Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutukan perawat yang kompeten
dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk mendapatan hasil yang
optimal dibuthkan pengalaman adalah melalui praktik kerja lapangan desa E
Wonokerto Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas yang dilakukan
adalah untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang ada dimasyarakat
E Wonokerto.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menerapkan konsep keperwatan komunitas guna meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat desa E Wonokerto Kec.
Tugumulyo Kab. Musi Rawas.
1.2.2 Tujuan Khusus
2
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Untuk mengaplikaskan ilmu yang didapat dibangku kuliah kepada
keadaan nyata dimasyarakat dan untuk mendapatkan pengalaman belajar
mengenai masalah dimsyarakat serta mampu menentukan langkah-
langkahnya dan pemecahan khususnya di desa E Tugumulyo Kab. Musi
Rawas.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang professional yang
bekompeten dibidangnya serta mempunyai pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dapat diandalkan dalam masyarakat.
1.3.3 Pemerintahan
Dapat dijadikan bahan ataupun data ataupun data untuk menyusun
kebijakan dan program kerja dibidang kesehatan dimasa yang akan datang
dan menjadi bahan terhadap kurikulum keperwatan yang telah ditetapkan.
1.3.4 Masyarakat
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk,
kesehatan lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan
yang ada serta pelayanan social yang ada/ kegiatan social kemasyarakatan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KOMUNITAS
1. Definisi Komunitas
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu
tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai
minat dan intersest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat
yang tinggal disuatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial
yang mempunyai interest yang sama (Riyadi,2007).
Menurut kontjangraningrat komunitas adalah sekumpulan manusia
yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak,
2007).
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk biologi, psikologi, sosial dan
spiritual secara kompherensif, ditunjukan kepada individu keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia
(Riyadi,2007).
Keperawatan komunitas ditnjukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu :
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas,
artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005)
4
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi,2007)
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tjuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007)
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau
tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,
2005)
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
5
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini
terdiri dari :
6
k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (community care
provider and researcher)
6. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas
a. Kesehatan lingkungan
b. Perilaku masyarakat
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap da sistematis
yang dihadapi masyarakat dan kelompok, ada 5 kegiatan dalam pengkajian
yaitu :pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, perumusan atau
penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah
(Mubarak,2005).
Teori yang membahas tentang pengkajian komunitas, sebagai berikut :
a. Sanders International Framework
Menurur sanders ada 3 dimensi dengan kompone pengkajian sebagai
berikut :
- Komunitas sebagai sistem sosial (dimensi sistem)
- Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat)
- Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi
populasi)
b. Klien interactinal framework
1) Masyarakat sebagai sistem sosial
- Pola komunikasi
- Pengambilan keputusan
- Hubungan dengan sistem lain
- Batas wilayah
2) Penduduk dan lingkungannya
- Karakter penduduk (demografi)
- Faktor lingkungan, biologi dan sosial
- Lingkungan psikis (nilai -2, agama, kepercayaan)
c. Community assaement wheel (community core)
7
Pada model ini terdapat 8 kompenen yang harus dikaji dari data ini,
sebagai berikut :
1) Community core (data inti)
Aspek yang dikaji :
- Histori dari komu itas, kaji sejarah perkembangan komunitas
- Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type, angka kematiam, status
perkawinan
- Vital statistic : angka kematian, angka kelahiran, angka kesakitan
- Sistem nilai/normal/kepeercayaan dan agama
2) Physical environment pada komunitas
Dikaji fisik pada individi dengan metode winshileld surveydengan
mengelilingi wilayah komunitas
3) Pelayanan kesehatan dan sosial
Pelayanan kesehatan :
- Hospital
- Praktik swasta
- Puskesmas
- Rumah perawatan
- Pelayanan kesehatan khusus
- Perawatan dirumah
- Counseling support services
- Pelayanan khusus
-
Dari tempat pelayanan tersebut aspek yang didata :
- Pelayanan (waktu,ongkos, rencana kerja)
- Sumber daya (tenaga, tempat, dana dan perencanaan)
- Karakteristik pemakaian (penyebaran geografi, gaya hidup,
saran transportasi)
- Statistic, jumlah pengunjung perhari/minggu/bulan
- Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian
pelayanan
8
d. Ekonomi
Aspek/kompenen yang perlu dikaji
- Karakteristik pendapatan keluarga/RT
- Karakteristim pekerjaan
e. Keamanan transportasi
- Keamanaan: protection service, kualitas udara, air bersih
- Transportasi (milik pribadi/umum)
f. Politik dan government
- Jenjang pemerintahan
- Kebijakan Dep.kes
g. Komunikasi
- Formal
- Informal
h. Pendidikan
- Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)
- Fasilitas pendidikan (SD,SMP,dll) baik didalam maupun diluar
komuntas
i. Rekreasi
- Menyangkut tempat rekreasi
- Kerangka pengkajian profile masyarakata (modifikasi)
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada maslah kesehatan baik
yang actual maupun potensial.
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien
(Mubarak,2009)
9
4. Penataleksanaan
Penatalaksanaan merupakan tahapan realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan,
perawat kesehatan masyarakat harus berkerja sama dengan anggota tim kesehatan
lainnya.
5. Evaluasi
Evaluasi memuat tentang keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
10
BAB III
PROFIL DESA DAN POSYANDU
1. Tahap Persiapan
Praktik kerja lapangan merupakan kegitana beriontasi pada kesehatan
masyarakat kesiapan mahasiswa melakukan penyelesaian administrasi dan
persiapan lokasi lapangan. Selain itu mahasiswa juga menuju kembali lokasi
praktik yang akan digunakan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pengkajian telah dilakukan winshield survey, penyebaran
kuisioner kemudian melakukan perumusan masalah.Masyarakat telah
memberikan informasi dalam pengumpulan serta masyarakat telah
mengetahui tujuan dari pengkajian.
A. Profile Desa E Wonokerto Kec. Tugu Mulyo Kab. Musi Rawas Provinsi
Sumatra Selatan
1. Gambaran Umum Desa
Luas Desa E Wonokerto Tugumulyo Kab Musi Rawas secara keseluruhan
adalah 346, 52 Ha, secara ministrative desa E wonokerto terdiri dari 5
dusun batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan desa Sukorejo
b. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Nawangsasi
c. Sebelah barat berbatasan dengan Margabakti
d. Sebelah timur berbatasan dengan Wukisari
e. Kondisi geografis dan batas-batas diatas menandakan bahwa desa E
Wonokerto berada pada posisi tidak strategis
11
Luas wilayah secara keseluhan adalah 346,52 Ha meliputi :
pemukiman penduduk 65,5 Ha, tanah sawah 182 Ha, Tanah pertanian
kering 60 Ha, kebun proktif Ha,89 belum Produktif.
Data penduduk terakhir, bahwa jumlah penduduk desa E wonokerto
Kec. Tugumulyo 2678 jiwa terdiri dari 1390 jiwa laki-laki dan 1288 jiwa
perempuan, semntara jumlah kepala keluarga sebanyak 792 KK. Adapun
jumlah penduduk desa E Wonokerto yang beragama 2663 jiwa, agama
katolik 5 jiwa, dan agama Kristen 10 jiwa.
12
j. Desa Triwikarton
Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum puskesmas Nawangsasi
dan Perlaku penduduk pada tahun 2017 yang meliputi : keadaan
pendudukan, keadaan ekonimi, keadaan lingkungan, dan pengobatan
penduduk yang berkaita dengan kesehatan .
1. Keadaan penduduk
Berdasarkan data yang diperoleh jumlah penduduk puskesmas Nawangsasi
tahun 2017 tercatat sebesar 29,048 jiwa dimana jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 14,288 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 14,760
jiwa.
2. Keadaan Ekonomi
Sebagian besar mayoritas penduduk kecamatan Tugumulyo adalah petani,
hal ini dikarena wilayah dominan persawahan sehingga kecamatan
TuguMulyo dikenang sebagai Lumbung pangan untuk Kabupaten Musi
Rawas, namun banyak juga yang bermata pencarian sebagai buruh. Selain
itu ada yang pedagang dan pegawai negeri
3. Keadaan Lingkungan
Untuk menggambarkan lingkungan, akan disajikan indicator seperti :
persentase rumah tangga terhadap akses air bersih, persentase rumah
tangga yang memilki jamban yang sehat/tidaknya jang yang dimiliki
a. Akses terhadap air minum
Program penyediaan air bersih dalam akhir Pelita V mengharapkan
pencakupan air bersih untuk daerah perdesaan 60% untuk daerah
perkotaan 80%.untuk encapaian air bersih ini pemerintah dan
masyarakat berupaya dengan berbagai hal seperti kegiatan penyuluhan
air bersih, memasak air minum, data akses Puskesma Nawangsari
PDAM, dan BOR. Pada tahun 2016 sebanyak 13 Daniu, PDAM 471,
sumur gali dengan pompa 5329, BOR 1166. Sedangkan jumlah
penduduk dengan akses air bersih sebesar 19532 jiwa atau sebesar
67,27 %
13
b. Jarak sumber air minum dengan tempat pembuangan akhir kotoran/
tinja
Sumber air minum sering menjadi pencemar pada penyakit water
borne disease.Oleh karena itu sumber air minum harus memenuhi
syarat lokalisasi dan konstruksi. Syarakt lokalisasi mengnginkan agar
sumber air minum terhindar dari pengotoran, sehingga perlu
diperhatikan jarak sumber air minum dengan cublak atau kakus,
lubang galian sampah, lubang galian air limbah, dan sumber-sumber
pengotoran air lainnya. pada umumya jarak pengotr atau tempat
penampungan akhir (TPA) kotoran/tinja tidak kurang dari 10 meter
dan diusahaan agar letaknya tidak dibawah sumber-sumber tersebut.
4. Pengobatan
Posyandu nawangsasi masih merupakan tujuan pasien untuk mendapatkan
pengoban secara medis, walaupun banyak juga yang mengunakan
pengobatan secara tradisional.
5. Situasi Derajat Kesehatan
Derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh banyak faktor tidak hanya
ditentukan pelayanan kesehatan dan ketersediaan saran dan pra sarana
kesehatan, namun juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan,
lingkungan sosial keturunan, dan faktor lainnya.
a. Moralitas
Berikut ini ini adalah angka kematian bayi, balita, ibu, angka kematian
kasar dan umur serta harapan hidup
1) Angka Kematian Bayi (AKB)
Usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama. Jumlah kematian bayi pada tahun 2016 ini
cenderung naik dari tahun 2016 yang hanya 5 orang namun nak
menjadi 14 orang, dengan rincian kematian neonatal 8 orang, dan
bayi diatas 28 hari 4 orang
2) Angka Kematian Balita
14
Usia 5 tahun dinyatakan 1000/angka kelahiran hidup, pada tahun
2016 dipuskesmas Nawangsasi tidak terdapat kematian balita
3) Angka kematian ibu
Kematian ibu bersalin pada 2016 tidak terdapat kematian baik ibu
hamil maupun ibu melahirkan, bersalin dan ibu Nifas
b. Morbiditas
Berikut penyakit yang mencerminkan situasi derajat kesehatan
masyarakat :
1) Penyakit Menula
a. ISPA
b. TB Paru
c. HIV/AIDS
d. Kusta
2) Penyakit Potensial KLB/Wabah
a. Diare
b. Demam Berdarah Dengue
c. Rabies
d. Filariasis
e. Antraks
6. Upaya Kesehatan
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan dalam rangka mewujudkan
Visi dan Misi Kementrian Kesehatan. Berikut Uraian upaya kesehatan :
a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
b. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
c. Upaya Perbaikan Gizi
7. Sumber Daya Kesehatan
Sarana kesehatan dikelompokan menjadi sarana kesehatan, tenaga
kesehatan, dan pembiayaan kesehatan
a. Sarana Kesehatan
1) Puskesmas
15
Terbagi menjadi :
a) Pustu D. Tegalrejo
b) Pustu F. Trikoyo
c) Pustu H. Wukisari
d) Pustu G1. Mataram
Polindes yang ada dipuskesmas Nawangsari yaitu :
a) Polindes B Srikaton
b) Polindes E. Wonokerto
c) Polindes F. Trikoyo
d) Polindes H. Wukirsari
e) Polindes M. Siti Harjo
Disamping itu ada polindes yang berubah menjadi Poskesdes
yaitu:
a) Poskesdes A.widodo
b) Poskesdes C. nawangsasi
c) Poskesdes G1.Mataram
d) Poskesdes I,Sukumolyo
2) Puskesmas pembantu
Diwilayah kerja puskesmas Nawangsasi Pustu terdiri dari 4 Pustu
yaitu Pustu D.Tegalrego, PustuTrikoyo, Pustu G1.Mataram, Pustu
H.Wukasari, Pustu
3) Sarana kesehatan bersembur daya manusia
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat sebagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi
dan sumber daya yang ada, termasuk yang ada di
masyarakat.Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyatakat
(UKBM) di antara posyandu (Pos pelayanan terpadu).
4) Pos Kesehatan Desa
Tenaga Kesehaan Desa Minamal 1 (satu) orang bidan dan 2 orang
kader di puskesmas Nawangsasi terdapat Poskesdes
5) Desa siaga
16
Puskesmas Nawangsasi mempunyai 10 desa siaga dibutuhkan
peran serta warga, tokh masyarakat, tokoh agama, danpemerintah
6) Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Nawangsasi dalam kategori
memadai, tenaga kesehtana terdiri dai PNS, TKS, TKST, dan
tersebar diPuskesmas, Pustu dan Polindes
7) Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan diwilayah Kesrja Puskesmas Nawangsasi
berasal dari APBD dan dana dari pusat, sebesar Rp 972.749.000
sumber dana perasional, Rp. 33.834.000 dana Jamsoskes, dana
BOK 200.000.000 dan Rp. 715.915.000 dana dari BPJS
17
BAB IV
Pengkajian Komunitas
A. Data Demografi
Berdasarkan data yang ada jumlah penduduk di Desa E Wonokerto
Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas dengan jumlah penduduk
tertinggi sebanyak 2689 jiwa dan jumlah penduduk tertinggi dewasa (36-16
tahun) sebanyak 182 jiwa (7%) Sebanyak 1193 jiwa (44%) dan terendah
adalah remaja awal sebanyak 182 jiwa (7%)
B. DATA KESEHATAN KELUARGA
1. Data Demografi
Jumlah penduduk Desa E Wonokerto Kecamatan Tugumulyo Kabupaten
Musi Rawas jumlah penduduk tertinggi sebanyak 2689 jiwa dan jumlah
penduduk tertinggi dewasa (36-16 tahun) sebanyak 182 jiwa (7%)
sebanyak 1193 jiwa (44%) dan terendah adalah remaja awal sebanyak 182
jiwa (7%)
a. Diagram 1.1
Pendidikan
18
900
800
700
600
500 Terendah
400 Tertinggi
300
200
100
0
SD PERGURUAN TINGGI
b. Diagram 2.1
Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan
600
500
400 Tertinggi
300 Terendah
200
100
0
PEKERJA PENSIUNAN
c. Diagram 3.1
Distribusi penduduk berdasarkan agama
19
Jumlah
Islam
Non Islam
800
700
600
500 Terendah
400 Tertinggi
300
200
100
0
RUMAH SENDIRI SEWA
20
b. Diagram 2.2
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan penghasilan keluarga
600
500
400
Terendah
300 Tertinggi
200
100
0
TETAP TIDAK TETAP
c. Diagram 2.3
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan penghasilan perbulan
1,000,000
900,000
800,000
700,000
600,000 Terendah
500,000 Tertinngi
400,000
300,000
200,000
100,000
0
438 KK 74 KK
21
d. Diagram 2.4
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan memiliki simpanan
Jumlah
Ada tabungan
Tidak ada tabungan
e. Diagram 2.5
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan perlunya dan kesehatan
untuk keluarga
Jumlah
Semua penduduk
berstatus tetap
22
1. Data Lingkungan Fisik
a. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan jenis bangunan
700
600
500
400
Tertinggi
300
Terendah
200
100
0
Tertinggi Terendah
Jumlah
23
Semen
600
570
500
400
300
200
215
100
7
0
Lantai Semen Lantai belum Semen Lantai Keramik
jumlah
Berventilasi Tidak Berventilasi
12%
88%
24
Kebiasaan membuka jendela
49% Tertinggi
51% Terendah
Keadaan Penerangan
17%
22%
Terang
Remang-remang
Gelap
61%
Jumlah
4%
Sumur BOR
30%
PDAM
66% Lainnya
25
g. Distribusi Frekuensi Penduduk berdasarkan Sumber Air Untuk Mandi
dan Mencuci
Penggnaan Air
Lainnya
35% Sumur Bor
41%
PDAM
24%
Bersih
85%
26
Tidak
Dimasak Pengelolaan Air Minum
2%
Dimasak
98%
wc
22%
WC Sendiri
Belum Punya Wc
Sendiri
78%
27
Pembuanngan Air Limbah
Lainnyya
47% ke Septic Tank
53%
ke Sawah
0%
Jumlah
Selokan/Got
34%
Lainnya
54%
ke Sawah
12%
28
Tergenang
48% Mengalir
52%
Pembuangan Sampah
di Lubang
Sampah
41%
Lainnya
58%
di ABK
Sampah
1%
29
Jumlah
di Bakar
Lainnya 48%
51%
diangkut
Petugas
1%
Jumlah Memiliki
Ternak
12%
Tidak
Memiliki
88%
30
Jumlah
Dalam
Rumah Terpisah Dari
40% Rumah
60%
Jumlah
4%
0%
Tertinggi
Terendah
Lainnya
96%
31
Jumlah
0%
Memiliki
Tidak Memiliki
100%
Jumlah
Apotik Hidup
48%
Tidak Memiliki
50%
Lainnya
2%
32
1. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Gejala Sesak Nafas
atatu Demam
Jumlah
860
840
820
800
Jumlah
780
760
740
Sesak/Demam Tidak Mengalami Sesak/Demam
Batuk Pilek
800
700
600
500
400
Batuk Pilek
300
200
100
0
Obat Warung Kepelayanan Kesehatan
b. DIARE
33
1. Distribusi Frekuensi Penduduk berdasarkan Yan dilakukan
Keluarga Saat Mencret-mencret
Mencret-mencret
40
35
30
25
20
Mencret-mencret
15
10
0
memberi larutan Oralit kepelayanan Kesehatan
c. DEMAM BERDARAH
1. Distribusi Frekuensi Penduduk Anggota Keluarga Yang Pernah
Mengalami Demam Berdarah 6 Bulan Terakhir
2000
1500
Demam Berdarah 6 Bul
Terakhit
1000
500
0
Terbanyak Terendah/Tidak Mengalami
34
2. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tindakan yang
Dilakukan
2000
1500
1000
500
0
Terserang DBD Tidak Membeli Obat Warung Kepelayanan
Mengalami/Terendah Kesehatan
700
600
500
400
Menguras Bak Man
300
200
100
0
Terbanyak Terandah
35
4. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan tempat Penampungan
Air di Rumah
700
600
500
400
Penampungan Air di Rum
300
200
100
0
Terbanyak Terendah
Jumlah
500
450
400
350
300
250
Juml
200
150
100
50
0
Memakai Kelambu Memakai Obat Nyayuk
36
Kebiasaan Dirumah
600
500
400
300
Kebiasaan Dirum
200
100
0
Tumpukan Kaleng/barang bekas Membiarkan Air Tegenang
d. Penyakit Kulit
1. Distrbusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Anggota Keluarga
Yang Pernah Mengalami Penyakit Kulit/koreng/borok
Penyakit Kulit/Koreng/Borok
2000
1800
1600
1400
1200
1000
Penyakit Kulit/Koreng/Bor
800
600
400
200
0
Tertinggi Terendah
37
Tindakan yang dilakukan
800
700
600
500
400
Tindakan yang dilakuk
300
200
100
0
Obat warung/obat tradisional Kepelayanan Kesehatan
e. PENYAKIT CACINGAN
1. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Anggota Keluarga
Yang Menderita Cacingan
Cacingan
3000
2500
2000
1500
Cacing
1000
500
0
Menderita Tidak Menderita
38
2. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tindakan yang
Dilakukan
20
15
0
Obat tradisional Lainnya
2500
2000
1500
Penggunaan Alas K
1000
500
0
Menggunakan Tidak Menggunakan
39
Kebiasaan Menggunting Kuku
1400
1200
1000
800
Kebiasaan Menggunting Ku
600
400
200
0
1x Seminggu Jika Panjang
2500
2000
500
0
Sebelum Makan Tidak Pernah
f. Kurang gizi
Distribusi penyakit berdasarkan data penduduk
40
a. Dari 930 jiwa (58,3%) sebanyak 340 jiwa yang mengalami gejala
gizi buruk
b. Dari 500 kk sebanyak kk sebanyak 326 kk (65,2%) anak
mengalami keterlambatan pertumbuhan
c. Dari 500 kk sebayak 174 kk (24,8%) anak yang mengalami
keterlamabatan perkembangan
kurang gizi
tumbang lambat
sulit makan
tumbang normal
41
BAB V
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Tahapan Persiapan
Praktik kerja lapangan merupakan kegiatan berorientasi pada
kesehatan masyarakata pada tahapan persiapan melakukan penyelesaian
aministrasi dan persiapan lokasi lapangan.Setelah latihan praktik ditinjau
mahasiswa mulai melakukan wilsherd survey wilayah Desa E Wonokerto
Kec. Tugu Mulyo diuat dengan pemetaan sendiri
2. Tahapan Pengkajian
Pada atahapan telah dilakukan penyebaran kuesioner kemudian
dirumuskan secara mandiri. Untuk dilakukannya pengkajian
Menurut pendapat Noto. Adinoto 2000, menyatakan peyebaran
kuesioner dapat dilakuakn dengan total sampling yag hasilnyablebih
refrensif
2.1 kekuatan
2.1.1 56,7 % berpartisipatif aktif dalam memberikan informasi saat
pengumpulan data
2.1.2 Adanya dukungan baik dari kepala dusun, took masyarakat,
sehingga terkumpulnya data
2.2 kelemahan
2.2.1 jenis pekerjaan masayarakata bervariasi sehingga sulit untuk
ditemui siang maupun malam
2.2.2 43,3 % masyarakat menolak untuk dilakukan pendataan atau
pengkajian
2.3 kesempatan
42
2.3.1 Adanya beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa
pelaksanaan kegiatan sepenuhnya tanggung jawab mahasiswa
2.3.2 Ditemukan beberapa maslaha kesehatan tapi kurang dirasaka
masyarakat
43
5. Ketidakseimbangan pelaksanaan terapeutik tntang kurang gizi di desa
E wonokerto berhubungan dengan Ketidakmampuan menggunkan
fasilitas
a. Lakukan pendekatan kepada perangkat desa dan setempat dengan
pengadaan perkenalaan dan masyarakat setempat
b. Diskusikan tentang kegiatan yang ada dimasyarakat
c. Lakukan pemetaan wilayah
d. Lakukan pendataan
e. Lakukan musyawarah masyarakat desa
f. promosikan tentang gizi seimbang
5. Tahap Implementasi
Implementasi tindakan dari renacana masalah yang telah dibuat yaitu :
a. Melakukan pendekatan kepada perangkat desa dan setempat dengan
pengadaan perkenalaan dan masyarakat setempat
b. Mendiskusikan tentang kegiatan yang ada dimasyarakat
c. Melakukan pemetaan wilayah
d. Melakukan pendataan
e. Melakukan musyawarah masyarakat desa
f. Mempromosikan tentang gizi seimbang
g. Melakukan kegiatan penyuluhan tentang kurang gizi dan pentingnya
posyandu
h. Melakukan pemeriksaan gizi buruk
i. Membagikan vitamin
j. Memberikan fasilitas timbangan badan dan tinggi badan
6. Tahap Evaluasi
Setelah dilakukan imp;ementasi terhadap masalah yang yang ada maka
dapat dievaluasikan sebagai berikut :
a. Masyarakat Desa E Wonokerto mengetahui akibat gizi buruk
b. Masyarakat Desa E Wonokerto mengetahui tentang makan 4 sehat 5
sempurana
c. Masyarakat Desa E Wonokerto mengetahui tentang gizi seimbang
d. Masyarakat Desa E Wonokerto mengerti tentang pentingnya posyandu
44
LAMPIRAN SAP ( GIZI SEIMBANG )
Tempat : Di Balaidesa
Hari/Tanggal :
Waktu :
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta dapat memahami
tentang Gizi Seimbang.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang pengertian gizi seimbang
b. Menjelaskan triguna makanan gizi seimbang
c. Menjelaskan manfaat pemenuhan gizi seimbang
d. Menjelaskan akibat tidak terpenuhinya gizi seimbang
e. Menjelaskan pedoman umum gizi seimbang (PUGS)
B. Metode
1. Ceramah / Diskusi kelompok
2. Tanya Jawab
C. Media
1. Laptop
2. Leaflet
D. Materi Penyuluhan
1. Pengertian gizi seimbang
2. Triguna makanan gizi seimbang
3. Manfaat pemenuhan gizi seimbang
4. Akibat tidak terpenuhinya gizi seimbang
45
5. Pedoman umum gizi seimbang (PUGS)
E. Rencana Tindakan
F. Analisa Materi
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian gizi seimbang
2. Peserta dapat menyebutkan triguna makanan gizi seimbang
3. Peserta dapat menyebutkan manfaat pemenuhan gizi seimbang
4. Peserta dapat menyebutkan akibat tidak terpenuhinya gizi seimbang
5. Peserta dapat menyebutkan pedoman umum gizi seimbang (PUGS)
6. Peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar dari pertanyaan yang
diberikan
46
G. Evaluasi
2. Apa saja manfaat Gizi Seimbang pada usia prasekolah dan sekolah,
usian remaja, dan usia dewasa ?
Jawab :
a. Usia prasekolah dan sekolah : kebutuhan gizi sangat diperlukan
untuk konsentrasi belajar, beraktivitas, bersosialisasi, dan untuk
kesempurnaan fisik.
b. Usia remaja : dibutuhkan pemenuhan gizi yang optimal agar dapat
mencapai kematangan fungsi seksual dan tercapainya bentuk
dewasa
c. Usia dewasa : gizi optimal dan seimbang pada usia dewasa
diperlukan agar tercapai kematangan fisik, psikomotorik, mental,
spiritual, dan sosial
47
Daftar pustaka
48