebabkan timbulnya efek samping
obat. Efek samping dapat terjadi pada setiap orang, berupa reaksi alergi
(gatal, biduren, diare, sesak nafas atau shock), karena efek obat tersebut
atau efek ikutan (ngantuk, mual, lemes). Alergi tidak dapat diduga
sebelumnya, sedangkan efek ikutan obat dapat diduga sebelumnya.

Pengelolaan Obat dalam Rumah Tangga


Kita telah minum obat, mengoleskan obat, bahkan mendapat suntikan
obat. Apa sebenarnya obat itu? Obat adalah suatu senyawa/bahan kimia
yang berasal dari luar tubuh dan akan mengakibatkan perubahan fungsi
biologi jaringan atau organ jika masuk ke dalam tubuh manusia. Tujuan
meminum obat adalah untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit.
Untuk mencapai tujuan pengobatan dan penatalaksanaan kejadian-
kejadian di rumah tangga, perlu disediakan obat sederhana. Walaupun
obat yang tersedia sederhana, namun perlu dikelola dengan baik.
Pengelolaan yang tidak baik selain menyebabkan biaya terbuang
percuma juga dapat membahayakan jiwa. Salah satu contoh seorang
intelektual meninggal dunia karena meminum racun serangga yang
diletakkan di tempat menyimpan obat. Secara umum pengelolaan obat
di rumah tangga mencakup jenis obat dan alat kesehatan yang harus
tersedia; jumlah yang harus disediakan; dimana membelinya; cara
menyimpannya; cara mengetahui obat yang rusak; dan cara
penggunaan yang benar. Pengelolaan obat di rumah tangga dilakukan
oleh seorang ibu rumah tangga karena yang paling sering tinggal di
rumah, mengenal seisi rumah, dan yang pasti seorang ibu sangat peka
terhadap kesehatan seisi rumah. Penyediaan obat tidak harus selengkap
di rumah sakit, tetapi cukup untuk mengatasi keadaan darurat rumah
tangga. Obat-obat yang harus tersedia dapat dikelompokkan sebagai
berikut obat-obat luar, obat-obat yang dibeli sendiri, dan obat-obat
khusus yang didapat dari resep dokter. Ketiga golongan obat harus jelas
dan disimpan dalam tempat yang terpisah.Pengelompokan yang paling
mudah adalah dengan memisahkan obat luar dengan obat yang
diminum. Obat yang diminum untuk bayi dipisahkan dari obat anak dan
obat untuk dewasa. Cara pemisahan ini minimal dapat mencegah salah
penggunaan.

Cara Pembalutan Patah Tulang


2. Pembalut dan Pembalutan
1. Pembalut
Macam-macam pembalut :
a. Pembalut kasa gulung
b. Pembalut kasa perekat
c. Pembalut penekan
d. Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
e. Gulungan kapas
f. Pembalut segi tiga (mitella)
2. Pembalutan
a. Pembalutan segitiga pada kepala, kening
b. Pembungkus segitiga untuk membuat gendongan tangan

c. Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi


d. Pembalutan spiral pada tangan

e. Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau


pergelangan tangan yang cidera.
BUDAYA HIDUP SEHAT
Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya
hidup sehat, dengan jalan mendidik agar mereka dibiasakan untuk :
1. Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku,
tangan, kaki, pentingnya mandi, pemeliharaan gigi, dsb.
2. Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan,
dengan jalan : secara rutin melaksanakan senam pagi, jogging, melatih
pernapasan, minum air putih, dsb.
3. Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani
dengan berolahraga, mendaki gunung, berenang, terbang laying, dsb.
4. Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta meningkatkan
pengetahuan tentang gizi.
5. Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya,
kebersihan perkemahan pada saat berkemah
6. Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya.

Kegiatan Ketrampilan P3K bagi peserta didik merupakan alat


pendidikan watak yang akan dapat meningkatkan ketahanan mental-
moral-spiritual, pisik, intelektual, emosional, dan social; serta dapat
menambah rasa percaya diri, tanggung jawab dan kepedulian kepada
orang lain

PENUTUP
Beberapa hal yang perlu ditekankan antara lain, perlu disediakan
tempat khusus/kotak/lemari untuk menyimpan obat dirumah tangga.
Obat perlu dikelola dengan baik dan teratur oleh ibu rumah tangga.
Pengelola obat rumah tangga mengetahui dan menguasai cara
penggunaan obat yang baik dan rasional dirumah tangga. Dengan
demikian peran ibu rumah tangga sangat besar dalam pengobatan yang
baik dan rasional di rumah tangga.

Vous aimerez peut-être aussi