Vous êtes sur la page 1sur 13

1.

PENGERTIAN
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru dengan
berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-
paru (edema paru).

2. ETIOLOGI
Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun tidak langsung
yang melukai paru-paru, diantaranya:
1. Pneumonia
2. Tekanan darah yang sangat rendah (syok)
3. Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung)
4. Beberapa transfusi darah
5. Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi
6. Emboli paru
7. Cedera pada dada
8. Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin
9. Trauma hebat
10. Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak).

3. PATOFISIOLOGI
Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae) yang pada
pemeriksaan dengan mikroskop electron.Virus ini stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar
selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain,
corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru.
Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan paru-paru akan
meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode penularannya melalui udara serta kontak
langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien.Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien
bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi
Cara penularan: SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat penderita,
tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan secret atau cairan tubuh dari
penderita suspect atau probable. Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi,
dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak
langsung berhadapan dengan penderita SARS.Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat
terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.

Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari.Petugas kesehatan yang kontak langsung
dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada petugas yang
melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi.

4. MANIFESTASI KLINIS
Penderita SARS pada mingu pertama penyakitnya mula-mula mengalami demam (>38C)
disertai menggigil dan rasa sakit disekujur badan penderita. Selain itu penedrita mengeluh sakit
kepala yang disertai rasa lemah dan lesuh. Beberapa orang penderita juga mengalami gangguan
pernapasan ringan dan diare.
Jika daya tahan tubuh penderita tinggi, penyakit akan sembuh dalam 3-7 hari. Sebaliknya
jika daya tahan tubuh rendah SARS akan berkembang progresif yag terjadi pada minggu ke 2
ditandai batuk-batuk kering dan berat, disertai gangguan pernapassan, napas penderita pendek-
pendek sehinga dibutuhkan alat bantu pernapasan. Sebagaian besar penderita akan mengalami
pneumonia yang dapat mengakibatkan kematian. Pada orang lanjut usia penyakit SARS dapat
menjadi berat akibat adanya penyalkit lain yang diderita. Pada perempuan hamil muda dengan
mendirta SARS dapat mengalami abortus. Sedangka SARS ibu hamil tua, ibu hamil berisiko
meninggal dunia. Untuk keperluan surveilans SARS, WHO menentukan gambaran klinis untuk
menetapkan diagnosis SARS.
Seseorang ditetapkan sebagai penderita SARS jika menunjukkan:

1. Sedang menderita demam, atau pernah menderita demam >38 C


2. Satu atau lebih gejala saluran pernapasan bawah (batuk, sukar bernapas dan napas
pendek).
3. Pemeriksaan radiografi menunjukkan adanay inflitrat paru dengan pneumonia atau
pemeriksaan outopsi menunjukkan gambaran patologi pneumonia yang penyebab lainnya
tidak diketahui.
4. Tidak ada penyakit lain yang dapat menjelaskan gejala klinisnya.

5. PENATALAKSANAAN
A. Terapi supportif umum

Bertujuan meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian

multivitamin dan lain-lain, seperti:

1) Terapi oksigen

2) Humidifikasi dengan nebulizer

3) Fisioterapi dada

4) Pengaturan cairan

5) Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat

6) Obat inotropik

7) Ventilasi mekanis

8) Drainase empiema

9) Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup

B. Terapi antibiotik

Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena menyajikan fitur non-spesifik dan

cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis SARS-cov virus dalam

beberapa hari pertama infeksi belum tersedia. Antibiotik empiris yang sesuai dengan demikian

diperlukan untuk menutupi terhadap patogen pernafasan Common per nasional atau pedoman

pengobatan lokal bagi masyarakat-diperoleh atau nosokomial pneumonia.


Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik. Selain efek antibakteri

mereka, beberapa antibiotik immunomodulatory dikenal memiliki sifat, khususnya

quinolones dan makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah belum ditentukan.

SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian kecil pasien dengan penyakit

ringan pulih baik bentuk khusus tanpa pengobatan atau terapi antibiotik saja. Antibiotik idealnya

berdasarkan jenis kuman penyebab dan terutama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan

S.Aureus

6.KOMPLIKASI
Komplikasi meliputi :

a. Abses paru

b. Efusi pleural

c. Empisema

d. Gagal nafas

e. Perikarditis

f. Meningitis

g. Atelektasis

h. Hipotensi

i. Delirium

j. Asidosis metabolic

k. Dehidrasi

l. Penyakit multi lobular

m. Septikemi
n. Superinfeksi dapat terjadi sebagai komplikasi pengobatan farmakologis.

7. PENGKAJIAN

Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan SARS :

1. Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori, nadi cepat bersambungan,
batuk, sputum purulen, dan auskultasi bunyi napas untuk mengetahui konsolidasi.
2. Perhatikan perubahan suhu tubuh.

3. Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme.

4. Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau kambuhan, tidak berhasil
untuk sembuh, atelektasis, efusi pleural, komplikasi jantung, dan superinfeksi.

5. Faktor perkembangan pasien : Umur, tingkat perkembangan, kebiasaan sehari-hari,


mekanisme koping, kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.
6. Pengetahuan pasien atau keluarga : pengalaman terkena penyakit pernafasan,
pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang dilakukan.

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. pemeriksaan radiologis : air bronchogram : streptococcus pneumonia
2. pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan
abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir serta
kuku penderita tampak kebiruan (sianosis karena kekurangan oksigen).
3. Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS:
a. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang seharusnya terisi
udara).
b. Gas darah arteri.
c. Hitung jenis darah dan kimia darah.
d. Bronkoskopis.
4. Pemeriksaan laboratorium: leukosit
5. Pemeriksaan bakteriologis: sputum, dara, aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal, aspirasi
jarum transtorakal, torakosentesis, bronkoskopi, biopsy.
6. Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam jam dan
sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.

9. PENGKAJIAN
A. Pengkajian
1. Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori, nadi cepat bersambungan, batuk,
sputum purulen, dan auskultasi bunyi napas untuk mengetahui konsolidasi.
2. Perhatikan perubahan suhu tubuh.
3. Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme.
4. Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau kambuhan, tidak berhasil untuk sembuh,
atelektasis, efusi pleural, komplikasi jantung, dan superinfeksi.
5. Faktor perkembangan pasien: Umur, tingkat perkembangan, kebiasaan sehari-hari, mekanisme
koping, kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.
6. Pengetahuan pasien atau keluarga: pengalaman terkena penyakit pernafasan, pengetahuan
tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang dilakukan.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi jalan nafas.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat takipneu, demam.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktor biologis.
4. Nyeri berhubungan dengan agen injury biologi (kerusakan organ)
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi (RR >24x/menit) atau hipoventilasi
(RR <16x/menit).
C. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Bersihan jalan TU : Bersihan 1. Kaji 1. Takipnea, pernapasan
nafas tidak jalan napas efektif frekuensi/kedalam dangkal, dan gerakan
efektif TK : jumlah anpernapasan dan dada tak simetris
berhubungan pernapasan dalam gerakan dada sering terjadi karena
dengan batas normal, ketidaknyamanangara
peningkatan frekuensi 2.Auskultasi area kan dinding dada
sekret pernapasan normal paru, catat area
dan ekspansi dada penurunan/tak ada2. mengetahui adanya
normal aliran udara dan penumpukan secret
Kriteria Hasil : bunyi napas
1. 3. napas dalam
Mendemonstrasika3. Bantu pasien memudahkan ekspansi
n batuk efektif dan latihan napas maksimum paru-paru
suara nafas yang dalam
bersih, tidak ada 4. merangsang batuk
sianosis dan 4. Pengisapan sesuai untuk membersihkan
dyspnea indikasi jalan napas

2. Menunjukkan 5. Berikan cairan 5. cairan (khususnya


jalan nafas yang sedikitnya 2500 yang hangat)
paten ml/hari (kecuali memobilisasi dan
kontraindikasi).Ta mengeluarkan sekret
3. warkan air hangat
Mampumengidenti daripada dingin.
fikasikan dan
mencegah factor
yang dapat
menghambat jalan
nafas

2. Volume cairan TU : volume cairan1. Observasi TTV, 1.


berhubungan terpenuhi catat perubahan kekurangan/perpindah
dengan intake TK : intake dan mental, turgor an cairan
kurang output seimbang, kulit, hidrasi dan meningkatkan
tidak ada tanda- membran mukosa. frekuensi jantung,
tanda dehidrasi dan menurunkan TD dan
turgor kulit baik 2. Ukur/hitung mengurangi volume
KH : masukan, nadi
1. Mempertahankan pengeluaran, dan
urine output sesuai keseimbangan 2. memberikan informasi
cairan. tentang status cairan
dengan usia dan
BB, BJ urine umum
normal, HT normal3. Timbang berat
badan 3. perubahan BB cepat
menunjukkan
gangguan dalam air
2. Tekanan darah, 4. Kolaborasi : tubuh total
nadi, suhu tubuh berikan cairan IV
dalam batas normal dalam observasi
ketat/dengan alat
kontrol sesuai 4. memperbaiki atau
3. Tidak ada tanda indilasi mempertahankan
tanda dehidrasi, volume sirkulasi dan
Elastisitas turgor tekanan.
kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada
rasa haus yang
berlebihan

3. Nutrisi kurang TU : nutrisi 1. Kaji kebiasaan 1. pasien distres


dari kebutuhan terpenuhi diet, dan masukan pernapasan sering
tubuh TK : tidak ada makanan saat ini. anoreksia karena
berhubungan tanda-tanda dispnea, produksi
dengan intake malnutrisi, 2. Auskultasi bunyi sputum, dan obat
kurang menghabiskan diet usus
yang ditentukan, 2. penurunan/hipoaktif
intake dan output 3. Berilan perawatan bising usus
seimbang oral sesering menunjukkan
Kriteria Hasil : mungkin, buang penurunan mobilitas
1. Pemasukan nutrisi sekret, berikan gaster dsn konstipasi
yang adekuat wadah khusus
untuk sekali pakai3. rasa tidak enak, bauh
2. Pasien mampu dan tissue dan penampilan adalah
menghabiskan diet pencegah utama
yang dihidangkan 4. Hindari makanan terhadap nafsu makan
penghasil gas dan dan dapat membuat
3. Tidak ada tanda- bikarbonat mual dan muntah
tanda malnutrisi dengan peningkatan
4. Nilai laboratorim,5. Kolaborasi : kualitas napas
protein total 8-8 memberikan
gr%, Albumin 3.5- makanan yang 4. suhu ekstrim dapat
5.4 gr%, Globulin mudah dicerna, mencetus/meningkatka
1.8-3.6 gr%, HB secara nurisi n spasme batuk
tidak kurang dari seimbang
10 gr % 5. metode makanan dan
5. Membran mukosa kebutuhan kalori
dan konjungtiva didasarkan pada
tidak pucat situasi/kebutuhan
individu untuk
memberikan nutrisi
maksimal
4. Nyeri TU : nyeri 1. Tentukan 1. nyeri dada yang
berhubungan berkurang karakteristik nyeri timbul komplikasi
dengan TK : nilai GCS SARS seperti
peningkatan kembali normal, pericarditis
asam laktat ekspresi wajah 2. Pantau tanda-
tenang, dan klien tanda vital 2. perubahan frekuensi
tidak meringis jantung atau TD
KH: 3. Berikan tindakan menunjukkan pasien
nyaman : relaksasi, mengalami nyeri.
1. Nyeri berkurang perubahan posisi
2. dan pijat pinggang3. tindakan non-
3. Nilai GCS normal analgetik diberikan
4. Kolaborasi : dengan sentuhan
berikan analgetik lembut dapat
dan antitusif sesuai menghilangkan
indikasi ketidaknyamanan

4. obat ini dapat


menurunkan rasa nyeri
dan digunakan untuk
menekan batuk
produktif
5. Pola nafas TU : pola napas 1. Kaji frekuensi, 1. kecepatan biasanya
tidak efektif efektif kedalaman meningkat, dispnea
berhubungan TK : pasien pernapasan dan dan terjadi
dengan tampak tenang, dan ekspansi dada peningkatan kerja
perubahan sesak berkurang napas
respirasi rate KH : 2. Auskultasi bunyi
Menunjukkan pola napas 2. bunyi napas
napas efektif menurun/tidak ada bila
dengan frekuensi 3. Tinggikan kepala janan napas obstruksi
dan kedalaman dan bantu sekunder terhadap
dalam rentang mengubah posisi perdarahan
normal dan paru 3. kepala tinggi
jelas/bersih 4. Observasi pola memungkinkan
batuk dan karekter ekspansi paru dan
secret memudahkan
pernapasan
5. Kolaborasi :
berikan oksigen 4. kongestif alveolar
tambahan dan mengakibatkan batuk
nebulizer kering/iritasi

5. memaksimalkan
bernapas dan
menurunkan kerja
napas
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 3, EGC, Jakarta

Jong, W, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC Jakarta

Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media
Aesculapius : Jakarta.

McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications (NIC), Second edisi, By


Mosby-Year book.Inc,Newyork.

NANDA, 2007-2008, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA.


FORMAT PENILAIAN PORTOFOLIO

Nama Mahasiswa : RIZALDY YUWANANDA

NIM : G2A016069

Topik :

No. Kriteria Bobot Nilai Nilai X


1 2 3 4 Bobot
1 KERAPIAN
1.Tulis rapi
2.Tulis Tangan Kurang Rapi
3.Diketik Rapi
4.Diketik Sangat Rapi
2 WAKTU PENYERAHAN
1.Lewat 3 hari
2.Lewat 2 hari
3.Lewat 1 hari
4.Tepat waktu
3 JUMLAH BUKU SUMBER
1.Satu Sumber
2.Dua Sumber
3.Dua Sumber Plus Internet
4. Tiga Sumber Plus Internet, Sumber
Dilampirkan
4 JUMLAH HALAMAN
1. 2 Halaman
2. 3 Halaman
3. 4 Halaman
4. Lebih Dari 4 Halaman
5 KELENGKAPAN ISI
1. Makalah Memuat Kurang Dari 7 Item Dalam
Sistematika
2. Makalah Hanya Memuat 7-8 Item Dari 9 Item
3.Makalah Memuat 9 Item Sesuai Sistematika
Terdiri Dari :Pengertian,
Etiologi,Patofisiologi,Manifestasi Klinik ,
Penatalaksanaan,Pengkajian Fokus Kurang
Lengkap, Pathways Kurang ,Diagnosa
Keperawatan Kurang Lengkap ,Fokus Intervensi
Tanpa Rasional
4.Makalah Memuat 9 Item Sesuai Sistemika
Terdiri Dari :
Pengertian,Etiologi,Patofisiologi,Manifestasi
Klinis,Penatalaksanaan, Pengkajian Fokus
Lengkap Dan Sistematis, Diagnosa Keperawatan
Lengkap ,Fokus Intervensi Disertai Rasional
6 PEMAHAMAN
1.Tidak Memahami Tidak Membaca
2.Membaca Tidak Memahami
3.Membaca Memahami
4.Membaca Sangat Memahami
7 ORIGINALITAS
Tidak Meniru Milik Orang Lain

JUMLAH TOTAL

NILAI AKHIR = JUMLAH NILAI x BOBOT

100

NILAI AKHIR = ........................................

Mengetahui Dosen Semarang,13 September 2017

Mahasiswa

Vous aimerez peut-être aussi