Vous êtes sur la page 1sur 3

ASETILENA

PENGGUNAAN DAN EKONOMI. Asetilena digunakan bersama oksigen untuk mendapatkan suhu
tinggi pada penjelasan serta untuk membuat bahan kimia industri seperti vinil klorida, akrilonitril,
polivinilpirolidon, trikloroetilena, dan asam asetat. Beberapa diantara senyawa yang ada juga yang
didapat dari sumber-sumber lain seperti etilena; hanya satu bahan kimia yang hampir seluruhnya
dibuat dari asetilena ialah kloroprena dab polimernya neoprena. Pengkajian reaksi asetilena pada
tekanan tinggi (teknik tekanan tinggi Reppe) sangat penting karena reaksi vinilasi, etinilasi dan
polimerisasi telah membuka bidang-bidang kimia baru dengan memperkenalkan senyawa-senyawa
baru.

PEMBUATAN. Sampai beberapa tahun terakhir ini asetilena masih dibuat dengan reaksi kalsium
karbida dengan air.

CaC2(c) + 2H2O (l) Ca(OH)2 (c) + C2H2 (g)

Ada dua metode utama dalam pembuatan asetilena dari kalsium karbida. Metode basah, atau metode
karbida ke air, dilaksanakan di dalam tabung air yang diperlengkapi dengan fasilitas pengumpan.
Karbida diumpankan ke dalam air, dengan laju yang diatur, sampai habis. Kalsium
hidroksida dikeluarkan dalam bentuk lumpur yang mengandung 90% air.

Untuk penerapan skala besar dalam industri banyak digunakan proses "pembangkitan kering
(drygeneration), dengan pengumpan otomatik. Dalam hal ini digunakan 1 kg ajr untuk setiap kilogram
karbida dan panas reaksi (sebesar 6,2 MJ per kaki kubik asetilena) sebagian besar dibuang dengan
penguapan air, sehingga gamping hasil sampingannya berada dalam keadaan kering dan mudah
ditangani. Sebagian di antaranya didaurulangkanke tanur karbida. Untuk mencegah pemanasan yang
berlebihan, dilakukan pengadukan secara kontinu, karena suhu harus dijaga agar selalu kurang dari
150C dan tekanan kurang dari 204 kPa.

Metode yang terbaru untuk pembuatan asetilena adalah dengan pirolisis atau perengkahan gas
bumi atau umpan hidrokarbon cair. Proses yang paling menarik antara lain, oksidasi parsial dengan
menggunakan oksigen, perengkahan termal, dan busur listrik untuk menyediakan suhu tinggi dan
energi. Prosedur busur listrik digunakan secara komersial di Huels, Jerman. Energi bebas asetilena
berkurang pada suhu tinggi. Pada suhu 1600K (1327C) atau lebih tinggi, asetilena lebih stabil
daripada hidrokarbon lain, tetapi terdekomposisi menjadi unsur-unsurnya. Jadi waktu konversi atau
waktu konversi atau waktu pembelahan harus sangat pendek (milisekon). Jumlah energi yang
diperlukan sangat besar dan berada dalam daerah energi bebas yang menguntungkan.

24(g) 2 2 (g) + 32 (g) 1500 = +405kJ

4(g) C + 22 (g) = +85 kJ


Dekomposisi 4 menjadi unsur-unsurnya terjadi mulai suhu 850 K (578C), jadi bersaing dengan
degradasi inisetelah menaikkan suhu 4 (dan hidrokarbon lain) menjadi suhu tinggi 1500C selama
beberapa milisekon, massa reaksi tersebut didinginkan (kuens) dengan air dalam sekejap. Berbagai
diagram alir beserta data teknis masing-masing terdapat dalam ECT serta juga dalam 1979 Gas
Processing Handbook.

Pembakaran parsial gas bumi barangkali merupakan metode yang paling banyak dipakai oleh
perusahaan kimia yang berpengalaman (Union Carbide, Tennese Eastman, Monsanto, American
Cyanadid, dan Rohm & Haas). Diagram alir proses ini ditunjukkan pada Gambar 7.9 yang mencakup
konversi kimia yang disebutkan diatas. Proses itu dapat diuraikan menjadi urutan langkah
terkoordinasi sebagai berikut:

Oksigen (90 sampai 98%) dan gas bumi diberi pemanasan pendahuluan secara terpisah pada
suhu sekitar 650C dengan menggunakan gas bahan bakar.

Kedua gas panas dimasukkan dan dicampur ke dalam pembakar atau konvertor dengan rasio
0,60:100mol oksigen-metana.

Tanur atau pembakar untuk pembakaran parsial terdiri dari tiga bagian: ruang pencampuran,
zona nyala atau zona konversi kimia, dan diikuti oleh ruang pendingin kejut dengan semprotan air
atau minyak pendingin. Konversi kimia yang berlangsung adalah pembakaran parsial (dua per tiga)
metana yang terjadi dalam sekejap.

Reaksi metana keseluruhan (pembakaran dan pembelahan) adalah 90 sampai 95%, sedangkan
oksigen terkonversi 100 persen. Waktu menetap (residence time) adalah 0,001 sampai 0,016.
Asetilena dan gas-gas tersebut didinginkan dengan cepat dengan bantuan semprotan air atau minyak
pendingin sehingga suhunya menjadi 38C dan mempunyai komposisi dalam persen, seperti contoh
berikut:
Asetilena 8,5 Metana 4

Hidrogen 57 Asetilena tinggi 0,5

Karbon monoksida 25,3 Zat tak reaktif 1,0

Karbon dioksida 3,7 Total 100

Jelaga dikeluarkan dengan menggunakan filter karbon.

Gas bersih dikonversi menjadi 1,14 Mpa.

Asetilena dipisahkan di dalam kolom (isian) dengan menggunakan pelarut yang selektiv,
misalnya dimetilformamida. Karbondioksida dikilatkan dan dilucuti (isian) yang di fraksionasinya
keluar dan menghasilkan produk 99%+ dengan hasil 30 sampaai 36 persen karbon yang terdapat di
dalam gas bumi.

Asetiilena dan air dilucuti keluar pada tekanan rendah dan pelarutnya digunakan kembali.

Pada Wulff untuk produksi asetilena menggunakan tungku busur pembakaran untuk
mempirolisis hidrokarbon menjadi asetilena. Proses ini ternyata terlalu mahal untuk dapat bersaing
karena harga energi sudah meningkat demikian tinggi. Proses ini diuraikan dalam buku Chemical
Process Industries (CPI) edisi keempat.

Asetilena juga dapat dipulihkan dari umpan etilena sebelum polimerisasi etilena.

Vous aimerez peut-être aussi