Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
NRP : 24-2014-078
Kelas :B
Jurusan : Planologi
- KUIS 3 -
ANALISIS SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
Pengertian AMDAL adalah suatu proses dalam studi formal untuk memperkirakan
dampak lingkungan atau rencana kegiatan proyek dengan bertujuan memastikan adanya
masalah dampak lingkungan yang di analisis pada tahap perencanaan dan perancangan
proyek sebagai pertimbangan bagi pembuat keputusan.
Bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen AMDAL yang terdiri dari 5 (lima)
dokumen, yaitu: Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-
1
ANDAL), Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Dokumen Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL), Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(RPL), Dokumen Ringkasan Eksekutif.
2
hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi akurasi prediksi dampak yang
digunakan dalam kajian ANDAL.
Ringkasan Eksekutif. Ringkasan Eksekutif adalah dokumen yang meringkas
secara singkat dan jelas hasil kajian ANDAL. Hal hal yang perlu disampaikan dalam
ringkasan eksekutif biasanya adalah uraian secara singkat tentang besaran dampak
dan sifat penting dampak yang dikaji di dalam ANDAL dan upaya-upaya pengelolaan
dan pemantuan lingkungan hidup yang akan dilakukan untuk mengelola dampak-
dampak tersebut.
Sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 3 PP no.27 tahun 1999 tentang AMDAL,
Usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup meliputi:
Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif lebih
besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka rencana kegiatan
tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana kegiatan yang diputuskan tidak
layak lingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.
3
Dokumen AMDAL terdiri dari:
Secara umum tujuan AMDAL adalah: Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan
hidup serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin.
Dalam pelaksanaannya ada dua hal pokok yang menjadi tujuan AMDAL yaitu:
Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas untuk menilai dokumen
AMDAL. Adapun aspek-aspek yang dinilai adalah aspek kelengkapan dan kualitas kajian
dalam dokumen AMDAL. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun
2000 tentang Panduan Penilaian Dokumen AMDAL telah memberikan panduan tentang
4
aspek-aspek penilaian dokumen AMDAL. Dalam melaksanakan tugasnya, komisi penilai
mempunyai kewajiban untuk memberikan masukan dan pertimbangan-pertimbangan sebagai
dasar pengambilan Keputusan Kesepakatan Kerangka Acuan ANDAL dan Kelayakan
Lingkungan. Rekomendasi tersebut harus didasarkan atas pertimbangan kesesuaian dengan
kebijakan pembangunan nasional, memperhatikan kepentingan pertahanan dan keamanan,
kesesuaian dengan rencana pengembangan wilayah dan rencana tata ruang wilayah.
Pasal 9 ayat (1) PP no 27/1999 menyebutkan bahwa Komisi penilai pusat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf (a) terdiri atas unsur-unsur instansi yang ditugasi
mengelola lingkungan hidup, instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan,
Departemen Dalam Negeri, instansi yang ditugasi bidang kesehatan, instansi yang ditugasi
bidang pertahanan keamanan, instansi yang ditugasi bidang penanaman modal, instansi yang
ditugasi bidang pertanahan, instansi yang ditugasi bidang ilmu pengetahuan, depatemen
dan/atau Lembaga Pemerintah Non Departemen yang membidangi usaha dan/atau Lembaga
Pemerintah Non Departemen yang terkait, wakil Propinsi Daerah Tingkat I yang
bersangkutan, Wakil Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II yang bersangkutan, ahli
dibidang lingkungan hidup, ahli dibidang yang berkaitan, organisasi lingkungan hidup sesuai
dengan bidang usaha dan/atau kegiatan yang dikaji, wakil masyarakat terkena dampak, serta
anggota lain yang dipandang perlu.
Sedangkan pasal 10 ayat (1) Komisi penilai daerah sebagaimana dalam Pasal 8 ayat (1) huruf
(b) terdiri atas unsur-unsur : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I, instansi
yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan, instansi yang ditugasi mengendalikan
dampak lingkungan Daerah Tingkat I, instansi yang ditugasi bidang penanaman modal
daerah, instansi yang ditugasi bidang pertanahan di daerah, instansi yang ditugasi bidang
pertahanan keamanan daerah, instansi yang ditugasi bidang kesehatan Daerah Tingkat I,
wakil instansi pusat dan/atau daerah yang membidangi usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan, wakil instansi terkait di Propinsi Daerah Tingkat I, wakil
Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II yang bersangkutan, pusat studi lingkungan hidup
perguruan tinggi daerah yang bersangkutan, ahli di bidang lingkungan hidup, ahli dibidang
yang berkaitan, organisasi lingkungan hidup di daerah, organisasi lingkungan hidup sesuai
dengan bidang usaha dan/atau kegiatan yang dikaji, warga masyarakat yang terkena dampak,
serta anggota lain yang dipandang perlu.
5
Tugas Komisi Penilai AMDAL adalah menilai Kerangka Acuan ANDAL (KA_ANDAL),
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL),
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Sesuai dengan Kep-MENLH No. 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi
Penilai AMDAL kewenangan penilaian AMDAL ditentukan sebagai berikut :
1. Kewenangan AMDAL di pusat diberlakukan pada jenis usaha dan/atau kegiatan yang
bersifat strategis dan/atau menyangkut ketahanan dan keamanan negara, lokasi kegiatan
meliputi lebih dari satu wilayah propinsi, wilayah sengketa dengan negara lain, wilayah ruang
lautan diatas 12 mil, berlokasi di lintas batas negara.
6
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-
ANDAL)
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
7
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL):
RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk
melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal
dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi efektifitas
upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa
terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi
akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam kajian ANDAL.
Dokumen KA-ANDAL disusun terlebih dahulu untuk menentukan lingkup studi dan
mengidentifikasi isu-isu pokok yang harus diperhatikan dalam penyusunan ANDAL.
Dokumen ini dinilai di hadapan Komisi Penilai AMDAL. Setelah disetujui isinya, kegiatan
penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL barulah dapat dilaksanakan.
Dokumen ANDAL mengkaji seluruh dampak lingkungan hidup yang diperkirakan akan
terjadi, sesuai dengan lingkup yang telah ditetapkan dalam KA-ANDAL.
Ketiga dokumen ini ( ANDAL, RKL, dan RPL) diajukan bersama-sama untuk dinilai
oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan apakah rencana usaha
dan/atau kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak, dan apakah perlu
direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.
2. Proses pengumuman
8
6. Persetujuan Kelayakan Lingkungan
Proses Penapisan (screening) wajib AMDAL Proses penapisan atau kerap juga disebut
proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana
kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan
dengan sistem penapisan satu langkah. Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu
menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Keputusan Menteri Negara LH
Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
dilengkapi dengan AMDAL.
Proses Pelingkupan (sopping) Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk
menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotetis) yang
terkait dengan rencana kegiatan. Tujuan pelingkupan adalah untuk menetapkan batas wilayah
studi, mengidentifikasi dampak penting terhadap Iingkungan, menetapkan tingkat kedalaman
studi, menetapkan lingkup studi, menelaah kegiatan lain yang terkait dengan rencana
kegiatan yang dikaji. Hasil akhir dan proses pelingkupan adalah dokumen KA-ANDAL.
Saran dan masukan masyarakat harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses
pelingkupan.
Penyusunan dan penilaian ANDAL,RKL dan RPL Penyusunan ANDAL, RKL & RPL
dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi
AMDAL). Setelah selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi
9
Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian
ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk
memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
Penyusun AMDAL Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting dan belum memiliki
kepastian pengelolaan lingkungannya. Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu
menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat dalam bagian Prosedur dan Mekanisme
AMDAL. Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan
untuk menyusunkan AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL diharapkan telah memiliki
sertifikat Penyusun AMDAL (lulus kursus AMDAL B) dan ahli di bidangnya. Ketentuan
standar minimal cakupan materi penyusunan AMDAL diatur dalam Keputusan Kepala
Bapedal Nomor 09/2000. Berbagai pedoman penyusunan yang lebih rinci dan spesifik
menurut tipe kegiatan maupun ekosistem yang berlaku juga diatur dalam berbagai Keputusan
Kepala Bapedal
Pihak yang terlibat Penyusunan AMDAL Ada 4 orang yang terlibat dalam penyusunan
AMDAL yaitu :
1. Komisi Penilai AMDAL; Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas
menilai dokumen AMDAL.
3. Warga Masyarakat yang terkena dampak; yaitu seorang atau kelompok warga
masyarakat yang akibat akan dibangunnya suatu rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut
akan menjadi kelompok yang banyak diuntungkan (beneficiary groups), dan kelompok yang
banyak dirugikan (at-risk groups).
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan berupa erosi tanah, perubahan ketersediaan dan kualitas air
akibat kegiatan pembukaan lahan, persebaran hama, penyakit dan gulma pada saat beroperasi,
serta perubahan kesuburan tanah akibat penggunaan pestisida/herbisida. Disamping itu sering
10
pula muncul potensi konflik sosial dan penyebaran penyakit endemic. Contohnya budidaya
tanaman pangan >2000ha, budidaya tanaman holtikultura >5000ha, dan budidaya tanaman
perkebunan.
Skala/besaran yang tercantum dalam tabel di bawah ini telah memperhitungkan potensi
dampak penting kegiatan terhadap ekosistem, hidrologi, dan bentang alam. Skala/besaran
tersebut merupakan luasan rata-rata dari berbagai ujicoba untuk masing-masing kegiatan
dengan mengambil lokasi di daerah dataran rendah, sedang, dan tinggi.
11
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus
dikonversi (HPK), luas
> 2.000 ha
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikelsiana.com/2015/01/pengertian-amdal-fungsi-tujuan-manfaat-
amdal.html?m=1
http://yuby-idea.blogspot.co.id/2013/03/fungsi-amdal-dan-tujuan-amdal.html
http://www.gurupendidikan.com/pengertian-fungsi-tujuan-dan-manfaat-amdal/
http://gonzazoners.blogspot.co.id/2011/02/definisi-amdal.html
http://www.slideshare.net/Ardiosanjaya/amdal-43182251
http://azzarahmawati.blogspot.co.id/2014/08/wajib-amdal-dokumen-amdal-prosedur-
amdal.html
http://blh.semarangkota.go.id/perijinan/index.php/article/details/bidang-pertanian.html
13