Vous êtes sur la page 1sur 30

ASKEP KEHAMILAN TRIMESTER 1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan terbagi dalam tiga trimester. Trimester pertama adalah 12 minggu sejak
hari pertama wanita terakhir menstruasi. Bagi kebanyakan calon ibu, ini adalah masa-masa yang
menggembirakan, mendebarkan, sekaligus penuh keingintahuan. Begitu banyak perubahan pada
diri calon ibu sejak terjadinya konsepsi: janin berkembang pesat dan tubuh sang ibu juga mulai
menyesuaikan diri dengan kehamilan.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar
dinegara berkembang dan dinegara miskin. Sekitar 25 50% kematian wanita usia subur
disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. World Heath Organization (WHO)
memperkirakan lebih dari 585 000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Di Asia
selatan wanita berkemungkinan 1 : 18 meninggal akibat kehamilan / persalinan selama
kehidupan, Negara afrika 1 : 14 sedangkan di Amerika Utara 1 : 6,366. Lebih dari 50% kematian
di Negara berkembang sebenarnya dapat di cegah dengan tehnologi yang ada serta biaya relatif
rendah.
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi dan
eklamsi. Sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan,
misalnya penyakit jantung dan infeksi kronis. Selain itu keadaan ibu sejak prahamil dapat
berpengaruh terhadap kehamilannya. Hal ini disebabkan rendahnya pengetahuan ibu tentang
kehamilan. Penyebab tak langsung kematian ibu antara lain adalah : anemia, Kekurangan Energi
Kronik (KEK) dan keadaan 4 terlalu (terlalu muda/ tua, sering dan banyak. Kematian ibu di
Indonesia diwarnai oleh hal hal non teknis yang masuk katagori penyebab mendasar seperti :
rendahnya status wanita, ketidak berdayaannya dan taraf pendidikan yang rendah.
Menurut Nell, ibu primigravida adalah seorang wanita yang pertama kali hamil.
Selanjutnya menurut Sastrowinoto bahwa kehamilan terjadi kalau ada pertemuan dan pertemuan
antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa). Arti hamil atau kehamilan adalah suatu
keadaan dalam seseorang wanita mengandung sel telur dibuahi oleh sperma, sebagian tubuh ibu
hamil tersebut mengadakan keseimbangan untuk menyesuaikan diri dengan adanya individu
tersebut. Kehamilan pertama merupakan pengalaman baru yang dapat menjadi faktor yang
menimbulkan stres bagi suami istri. Beberapa stressor ada yang dapat diduga dam ada yang tidak
dapat diduga atau tidak terantisipasi misalnya komplikasi persalinan. Persulitan menurut adaptasi
fisika, psikologis dan sosial dari kedua pasangan .

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada kehamilan trimester pertama ?

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Makalah ini dibuat sebagai pedoman atau acuan dalam membandingkan antara teori dan praktek
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap ibu hamil pada trimester pertama
kehamilannya, serta untuk mengetahui informasi-informasi mengenai penyakit arthritis gout
lebih dalam.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui pengertian dari kehamilan trimester pertama
2. Untuk mengetahui proses kehamilan
3. Untuk mengetahui adaptasi psikososial pada kehamilan trimester pertama
4. Untuk mengetahui proses Hypnobirthing
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada ibu dengan kehamilan trimester pertama.

1.4. Manfaat
1. Memahami pengertian dari kehamilan trimester pertama
2. Memahami proses kehamilan pada trimester pertama
3. Memahami adaptasi psikososial pada kehamilan trimester pertama
4. Memahami proses hynobirthing
5. Memahami asuhan keperawatan pada ibu dengan kehamilan trimester pertama
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kehamilan Trimester Pertama
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan matur berlangsung 40 minggu
dan tidak boleh lebih dari 42 minggu (Wiknjosastro, 1996).
Menurut Federasi Obstertri dan Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester kesatu berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-1 hingga ke-27) dan trimester ketiga
13 minggu (minggu ke-28 hingga 40)
Kehamilan trimester pertama adalah usia kehamilan dari minngu pertama sampai
minggu ke 12, yang ditandai oleh beberapa hal seperti, mual muntah yang terjadi karena
perubahan dalam tubuh yang terjadi selama hamil, nyeri pada payudara biasanya disebabkan
oleh membesarnya payudara ibu karena berkembangnya kelenjar susu dn pasokan darah
meningkat, flek yang terlihat seperti menstruasi karena darah yang dilepas saat telur dibuahi
melekatkan diri ke dinding rahim.

2.1.1. Tanda Gejala Kehamilan


untuk memastikan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa
tanda dan gejala hamil, antara lain :
1. Kemungkinan
Tanda-tanda yang memungkinkan seseorang hamil adalah :
a. Rahim membesar : sesuai dengan tuanya kehamilan
b. Pada pemeriksaan dijumpai :
1) Tanda Hegar
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya,
sehingga jika kita letakkan 2 jari dalam forniks posterior dan tangan satunya pada dinding perut
atas symphyse, maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari
cerviks.
2) Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut.
3) Tanda Chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu atau merah muda
4) Kontraksi Braxton hicks
Pada saat palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak tiba-tiba menjadi keras karena
berkontraksi.

5) Teraba Ballottement
Mendekati pertengahan kehamilan, Volume janin masih kecil dibandingkan dengan volume
cairan amnionnya. Akibatnya, tekanan mendadak yang dikenakan pada uterus dapat
menyebabkan janinnya tenggelam dalam cairan amnion dan kemudian kembali keposisi semula.
c. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.
Sebagian kemungkinan positif palsu.

2. Tidak Pasti
a. Amenore (tidak adanya menstruasi)
Amenorea ini disebabkan karena konsepsi dan nidasi, yang menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel degraff dan ovulasi. Oleh karena itu sangat penting juga untuk mengetahui
tanggal hari pertama haid terakhir, agar kita dapat menentukan tuanya kehamilan dan bila
persalinan diperkirakan akan terjadi (Wiknjosastro, 2008)
b. Mual (Nause) dan Muntah (Emesis)
Mual dan muntah ini dapat terjadi oleh karena pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, sehingga menimbulkan mual dan muntah terutama
pagi hari yang sering disebut juga morning sickness. Umumya terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau
sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum
(Wiknjosastro, 2008).
c. Mengidam
Menginginkan makanan atau minuman tertentu , sering terjadi pada bulan- bulan pertama akan
tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan (Wiknjosastro, 2008).
d. Sering BAK
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang
mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai
masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing (Wiknjosastro, 2008).
e. Pingsan
Terjadi akibat gangguan sirkulasi ke darah kepala (sentral) yang menyebabkan iskemia susunan
saraf pusat yang menimbulkan sinkope atau pingsan. Sinkope atau pingsan sering terjadi pada
awal kehamilan dan sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Biasanya akan hilang
setelah kehamilan 16 minggu (Wiknjosastro, 2008).
f. Mammae menjadi tegang dan membesar
Mamae menjadi tegang dan membesar, keadaan ini disebabkan pengaruh estrogen dan
progesterone yang merangsang duktli dan alveoli di mamae. Glandula montgomeri tampak lebih
jelas ( Wiknjosastro, 2008 ).
g. Anoreksia (tidak nafsu makan)
Pada bulan- bulan pertama, kadang terjadi anoreksia. Tetapi setelah itu nafsu makan timbul
kembali. Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk dua orang, sehingga
kenaikan tidak sesuai dengan usia kehamilan (Wiknjosastro, 2008 ).
h. Konstipasi dan Obstipasi
Pengaruh hormon progesteron sehingga dapat menghambat pengaruh peristaltik usus yang
menyebabkan kesulitan buang air besar (Wiknjosastro, 2008).
i. Pigmentasi
Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung dan dahi kadang-
kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, yang dikenal sebagai kloasma gravidarum.
Areola mamae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih.
Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula line alba di garis tengah abdomen menjadi
lebih hitam (linea grisea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormone kortikosteroid
plasenta yang merangsang melanofor dan kulit (Wiknjosastro, 2008 ).
j. Epulis
Suatu hypertrofi papilla ginggivae yang sering terjadi pada trimester satu (Wiknjosastro, 2008 ).
k. Varises
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron mengakibatkan terjadinya penampakan
pembuluh darah vena. Varises sering terjadi pada trimester terakhir dan kadang-kadang
merupakan gejala pertama kehamilan muda, pada multigravida di dapat pada daerah genitalia
eksterna Fossa poplitea, kaki dan betis. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang
setelah persalinan (Wiknjosastro, 2008 ).

3. Pasti
a. Terlihatnya embrio atau kantung kehamilan melalui USG pada 4-6 minggu sesudah pembuahan
b. Denyut jantung janin ketika usia kehamilan 10-20 minggu. Didengar dengan stetoskop leanec,
alat kardiotokografi, alat dopler, atau dilihat dengan USG
c. Terasa gerak janin dalam rahim. pada primigravida bisa dirasakan ketika kehamilan berusia 18
minggu, sedangkan pada multigravida di usia 16 minggu. Terlihat atau teraba gerakan janin dan
bagian-bagian janin.
d. Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin.
2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester Pertama
Awal kehamilan anda ditandai berdasarkan menstruasi terakhir anda. Banyak
perubahan fisik yang akan anda alami selama trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan).
Periode ini juga merupakan periode tumbuh kembang yang cepat bagi bayi anda.
2.2.1. Konsepsi
Suatu proses kehamilan akan terjadi bila empat aspek penting terpenuhi, yaitu ovum,
sperma, konsepsi dan nidasi.
1. Fertilisasi
Peristiwa bertemunya sperma dan ovum umumnya terjadi di ampula tuba (tuba falopii). Pada
hari 11-14 dalam siklus menstruasi, perempuan mengalami ovulasi, yaitu peristiwa matangnya
sel telur sehingga siap dibuahi. Pada saat fertilisasi terjadi, spermatozoa dapat melintasi zona
pelusida dan masuk ke vitelus. Ovum, yang tidak memiliki kekuatan daya penggerak, digerakkan
oleh silia dan peristatik kontraksi otot tuba. Pada saat ini serviks, dipengaruhi oleh estrogen
mensekresi aliran mukus asam yang menarik spermatozoa. Saat berhubungan, sekitar 300 juta
sperma tersimpan pada forniks vagina. sperma mencapai mukus serviks akan bertahan hidup lalu
mendorong diri sendiri maju ke tuba uterin, sementara sisanya dihancurkan oleh media asam
vagina. lebih banyak yang mati dalam perjalanan di sepanjang uterus dan hanya seribu yang
mampu mencapai tuba dan bertemu dengan ovum. Hanya pada perjalanan inilah sperma
akhirnya matang dan mampu melepaskan enzim hialuronidase yang memungkinkan terjadinya
penetrasi terhadap zona pelusida serta membran sel disekitar ovum. Banyak sperma dibutuhkan
pada masa ini, namun hanya satu yang bisa memasuki ovum. Setelahnya membran ditutup untuk
mencegah masuknya sperma yang lain dan inti dari dua sel ini bersatu. Sperma dan ovum
masing-masing menyumbangkan setengah dari kromosom untuk membuatnya berjumlah 46.
Sperma dan ovum yang dibuahi disebut zigot. Baik sperma maupun ovum tidak dapat bertahan
lebih dari 2 sampai 3 hari dan pembuahan terjadi bila hubungan seksual dilakukan 48 jam
sebelum atau 24 jam setelah masa ovulasi. Selanjutnya konsepsi akan berlangsung selama 14
hari sebelum menstruasi berikutnya.
2. Implantasi
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam beberapa
jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya.

2.2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio


1. Minggu ke 1
Pertumbuhan dan perkembangan janin pada minggu I, dimulai oleh adanya konsepsi
atau fertilisasi. Perkembangan selanjutnya, zigot atau hasil konsepsi mengalami
pembelahan dan akhirnya bernidasi di endometrium yang telah disiapkan.
2. Minggu ke 2
Setelah implantasi, terjadi perubahan pada bintik benih yang merupakan bagian
blastokist, terlihat adanya ruangan amnion dan yolk sac. Ruangan ini kelak menjadi besar
dan meliputi seluruh embrio, di dalam ruangan inilah embrio akan tumbuh. Sel-sel yang
membatasi ruangan ini dinamakan ectoderm. Pada waktu yang sama, timbul sebuah
rongga lain dibawah ruangan amnion, yaitu ruangan kuning telur. Sel-sel disekitar kuning
telur dinamakan endoderm. selanjutnya timbul lapisan lain diantara ectoderm dan
endoderm yaitu mesoderm. Endoderm menjadi lebih tebal membentuk procordal plate.
3. Minggu ke 3
Selama minggu ketiga, hasil konsepsi tumbuh pesat yaitu berlangsung mulai hari ke 15
sampai dengan 21. Pada masa ini terjadi diferensiasi sel-sel menjadi organ-organ tubuh
sederhana, yaitu :
a. Ektoderm
Ektoderm membentuk jaringan tubuh paling luar seperti rambut, kuku, kulit dan sistem
saraf seperti otak, sumsum tulang belakang dan saraf motorik. Sel-sel saraf pada saat lahir
berjumlah kurang lebih 100 juta. Selama kehamilan manusia, sel-sel baru tidak bertambah
tetapi membesar sesuai pertumbuhan tubuh.
b. Mesoderm
Sel-sel mesoderm akan membentuk otot, tulang, jaringan ikat, otot jantung, pembuluh
darah dan corpus, limpa ginjal dan genetalia.
c. Endoderm
Endoderm membentuk organ-organ tubuh bagian dalam seperti intertinum, paratiroid,
tiroid, timus, liver, pankreas, traktus respiratorius, saluran paringotimpani dan telinga
tengah, kandung kencing, uretra, genetalia laki-laki dan perempuan, kelenjar prostat,
kelenjar vestibulum dan garis uterus. pembentukan genetalia dan sistem urinarius dimulai
dari penonjolan dan penebalan mesoderm yang disebut urogenital ridge, dilanjutkan
dengan migrasi sel-sel germinativum promodial dari dinding yolk sac, dekat ventrikulum
allantois.
4. Minggu ke 4
Selama empat minggu, embrio tumbuh dan bertambah panjang 3,5 cm dan berat kira-
kira 5 mg. Perpanjangan embrio kearah atas menjadi kepala, ke arah bawah menjadi ekor
dan ke arah samping menjadi tubula. Penutupan saluran pernapasan mulai terjadi di
daerah atas bawah oksiput. Pericardial jantung membesar karena mengangkatnya kepala,
pertumbuhan laringotracheal dan paru-paru menjadi sistem pernapasan. Mandibula dan
maxilla menjadi rahang yang terpisah, rudimeter mata, telinga dan hidung menjadi
terpisah. Sistem peredaran darah sederahana mulai ternbentuk dan jantung mulai
berdetak, lambung, liver dan pankreas, tiroid dan kelenjar timus mulai berkembang,
plasenta tumbuh sempurna.
5. Minggu ke 5
Pada pertengahan kehamilan, janin diukur dengan ukuran kepala bokong (CRL).
Sebelum pertengahan kehamilan janin diukur dengan ukuran bokong tumit (CHL).
Panjang CRL dari 4 mm menjadi 8 mm dan beratnya dari 5 mg menjadi 50 mg.
Pertumbuhan kepala lebih cepat dari pertumbuhan badan, sehingga embrio melengkung
dan membentuk huruf C. Permulaan bentuk kaki dan tangan berupa benjolan.
6. Minggu ke 6

Kepala
terlihatlebih besar dari leher dan melengkung melampaui jantung. Posisi mata, hidung
dan mulut jelas. Kaki atas dan bawah mulai dapat diidentifikasi dan telapak tangan
berkembang menjadi jari-jari. Pertumbuhan berupa alat kelamin testis mulai terjadi,
sedangkang ovarium terjadi lebih lambat dibanding testis. Hemisfer serebral terlihat lebih
cepat membesar seperti kepala. Posisi mata pindah, dari lateral ke arah frontal sesuai
dengan perpanjangan muka. Tonjolan berupa jantung dan liver ke arah dinding ventral
lebih dahulu, karena memiliki fungsi vital bagi embrio, tali pusat mengecil. Bentuk lengan
atas dan bawah, tungkai atas dan bawah menjadi jelas. Jari-jari terus berkembang pada
hari ke 40-50.

7. Minggu ke 7
Jantung sudah terbentuk lengkap. Saraf dan otot bekerja bersamaan untuk pertama
kalinya. Bayi mempunyai refleks dan bergerak spontan. Bayi mulai menendang dan
berenang di dalam rahim, walau ibu belum mampu merasakannya. Pada akhir minggu ini,
otak akan terbentuk lengkap. Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar keseluruh
tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuk yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh
dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan
tulang.
8. Minggu ke 8
Selama akhir periode ini embrio telah menunjukkan bentuk dan ciri-ciri manusia,
hemisfer serebral tumbuh pesat, dimana besarnya mencapai 50% dari massa embrio.
Letak wajah setengah bagian bawah dari kepala dan mata terus berpindah ke arah frontal.
Alis mata mulai berkembang. jari-jari memanjang dan dapat dibedakan pada akhir
minggu kedelapan. Perbedaan jenis kelamin bagian luar bisa dilihat oleh mata yang sudah
terlatih, mulai pemeriksaan anatomic dan histology kelenjar kelamin, namun masih
membingungkan. Pertumbuhan alat kelamin dipengaruhi oleh hormon-hormon yang
dikeluarkan oelh kelenjar kelamin, obat-oabatan, radiasi dan gizi ibu hamil. Alat kelamin
perempuan dibentuk dari duktus Mulleri, sedangkan alat kelamin laki-laki dibentuk dari
sistem duktus Wolfii.
9. Minggu ke 9 12
Pada usia 9 minggu, kepala terlihat lebih besar, wajah tampak secara garis besar,
perbandingan ukuran tungkai atas sudah mencapai proporsi normal. Tungkai bawah
berkembang labih panjang. Genetalia eksterna perempuan dan laki-laki terlihat sama
pada minggu ke-9, tetapi mencapai maturitas, sempurna dan dapat dibedakan pada
minggu ke-12. Sel-sel darah merah mulai diproduksi oleh liver selama minggu awal dan
fungsinya diambil alih oleh splenn selama minggu ke-12. Panjang janin sekitar 7-9 cm.
2.3. Adaptasi Anatomi dan Fisiologi
2.3.1. Sistem Reproduksi
a. Uterus

Pada minggu pertama kehamilan uterus masih seperti


bentuk aslinya seperti buah avokad. Seiring dengan perkembangan kehamilan, daerah fundus dan
korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.
b. Serviks Uteri
Pada trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Hal ini
terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan. Dengan sel-sel otot polos dan
jaringan elatis, serabut kolagaen bersatu dengan arah pararel terhadap sesamanya sehingga
serviks menjadi lunak pada dinding kondisi tidak hamil, tetapi tetap mampu mempertahankan
kehamilan.
c. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luterum graviditatum, korpus luteum
graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian korpus luteum mengecil setelah plasenta
terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan prostegeron. Proses ovulasi
selama kehamilan akan terhenti dan kematangan volikel baru ditunda, hanya satu korpus luteum
yang dpat ditemukan oleh ovarium. Volikel ini akan befuksi maksimal selama 6-7 minggu awal
kehamilan dan setelah itu akan berepran sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif
minimal dengan korpus luteum gravidarum akan meneruskan funsinya sampai terbentuknya
plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.
d. Payudara
Payudara akan membesar dang tegang akibat hormon somatomamotropin,estrogen dan
progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan asi. Estrogen menimbulkan hipertropik sistem
saluran, sedangkan prgesteron menambah sel-sel asinus pada payudara.
Somamotropin mempengaruhi [ertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan perubahan dalam
sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasien. Dengan demikian payudara di persiapakan untuk
laktasi. Disamping itu perubahan progesteron dan somatomatropin terbentuk lemak di sekitar
alveolua-alveolus, sehingga payudara menjadi besar. Papilia mamae akan membesar, lebih
tegang dan tambah lebih hitam, seperti seluruh areole mamae karena hiperpigmentasi. Lemak
yang muncul di aerola primer disebut lemak tuberkel montgomery. Grandula montgomery
tampak lebih jelas menonjol di permukaan aerola mamae.
2.3.2.
Sistem
Endokrin
1. Hormon Plasenta
Sekresi hormon plasenta dan HCG dari plasenta janin mengubah organ endokrin secara
langsung. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan produksi globulin meningkat dan menekan
produksi tiroksin, kortikosteroid dan steroid, dan akibatnya plasma yang mengandung hormon-
hormon ini akan meningkat jumlahnya. Tetapi kadar hormon bebas tidak mengalami peningkatan
yang besar.
2. Kelenjar Hipofisis
Berat kelenjar hipofise anterior meningkat antara 30%-50%, yang menyebabkan perempuan
hamil menderita pusing. Sekresi prolaktin, hormon adrenokortikotropik, hormon tirotropik dan
melanocyt stimulating hormon meningkat.
3. Kelenjar Tiroid
Dalam masa kehamilan, normalnya ukuran kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran kira-kira
13% akibat adanya hiperplasi dari jaringan glandula dan peningkatan vaskularitas. Secara
fisiologis akan terjadi peningkatan ambilan iodine sebagai kompensasi kebutuhan ginjal terhadap
iodine yang meningkatkan laju filtrasi glomerolus.
4. Kelenjar Adrenal
Karena dirangsang oleh hormon estrogen, kelenjar adrenal memproduksi lebih banyak kortisol
plasma bebas dan juga kortikosteroid, termasuk ACTH, dan ini terjadi sejak usia 12 minggu
hingga masa aterm. Karena kortisol bebas menekan produksi ACTH, disimpulkan adanya
gangguan mekanisme feed-back. Diperkirakan kortisol bebas yang meningkat mempunyai efek
yang berlawanan terhadap insulin. Dengan meningkatkan kadar glukosa dalam darah, adanya
asam lemak dan produksi glikogen serta menurunnya tingkat penyebaran glukosa oleh otot dan
lemak, dapat membuat kebutuhan fetus akan glukosa terpenuhi.

2.3.3. Sistem Kekebalan


HCG mampu menurunkan respon imun pada perempuan hamil. Selain itu, kadar Ig G, Ig A
dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga mencapai kadar terendah
pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini, hingga aterm.

2.3.4. Sistem Perkemihan


Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan
progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%. Dinding
saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin
hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun
namun hal ini dianggap normal.

2.3.5. Sistem Pencernaan


Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu
terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar /
perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan
patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari
(hiperemesis gravidarum).

2.3.6. Sistem Musculoskeletal


Estrogen dan relaksasi memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvic pada
akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya dalam
menguatkan posisi janin di akhir kehamilan dan saat kelahiran.

2.3.7. Sistem Kardiovaskuler


Meningkatnya beban kerja jantung menyebabkan otot jantung mengalami hipertrofi,
terutama ventrikel kiri sebagai pengatur pembesaran jantung. pembesaran uterus menekan
jantung ke atas dan kiri. Pembuluh jantung yang kuat membantu jantung mengalirkan darah
keluar jantung ke bagian atas tubuh, juga menghasilkan elektrokardiografi dan radiografi yang
perubahannya sama dengan iskemik oada kelainan jantung. Perlu diperhatikan juga jantung pada
perempuan hamil normal. Suara sistolik jantung dan murmur yang berubah adalah normal.

2.3.8. Sistem Integumen


Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa
hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea grisea), striae
lividae pada perut, dsb.
2.3.9. Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan
protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol plasma meningkat
sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum
dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan.
(baca juga kuliah diabetes mellitus)
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma
ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
1. ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
2. produksi glukosa dari hati menurun
3. produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
4. aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5. efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya,
hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga
peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.

2.3.10. Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh (IMT)


Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adanya adaptasi ibu terhadap
pertumbuhan janin. Analisis dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa berat badan yang
bertambah berhubungan dengan perubahan fisiologis yang terjadi pada masa kehamilan dan
lebih dirasakan pada ibu primigravida untuk menambah berat badan pada masa kehamilan.
Banyaknya faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan : adanya edema, proses
metabolisme, pola makan, muntah atau diare, dan merokok.

2.3.11. Sistem Pernafasan


Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke kranial
-> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest compliance)
menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual capacity) menurun.
Kapasitas vital menurun.

2.3.12. Sistem Persyarafan


Pada ibu hamil akan ditemukan rasa sering kesemutan atau acroestresia pada ekstremitas
disebabkan postur tubuh ibu membungkuk. Pada bayi, sistem saraf (otak dan struktur-struktur
lain seperti tulang belakang) muncul pada minggu ke-4, sewaktu saraf mulai berkembang. Pada
minggu ke-6 kehamilan, divisi utama dari sistem saraf pusat mulai terbentuk. Divisi ini terdiri
atas otak depan, otak tengah, otak belakang dan saraf tulang belakang. Pada minggu ke-7 otak
depan terbagi menjadi dua hemisfer yang akan menjadi hemisfer otak, disebut hemisfer serebra.

2.4. Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester I dan Adaptasi Psikososial


2.4.1. Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester I
1. Morning Sickness, mual dan muntah
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal kehamilan.
Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat
terjadi setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan. Pada beberapa
kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga.
2. Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang membesar
dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul
kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
3. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan hormon progesteron
yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari
keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
4. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal kehamilan karena adanya
peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke
posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala /
pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun
emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan
sakit kepala.
5. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian perut bawah
atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah
normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya
pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk
menyokong rahim.
6. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap normal sebab hal
ini termasuk gejala morning sickness.
2.4.2. Perubahan Psikologis selama Trimester Pertama Kehamilan
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis
dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya melalui
tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran sosialnya
melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal melalui model
peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya
akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan peran barunya sebagai seorang
ibu.
2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba menyesuaikan
diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima kasih sayang dari ibunya
menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang,
wanita akan menuntut dari pasangannya. Ia akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa
kecilnya dan membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia daptasi
dan terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring
dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan kelahiran bayi, termasuk
dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
3. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stabil dalam
penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat positif dan
berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang informasi seputar persiapan
kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna untuk menjaga kondisi
kesehatan keluarga.
4. Tahap Akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap mengadakan
perjanjian dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin menepati janji mengenai
kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan
sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.

Perubahan psikologi yang terjadi pada kehamilan trimester pertama:


1. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.
2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadaang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar
untuk meyakinkan dirinya.
4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama.
5. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin
akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya.
6. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi kebanyakan akan
mengalami penurunan.

2.4.3. Gambaran Kondisi Psikologi Selama Kehamilan


Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan perasaan : marah, tertekan,
bersalah, bingung, was was, kesal, pilu dan khawatir. Hal ini biasanya ditandai dengan gejala
gejala :

1. Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.


2. Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
3. Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
4. Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
5. Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan.
6. Senantiasa berfikiran negatif.
7. Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
8. Tiba-tiba takut atau gugup.
9. Tidak bisa memusatkan perhatian.
10. Lebih sering lupa.
11. Rasa bingung dan bersalah.
12. Makan amat sedikit atau amat banyak.
13. Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
14. Kehilangan kepercayaan dan harga diri.

Apabila kondisi - kondisi ini terjadi secara beruntun sedikitnya selama 2 minggu maka akan
menimbulkan kondisi psikologis yang bermasalah yang sifatnya memerlukan adanya
pengobatan.

2.5 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester I


1. Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan memengaruhi pusat pernafaasan, CO2
menurun dan O2 meningkat akan bermanaat bagi janin. Kehamilan menyebabkan hiperventilasi,
dimana keadaan CO2 menurun.1
2. Nutrisi
Kalori 200 gr/dL, Protein 30 gr/hari untuk pertumbuhan dan perkembangan bulan kehamilan
serta kenaikan protein plasma dan HB ibu hamil. Kenaikan berat badan antara 6-19 kg dan
sebelum 20 minggu adaln 2 kg/bulan
3. Personal Hygiene
Harus selalu dijaga selama kehamilan, mandi untuk perawata kulit, karena funsi ekskresi
meningkat (Keringat). Kebersiahan payudara harus dijaga menggunakan minyak telon kemudian
dibilas denga air bersih
4. Eliminasi
Pada trimester 1 ibu cenderung BAK karena rahim membesar dan menekan kandung kemih
sehingga sering BAK. Pengaruh progesterone, gerakan peristaltik usus menurun sehingga terjadi
konstipasi.
5. Seksual
Libido menurun karena sering mual dan muntah
6. Periksa kehamilan
Pada trimester 1 dijadwalkan untuk kunjungan ulang denga interval 4 minggu.
7. Istirahat/tidur
Ibu hamil dianjurkan menentuka pola istirahat dengan baik guna menunjang kesehatan ibu dan
janin.
8. Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang bisa
menyebabkan kematian ibu dan janin.
2.6 Tanda dan Bahaya Kehamilan Trimester I
1. Perdarahan Pervaginam
Penanganan : Lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan ibu termasuk tanda-tanda vital (tekana darah, nadi,
pernafasan, temperature)
2. Hiperemesis Gravidarum
Penanganan : Hindari makan yang sulit dicerna dan berlemak.
Komplikasi : Jika muntuah terus menerus biasa terjadi kerusakan hati, komplikasi lain perdarahan pada retina
yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika muntah.

3. Mola
Penanganan : jika diagnosis kehamilan mola ditegakkan, lakukan evaluasi uterus, dan lakukan evakuasi
jaringan mola dan berikan infuse.
4. Sakit kepala hebat
Penanganan : jika ibu tidak sadar/kejang segera mobilisasi tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat
darurat
5. Penglihatan kabur
Penanganan : : jika ibu tidak sadar/kejang segera mobilisasi tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan
gawat darurat
6. Odema pada wajah, kaki, dan tangan
Penanganan : istirahat yang cukup dan tingkatkan makanan yang mengandung protein dan kurangi makanan
yang mengandung karbohidrat serta lemak
7. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh memburuknya keadaan dan terjdi gejala-gejala sakit
kepala, mual, dan nyeri uluh hati
8. Demam
Ibu hamil dengan suhu lebih dari 38 0C merupakan masalah gejala infeksi dalam kehamilan.
Penanganan : Istirahat yang cukup, minum air putih yang banyak, dan kompres untuk menurunkan suhu.
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes urine kehamilan (Tes HCG)
a. Dilaksanakan Seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu minggu setelah koitus)
b. Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi hari
2. Palpasi abdomen
Menggunakan cara Leopold
3. Pemeriksaan USG
a. Pemeriksaan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan
b. Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan
4. Pemeriksaan Rontgen
a. Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakan diagnosis pasti kehamilan
b. Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan tulang belakang
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
3.1.1. Pengkajian
1. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat dapat
menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri meliputi hal-hal
di bawali ini :
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan.
d. Jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.

2. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya. Riwayat
kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan
kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut.

3. Riwayat Penyakit dan Operasi


Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek
buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi, prosedur infeksi dan trauma
pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.

4. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggi untuk masalah
genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b. Penyakit pada niasa kanak-kanak dan imunisasi.
c. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
e. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberkulosis.
f. Riwayat dan perawalan anemia.
g. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h. Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman ringan.
i. Merokok (Jumlah batang per hari).
j. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko terinfeksi
toxoplasma.
k. Alergi dan sensitif dengan obat.
l. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.

5. Riwayat keluarga
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis (menahun/terus--
menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta
riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan.

6. Riwayat kesehatan pasangan


Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan dengan masalah genetik,
penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan
berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok
yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko mengalami
komplikasi. Pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah
penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat terjadi.

3.1.2. Pemeriksaan Fisik


1. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan memengaruhi
tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan
sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
b. Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada keadaan cemas,
hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan
keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi
seharusnya sama kuat dan teratur.
c. Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit. Takipnea terjadi karena
adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru
simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
d. Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6C. Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi
dan membutuhkan perawatan medis.

2. Sistem Kardiovaskuler
a. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena, yang bisa
berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
b. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas akibat
perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari
atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema
pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi
pada kehamilan.

3. Sistem Muskuloskeletal
a. Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan
regangan pada otot punggung dan tungkai.
b. Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat menentukan kenaikan
berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan
kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat
badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan,
hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
c. Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang berguna
untuk persalinan per vaginam.
d. Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus bisa
dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan
dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu
berbaring.

4. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki tanda dan gejala
yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena
hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan.

5. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis, jaundice menandakan
gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra
berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda
menandakan pengisian kapiler baik.

6. Sistem GI
a. Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulserasi, gusi berwarna
kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi
terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena penyakit
periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua
lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi.
b. Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu hamil. Bising usus
bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi.
Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.

3.2. Diagnosa Keperawatan


1. Keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolisme karbohidrat, perubahan kimia tubuh,
dan peningkatan kebutuhan energi untuk melakukan aktifitas
2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan nafsu makan,
mual/muntah, keuangan yang tidak mencukupi, tidak mengenal peningkatan metabolik/nutrisi.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual/muntah secara berlebihan
4. Resiko ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal, yang
ditandai oleh pengungkapan kegelisan dan perubahan tonus otot.
5. Resiko terjadinya cedera pada janin berhubungan dengan malnutrisi ibu, pemajanan pada
teratogen/agen infeksisus, adanya kelaian genetik
6. Resiko terjadi konstipasi berhubungan dengan relaksasi otot halus, peningkatan absorbsi air,
hemoroid dan mengkonsumsi suplemen zat Fe.
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi tentang perubahan biofisik, psikososial,
budaya dan keyakinan spiritual.
8. Resiko terjadi infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis urinarius, hygiene buruk dan
keterbatasan pengetahuan.

3.3. Rencana Intervensi


3.3.1. Keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolisme karbohidrat, perubahan kimia tubuh,
dan peningkatan kebutuhan energi untuk melakukan aktifitas
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam setelah diberikan tindakan keperawatan pasien tidak mengalami
keletihan/keletihan berkurang
KH :
1. Mengidentifikasi dasar yang mengakibatkan kelekahan dan area kontrol individu
2. Memodifikasi gaya hidup untuk memenuhi perubahan kebutuhan/tingkat energi
3. Melaporkan adanya peningkatan energi

INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan tidur siang 1 2 jam Untuk memenuhi kebutuhaan
dan tidur malam 8 jam. metabolik yang berkenan dengan
pertumbuhan jaringan ibu/janin.
Tentukan siklus tidur bangun Membantu menyusun prioritas yang
yang normal dan komitmen realistic dan waktu untuk menguji
terhadap pekerjaan, keluarga, komitmen. Klien perlu membuat
komunitas dan diri sendiri. penilaian seperti perubahan shift kerja
untuk mengatasi mual pagi hari atau
istirahat yang banyak dsb.
Pantau kadar Hb. Jelaskan Kadar Hb rendah, mengakibatkan
peran zat Fe dalam tubuh, kelelahan lebih besar karena
anjurkan mengkonsumsi zat Fe penurunan jumlah pembawa oksigen.
sesuai indikasi.

3.3.2. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan nafsu makan,
mual/muntah, keuangan yang tidak mencukupi, tidak mengenal peningkatan metabolik/nutrisi.
Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam setelah dilakukan tindakan keperawatan, kebutuhan nutrisi klien
terpenuhi.
KH :
1. Menjelaskan komponen diit seimbang prenatal.
2. Memberi makanan yang mengandung vitamin, mineral dan besi
3. Mengikuti diet yang dianjurkan
4. Mengkonsumsi vitamin/suplemen zat besi, Menunjukan penambahan berat badan yang
sesuai(minimal 1,5 kg pada akhir trimester pertama)

INTERVENSI RASIONAL
Tentukan keadekuatan kebiasaan Kesejateraan janin-ibu tergantung
asupan nutrisi dulu atau sekarang pada nutrisi ibu selama kehamilan
dengan menggunakan batasan 24
jam.
Dapatkan riwayat kesehatan; catat Remaja cenderung
usia (kurang dari 17 tahun, lebih malnutrisi/anemia, dan lansia
dari 35 tahun). cenderung obesitas/diabetes
gestasional.
Perhatikan adanya pika/ngidam. Memakan bahan bukan makanan
Kaji pilihan bahan bukan pada kehamilan karena kebutuhan
makanan dan tingkat motivasi psikologis, fenomena budaya, respon
untuk memakannya terhadap lapar dan atau respon tubuh
terhadap kebutuhan tubuh
Timbang BB klien; pastikan BB Ketidakadekuatan penambahan BB
pregravid. Informasikan tentang prenatal atau dibawah BB normal
penambahan prenatal yang masa kehamilan, meningkatkan
optimum resiko retardasi pertumbuhan
intrauterine (IUGR) pada janin
dengan BBLR
Tinjau ulang frekuensi dan Mual/muntah trimester pertama
beratnya mual/muntah. dapat berdampak negatif pada status
Kesampingkan muntah pernisiosa nutrisi prenatal khusus periode
(hiperemesis gravidarum) perkembangan janin

3.3.3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual/muntah secara berlebihan.
Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberikan tindakan keperawatan, pasien tidak mengalami mual
muntah
KH :
1. Mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk menurunkan frekwensi mual/muntah
2. Mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setip hari
3. Mengidentifikasi tanda dan gejalah dehidrasi

INTERVENSI RASIONAL
Tentukan frekwensi/beratnya Memberikan data yang berkenaan
mual/muntah dengan semua kondisi fisik,
peningkatan HCG, perubahan
metabolisme karbohidrat dan
penurunan motilitas gastric
memperberat mual/muntah
Anjurkan klien mempertahan Membantu menetukan hiperemesis
kan input/output, tes urine dan grafidarum. Pada awalnya muntah
penurunan BB setiap hari. dapat mengakibatkan alkalosis,
dehidrasi dan ketidak seimbangan
elektrolit. Muntah dapat menyebabkan
asidosis dan memerlukan intervensi
lanjut.
Anjurkan peningkatan Membantu mengatasi mual/muntah
masukan minuman dan menurunkan keasaman lambung.
berkarbonat, makan 6 x sehari
dengan tinggi karbohidrat dan
jumlahnya sedikit.
Kaji suhu dan perubahan kulit, Indikator dalam membantu
membran mukosa, tensi, BJ mengevaluasi kebutuhan hidrasi
urine dan output/input.

3.3.4. Risiko ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal, yang
ditandai oleh pengungkapan kegelisan dan perubahan tonus otot
Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberikan tindakan keperawatan pasien merasa lebih nyaman
KH :
1. Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan ketidaknyamanan
2. Melaporkan berhasil/tidak penatalaksanaan ketidaknyamanan

INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan klien memperhatikan Meningkatkan higyene dengan
higyene individu perorangan dan mengabsorpasi secret vagina yang
menghindari penggunaan bedak berlebihan. Bedak talk dapat
talk. menyebabkab kanker servikal
Tinjau ulang perubahan fisiologis Frekwensi berkemih dipengaruhi
berkemih. Anjurkan menghindari oleh perubahan uterus. Meskipun
minuman mengandung kafein itu normal tapi dapt menyebabkab
iritasi, kafein memiliki sifat
diuretic yang memperberat ginjal
Kaji tingkat kelelahan dan sifat Mendorong klien menyusun
dasar terhadap keluarga/pekerjaan prioritas termasuk waktu untuk
istirahat
Tambahan suplemen kalsium Membantu memperbaiki
setiap hari bila asupan produk keseimbangan kalsium/fosfor dan
susu dikurangi. menurunkan kram.
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kehamilan trimester pertama adalah usia kehamilan dari minngu pertama sampai
minggu ke 12, yang ditandai oleh beberapa hal seperti, mual muntah, nyeri pada payudara, dll.
Kehamilan terjadi akibat adanya pertemuan ovum dan sperma di dalam tuba falopii,
kemudian bernidasi pada endometrium uterus. Setiap ibu hamil akan mengalami perubahan
fisiologis baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik ibu akan mengalami perubahan pada
sistem reproduksi, payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan, sistem perkemihan, sistem
pencernaan, sistem muskuloskeletal, sistem kardiovaskuler, sistem integumen, metabolisme
sistem pernafasan dan sistem persyarafan.
Masalah keperawatan yang mungkin timbul pada kehamilan trimester pertama antara
lain : nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, ketidaknyamanan, kekurangan volume cairan,
keletihan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymus. 2012. Trimester Pertama yang Penuh Keajaiban. http://parentsindonesia.com/article.php?
type=article&cat=pregnancy&id=263 diakses tanggal 21 September 2012 pukul 23 : 04
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan : Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Hadi, Ria A. 2009. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran: Vivo Publisher
Helda. 2012. Askep Perubahan Selama Hamil. http://heldaupik.blogspot.com/2012/02/askep-perubahan-
selama-kehamilan.html diakses tanggal 21 September 2012 pukul 20 : 00
Salmah. Rusmiati. Maryanah. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC
Syahputra, Adi. 2012. Perubahan Anatomi dan Adaptasi.
http://chisput17.blogspot.com/2012/09/perubahan-anatomi-dan-adaptasi.html diakses tanggal 23
September 2012 pukul 17 : 58
Wibowo, Fuadi. 2009. Asuhan Keperawatan Trimester Pertama.
http://fuadiwibowo.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-kehamilan-trimester.html?
zx=5d4748bbad247ba7 diakses tanggal 21 September 2012 pukul 22 : 30

Vous aimerez peut-être aussi