Vous êtes sur la page 1sur 13

GAMBARAN STATUS GIZI PASIEN HIPERTENSI

DI PUSKESMAS MELUR PEKANBARU

Try Intan K
Yanti Ernalia
Lilly Haslinda
Email: tryintankartini@yahoo.com

ABSTRACT
Hypertension is one of the issues that need to be prevented early on. This
disease often does not cause show any symptoms, the high and uncontrolled blood
pressure in long term can lead to complications. The prevalence of hypertension
with obesity has increased in both the developed and developing countries. It is
caused by negative changes in lifestyle that lead to metabolic changes and
globalization. Patients with hypertension and obesity have higher circulating
blood volume and cardiac pumping power compared to person with the ideal
weight. The aim of this research is to figure out description of the nutritional
status of patients with hypertension in Puskesmas Melur Pekanbaru. this is
sdescriptive research where the population was all hypertensive patients who
come for treatment to Puskesmas Melur Pekanbaru and the samples were taken
with consecutive sampling method. The result showed that there were 87 people
consist of 29.9% male and 70.1% female, the average age is at 46-65 years,
67.8% of respondents do not have a family history of hypertension and 52, 9%
were hypertensive stage 1. The most common nutritional status based on a body
mass index is obesity stage 1 (40.2%), followed by normal category (21.8%),
overweight (20.7%), obesity stage 2 (14.9 %) and underweight (2.3%). Based on
the measurement of waist circumference, 80.46% of patients were obesity and
19.54% were found not obese. Based on waist hip ratio, 90.8% of the patients
were obese and 9.2% include not obese.

Key words : nutritional status, hypertension, obesity, Puskesmas Melur


Pekanbaru

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 1


PENDAHULUAN menyatakan prevalensi hipertensi di
Hipertensi adalah salah satu Riau berdasarkan wawancara
masalah yang perlu dicegah sejak sebanyak 6% dan berdasarkan
dini. Penyakit ini seringkali tidak pengukuran sebanyak 20,9%. Data
menimbulkan gejala, sementara dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau
tekanan darah yang selalu tinggi dan tahun 2011 menunjukkan bahwa
tidak terkontrol dalam jangka waktu kasus hipertensi lebih banyak terjadi
lama dapat menyebabkan komplikasi pada perempuan (54%) dari pada
lebih lanjut.1 The silent killer ini laki-laki (46%) dan tahun 2013 kasus
termasuk salah satu contoh penyakit hipertensi menempati urutan ketiga
tidak menular yang harus dikontrol penyakit terbanyak setelah influenza
karena dapat menyerang beberapa dan diare berdasarkan laporan
target organ. Dalam beberapa Surveilans Terpadu Penyakit (STP)
penelitian menunjukkan bahwa Puskesmas sentinel kab/kota yaitu
penderita hipertensi berpeluang 7 sebanyak 4182 kasus.5,6
kali lebih besar terkena stroke, 6 kali Gambaran tingginya jumlah
lebih besar terkena congestive heart kasus hipertensi juga terjadi di
failure, dan 3 kali lebih besar terkena wilayah Puskesmas Melur
serangan jantung.2 Pekanbaru. Jumlah kasus hipertensi
Berdasarkan data World berdasarkan data tata usaha di
Health Organization (WHO) pada Puskesmas Melur Pekanbaru tahun
tahun 2013 menyatakan bahwa 2013 sebanyak 1461 kasus dan
prevalensi hipertensi tertinggi di mengalami peningkatan pada tahun
Afrika (46%) dan terendah di 2014 sebanyak 1545 kasus namun
Amerika (35%). WHO juga tidak ada data mengenai status
menyebutkan bahwa negara-negara gizinya. Puskesmas Melur Pekanbaru
berpenghasilan tinggi memiliki juga mengadakan program dengan
prevalensi yang lebih rendah membuka poli khusus untuk pasien
dibandingkan dengan negara yang hipertensi dan diabetes mellitus pada
pendapatannya rendah.3 hari Sabtu setiap minggunya.7
Berdasarkan hasil studi dari Sebagian besar subjek pasien
Monitoring Trends and Determinants hipertensi yang lebih sering terjadi
of Cardiovascular Disease pada overweight dan obesitas.4
(MONICA) Jakarta menunjukkan Overweight dan obesitas dapat
adanya peningkatan prevalensi menyebabkan kelainan metabolisme
hipertensi pada populasi Indonesia yang mempengaruhi tekanan darah,
dari 16,9% (tahun 1993) menjadi kolesterol, trigliserida dan resistensi
17,9% (tahun 2000).4 Prevalensi insulin.8 Pada obesitas terjadi
hipertensi di Indonesia berdasarkan resistensi insulin sehingga
data dari Riset Kesehatan Dasar menimbulkan komplikasi terutama
(RISKESDAS) tahun 2013 sebanyak pada obesitas sentral. Hal ini
26,5 %. RISKESDAS juga disebabkan karena lipolisis pada
Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 1
obesitas sentral lebih resisten bermakna dalam penilaian kriteria
terhadap efek insulin dibandingkan obesitas dan penentuan distribusi
dengan adiposit daerah lain.4 lemak tubuh.7,10,11
Penderita hipertensi yang disertai Hasil studi dari Framingham
obesitas memiliki sirkulasi volume heart study melaporkan bahwa 78%
darah dan daya pompa jantung yang laki-laki dan 65% wanita hipertensi
lebih tinggi dibanding yang memiliki secara langsung berhubungan dengan
berat badan ideal.9 Prevalensi obesitas.4 The Third National healt
hipertensi disertai obesitas Nutrition and Exmination Survey
mengalami peningkatan baik (NHANES III) mengatakan bahwa
dinegara maju maupun negara pada populasi di Amerika
berkembang. Hal ini disebabkan oleh menunjukkan adanya hubungan
perubahan pola hidup negatif yang antara peningkatan Indeks Massa
mengakibatkan perubahan metabolik Tubuh (IMT) dengan tekanan darah
dan kejadian adipositopati serta arus sistolik, diastolik dan nadi.4
globalisasi.4 Berdasarkan pada populasi
Penilaian terhadap status gizi MONICA- Jakarta menunjukkan
dapat dilakukan dengan melakukan persentase hipertensi pada individu
pengukuran antropometri. yang overweight sebesar 24,5% dan
Pengukuran antropometri memiliki obesitas (27,5%), jauh lebih tinggi
prosedur yang lebih sederhana, aman dibandingkan dengan individu yang
dan relatif lebih mudah dikerjakan memiliki berat badan ideal (12,5%).4
oleh tenaga yang telah dilatih. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Beberapa pengukuran antropometri Venny Ria Pratiwi di RSUP H.
seperti Indeks Massa Tubuh (IMT), Adam Malik Medan pada tahun 2009
lingkar pinggang dan rasio lingkar menyatakan pasien hipertensi
pinggang panggul telah dilakukan berstatus gizi obese sebanyak 57,9%,
untuk mengidentifikasi obesitas dalam kategori Normal 18,9%,
sebagai screening penyakit sedangkan kategori overweight
kardiovaskuler. IMT merupakan sebesar 15,8% dan hanya 7,4% yang
pengukuran yang lebih mudah dan berstatus gizi underweight.12
efektif dilakukan untuk menentukan Berdasarkan uraian diatas,
kriteria obesitas. Pengukuran lingkar maka peneliti tertarik untuk
pinggang dapat menentukan mengetahui gambaran status gizi
distribusi lemak abdominal dan pasien hipertensi dalam penelitian
sebagai screening sindroma yang berjudul Gambaran status gizi
metabolik yang lebih baik pasien hipertensi di Puskesmas
dibandingkan indeks massa tubuh. Melur Pekanbaru.
Rasio lingkar pinggang panggul
sebagai prediktor penyakit
kardiovaskuler yang lebih baik
dibandingkan IMT namun tidak lebih
Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 2
METODE PENELITIAN 4.1 Karakteristik responden
Desain penelitian yang Berdasarkan pengolahan data
digunakan adalah penelitian berupa informed consent,
deskriptif. Populasi penelitian ini karakteristik subjek yang didapat
adalah seluruh pasien hipertensi yang adalah sebagai berikut:
datang berobat ke Puskesmas Melur
Pekanbaru. Pengambilan sampel Tabel 4.1 Distribusi subjek
pada penelitian ini diambil dari penelitian berdasarkan usia, jenis
semua objek yang datang dan telah kelamin, riwayat penyakit
didiagnosis hipertensi oleh dokter keluarga terhadap hipertensi dan
puskesmas serta memenuhi kriteria jenis hipertensi
inklusi dan tidak memiliki kriteria Karakteristik (n) (%)
eksklusi dengan menggunakan Jenis kelamin
metode consecutive sampling. Data Laki-laki 26 29,9
dikumpulkan melalui informed Perempuan 61 70,1
concent dan pemeriksaan langsung Kelompok usia
berupa pengukuran berat badan, 25-45 10 11,5
tinggi badan, lingkar pinggang, dan 46-65 48 55,2
lingkar panggul. Data yang didapat >65 29 33,3
dikumpulkan berdasarkan variabel Riwayat
penelitian dan setelah data terkumpul Penyakit
dilakukan pengolahan data secara Keluarga
manual dan komputerisasi. terhadap
Selanjutnya data akan disajikan hipertensi
dalam bentuk tabel distribusi
Ada 28 32,2
frekuensi.
Tidak ada 59 67,8
.
Jenis Hipertensi
Prehipertensi 1 1,1
HASIL PENELITIAN
Hipertensi
Penelitian ini telah dilakukan
tingkat 1 46 52,9
pada periode bulan November 2014
hingga Oktober 2015 tentang Hipertensi
tingkat 2 40 46
gambaran status gizi pasien
hipertensi di Puskesmas Melur
Pekanbaru berdasarkan indeks massa Dari tabel 4.1 Dapat dilihat
tubuh (IMT), lingkar pinggang dan bahwa jumlah subjek penelitian yang
rasio lingkar pinggang panggul. lebih banyak adalah subjek
Responden yang telah diteliti dalam perempuan yang terdiri dari 61 orang
penelitian ini adalah seluruh pasien (70,1%). Responden terbanyak
hipertensi yang datang berobat ke berada pada usia 46-65 tahun yaitu
Puskesmas Melur Pekanbaru yang sebanyak 48 orang (55,2%).
berjumlah 87 orang. . Berdasarkan riwayat penyakit

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 3


keluarga, subjek penelitian lebih
banyak tidak memiliki riwayat 4.3 Distribusi lingkar pinggang
penyakit hipertensi dikeluarganya Berdasarkan pengukuran
yaitu 67,8%. Berdasarkan jenis lingkar pinggang pada 87 responden,
hipertensi, jumlah responden paling maka didapatkan gambaran lingkar
banyak masuk dalam kategori pinggang pasien hipertensi di
hipertensi tingkat 1 yaitu sebesar Puskesmas Melur Pekanbaru, seperti
52,9%. terlihat pada tabel 4.3 :

4.2 Distribusi Indeks Massa Tabel 4.3 Distribusi subjek


Tubuh penelitian berdasarkan lingkar
Berdasarkan indeks massa pinggang
tubuh yang diperoleh melalui status gizi (n) (%)
pengukuran berat badan dan tinggi lingkar
badan pada 87 responden, maka pinggang
didapatkan gambaran indeks massa Tidak obesitas 17 19,54
tubuh pasien hipertensi di Puskesmas Obesitas 70 80,46
Melur Pekanbaru, seperti terlihat Jumlah 87 100
pada tabel 4.2
Pada tabel 4.3 didapatkan
Tabel 4.2 Distribusi status gizi sebanyak 70 orang (80,46%)
subjek penelitian berdasarkan mengalami obesitas dan 17 orang
IMT (19,54%) tidak obesitas.
Status gizi (n) (%)
berdasarkan IMT
4.4 Distribusi rasio lingkar
Underweight 2 2,3
pinggang panggul
Normal 19 21,8
Berdasarkan rasio lingkar
Overweight 18 20,7
pinggang panggul yang diperoleh
Obesitas
melalui pengukuran lingkar pinggang
Obesitas 35 40,2
dan lingkar panggul pada 87
tingkat 1
responden, maka didapatkan
Obesitas 13 14,9
gambaran rasio lingkar pinggang
tingkat 2
panggul pasien hipertensi di
Puskesmas Melur Pekanbaru, seperti
Berdasarkan tabel 4.2
terlihat pada tabel 4.4 :
menunjukkan bahwa responden lebih
banyak memiliki status gizi obesitas
tingkat 1 yaitu 35 orang (40,2%) dan
hanya 2 orang responden yang
memiliki status gizi underweight
yaitu sebesar 2,3%.

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 4


Tabel 4.4 Distribusi subjek meningkat. Bahkan setelah usia 65
penelitian berdasarkan rasio tahun, prevalensi hipertensi pada
lingkar pinggang panggul perempuan lebih tinggi dibandingkan
status gizi (n) (%) laki-laki yang diakibatkan oleh faktor
rasio lingkar hormonal.33
pinggang Sebagian besar responden
panggul berada pada usia 45 hingga 65 tahun
Tidak obesitas 8 9,2 yaitu sebanyak 55,2%. Namun hal ini
Obesitas 79 90,8 tidak sejalan dengan penelitian Nieky
Jumlah 87 100 Greyti Dien di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado yang menyatakan
Pada tabel 4.4 didapatkan bahwa kategori umur paling banyak
sebanyak 79 orang (90,8 %) berada pada umur > 60 tahun.26
mengalami obesitas dari jumlah Insidensi hipertensi meningkat
keseluruhan responden dan hanya 8 seiring dengan pertambahan usia dan
orang (9,2%) yang tidak obesitas. adanya pengaruh faktor degenerasi.26
Hal ini disebabkan karena pada usia
tersebut arteri besar kehilangan
kelenturannya dan menjadi kaku
PEMBAHASAN sehingga darah pada setiap denyut
jantung dipaksa untuk melalui
5.1 Karakteristik responden pembuluh yang sempit dari pada
Pada penelitian ini jumlah
biasanya dan menyebabkan naiknya
responden perempuan lebih banyak
tekanan.1
dari pada laki-laki yaitu sebesar
Pada penelitian ini, subjek
70,1%. Hal ini sejalan dengan
penelitian lebih banyak tidak
penelitian yang dilakukan oleh Nur
memiliki riwayat penyakit hipertensi
Oviyanti tahun 2010 diperoleh
dikeluarganya yaitu sebanyak 67,8%.
jumlah responden perempuan lebih
Hasil penelitian ini juga sejalan
banyak dari pada laki-laki yaitu
dengan penelitian Herke J.O.
53,97%.25 Namun hal ini bertolak
Sigarlaki tahun 2006 dimana
belakang dengan pernyataan Depkes
sebagian besar responden tidak
tahun 2006 yang menyatakan bahwa
memiliki riwayat hipertensi dalam
laki-laki lebih banyak menderita
keluarganya (71,57%).1 Hal ini
hipertensi dibandingkan perempuan.
disebabkan karena kurangnya
Hal ini diduga karena laki-laki
pengetahuan serta gejala hipertensi
memiliki gaya hidup yang cenderung
sehingga responden dan keluarganya
dapat meningkatkan tekanan darah.
tidak mengetahui bahwa dirinya
Namun hal ini berubah pada saat
menderita hipertensi.1 Tentunya
perempuan memasuki masa
faktor genetik juga mempertinggi
menopause dimana prevalensi
risiko terkena hipertensi terutama
hipertensi pada perempuan
pada hipertensi primer. Namun
Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 5
faktor keturunan ini juga dipengaruhi 5.2 Distribusi Indeks Massa
oleh faktor lingkungan lain serta Tubuh
berkaitan dengan metabolisme Data yang diperoleh
pengaturan garam dan renin merupakan data primer berupa
membran sel. Menurut Davidson, pengukuran berat badan dan tinggi
sekitar 45% seseorang akan terkena badan secara langsung pada 87
hipertensi bila kedua orang tuanya responden. Pada tabel 4.2, terlihat
menderita hipertensi dan sekitar 30% bahwa responden lebih banyak
seseorang akan mengalami hipertensi tergolong obesitas tingkat 1 yaitu
bila hanya salah satu orang tuanya sebesar 40,2% diikuti oleh reponden
yang menderita hipertensi.33 yang termasuk dalam kategori
Berdasarkan jenis normal sebanyak 21,8%, responden
hipertensinya, responden terbanyak overweight sebesar 20,7%, kemudian
adalah yang tergolong hipertensi obesitas tingkat 2 14,9% dan hanya
tingkat 1 yaitu sebesar 52,9%, 2,3% responden yang tergolong
kemudian hipertensi tingkat 2 dalam kategori underweight. Hal ini
sebanyak 46% dan hanya 1 orang dapat disimpulkan bahwa rata-rata
yang tergolong prehipertensi. responden tersebut memiliki IMT
Penelitian ini sesuai Dien G N tahun diatas normal. Penelitian ini tidak
2014 dimana kriteria tertinggi sesuai dengan Aaltije E.
adalah responden dengan hipertensi Manampiring tahun 2008 di Manado
tingkat 1 yaitu sebesar 38,1%. 26 yang menyatakan bahwa responden
Pada pasien dengan prehipertensi paling banyak tergolong dalam
berisiko mengalami peningkatan klasifikasi overweight yaitu
tekanan darah menjadi hipertensi. sebanyak 46,2%, diikuti kategori
Mereka yang sepanjang hidupnya normal 30,1% dan obesitas tingkat 1
memiliki tekanan darah berkisar 130- sebesar 23,7%.27
139/80-89 mmHg memiliki dua kali Berdasarkan hasil wawancara
risiko menjadi hipertensi dan yang peneliti lakukan terhadap
mengalami penyakit kardiovaskuler pasien hipertensi yang menjadi
dari pada yang memiliki tekanan sampel penelitian mengenai asupan
darah normal. Pada seseorang makanan yang dikonsumsi ternyata
dengan usia lebih 50 tahun, tekanan mereka tidak pernah
darah sistolik >140 mmHg memperhitungkan kebutuhan
merupakan faktor risiko yang lebih makanan yang sesuai dengan
penting untuk terjadinya penyakit kebutuhan mereka dan tidak
kardiovaskuler dari pada tekanan mengetahui seberapa besar asupan
diastolik dimana risiko penyakit makanan yang seharusnya
kardiovaskuler ini bersifat kontinyu, dikonsumsi. Mereka hanya
konsisten dan independen dari faktor mengkonsumsi makanan sesuai
risiko lainnya. selera/kesukaan atau sesuai makanan
yang telah disediakan dirumah
Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 6
mereka. Hal ini juga bisa Resistensi insulin juga berperan pada
menyebabkan rata-rata responden pathogenesis hipertensi dimana
tersebut memiliki IMT yang berlebih insulin merangsang sistem saraf
karena tidak adanya pengaturan simpatis yang mengakibatkan
makanan yang benar sehingga terjadinya peningkatan reabsorbsi
responden dapat menjaga keidealan natrium diginjal, Hai ini
tubuhnya. mempengaruhi transport kation dan
Gaya hidup sehat akan mengakibatkan hipertrofi sel otot
mempertahankan status gizi yang polos pembuluh darah. Dengan
baik. Bagi sebagian orang, perubahan pemberian infus insulin akut dapat
gaya hidup yang sehat seperti mengakibatkan hipotensi akibat
berhenti merokok, makan makanan vasodilatasi. Maka dapat
yang sehat, berolah raga secara disimpulkan bahwa hipertensi akibat
teratur, tidak konsumsi alkohol dan resistensi insulin disebabkan adanya
mengurangi asupan garam cukup ketidakseimbangan antara efek
untuk mengontrol tekanan darah.29 pressor dam depressor. 35

Gaya hidup yang sering Berdasarkan hasil penelitian


menyebabkan timbulnya hipertensi masih terdapat status gizi seperti
salah satunya adalah makan underweight. Hal ini disebabkan oleh
berlebihan dan obesitas kurangnya mengkonsumsi energi dan
(kegemukan). Meskipun mekanisme protein dalam kehidupan sehari-hari.
obesitas dapat menimbulkan Cadangan energi yang terdapat
hipertensi masih belum jelas, namun didalam tubuh yang disimpan dalam
dari penelitian kesehatan yang telah otot akan digunakan bila asupan
banyak dilakukan membuktikan energi kurang dari kecukupan energi
bahwa dengan penurunan berat yang dibutuhkan. Apabila kekurang
badan dapat menurunkan tekanan asupan energi ini berlangsung dalam
darah.26 Beberapa penelitian lain jangka waktu yang lama dan
mnyimpulkan bahwa seseorang yang penurunan berat badan berlanjut
mengalami kelebihan berat badan maka akan menghambat
lebih berisiko dua kali mengalami perkembangan dan mudah terkena
hipertensi dari pada mereka yang penyakit.28
normal.27 Namun obesitas bukanlah
penyebab hipertensi, akan tetapi 5.3 Distribusi lingkar pinggang
prevalensi hipertensi pada obesitas Data yang diperoleh
lebih besar daripada seseorang merupakan hasil dari pengukuran
dengan berat badan normal.33 lingkar pinggang responden pasien
Seseorang dengan obesitas dapat hipertensi di Puskesmas Melur
tidak berkembang menjadi resistensi Pekanbaru. Berdasarkan tabel 4.3,
insulin, namun sebaliknya resistensi dapat dilihat bahwa responden
insulin dapat ditemukan pada dengan frekuensi terbanyak adalah
seseorang yang mengalami obesitas. responden yang termasuk kategori
Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 7
obesitas yaitu sebanyak 80,46%, Melur Pekanbaru. Berdasarkan tabel
sedangkan responden yang tergolong 4.4. dapat dilihat bahwa responden
tidak obesitas sebanyak 19,54%. Hal dengan frekuensi terbanyak
ini tidak sesuai dengan penelitian berdasarkan rasio lingkar pinggang
yang dilakukan oleh Oviyanti tahun panggul adalah mengalami obesitas
2010 dimana responden lebih banyak yaitu sebesar 90,8 % dan hanya 9,2%
tidak mengalami obesitas (61,9%) yang termasuk kategori tidak
dibandingkan yang mengalami obesitas. Hal ini sesuai dengan
25
obesitas (38,1%). penelitian Christina tahun 2012 di
Untuk pengukuran lemak Lampung yang menunjukkan bahwa
abdominal dan viseral dapat sebanyak 53% responden memiliki
digunakan pengukuran lingkar risiko terhadap RLPP yang lebih
pinggang dan rasio lingkar pinggang tinggi.32 Namun penelitian ini tidak
panggul.10 Pada obesitas sentral, sesuai dengan Indrawaty tahun 2007
lemak berakumulasi sebagai lemak bahwa responden yang normal
viseral/lemak sub-kutan abdomen. berjumlah 75,6% dan obesitas
Peningkatan akumulasi lemak viseral sebanyak 24,4%.31 Beberapa
merupakan faktor risiko penyakit penelitian menyatakan bahwa ada
kardiovaskuler, dislipidemia, hubungan antara rasio lingkar
hipertensi, stroke dan diabetes tipe II. pinggang panggul dengan tingginya
Bertambahnya ukuran dan jumlah sel lemak didaerah perut.
adiposa dapat menyebabkan obesitas Rasio lingkar pinggang
dan menimbulkan gangguan panggul dapat menilai obesitas
metabolisme. Selain sebagai tempat sentral dan memperkirakan luasnya
penyimpanan lemak, sel adiposa obesitas abdominal mendekati
merupakan organ yang memproduksi deposisi lemak abdominal bagian
molekul adipokin (seperti sitokin viseral.34 Resistensi insulin pada
proinflamasi, hormon anti inflamasi obesitas sentral diduga merupakan
dan substansi biologi lainnya). penyebab terjadinya sindroma
Obesitas mengakibatkan terjadinya metabolik. Insulin berperan dalam
peningkatan ekpresi sitokin penyimpann lemak maupun sintesis
proinflamasi dalam sirkulasi lemak dalam jaringan adiposa.
sehingga terjadinya inflamasi Resistensi insulin mengakibatkan
4
dinding vaskular. terganggunya proses penyimpanan
lemak dan sintesis lemak.34 RLPP ini
berhubungan dengan risiko
5.4 Distribusi rasio lingkar kardiovaskular dan juga dapat
pinggang panggul mendeteksi hiperkolesteroemia dan
Data yang diperoleh dari hipertrigliserida serta kegemukan.32
perbandingan hasil pengukuran Kolesterol merupakan faktor penting
lingkar pinggang dan lingkar panggul terjadinya aterosklerosis yang
pada pasien hipertensi di Puskesmas mengakibatkan peningkatan tahanan
Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 8
perifer pada pembuluh darah diberikan kepada penulis selama
sehingga tekanan darah meningkat.33 melaksanakan penelitian ini.

SIMPULAN DAFTAR RUJUKAN


Berdasarkan hasil penelitian 1. Sigarlaki H J.O. Karakteristik
deskriptif terhadap pasien hipertensi dan faktor berhubungan dengan
di Puskesmas Melur Pekanbaru hipertensi di Desa Bocor,
dengan jumlah 87 orang dapat Kecamatan Bulus pesantren,
disimpulkan bahwa responden Kabupaten Kebumen, Jawa
berdasarkan usia terbanyak berada tengah, tahun 2006. Makara,
pada usia 46 sampai 65 tahun yaitu kesehatan.
sebanyak 48 orang (55,2%), Vol;10:No:2;2006:p78-88.
berdasarkan jenis kelamin terbanyak
adalah responden perempuan 2. Rahajeng E, Tuminah S.
sebanyak 61 orang (70,1%), Prevalensi hipertensi dan
responden lebih banyak tidak deteminannya di Indonesia. Maj
memiliki riwayat penyakit keluarga Kedokt Indon,
terhadap hipertensi sebanyak 59 vol:59:No:12;2009
orang (67,8%) dana berdasarkan
jenis hipertensi terbanyak adalah 3. World Health Organization.
kategori hipertensi tingkat 1 World health day 2013: calls for
sebanyak 46 orang (52,9%). Hasil intensified efforts to prevent and
penelitian juga menunjukkan status control hypertension. United
gizi berdasarkan Indeks Massa State : Global Health
Tubuh paling banyak pada kategori Observatory ; 2013. [diakses 29
obesitas tingkat 1 yaitu 35 orang Mei 2015]. Diunduh dari :
(40,2%), berdasarkan lingkar http://www.who.int/workforceal
pinggang paling banyak pada liace/media/news/2013/whd201
kategori obesitas yaitu 80,46% dan 3story/en/.
berdasarkan rasio lingkar pinggang
panggul paling banyak juga pada 4. Lilyasari O. Hipertensi dengan
kategori obesitas yaitu 90,8%. obesitas: adakah peran
endotelin-1?. J Kardiol
Ind.2007; 28:460-475.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima 5. Kementrian kesehatan RI. Riset
kasih yang sebesar-besarnya kepada kesehatan dasar 2013. Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas
Riau dan pihak Puskesmas Melur 6. Dinas kesehatan provinsi Riau.
Pekanbaru atas segala fasilitas Profil kesehatan provinsi Riau
kemudahan dan kerjasama yang 2013. Pekanbaru.
Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 9
7. Puskesmas Melur Pekanbaru. 13. Isselbacher KJ. Harrison :
Data tata usaha puskesmas Prinsip-prinsip ilmu penyakit
Melur Pekanbaru dalam. Indonesia;EGC;1995.
2015.Pekanbaru.
14. Gray HH, Dawkins KD,
8. World Health Organization. Simpson IA, Morgam JM.
Obesity. United State : Global Lectures notes : kardiologi.
Health Observatory ; 2014. Jakarta:Erlangga ;2003.
[diakses 15 Agustus 2014].
Diunduh dari : 15. Sugondo S , Yogiantoro M.
http://www.who.int/gho/ncd/risk Hipertensi esensial. buku ajar
_factors/obesity_text/en/. ilmu penyakit dalam Jilid III
edisi V. Jakarta :
9. Arief I. 2008. Hipertensi : Internapublishing;2009.
factor resiko dan penat
laksanaannya. National 16. Medicinesia. Eighth Joint
Cardiovascular Center Harapan National Commite (JNC 8) :
Kita;2008 Update terbaru tentang
penatalaksanaan
10. Price GM, Uauy R, Breeze E, hipertensi[diakses 27 April
Bulpitt CJ, and Fletcher AE. 2015]. Diunduh dari :
Weight, shape, and mortality http://www.medicinesia.com/ke
risk in older persons: elevated dokteran-klinis/obat/eight-joint-
waist-hip ratio, not high body national-committee-update-
mass index, is associated with a terbaru-dalam-penatalaksanaan-
greater risk of death. Am J Clin hipertensi/
Nutr August 2006 84: 449-460
17. Tjandrawinata RR.
11. Hamdy O, Uwayfo GI, Oral EA. Hypertension. Medicinus.
Obesity. Medscape;2014 2012;25(1):3-8.
[diakses 19 Februari 2015].
Diunduh dari : 18. Widada a. Hubungan antara
http://emedicine.medscape.com/ indeks massa tubuh, asupan
article/123702 natrium danAsupan kalium
dengan derajat hipertensi primer
12. Pratiwi VR. Gambaran status pada Pasien yang berobat di
gizi lansia di RSUP H. Adam puskesmas moyudan, kabupaten
Malik Medan. Medan. Sleman [tesis]. Depok : program
USU;2009 pasca sarjana universitas
indonesia ; 2008.

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 10


19. Sukaton U. Buku ajar ilmu
penyakit dalam Jilid I edisi 25. Oviyanti P N. Hubungan anatar
III.Jakarta: Departemen ilmu lingkar pinggang dan rasio
penyakit dalam Fakultas lingkar pinggang panggul
Kedokteran Universitas dengan tekanan darah subjek
Indonesia;2003. usia dewasa. Surakarta :
Fakultas kedokteran universitas
20. Sudikno. Aplikasi regresi sebelas maret ; 2010.
logistik pada hubungan aktivitas
fisik dengan kejadian obesitas 26. Dien G N, Mulyadi, Kundre R
pada orang dewasa di Indonesia N. Hubungan indeks massa
(analisis data RISKESDAS tubuh (IMT) dengan tekanan
2007) [tesis]. Depok : Program darah pada penderita hipertensi
Pasca Sarjana Universitas di poliklinik hipertensi dan
Indonesia ; 2010. nefrologi BLU RSUP Prof. DR.
R. D. Kandau Manado. Manado
21. Riyadi A. Asupan gizi dan status : Fakultas Kedokteran
gizi sebagai faktor risiko Universitas Sam
hipertensi esensial pada lansia Ratulangi;2014.
Di puskesmas curup dan
perumnas Kabupaten rejang 27. Manampiring A E. Hubungan
lebong Propinsi Bengkulu status gizi dan tekanan darah
[tesis]. Depok : program pasca pada penduduk usia 45 tahun
sarjana universitas keatas dikelurahan Pakowa
Indonesia;2006. kecamatan Wanea kota Manado.
Manado : Fakultas kedokteran
22. Moore M C. Buku pedoman Universitas Sam Ratulagi;2008.
terapi diet dan nutrisi edisi II.
Jakarta;Hipokrates;1997. 28. Supriasa N D, Bakrie B, Fajri I.
Penilaian status gizi Jakarta.
23. Haris S. Hipertensi pada Penerbit buku kedokteran
sindrom metabolik. EGC.2001.
Jakarta:Departemen ilmu
kesehatan anak fakultas 29. World Health Organization.
kedokteran universitas Q&As on hypertension. United
Indonesia. Sari pediatri. State : Global Health
2009:11(4). Observatory ; 2015. [diakses 26
Oktober 2015]. Diunduh dari :
24. Departemen Kesehatan http://www.who.int/features/qa/
Republik Indonesia. Kategori 82/en/.
Usia Menurut Depkes RI 2009.
Jakarta.
Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 11
30. Novianingsih E. Hubungan
beberapa indikator status gizi
dengan tekanan darah pada
remaja. Fakultas kedokteran
universitas Diponegoro;2012

31. Indrawaty N, Yerizel E, Edward


Z, Widuri I. Hubungan nilai
antropometri dengan kadar
glukosa darah. Fakutas
Kedokteran Universitas
Andalas;2007.

32. Christina A. Hubungan antara


gaya hidup dengan rasio lingkar
pinggang panggul orang dewasa
dikecamatan Rumbia kampong
Lampung Tengah 2010.
Fakultas kesehatan masyarakat
Universitas Indonesia;2012.

33. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia. Pedoman
teknis penemuan dan tatalaksana
penyakit hipertensi;2006..
Jakarta.

34. Sugondo S. Obesitas. Buku ajar


ilmu penyakit dalam Jilid III
edisi V. Jakarta :
Internapublishing;2009.

35. Sugondo S, Purnamasari D.


Sindroma metabolik. Buku ajar
ilmu penyakit dalam Jilid III
edisi V. Jakarta :
Internapublishing;2009.

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 12

Vous aimerez peut-être aussi