Vous êtes sur la page 1sur 42

Selasa, 18 Oktober 2017

PEMERIKSAAN OBSTETRI DASAR


Oleh: Aris Adi purnomo
NIM: 1113103000076

Pembimbing: dr. Widyastuti, Sp.OG


KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUP FATMAWATI
PERIODE 16 AGUSTUS 24 DESEMBER 2017
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2017
Pendahuluan
Pemeriksaan fisik obstetric umumnya diperlukan pemeriksaan antenatal
dan pemeriksaan obstetric meliputi inspeksi, palpasi dan auskultasi
Indikasi
-Antenatal care
-Deteksi dini suatu kondisi patologi dalam kehamilan
-Merencanakan persalinan
-Kemajuan perkembangan kehamilan
-Mengetahui letak, posisi, presentasi, kondisi bayi.
-Persiapan persalinan
-Menatalaksana masalah yang ditemukan dalam suatu kehamilan.
PEMERIKSAAN ANTENATAL
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional
(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan
perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan
standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 7T, meliputi:
-(Timbang) berat badan
-Ukur (Tekanan) darah
-Ukur (Tinggi) fundus uteri
-Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap
-Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
-Tes terhadap Penyakit Menular Seksual
-Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
PEMERIKSAAN ANTENATAL (Lanj.)
Kunjungan antenatal care sebaiknya dilakukan minimal 4 kali
selama kehamilan, yaitu 1X pada triwulan pertama (minggu 0-
12), 1X pada triwulan kedua (minggu 13-28), dan 2X pada
triwulan ketiga (mingu>28)
ANAMNESIS
Tanya tentang:
-Riwayat kehamilan (GPA), riwayat perkawinan, riwayat
kontrasepsi, riwayat ANC sebelumnya, kondisi kehamilan
sekarang (gerakan janin, berat badan, tanda-tanda inpartu)
-Riwayat haid, hari pertama hari terakhir/ HPHT (usia
kehamilan)
-Riwayat penyakit ibu dan keluarga (yang berkaitan
dengan masalah kehamilan)
-Kebiasaan (merokok, obat, jamu, hewan peliharaan)
-Riwayat persalinan
TAKSIRAN PERSALINAN
Penentuan taksiran persalinan dapat dilakukan berdasarkan
perhitungan dari hari pertama siklus haid dengan menggunakan
rumus naegele
Rumus Naegele: (Tahun+1, Bulan-3, Hari+7) untuk bulan april-
desember/ (Tahun+0, Bulan+9, Hari+7) untuk bulan januari-maret
Rumus Naegele didasarkan pada usia rata-rata kehamilan manusia
normal yan berlangsung selama 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari)
Kriteria yang harus dipenuhi untuk dapat menerapkan aturan nagele
yaitu:
-Sebelumnya 12 siklus harus teratur dan siklus 28-30 hari
-Ke-12 siklus sebelumnya tidak boleh dengan menggunakan obat kontrasepsi
-Periode menstruasi terakhir harus normal, yaitu perdarahan haid durasi 3-5 hari
PEMERIKSAAN RUTIN
Pemeriksaan Fisik Umum
-Keadaan umum
-Tanda vital
-Pemeriksaan lengkap: kepala-kaki
-Status gizi
-Tinggi badan dan berat badan
Pemeriksaan Fisik obstetri
-Pemeriksaan fisik obstetric meliputi pemeriksaan luar
dan pemeriksaan dalam
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Muka: Chloasma gravidarum, edema wajah
Mata: Warna konjungtiva, sclera ikterik,
Mulut, Tenggorok: Gigi, gusi, tonsil, faring
Leher: JVP, pembesaran kelenjar tiroid,
pembesaran kelenjar getah bening (KGB)
Mammae: Bentuk, simetrisitas, pembesaran
payudara, areola dan putting, sekret
putting, hiperpigmentasi areola
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Thoraks: Kondisi jantun dan paru
Abdomen: Pembesaran abdomen, pigmentasi
linea albalinea nigra, striae gravidarum,
diastasis recti abdominis, sikatriks bekas luka
operasi, gerakan janin (Quickening dapat
dirasakan pada usia 14-16 minggu)
Vulva: Perineum, varises, fluor albus, prolaps
Anus: Hemoroid, prolapse recti
Ekstrimitas: Varises, edema kaki (pretibial,
ankle, punggung kaki), sikatriks
Chloasma gravidarum Montgomery tubercles Striae gravidarum

Linea nigra Diastasis recti abdominis


TAKSIRAN BERAT JANIN
Taksiran berat janin dapat dihitung menggunakan rumus
Johnson-Tohsacs (1954) yaitu:
Rumus: W (gram)= (tinggi fundus uteri station) x 155
Keterangan: Kepala belum melewati PAP= 13, Kepala
masih diatas spina ishiadica = 12, dan untuk kepala
dibawah spina ischiadica= 11
Pelvis mayor

PAP

Pelvis minor

PBP
SIPS
TULANG PADA GELANG
Crista
illiaca Promontoriu
m
SIAS
Os Coxae Sacrum
PANGGUL

SIAI Tuberculum
pubicum
acetabulum

Symphisis
Os.Ilium
pubis
Os.pubis Foramen
obturatoriu
Os ischii m
Tuber
ischiadicum

angulus
subpubicum
Terasa saat
duduk
Sering pada
laki-laki
Jarang pada kedua
jenis kelamin
BENTUK-BENTUK PANGGUL

Pelvis pada Bahaya pada wanita Perempuan


perempuan normal saat melakukan kulit putih
(45%) persalinan
Perempuan
kulit hitam
Diameter
anteroposterior = Garis
Keterangan
diameter tranversa anteroposterior

Garis tranversa
Rumus bartholomew

Keterangan: Setiap bagian menunjukan penambahan 1 bulan. Fundus uteri teraba tepat di simfisis pubis
menunjukkan usia kehamilan 2 bulan (8 minggu)
PALPASI LEOPOLD
Prosedur pelaksaan pemeriksaan Leopold :
Menyambut ibu dan keluarga dengan sopan, ramah,
mempersilahkan duduk dan memperkenalkan diri.
Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan yan akan
dilakukan
Menjaga privasi klien.
Mengatur posisi pasien (berbaring terlentang dengan sendi
lutut semi fleksi untuk mengurangi kontraksi otot dinding
abdomen)
Meminta ijin kepada ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan.
Mencuci tangan.
Membuka pakaian pasien dan memasang selimut.
PALPASI LEOPOLD
Manuver Leopold I (Polus Superior)
Letakkan jari-jari tangan tepat diatas fundus
uteri, dan pertahankan agar saling merapat
Tentukan tinggi fundus uteri untuk
mementukan taksiran usia kehamilan
Tentukan bagian janin yang berada dalam
polus superior undus uteri (bokong/kepala/
kosong)
Bagian bokong teraba kenyal, tidak teratur dan
tidak globular (bundar), sedangkan bagian
kepala teraba keras, globular melenting dan
teraba licin
Pada letak lintang fundus uteri kosong
PALPASI LEOPOLD
Manuver Leopold II (Kedua Sisi Abdomen Ibu)
- Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser
turun kebawah sampai disamping kiri dan
kanan umbilicus untuk memegang tubuh janin
- Tentukan bagian punggung dan ekstrimitas
janin untuk menentukan lokasi auskultasi
denyut jantung janin nantinya
- Bagian punggung akan teraba kenyal
sepanjang tangan, permukaan licin. Bagian
ekstrimitas akan teraba tonjolan yang tidak
teratur dan mungkin terdapat gerakan
menendang
- Pada letak lintang, kepala/bokong teraba di
samping
PALPASI LEOPOLD
Manuver Leopold III (Polus inferior)
- Pemeriksa menggunakan 1 tangan dominan
- Bagian terendah tubuh janin dicekap diantara
ibu jari dan jari telunjuk
- Nilai bagian janin manakah yang berada di polus
inferior dan yang akan menjadi presentasi,
bokong atau kepala
- Jika teraba baian yang bulat, melenting, keras
dan dapat digoyangkan maka itu adalah kepala.
Sedankan jika teraba bulat, besar, lunak dan
sulit digerakkan maka itu adalah bokong
- Jika tidak teraba apapun, pikirkan janin letak
sungsang/melintang
PALPASI LEOPOLD
Manuver Leopold IV (Konfirmasi Bagian Terendah)
- Pemeriksa menghadap kaki pasien
- Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di
bawah
- Ditentukan apakah bagian terentah janin sudah
masuk PAP dan seberapa dalam masuknya ke
dalam rongga pelvis
- Jika teraba kepala, rapatkan kedua tangan pada
permukaan bagian terbawah janin, dengan
interpretasi:
-Konvergen: hanya sebagian kecil kepala yang turun ke dalam
rong panggul
-Sejajar: Separuh kepala janin masuk ke dalam rongg pangul
-Divergen: Bagian terbesar kepala janin masuk ke dalam rong
panggul dan ukuran terbesar kepala sudah melewati PAP
Pemeriksaan vaginal
Indikasi vaginal toucher pada kasus kehamilan atau persalinan:
- Sebagai bagian dalam menegakkan diagnosa kehamilan muda
- Pada primigravida dengan usia kehamilan lebih dari 37 minggu
digunakan untuk melakukan evaluasi kapasitas panggul
- Untuk menentukan fase pesalinan dan diagnosa letak janin
- Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan
proses persalinan sesuai yang diharapkan
- Pada saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan ada
tidaknya prolapsus bagian kecil janin atau talipusat
- Pada saat inpartu , ibu nampak ingin meneran dan digunakan
untuk memastikan apakah fase persalinan sudah masuk pada
persalinan kala II
AUSKULTASI JANIN
Auskultasi DJJ (Detak Jnatung Janin) dilakukan dengan
menggunakan stetoskop Laennec/ fetoskop pinard/Dopler fetal
monitor
Detak jantung janin terdengar paling keras di daerah punggung
janin
Frekuensi DJJ normal adalah 120-160 x/menit
PARTOGRAF
DEFINISI
Partograf adalah suatu alat bantu untuk memantau,
mengevaluasi, alat bantu untuk membuat keputusan medis dan
menatalaksana persalinan
Partograf digunakan untuk mendeteksi permasalahan selama
persalinan, seperti persalinan lama, gawat ibu dan janin, serta
perlu tidaknya rujukan ke rumah sakit lain
Lembaran form dengan berbagai grafik dan kode
menggambarkan parameter, serta menilai kemajuan
persalinan.
Gambaran partograf dinyatakan dengan garis tiap parameter
(vertikal) terhadap garis perjalanan waktu (horisontal).
WAKTU PENGISIAN PARTOGRAF
1. Fase laten (pembukaan < 3 cm), his teratur, frekuensi min.2x/10, lamanya<20".
2. Fase aktif (pembukaan >3cm), his teratur, frekuensi min.1x/10, lamanya<20".
Masuk dengan ketuban pecah spontan tanpa adanya his :
1. Saat infus oksitosin dimulai
2. Saat persalinan dimulai
Masuk untuk induksi persalinan :
1. Pemecahan ketuban (amniotomi) dengan atau tanpa infus oksitosin
2. Induksi medis (infus oksitosin, balon kateter atau pemberian prostaglandin)
3. Bila persalinan dimulai atau induksi dimulai atau ketuban pecah.
PENGISIAN PARTOGRAF
Partograf tidak boleh dipergunakan pada kasus:
1. Wanita pendek, tinggi kurang dari 145 cm
2. Perdarahan antepartum
3. Pre-eklampsia eklampsia
4. Persalinan prematur
5. Bekas sectio sesarea
6. Kehamilan ganda
7. Kelainan letak janin
8. Fetal distress
9. Dugaan distosia karena panggul sempit
10. Kehamilan dengan hidramnion
11. Ketuban pecah dini
12. Persalinan dengan induksi
ISI PARTOGRAF
Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh data dicatat
secara rinci sesuai cara pencatatan partograf
1. Informasi Tentang Ibu 4. Waktu dan Jam
-Nama dan usia, No. RM/No. Puskesmas -Waktu mulainya ase akti persalinan
-Gravida, para, abortus -Waktu actual saat pemeriksaan/penilaian
-Tanggal dan waktu mulai dirawat
5. Kontraksi Uterus
-Waktu pecahnya selaput ketuban
-Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit
2. Kondisi Janin
-Lama kontraksi (dalam detik)
-Denyut jantung janin
6. Obat-obatan yang diberikan
-Warna dan adanya air ketuban
-Oksitosin
-Penyusupan (molase) kepala janin
3. Kemajuan persalinan -Obat-obatan lain dan cairan IV yang diberikan
-Pembukaan serviks 7. Kondisi Ibu
--Penurunan bagian terbawah / presentasi Janin -Tekanan darah, Nadi, suhu tubuh
-Garis waspada dan garis bertindak -Urin (Volume, aseton atau protein)
PENGISIAN PARTOGRAF
Denyut jantung janin : setiap 30 menit.
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 30 menit.
Nadi : setiap 30 menit.
Pembukaan serviks : setiap 4 jam.
Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam.
Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam30.
Produksi urin (2 4 Jam), aseton dan protein : sekali
PENGISIAN PARTOGRAF
LEMBAR DEPAN PARTOGRAF Selaput, air dan warna ketuban
Informasi ibu ditulus sesuai identitas. -U: Selaput ketuban Utuh.
Waktu kedatangan ditulis sebagai jam.
Catat waktu peahnya ketuban, dan -J: Selaput ketuban pecah, dan air
ccatat waktu merasakan sakit perut atau ketuban Jernih.
mules
-M: Air ketuban bercampur Mekonium.
Kondisi janin
-D: Air ketuban bernoda Darah.
Denyut jantung janin
-Catat DJJ setiap 30 menit, -K: Tidak ada cairan ketuban/Kering.

-Niali normal DJJ adalah berkisar 120-


160 x/menit
-Beri tanda . (tanda titik) pada kisaran
angka 100 dan 180
Moulage kepala janin Pembukaan serviks
Diraba fisura antara tulang-tulang kepala, dilaporkan Kode dengan tanda silang (X) pada
dalam angka (0) sampai (3) menurut derajatnya, bila form grafik sesuai pembukaan
tidak ada moulage, beri tanda (-). serviks pada garis waktu.
Sutura/tulang kepala saling tumpang tindih Fase laten partus kala 1 antara 0-8
menandakan kemungkinan adanya CPD ( cephalo jam sampai dengan pembukaan 3
pelvic disproportion).
cm.
-0 : Sutura terpisah.
Fase aktif sekitar 7 jam, dengan
-1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling perhitungan atau harapan membuka
bersentuhan. 1 cm setiap jam sampai lengkap.
-2 : Sutura tumpang tindih tetapi masih dapat Pemeriksaan dalam sebaiknya
diperbaiki. dilakukan tiap 4 jam pada fase laten,
-3 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat
dan tiap 3 jam pada fase aktif
diperbaiki.
Penurunan presentasi (pada persalinan normal :
kepala) janin
Pemeriksaan Leopold ataupun konfirmasi
pemeriksaan dalam, dinilai dalam berapa perlimaan
bagian kepala janin yang masih berada di luar
Pintu atas panggul (5/5 belum masuk, sampai 0/5
sudah masuk).
Kepala disebut "engaged" bila bagian terbesar kepala
sudah masuk pintu atas panggul.
His
Meraba dinding rahim di atas umbilikus. Frekuensi
dihitung berapa kali dalam per 10 menit, dan
berapa lama kontraksinya.
Hasil digambarkan pada form grafik his sesuai garis
waktu pemeriksaan.
Gambar isi kotak sesuai jumlah/frekuensi : isi kotak
dengan titik-titik untuk lama kurang dari 20 detik,
dengan arsir garis untuk lama 20-40 detik, dan blok
untuk lama lebih dari 40 detik.
Obat-obatan / cairan yang digunakan:
Catat obat dan airan alin yang diberikan pada kolom
yang sesuai. Untuk obat oksitosin dicantumkan
jumlah tetesan dan unit yang diberikan

Pemeriksaan tanda vital ibu:


Catat nadi ibu setiap 30 menit dan beri tanda titik
pada kolom yang sesuai. Ukur tekanan darah ibu
tiap 10 menit dan beri tanda pada kolom yang
sesuai. Temperatur dinilai setiap dua jam dan catat
ditempat yang sesuai.
Urine
Jumlah (cc), proteinuria (+ / - ), aseton.
Jika memungkinkan, untuk tujuan praktis, gunakan
kertas celup berbagai indikator (strip-test) : dapat
juga mendeteksi
pH, glukosa, bilirubin, leukosit-esterase dan
sebagainya, dalam satu kali pemeriksaan kertas
yang dicelupkan.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham et al. 2010. Williams Obstetric 23rd Edition. US: McGraw Hill
Bickley LS. 2003. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan.
Jakarta: EGC
Rachimhadi T. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Moore KL et al. 2010. Clinically Oriented Anatomy 6th Edition. Philadelphia:
Lippincot Williams & Wilkins
Drake RL et al. 2007. Grays Anatomy. US: Elsevier
TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi