Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH
Kelompok : 2 (dua)
1. MELISA PUSPITA SARI : 1514201039
2. MERRY NURJANAH : 1514201019
3. M. DICKY DARMAWAN : 1514201031
4. NADIA SAGITA GI NTING : 1514201016
5. RAHMADANIATI : 1514201038
6. RINNY ANGGRAINI : 1514201032
7. RIRIL ILMA : 1514201010
8. RISWATI : 1514201013
9. RIYAN KURNIAWAN : 1514201023
10. SAKA DWI ZATMOKO : 1514201021
11. SATRIA AKBAR WIBOWO : 1514201020
TAHUN 2017/2018
1.Latar Belakang
Pengertian Kesepian adalah - dapat terjadi pada siapa saja, baik anak-anak, remaja, dewasa
dini, dewasa madya, maupun pada orang yang sudah lanjut usia (Weiten & Lloyd, 2006).
Kesepian adalah keadaan emosi dan kognitif yang tidak bahagia yang diakibatkan oleh hasrat
akan hubungan akrab tetapi tidak dapat mencapainya.Individu yang tidak menginginkan
teman bukan orang yang kesepian, tetapi seseorang yang menginginkan teman dan tidak
memilikinyalah orang yang kesepian.Kesepian adalah pengalaman subjektif.] Kesepian juga
dideskripsikan sebagai kesakitan sosial- suatu mekanisme psikologis untuk memperingatkan
seorang individu atas isolasi yang tidak diinginkan dan memotivasinya untuk mencari
hubungan sosial. (Baron & Byrne, Psikologi Sosial Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2004, hal. 16)
Tipe-tipe Kesepian
Menurut Weiss (dalam Weiten & Llyod, 2006) ada dua tipe kesepian, yaitu:
a. Kesepian sosial
Dalam kesepian sosial, seseorang merasa tidak puas dan kesepian karena mereka tidak
memiliki hubungan pertemanan ataupun kenalan.
b. Kesepian emosional
Dalam kesepian emosional, seseorang merasa tidak puas dan kesepian karena mereka tidak
memiliki suatu hubungan yang mendalam dengan orang lain, atau karena tidak adanya
partner intim.
Penyebab Kesepian
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang merasakan kesepian, yaitu (Brehm,
2002):
Ada beberapa alasan mengapa kita merasa tidak puas atas hubungan yang kita miliki.
Rubenstein dan Shaver (dalam Brehm, 2002) menyimpulkan beberapa alasan yang banyak
dikemukakan oleh orang-orang yang merasakan kesepian, yaitu:
1. Tidak terikat: tidak memiliki pasangan (suami atau istri); tidak memiliki partner
seksual; berpisah dengan pasangan (suami atau istri) atau kekasih.
2. Terasing: merasa berbeda; tidak dimengerti; tidak dibutuhkan; tidak memiliki teman
dekat.
3. Sendirian: pulang ke rumah tanpa ada orang di rumah; selalu sendirian
4. Isolasi yang dipaksakan: dikurung di rumah; dirawat inap di rumah sakit; tidak adanya
transportasi.
5. Dislocation: jauh dari rumah; memulai pekerjaan atau sekolah baru; terlalu sering
pindah; sering bepergian.
Pada janda, kesepian yang dialaminya lebih disebabkan karena kehilangan pasangannya
(suaminya).
b. Terjadi perubahan dalam apa yang diinginkan seseorang dari suatu hubungan
Brehm (2002) menyimpulkan berdasarkan model Perlman dan Peplau tentang kesepian,
kesepian dapat muncul karena perubahan dalam pemikiran kita tentang apa yang kita
inginkan dari suatu hubungan. Pada suatu waktu dalam kehidupan kita, hubungan sosial kita
mungkin sangat memuaskan sehingga kita tidak merasakan kesepian. Hubungan ini mungkin
terus bertahan tetapi terjadi perubahan kepuasan karena apa yang kita inginkan juga
mengalami perubahan.
Menurut Peplau dkk. (dalam Brehm, 2002) perubahan itu dapat muncul dari beberapa sumber
yang berbeda, yaitu:
Jenis hubungan yang diinginkan seseorang ketika dia senang akan berbeda dengan jenis
hubungan yang diinginkannya ketika dia sedih.
2.Usia
3.Perubahan situasi
Banyak orang yang tidak menginginkan suatu hubungan emosional yang dekat ketika
sedang mempersiapkan karirnya. Namun, ketika dia telah merasa puas terhadap karirnya,
mereka akan merasakan kebutuhan yang besar akan suatu hubungan yang memiliki
komitmen secara emosional.
Jadi, apapun alasannya, kita akan merubah pemikiran kita tentang apa yang kita inginkan
dari suatu hubungan, dan jika hubungan itu tidak turut berubah, maka kita akan mengalami
kesepian.
Dampak kesepian
Kesepian yang dialami oleh seseorang akan menyebabkan orang yang kesepian ini akan
menerima orang lain dalam cara yang negatif (Jones, Wittenberg, & Reis, dalam Myers,
1999). Pandangan negatif ini nantinya akan mempengaruhi keyakinan individu yang
mengalami kesepian tersebut dan menyebabkan hilangnya kepercayaan sosial serta menjadi
pesimis terhadap orang lain yang mana hal itu justru akan menghambat individu itu dalam
mengurangi kesepian mereka (Myers, 1999).
IV. Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : kamis, 12 oktober 2017
b. Jam : 08.00 wib 08.25 wib
c. Waktu : 35 menit
d. Tempat : Panti werdha budhi luhur Jambi
e. Sasaran : semua Lansia yang mengalami depresi di panti werdha
budi luruh. Dengan jumlah 3 orang
V. METODE
Edukasi dan tanya Jawab
VI. MEDIA
Laptop, leaflet dan lembar balik
: Pembimbing akademik
: Pembimbing lapangan
: Penyaji
: Moderator
: Observer
: Ketua pelaksana
: Pasien
: Fasilitator
j. Menjelaskan
penatalaksanaa
n pada pasien
yang
mengalami
kesepian
k. Memberikan
reinforcement
3 Penutup a. mengulang a. menjawab 5 menit
kembali apa b. menjawab salam
yang telah di
jelaskan
b. memberikan
reinforcement
c. mengucapkan
terimakasih
atas kesediaan
klien
d. menutup acara
dengan
mengucapkan
salam
e. memberikan
reinforcement
IX. PENGORGANISASIAN
1. Ketua pelaksana :
Tugas:
1) Menyusun rencana kegiatan.
2) Merencanakan dan mengontrol kegiatan
2. Moderator :
Tugas:
1) Membuka dan menutup kegiatan.
2) Menyampaikan tujuan kegiatan.
3) Membacakan tatatertib kegiatan.
4) Mengontrol pelaksanaan .
3. Penyaji : Satria akbar wibowo
4. Tugas:
1) Menyampaikan isi dari materi yang direncanakan.
5. Fasilitator : Rahmadaniati dan riswati
Tugas:
i. Memfasilitasi peserta penyuluhan
6. Pasien :M.dicky darmawan,Saka dwi zatmoko,Riyan kurniawan
Tugas :
1) Mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
2) Memperhatikan apa yang disampaikan oleh perawat.
7. Observer :
Tugas :
1) Mengobservasi jalannya kegiatan mulai dari persiapan, proses dan penutup.
2) Memberi evaluasi pada kegiatan.
3) Membuat laporan jalannya kegiatan.
8. Dokumentator : nadia sagita ginting
Tugas: mendokumentasikan jalannya kegiatan
X. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1) Penanggung jawab, moderator, presentator, observer, fasilitator, dan klien
melaksanakan tugas
dengan benar dan sesuai.
2) Pre-planning sesuai dengan yang direncanakan
3) Media/alatpromosi yang digunakan sesuai dengan yang sudah direncanakan.
a. Evaluasi Proses
1. Klien mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
2. Klien memahami apa yang disampaikan.
3. Klien Koorperatif.
b. Evaluasi hasil
1. Klien memahami tentang harga diri rendah.
2. Ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan.