Vous êtes sur la page 1sur 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara social
dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh
kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan antar
upaya-upaya yang telah dilaksanakan leh periode sebelumnya (Keomenkes RI,
2015).
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah program
Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gici
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlndungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatkan status kesehatan dan
gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya
akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama didaerah
terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan
kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengeolahaan
SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin,;
serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan (Kepmenkes RI, 2015).
Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan
adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya
hambatan, baik yang bersifat ekonomis, maupun non ekonomis. Diharapkan
dengan terwujudnya ingkungan dan perilaku sehat serta meningkatnya
kemampuan masyarakat tersebut diatas, derajat kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat dapat itingkatkan secara optimal (Yuddi, 2008).

1
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutukan perawat yang kompeten
dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk mendapatan hasil yang
optimal dibuthkan pengalaman adalah melalui praktik kerja lapangan desa E
Wonokerto Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas yang dilakukan
adalah untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang ada dimasyarakat
E Wonokerto.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menerapkan konsep keperwatan komunitas guna meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat desa E Wonokerto Kec.
Tugumulyo Kab. Musi Rawas.
1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktek kerja lapangan diharapkan mahasiswa dapat :

a) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang ada di desa


Wonokerto Kec. Tugumulyo Kab. Musi Rawas
b) Mengolah, menganalisi dan memecahkan masalah yang telah
teridentifikasi
c) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam peningkatan
derajat kesehatan dan pencegahan penyakit di desa E Wonokerto Kec.
Tugumulyo Kab. Musi Rawas
d) Menanamkan perilaku sehat melalui kegiatan pendidikan kesehatan pada
masyarakat di desa E Wonokerto Kec. Tugumulyo Kab. Musi Rawas
e) Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untu mengatasi
masalah kesehatan yang ada di E Wonokerto wilayah kerja Puskesmas C
Nawangsasi.

2
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Untuk mengaplikaskan ilmu yang didapat dibangku kuliah kepada
keadaan nyata dimasyarakat dan untuk mendapatkan pengalaman belajar
mengenai masalah dimsyarakat serta mampu menentukan langkah-
langkahnya dan pemecahan khususnya di desa E Tugumulyo Kab. Musi
Rawas.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang professional yang
bekompeten dibidangnya serta mempunyai pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dapat diandalkan dalam masyarakat.
1.3.3 Pemerintahan
Dapat dijadikan bahan ataupun data ataupun data untuk menyusun
kebijakan dan program kerja dibidang kesehatan dimasa yang akan datang
dan menjadi bahan terhadap kurikulum keperwatan yang telah ditetapkan.
1.3.4 Masyarakat
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk,
kesehatan lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan
yang ada serta pelayanan social yang ada/ kegiatan social kemasyarakatan.

1.4 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : Membahas tentang pendahuluan meliputi : latar belakang, tujuan,
manfaat, dan sistematika
BAB II : Menguraikan tentang profil Puskesmas C Nawangsasi dan profil desa
E Wonokerto Kecamatn Tugumulyo.
BAB III : Membahas tentang asuhan keperwatan komunitas, meluputi:
pengkajian, analisa data, penentuan masalah kesehatan dan
keperawatan, perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB IV : Pembahasan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas
BAB V : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KOMUNITAS
1. Definisi Komunitas
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu
tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai
minat dan intersest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat
yang tinggal disuatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial
yang mempunyai interest yang sama (Riyadi,2007).
Menurut kontjangraningrat komunitas adalah sekumpulan manusia
yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak,
2007).
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk biologi, psikologi, sosial dan
spiritual secara kompherensif, ditunjukan kepada individu keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia
(Riyadi,2007).
Keperawatan komunitas ditnjukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu :
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas,
artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005)

4
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi,2007)
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tjuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007)
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau
tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,
2005)
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

2. Paradigma Keperwatan Komunitas


Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok
yaitu manusia, keperawatan,kesehatam, lingkungan. Dan sebagai sasaran
praktek keperwatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan
masyarakat (Riyadi,2007)
a) Individu sebagai klien
b) Keluarga sebagai klien
c) Masyarakat sebagai klien

3. Sasaran Perawatan Kesehatan Komunitas

5
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini
terdiri dari :

1) Individu sebagai klien


2) Keluarga sebagai klien
3) Kelompok khusus

4. Strategi Pelaksanaan Keperawatan Komunitas


Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan
dalam keperawatan kesehatan masyarakat adalah :
a. Pendidikan kesehatan (health promotion)
b. Proses Kelompok (group process)
c. Kerjasama atau kemitraan (partersip)
d. Pemberdayaan (empowerment)

5. Perawan perawat Komunitas (provider Of Nursing care)


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah :
a. Sebagai penyedia pelayanan (Care Provider)
b. Sebagai Pendidik dan konsultasi (nurse Educator and counselor)
c. Sebagai panutan ( Role Model)
d. Sebagai Pembela (client Advocate)
e. Sebagai manjer kasus (case manager)
f. Sebagai kolaborator
g. Sebagai perencana tindakan lanjut
h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (case finder)
i. Koordinasi Pelayanan kesehatan (coordinator of servicer)
j. Pembawa perubahan dan pembaharuan serta pemimpin (change agent and
Leader)

6
k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (community care
provider and researcher)
6. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas
a. Kesehatan lingkungan
b. Perilaku masyarakat
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap da sistematis
yang dihadapi masyarakat dan kelompok, ada 5 kegiatan dalam pengkajian
yaitu :pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, perumusan atau
penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah
(Mubarak,2005).
Teori yang membahas tentang pengkajian komunitas, sebagai berikut :
a. Sanders International Framework
Menurur sanders ada 3 dimensi dengan kompone pengkajian sebagai
berikut :
- Komunitas sebagai sistem sosial (dimensi sistem)
- Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat)
- Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi
populasi)
b. Klien interactinal framework
1) Masyarakat sebagai sistem sosial
- Pola komunikasi
- Pengambilan keputusan
- Hubungan dengan sistem lain
- Batas wilayah
2) Penduduk dan lingkungannya
- Karakter penduduk (demografi)
- Faktor lingkungan, biologi dan sosial
- Lingkungan psikis (nilai -2, agama, kepercayaan)
c. Community assaement wheel (community core)

7
Pada model ini terdapat 8 kompenen yang harus dikaji dari data ini,
sebagai berikut :
1) Community core (data inti)
Aspek yang dikaji :
- Histori dari komu itas, kaji sejarah perkembangan komunitas
- Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type, angka kematiam, status
perkawinan
- Vital statistic : angka kematian, angka kelahiran, angka kesakitan
- Sistem nilai/normal/kepeercayaan dan agama
2) Physical environment pada komunitas
Dikaji fisik pada individi dengan metode winshileld surveydengan
mengelilingi wilayah komunitas
3) Pelayanan kesehatan dan sosial
Pelayanan kesehatan :
- Hospital
- Praktik swasta
- Puskesmas
- Rumah perawatan
- Pelayanan kesehatan khusus
- Perawatan dirumah
- Counseling support services
- Pelayanan khusus
-
Dari tempat pelayanan tersebut aspek yang didata :
- Pelayanan (waktu,ongkos, rencana kerja)
- Sumber daya (tenaga, tempat, dana dan perencanaan)
- Karakteristik pemakaian (penyebaran geografi, gaya hidup,
saran transportasi)
- Statistic, jumlah pengunjung perhari/minggu/bulan
- Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian
pelayanan

8
d. Ekonomi
Aspek/kompenen yang perlu dikaji
- Karakteristik pendapatan keluarga/RT
- Karakteristim pekerjaan
e. Keamanan transportasi
- Keamanaan: protection service, kualitas udara, air bersih
- Transportasi (milik pribadi/umum)
f. Politik dan government
- Jenjang pemerintahan
- Kebijakan Dep.kes
g. Komunikasi
- Formal
- Informal
h. Pendidikan
- Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)
- Fasilitas pendidikan (SD,SMP,dll) baik didalam maupun diluar
komuntas
i. Rekreasi
- Menyangkut tempat rekreasi
- Kerangka pengkajian profile masyarakata (modifikasi)

2. Diagnosis keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada maslah kesehatan baik
yang actual maupun potensial.

3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien
(Mubarak,2009)

9
4. Penataleksanaan
Penatalaksanaan merupakan tahapan realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan,
perawat kesehatan masyarakat harus berkerja sama dengan anggota tim kesehatan
lainnya.

5. Evaluasi
Evaluasi memuat tentang keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.

10
BAB III
PROFIL DESA DAN POSYANDU

1. Tahap Persiapan
Praktik kerja lapangan merupakan kegitana beriontasi pada kesehatan
masyarakat kesiapan mahasiswa melakukan penyelesaian administrasi dan
persiapan lokasi lapangan. Selain itu mahasiswa juga menuju kembali lokasi
praktik yang akan digunakan.

2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pengkajian telah dilakukan winshield survey, penyebaran
kuisioner kemudian melakukan perumusan masalah.Masyarakat telah
memberikan informasi dalam pengumpulan serta masyarakat telah
mengetahui tujuan dari pengkajian.

A. Profile Desa E Wonokerto Kec. Tugu Mulyo Kab. Musi Rawas Provinsi
Sumatra Selatan
1. Gambaran Umum Desa
Luas Desa E Wonokerto Tugumulyo Kab Musi Rawas secara keseluruhan
adalah 346, 52 Ha, secara ministrative desa E wonokerto terdiri dari 5
dusun batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan desa Sukorejo
b. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Nawangsasi
c. Sebelah barat berbatasan dengan Margabakti
d. Sebelah timur berbatasan dengan Wukisari
e. Kondisi geografis dan batas-batas diatas menandakan bahwa desa E
Wonokerto berada pada posisi tidak strategis

11
Luas wilayah secara keseluhan adalah 346,52 Ha meliputi :
pemukiman penduduk 65,5 Ha, tanah sawah 182 Ha, Tanah pertanian
kering 60 Ha, kebun proktif Ha,89 belum Produktif.
Data penduduk terakhir, bahwa jumlah penduduk desa E wonokerto
Kec. Tugumulyo 2678 jiwa terdiri dari 1390 jiwa laki-laki dan 1288 jiwa
perempuan, semntara jumlah kepala keluarga sebanyak 792 KK. Adapun
jumlah penduduk desa E Wonokerto yang beragama 2663 jiwa, agama
katolik 5 jiwa, dan agama Kristen 10 jiwa.

B. Profile Posyandu C Nawangsasi


Posyandu Nawagsasi merupakan salah satu dari 19 posyandu yang ada
di kabupaten Musi Rawas.Puskesmas Nawangsasi terletak dikecamatan
Tugumulyo dan beralamat dijalan kartini Desa C. Nawangsasi, yang berjarak
dari ibukota kabupaten kurang lebih 30 menit dengan kendaraan bermotor.
Selain rawat jalan Puskesmas Nawangsasi juga terdapat juga ruang perawatan
yng terdiri dari 10 tempat tidur batas- batas wilayah Nawangsasi :
a. Sebelah Utara : Kecamatan Purwodadi
b. Sebelah Timur : Puskesmas L Soederharjo
c. Sebelah Selatan : Kota Lubuklinggau
d. Sebelah Barat : Puskesmas Terawas
Luas wilayah Nawangsari kerja Posyandu meliputi 11 desa, yang terdiri
dar 1 kelurahan dan 10 desa yaitu :
a. Kelurahan B. Srikaton
b. Desa A Widodo
c. Desa D. Talangrejo
d. Desa E. Wonokerjo
e. Desa F Trikoyo
f. Desa G1. Mataram
g. Desa C Nawangsari
h. Desa H. Wukirsari
i. Desa I. SitiHarjo

12
j. Desa Triwikarton
Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum puskesmas Nawangsasi
dan Perlaku penduduk pada tahun 2017 yang meliputi : keadaan
pendudukan, keadaan ekonimi, keadaan lingkungan, dan pengobatan
penduduk yang berkaita dengan kesehatan .
1. Keadaan penduduk
Berdasarkan data yang diperoleh jumlah penduduk puskesmas Nawangsasi
tahun 2017 tercatat sebesar 29,048 jiwa dimana jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 14,288 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 14,760
jiwa.
2. Keadaan Ekonomi
Sebagian besar mayoritas penduduk kecamatan Tugumulyo adalah petani,
hal ini dikarena wilayah dominan persawahan sehingga kecamatan
TuguMulyo dikenang sebagai Lumbung pangan untuk Kabupaten Musi
Rawas, namun banyak juga yang bermata pencarian sebagai buruh. Selain
itu ada yang pedagang dan pegawai negeri
3. Keadaan Lingkungan
Untuk menggambarkan lingkungan, akan disajikan indicator seperti :
persentase rumah tangga terhadap akses air bersih, persentase rumah
tangga yang memilki jamban yang sehat/tidaknya jang yang dimiliki
a. Akses terhadap air minum
Program penyediaan air bersih dalam akhir Pelita V mengharapkan
pencakupan air bersih untuk daerah perdesaan 60% untuk daerah
perkotaan 80%.untuk encapaian air bersih ini pemerintah dan
masyarakat berupaya dengan berbagai hal seperti kegiatan penyuluhan
air bersih, memasak air minum, data akses Puskesma Nawangsari
PDAM, dan BOR. Pada tahun 2016 sebanyak 13 Daniu, PDAM 471,
sumur gali dengan pompa 5329, BOR 1166. Sedangkan jumlah
penduduk dengan akses air bersih sebesar 19532 jiwa atau sebesar
67,27 %

13
b. Jarak sumber air minum dengan tempat pembuangan akhir kotoran/
tinja
Sumber air minum sering menjadi pencemar pada penyakit water
borne disease.Oleh karena itu sumber air minum harus memenuhi
syarat lokalisasi dan konstruksi. Syarakt lokalisasi mengnginkan agar
sumber air minum terhindar dari pengotoran, sehingga perlu
diperhatikan jarak sumber air minum dengan cublak atau kakus,
lubang galian sampah, lubang galian air limbah, dan sumber-sumber
pengotoran air lainnya. pada umumya jarak pengotr atau tempat
penampungan akhir (TPA) kotoran/tinja tidak kurang dari 10 meter
dan diusahaan agar letaknya tidak dibawah sumber-sumber tersebut.
4. Pengobatan
Posyandu nawangsasi masih merupakan tujuan pasien untuk mendapatkan
pengoban secara medis, walaupun banyak juga yang mengunakan
pengobatan secara tradisional.
5. Situasi Derajat Kesehatan
Derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh banyak faktor tidak hanya
ditentukan pelayanan kesehatan dan ketersediaan saran dan pra sarana
kesehatan, namun juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan,
lingkungan sosial keturunan, dan faktor lainnya.
a. Moralitas
Berikut ini ini adalah angka kematian bayi, balita, ibu, angka kematian
kasar dan umur serta harapan hidup
1) Angka Kematian Bayi (AKB)
Usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama. Jumlah kematian bayi pada tahun 2016 ini
cenderung naik dari tahun 2016 yang hanya 5 orang namun nak
menjadi 14 orang, dengan rincian kematian neonatal 8 orang, dan
bayi diatas 28 hari 4 orang
2) Angka Kematian Balita

14
Usia 5 tahun dinyatakan 1000/angka kelahiran hidup, pada tahun
2016 dipuskesmas Nawangsasi tidak terdapat kematian balita
3) Angka kematian ibu
Kematian ibu bersalin pada 2016 tidak terdapat kematian baik ibu
hamil maupun ibu melahirkan, bersalin dan ibu Nifas
b. Morbiditas
Berikut penyakit yang mencerminkan situasi derajat kesehatan
masyarakat :
1) Penyakit Menula
a. ISPA
b. TB Paru
c. HIV/AIDS
d. Kusta
2) Penyakit Potensial KLB/Wabah
a. Diare
b. Demam Berdarah Dengue
c. Rabies
d. Filariasis
e. Antraks
6. Upaya Kesehatan
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan dalam rangka mewujudkan
Visi dan Misi Kementrian Kesehatan. Berikut Uraian upaya kesehatan :
a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
b. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
c. Upaya Perbaikan Gizi
7. Sumber Daya Kesehatan
Sarana kesehatan dikelompokan menjadi sarana kesehatan, tenaga
kesehatan, dan pembiayaan kesehatan
a. Sarana Kesehatan
1) Puskesmas

15
Terbagi menjadi :
a) Pustu D. Tegalrejo
b) Pustu F. Trikoyo
c) Pustu H. Wukisari
d) Pustu G1. Mataram
Polindes yang ada dipuskesmas Nawangsari yaitu :
a) Polindes B Srikaton
b) Polindes E. Wonokerto
c) Polindes F. Trikoyo
d) Polindes H. Wukirsari
e) Polindes M. Siti Harjo
Disamping itu ada polindes yang berubah menjadi Poskesdes
yaitu:
a) Poskesdes A.widodo
b) Poskesdes C. nawangsasi
c) Poskesdes G1.Mataram
d) Poskesdes I,Sukumolyo
2) Puskesmas pembantu
Diwilayah kerja puskesmas Nawangsasi Pustu terdiri dari 4 Pustu
yaitu Pustu D.Tegalrego, PustuTrikoyo, Pustu G1.Mataram, Pustu
H.Wukasari, Pustu
3) Sarana kesehatan bersembur daya manusia
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat sebagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi
dan sumber daya yang ada, termasuk yang ada di
masyarakat.Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyatakat
(UKBM) di antara posyandu (Pos pelayanan terpadu).
4) Pos Kesehatan Desa
Tenaga Kesehaan Desa Minamal 1 (satu) orang bidan dan 2 orang
kader di puskesmas Nawangsasi terdapat Poskesdes
5) Desa siaga

16
Puskesmas Nawangsasi mempunyai 10 desa siaga dibutuhkan
peran serta warga, tokh masyarakat, tokoh agama, danpemerintah
6) Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Nawangsasi dalam kategori
memadai, tenaga kesehtana terdiri dai PNS, TKS, TKST, dan
tersebar diPuskesmas, Pustu dan Polindes
7) Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan diwilayah Kesrja Puskesmas Nawangsasi
berasal dari APBD dan dana dari pusat, sebesar Rp 972.749.000
sumber dana perasional, Rp. 33.834.000 dana Jamsoskes, dana
BOK 200.000.000 dan Rp. 715.915.000 dana dari BPJS

17
BAB IV

AASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pengkajian Komunitas

Di Desa Wonokerto Kecamatan Tugumulyo

Kabupaten Musi Rawas

A. Data Demografi
Berdasarkan data yang ada jumlah penduduk di Desa E Wonokerto
Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas dengan jumlah penduduk
tertinggi sebanyak 2689 jiwa dan jumlah penduduk tertinggi dewasa (36-16
tahun) sebanyak 182 jiwa (7%) Sebanyak 1193 jiwa (44%) dan terendah
adalah remaja awal sebanyak 182 jiwa (7%)
B. DATA KESEHATAN KELUARGA
1. Data Demografi
Jumlah penduduk Desa E Wonokerto Kecamatan Tugumulyo Kabupaten
Musi Rawas jumlah penduduk tertinggi sebanyak 2689 jiwa dan jumlah
penduduk tertinggi dewasa (36-16 tahun) sebanyak 182 jiwa (7%)
sebanyak 1193 jiwa (44%) dan terendah adalah remaja awal sebanyak 182
jiwa (7%)
a. Diagram 1.1
Pendidikan

18
900
800
700
600
500 Terendah
400 Tertinggi
300
200
100
0
SD PERGURUAN TINGGI

b. Diagram 2.1
Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan

600

500

400 Tertinggi
300 Terendah

200

100

0
PEKERJA PENSIUNAN

c. Diagram 3.1
Distribusi penduduk berdasarkan agama

19
Jumlah

Islam
Non Islam

2. Data Sosial Ekonomi


Jumlah pendudukan di Desa E Wonokerto Tugumulyo Kabupaten Musi
Rawas dengan jumlah penduduk sebanyak 792 KK dan hampir semua
masyarakat desa berstatus kependudukan adalah tetap
a. Diagram 2.1
Distribusi penduduk berdasarkan kepemilikan tempat tinggal

800
700
600
500 Terendah
400 Tertinggi

300
200
100
0
RUMAH SENDIRI SEWA

20
b. Diagram 2.2
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan penghasilan keluarga

600

500

400
Terendah
300 Tertinggi

200

100

0
TETAP TIDAK TETAP

c. Diagram 2.3
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan penghasilan perbulan

1,000,000
900,000
800,000
700,000
600,000 Terendah
500,000 Tertinngi
400,000
300,000
200,000
100,000
0
438 KK 74 KK

21
d. Diagram 2.4
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan memiliki simpanan

Jumlah

Ada tabungan
Tidak ada tabungan

e. Diagram 2.5
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan perlunya dan kesehatan
untuk keluarga

Jumlah

Semua penduduk
berstatus tetap

22
1. Data Lingkungan Fisik
a. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan jenis bangunan

700

600

500

400

Tertinggi
300
Terendah
200

100

0
Tertinggi Terendah
Jumlah

b. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Lantai Rumah

23
Semen
600

570
500

400

300

200
215

100

7
0
Lantai Semen Lantai belum Semen Lantai Keramik

c. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarka Kepemilikan Ventilasi

jumlah
Berventilasi Tidak Berventilasi

12%

88%

d. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Membuka


Jendela

24
Kebiasaan membuka jendela

49% Tertinggi
51% Terendah

e. Distribusi Frekuensi Penduduk Bersadarkan Penerangan Rumah

Keadaan Penerangan

17%
22%
Terang
Remang-remang
Gelap

61%

f. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sumber Air Minum dan


Masak

Jumlah
4%

Sumur BOR
30%
PDAM
66% Lainnya

25
g. Distribusi Frekuensi Penduduk berdasarkan Sumber Air Untuk Mandi
dan Mencuci

Penggnaan Air

Lainnya
35% Sumur Bor
41%

PDAM
24%

h. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kondidi Air Minum

Lainnya Kondisi Air


6%
Berbau
9%

Bersih
85%

i. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pengolahan Air Minum

26
Tidak
Dimasak Pengelolaan Air Minum
2%

Dimasak
98%

j. Distribusi frekunsi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan WC Sendiri

wc

22%

WC Sendiri

Belum Punya Wc
Sendiri
78%

k. Distrbusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Saluran Pembuangan Dari


Wc

27
Pembuanngan Air Limbah

Lainnyya
47% ke Septic Tank
53%

ke Sawah
0%

l. Disrtibusi Frekuensi Penduduk Berdasarka Tempat Pembuangan Air


Limbah

Jumlah

Selokan/Got
34%
Lainnya
54%

ke Sawah
12%

m. Distribusi Frekuensi Bedasarkan Kondisi Saluran Pembuangan Air


Limbah

28
Tergenang
48% Mengalir
52%

n. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasrakan Kebiasaan Membuang


Sampah

Pembuangan Sampah

di Lubang
Sampah
41%
Lainnya
58%

di ABK
Sampah
1%

o. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Setelah


Membuang Sampah

29
Jumlah

di Bakar
Lainnya 48%
51%

diangkut
Petugas
1%

p. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasrakan Kepemilikan Hewan


Ternak

Jumlah Memiliki
Ternak
12%

Tidak
Memiliki
88%

q. Distribusi Penduduk Berdasrkan Letak Kandang Ternak

30
Jumlah

Dalam
Rumah Terpisah Dari
40% Rumah
60%

r. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasrkan Intensitas Pembersihan


Rumah

Jumlah
4%
0%

Tertinggi
Terendah
Lainnya

96%

s. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Rumah

31
Jumlah
0%

Memiliki
Tidak Memiliki

100%

t. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pemanfaatan Prkarangan


Rumah

Jumlah

Apotik Hidup
48%
Tidak Memiliki
50%
Lainnya

2%

2. DATA KESEHATAN KELUARGA


a. ISPA

32
1. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Gejala Sesak Nafas
atatu Demam

Jumlah
860

840

820

800
Jumlah

780

760

740
Sesak/Demam Tidak Mengalami Sesak/Demam

2. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tindakan yang


Dilakukan

Batuk Pilek
800

700

600

500

400
Batuk Pilek
300

200

100

0
Obat Warung Kepelayanan Kesehatan

b. DIARE

33
1. Distribusi Frekuensi Penduduk berdasarkan Yan dilakukan
Keluarga Saat Mencret-mencret

Mencret-mencret
40

35

30

25

20
Mencret-mencret
15

10

0
memberi larutan Oralit kepelayanan Kesehatan

c. DEMAM BERDARAH
1. Distribusi Frekuensi Penduduk Anggota Keluarga Yang Pernah
Mengalami Demam Berdarah 6 Bulan Terakhir

Demam Berdarah 6 Bulan Terakhit


2500

2000

1500
Demam Berdarah 6 Bul
Terakhit
1000

500

0
Terbanyak Terendah/Tidak Mengalami

34
2. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tindakan yang
Dilakukan

Tindakan yang Dilakukan


2500

2000

1500

1000

500

0
Terserang DBD Tidak Membeli Obat Warung Kepelayanan
Mengalami/Terendah Kesehatan

Tindakan yang Dilakukan

3. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Menguras Bak Mandi

Menguras Bak Mandi


800

700

600

500

400
Menguras Bak Man
300

200

100

0
Terbanyak Terandah

35
4. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan tempat Penampungan
Air di Rumah

Penampungan Air di Rumah


800

700

600

500

400
Penampungan Air di Rum
300

200

100

0
Terbanyak Terendah

5. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tidur di Rumah

Jumlah
500
450
400
350
300
250
Juml
200
150
100
50
0
Memakai Kelambu Memakai Obat Nyayuk

6. Distrubusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Dirumah

36
Kebiasaan Dirumah
600

500

400

300
Kebiasaan Dirum

200

100

0
Tumpukan Kaleng/barang bekas Membiarkan Air Tegenang

d. Penyakit Kulit
1. Distrbusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Anggota Keluarga
Yang Pernah Mengalami Penyakit Kulit/koreng/borok

Penyakit Kulit/Koreng/Borok
2000
1800
1600
1400
1200
1000
Penyakit Kulit/Koreng/Bor
800
600
400
200
0
Tertinggi Terendah

2. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tindakan yang


Dilakukan

37
Tindakan yang dilakukan
800

700

600

500

400
Tindakan yang dilakuk
300

200

100

0
Obat warung/obat tradisional Kepelayanan Kesehatan

3. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Penggunaan Sabun


Saat Mandi

e. PENYAKIT CACINGAN
1. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Anggota Keluarga
Yang Menderita Cacingan

Cacingan
3000

2500

2000

1500
Cacing

1000

500

0
Menderita Tidak Menderita

38
2. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tindakan yang
Dilakukan

Tindakan yang dilakukan


25

20

15

Tindakan yang dilakuk


10

0
Obat tradisional Lainnya

3. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keluarga


Menggunakan Alas Kaki

Penggunaan Alas Kaki


3000

2500

2000

1500
Penggunaan Alas K

1000

500

0
Menggunakan Tidak Menggunakan

4. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan


Menggunting Kuku

39
Kebiasaan Menggunting Kuku
1400

1200

1000

800

Kebiasaan Menggunting Ku
600

400

200

0
1x Seminggu Jika Panjang

5. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Cuci


Tangan Sebelum Tangan

Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum Makan


3000

2500

2000

1500 Kebiasaan Mencuci Tang


Sebelum Makan
1000

500

0
Sebelum Makan Tidak Pernah

f. Kurang gizi
Distribusi penyakit berdasarkan data penduduk

40
a. Dari 930 jiwa (58,3%) sebanyak 340 jiwa yang mengalami gejala
gizi buruk
b. Dari 500 kk sebanyak kk sebanyak 326 kk (65,2%) anak
mengalami keterlambatan pertumbuhan
c. Dari 500 kk sebayak 174 kk (24,8%) anak yang mengalami
keterlamabatan perkembangan

data tumbang anak

kurang gizi
tumbang lambat
sulit makan
tumbang normal

41
BAB V

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Tahap-tahap Asuhan Komunitas

Pada tahap ini diuraikan pembahasaan tentang tahapan-tahapan yang telah


dilakukan di Desa E Wonokerto Kecamatan Tugumulyo Kabipaten Musi rawas

1. Tahapan Persiapan
Praktik kerja lapangan merupakan kegiatan berorientasi pada
kesehatan masyarakata pada tahapan persiapan melakukan penyelesaian
aministrasi dan persiapan lokasi lapangan.Setelah latihan praktik ditinjau
mahasiswa mulai melakukan wilsherd survey wilayah Desa E Wonokerto
Kec. Tugu Mulyo diuat dengan pemetaan sendiri
2. Tahapan Pengkajian
Pada atahapan telah dilakukan penyebaran kuesioner kemudian
dirumuskan secara mandiri. Untuk dilakukannya pengkajian
Menurut pendapat Noto. Adinoto 2000, menyatakan peyebaran
kuesioner dapat dilakuakn dengan total sampling yag hasilnyablebih
refrensif
2.1 kekuatan
2.1.1 56,7 % berpartisipatif aktif dalam memberikan informasi saat
pengumpulan data
2.1.2 Adanya dukungan baik dari kepala dusun, took masyarakat,
sehingga terkumpulnya data
2.2 kelemahan
2.2.1 jenis pekerjaan masayarakata bervariasi sehingga sulit untuk
ditemui siang maupun malam
2.2.2 43,3 % masyarakat menolak untuk dilakukan pendataan atau
pengkajian
2.3 kesempatan

42
2.3.1 Adanya beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa
pelaksanaan kegiatan sepenuhnya tanggung jawab mahasiswa
2.3.2 Ditemukan beberapa maslaha kesehatan tapi kurang dirasaka
masyarakat

Berdasarkan survey dan tabulasi didapatkan masalah :

1. Resiko ketidakseimbnagan pertumbuhan di Desa E Wonokerto


berhubngan dengan ketidakmampuan masyarakat mengenal masalah
2. Kurang pengetahuan masyarakat tentang kurang gizi didesa E
Wonokerto berhubungan dengan kurangnya informasi kurang gizi pada
masyarakat
3. Ketidakefektifan pelaksanaan terapeutik tentang kurang gzi pada
masyarakat E Wonokerto berhubungan dengan ketidakmampuan
menggunakan fasilitas
4. Tahap Intervensi
Adapun renacana intervensi dari kegiatan yang dilakukan adalah :
3. Resiko ketidakseimbnagan pertumbuhan di Desa E Wonokerto
berhubngan dengan ketidakmampuan masyarakat mengenal masalah
a. ajak warga unuk gerakan 4 sehat 5 sempurna
b. ajak warga untuk makan dengan gizi seimbang
c. ajak warga memberikan Asi pada bayi (0-6 bulan)
d. menyediakan pengukuran berat badan dan tinggi badan
4. Kurang pengetahuan masyarakat tentang kurang gizi didesa E
Wonokerto berhubungan dengan kurangnya informasi kurang gizi
pada masyarakat
a. Lakukan pendekatan kepada perangkat desa dan setempat dengan
pengadaan perkenalaan dan masyarakat setempat
b. Diskusikan tentang kegiatan yang ada dimasyarakat
c. Lakukan pemetaan wilayah
d. Lakukan pendataan
e. Lakukan musyawarah masyarakat desa
f. Promosikan tentang gizi seimbang

43
5. Ketidakseimbangan pelaksanaan terapeutik tntang kurang gizi di desa
E wonokerto berhubungan dengan Ketidakmampuan menggunkan
fasilitas
a. Lakukan pendekatan kepada perangkat desa dan setempat dengan
pengadaan perkenalaan dan masyarakat setempat
b. Diskusikan tentang kegiatan yang ada dimasyarakat
c. Lakukan pemetaan wilayah
d. Lakukan pendataan
e. Lakukan musyawarah masyarakat desa
f. promosikan tentang gizi seimbang

5. Tahap Implementasi
Implementasi tindakan dari renacana masalah yang telah dibuat yaitu :
a. Melakukan pendekatan kepada perangkat desa dan setempat dengan
pengadaan perkenalaan dan masyarakat setempat
b. Mendiskusikan tentang kegiatan yang ada dimasyarakat
c. Melakukan pemetaan wilayah
d. Melakukan pendataan
e. Melakukan musyawarah masyarakat desa
f. Mempromosikan tentang gizi seimbang
g. Melakukan kegiatan penyuluhan tentang kurang gizi dan pentingnya
posyandu
h. Melakukan pemeriksaan gizi buruk
i. Membagikan vitamin
j. Memberikan fasilitas timbangan badan dan tinggi badan

6. Tahap Evaluasi
Setelah dilakukan imp;ementasi terhadap masalah yang yang ada maka
dapat dievaluasikan sebagai berikut :
a. Masyarakat Desa E Wonokerto mengetahui akibat gizi buruk
b. Masyarakat Desa E Wonokerto mengetahui tentang makan 4 sehat 5
sempurana
c. Masyarakat Desa E Wonokerto mengetahui tentang gizi seimbang
d. Masyarakat Desa E Wonokerto mengerti tentang pentingnya posyandu

44
LAMPIRAN SAP ( GIZI SEIMBANG )

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gizi Seimbang

Sub Topik : Gizi Seimbang pada keluarga

Sasaran : Ibu-ibu Desa C.Nawangsasi

Tempat : Di Balaidesa

Hari/Tanggal :

Waktu :

A. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta dapat memahami
tentang Gizi Seimbang.

2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang pengertian gizi seimbang
b. Menjelaskan triguna makanan gizi seimbang
c. Menjelaskan manfaat pemenuhan gizi seimbang
d. Menjelaskan akibat tidak terpenuhinya gizi seimbang
e. Menjelaskan pedoman umum gizi seimbang (PUGS)

B. Metode
1. Ceramah / Diskusi kelompok
2. Tanya Jawab

C. Media
1. Laptop
2. Leaflet

D. Materi Penyuluhan
1. Pengertian gizi seimbang
2. Triguna makanan gizi seimbang
3. Manfaat pemenuhan gizi seimbang
4. Akibat tidak terpenuhinya gizi seimbang

45
5. Pedoman umum gizi seimbang (PUGS)
E. Rencana Tindakan

No Kegiatan Waktu Metode Media yang


digunakan
1 Pembukaan 5 menit Ucapan salam dan Ceramah
penyampaian tujuan
2 Penyampaian 15 1. Menjelaskan Ceramah
materi menit tentang
pengertian gizi
seimbang
2. Menjelaskan
triguna
makanan
seimbang
3. Menjelaskan
manfaat
pemenuhan gizi
seimbang
4. Menjelaskan
akibat tidak
terpenuhinya
gizi seimbang
yang baik dan
benar
5. Menjelaskan
pedoman umum
gizi seimbang
(PUGS)

3 Evaluasi 10 Tanya jawab dan Ceramah


menit menjelaskan kembali
manfaat gizi seimbang
4 Penutup 5 menit Salam dan ucapan Ceramah
terimakasih

F. Analisa Materi
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian gizi seimbang
2. Peserta dapat menyebutkan triguna makanan gizi seimbang
3. Peserta dapat menyebutkan manfaat pemenuhan gizi seimbang
4. Peserta dapat menyebutkan akibat tidak terpenuhinya gizi seimbang
5. Peserta dapat menyebutkan pedoman umum gizi seimbang (PUGS)
6. Peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar dari pertanyaan yang
diberikan

46
G. Evaluasi

1. Apa yang dimaksud dengan Gizi Seimbang ?


Jawab :
Gizi Seimbang adalah keseimbangan antara zat-zat penting yang
terkandung didalam makanan maupun minuman yang dikonsumsi oleh
seseorang dalam kehidupan sehari-hari, mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan,
aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.

2. Apa saja manfaat Gizi Seimbang pada usia prasekolah dan sekolah,
usian remaja, dan usia dewasa ?
Jawab :
a. Usia prasekolah dan sekolah : kebutuhan gizi sangat diperlukan
untuk konsentrasi belajar, beraktivitas, bersosialisasi, dan untuk
kesempurnaan fisik.
b. Usia remaja : dibutuhkan pemenuhan gizi yang optimal agar dapat
mencapai kematangan fungsi seksual dan tercapainya bentuk
dewasa
c. Usia dewasa : gizi optimal dan seimbang pada usia dewasa
diperlukan agar tercapai kematangan fisik, psikomotorik, mental,
spiritual, dan sosial

47
Daftar pustaka

Anonim.2015.Pentingnya Gizi Seimbang Dalam Masa Pertumbuhan.http:/


www.bimbie.com/gizi-seimbang .html. (diakses pada tanggal 28 juni
2016)
Anonim.2015.Penyakit Yang Timbul Akibat Kekurangan/Kelebihan Gizi.
http://infobundakita.blogspot.com/2015/0g/penyakit-yang-timbul-akibat.
Html. (diakses 28 juni 2016)
Husada,Dian.2015.Pedoman Gizi Seimbang.http://retnohastririsqi.blogspot
.com/p/pedoman-gizi-seimbang.html (diakses pada tanggal 22 juni 2016)
Kurniadi,Riski.2014.Pre Plaining Penyuluhan Gizi Seimbang Pada Balita.
http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2014/06/pre-plaining-
penyuluhan-gizi-seimbang.html (diakses pada tanggal 26 juni 2016)
Nugraha,Septiana.2014.Pedoman Gizi Seimbang.http://journal-kesehatan.
Blogspot.com/2014/06/pedoman-gizi-seimbang.html (diaksespada tanggal
22 april 2017)

48

Vous aimerez peut-être aussi