Vous êtes sur la page 1sur 42

A.

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan moskuloskletal (gout


arthritis)
1. Defenisi
Gout adalah penyakit metabolic yang ditandai dengan penumpukan
asam urat yang nyeri pada tulang dan sendi, sangat sering ditemukan pada
kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah ( Merkie, Carrie, 2005 ).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan
defek genetic pada metabolisme purin atau hiperuricemia ( Brunner &
Suddarth, 2001 : 1810 ).
Arthritis pirai ( gout ) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit
Kristal asam urat di daerah persendiaan yang menyebabkan terjadinya
serangan inflamasi akut.

2. Anatomi fisiologi
a. Anatomi

Muskuloskeletal berasal dari kata muscle (otot) dan skeletal (tulang).


Rangka (skeletal) merupakan bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi
dan tulang rawan (kartilago), sebagai tempat menempelnya otot dan
memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi. Rangka
manusia dewasa tersusun dari tulang tulang (sekitar 206 tulang ) yang
membentuk suatu kerangka tubuh yang kokoh. Walaupun rangka terutama
tersusun dari tulang, rangka di sebagian tempat dilengkapi dengan
kartilago. Rangka digolongkan menjadi rangka aksial, rangka apendikular,
dan persendian.
1) Rangka aksial, melindungi organ-organ pada kepala, leher, dan torso.
a) Kolumna vertebra
b) Tengkorak
i. Tulang cranial : menutupi dan melindungi otak dan organ-organ
panca indera.
ii. Tulang wajah : memberikan bentuk pada muka dan berisi gigi.
iii. Tulang auditori : terlihat dalam transmisi suara.
iv. Tulang hyoid : yang menjaga lidah dan laring.
2) Rangka apendikular, tulang yang membentuk lengan tungkai dan
tulang pectoral serta tonjolan pelvis yang menjadi tempat melekatnya
lengan dan tungkai pada rangkai aksial.
3) Persendian, adalah artikulasi dari dua tulang atau lebih.

Fungsi Sistem Rangka :


1) Tulang sebagai penyangga (penopang); berdirinya tubuh, tempat
melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak dan organ, juga
memberi bentuk pada tubuh.
2) Pergerakan ; dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat
bergerak, adanya persendian.
3) Melindungi organ-organ halus dan lunak yang ada dalam tubuh.
4) Pembentukan sel darah (hematopoesis / red marrow).
5) Tempat penyimpanan mineral (kalium dan fosfat) dan lipid (yellow
marrow).

Menurut bentuknya tulang dibagi menjadi 4, yaitu :


1) Tulang panjang, terdapat dalam tulang paha, tulang lengan atas
2) Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak tetap dan didalamnya terdiri
dari tulang karang, bagian luas terdiri dari tulang padat.
3) Tulang ceper yang terdapat pada tulang tengkorak yang terdiri dari 2
tulang karang di sebelah dalam dan tulang padat disebelah luar.
4) Bentuk yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.
Struktur Tulang
Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi tulang pendek,
panjang, tulang berbentuk rata (flat) dan tulang dengan bentuk tidak
beraturan. Terdapat juga tulang yang berkembang didalam tendon misalnya
tulang patella (tulang sessamoid). Semua tulang memiliki sponge tetapi
akan bervariasi dari kuantitasnya. Bagian tulang tumbuh secara
longitudinal,bagian tengah disebut epiphyse yang berbatasan dengan
metaphysic yang berbentuk silinder.
Vaskularisasi. Tulang merupakan bagian yang kaya akan vaskuler
dengan total aliran sekitar 200-400 cc/menit.Setiap tulang memiliki arteri
menyuplai darah yang membawa nutrient masuk di dekat pertengahan
tulang kemudian bercabang ke atas dan ke bawah menjadi pembuluh darah
mikroskopis, pembuluh ini menyuplai korteks, morrow, dan sistem harvest.
Persarafan. Serabut syaraf simpatik dan afferent (sensorik) mempersarafi
tulang dilatasi kapiler dan di control oleh saraf simpatis sementara serabut
syaraf efferent menstramisikan rangsangan nyeri.

Pertumbuhan dan Metabolisme Tulang


Setelah pubertas tulang mencapai kematangan dan pertumbuhan
maksimal. Tulang merupakan jaringan yang dinamis walaupun demikian
pertumbuhan yang seimbang pembentukan dan penghancuran hanya
berlangsung hanya sampai usia 35 tahun. Tahun tahun berikutnya
rebsorbsi tulang mengalami percepatan sehigga tulang mengalami
penurunan massanya dan menjadi rentan terhadap injury.Pertumbuhan dan
metabolisme tulang di pengaruhi oleh mineral dan hormone sebagai berikut
:
1) Kalsium dan Fosfor Tulang mengandung 99% kalsium dan 90% fosfor.
Konsentrasi ini selalu di pelihara dalam hubungan terbalik. Apabila
kadar kalsium meningkat maka kadar fosfor akan berkurang, ketika
kadar kalsium dan kadar fosfor berubah, calsitonin dan PTH bekerja
untuk memelihara keseimbangan.
2) Calsitonin di produksi oleh kelenjar tiroid memiliki aksi dalam
menurunkan kadar kalsium jika sekresi meningkat di atas normal.
Menghambat reabsorbsi tulang dan meningkatkan sekresi fosfor oleh
ginjal bila di perlukan.
3) Vit. D. diproduksi oleh tubuh dan di trasportasikan ke dalam darah
untuk meningkatkan reabsorbsi kalsium dan fosfor dari usus halus, juga
memberi kesempatan untuk aktifasi PHT dalam melepas kalsium dari
tulang.

Proses Pembentukan Tulang


Pada bentuk alamiahnya, vitamin D di proleh dari radiasi sinar
ultraviolet matahari dan beberapa jenis makanan. Dalam kombinasi
denagan kalsium dan fosfor, vitamin ini penting untuk pembentukan
tulang.
Vitamin D sebenarnya merupakan kumpulan vitamin-vitamin,
termasuk vitamin D2 dan D3. Substansi yang terjadi secara alamiah ialah
D3 (kolekalsiferol), yang dihasilkan olehakifitas foto kimia pada kulit
ketika dikenai sinar ultraviolet matahari. D3 pada kulit atau makanan diwa
ke (liver bound) untuk sebuah alfa globulin sebagai
transcalsiferin,sebagaian substansi diubah menjadi 25 dihidroksi
kolekalsiferon atau kalsitriol. Calcidiol kemudian dialirkan ke ginjal untuk
transformasi ke dalam metabolisme vitamin D aktif mayor, 1,25
dihydroxycho lekalciferol atau calcitriol. Banyaknya kalsitriol yang di
produksi diatur oleh hormone parathyroid (PTH) dan kadar fosfat di dalam
darah, bentuk inorganic dari fosfor penambahan produksi kalsitriol terjadi
bila kalsitriol meningkat dalam PTH atau pengurangan kadar fosfat dalam
cairan darah.
Kalsitriol dibutuhkan untuk penyerapan kalsium oleh usus secara
optimal dan bekerja dalam kombinasi dengan PTH untuk membantu
pengaturan kalsium darah. Akibatnya, kalsitriol atau pengurangan vitamin
D dihasilkan karena pengurangan penyerapan kalsium dari usus, dimana
pada gilirannya mengakibatka stimulasi PHT dan pengurangan,baik itu
kadar fosfat maupun kalsium dalam darah.
1) Hormon parathyroid. Saat kadar kalsium dalam serum menurun sekresi
hormone parathyroid akan meningkat aktifasi osteoclct dalam
menyalurkan kalsium ke dalam darah lebih lanjutnya hormone ini
menurunkan hasil ekskresi kalsium melalui ginjal dan memfasilitasi
absorbsi kalsium dari usus kecil dan sebaliknya.
2) Growth hormone bertanggung jawab dalam peningkatan panjang tulang
dan penentuan matriks tulang yang dibentuk pada masa sebelum
pubertas.
3) Glukokortikoid mengatur metabolism protein. Ketika diperlukan
hormone ini dapat meningkat atau menurunkan katabolisme untuk
mengurangi atau meningkatkan matriks organic. Tulang ini juga
membantu dalam regulasi absorbsi kalsium dan fosfor dari usus kecil.
4) Seks hormone estrogen menstimulasi aktifitas osteobalstik dan
menghambat hormone paratiroid. Ketika kadar estrogen menurun
seperti pada masa menopause, wanita sangat rentan terjadinya massa
tulang (osteoporosis).

Persendian
1) Persendian dapat diklasifikasikan menurut struktur (berdasarkan ada
tidaknya rongga persendian diantara tulang-tulang yang beratikulasi
dan jenis jaringan ikat yang berhubungan dengan paersendian
tersebut) dan menurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan
yang mungkin dilakukan pada persendian).
a) Klasifikasi struktural persendian :
i. Persendian fibrosa
ii. Persendian kartilago
iii. Persendian synovial.

b) Klasifikasi fungsional persendian :


i. Sendi Sinartrosis atau Sendi Mati
Secara structural, persendian ii dibungkus dengan jaringan ikat
fibrosa atau kartilago.
(i) Amfiartrosis
Sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan
terjadinya sedikit gerakan sebagai respon terhadap torsi
dan kompresi .
(ii) Diartrosis
Sendi ini dapat bergerak bebas,disebut juga sendi
sinovial.Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi
cairan sinovial,suatu kapsul sendi yang menyambung
kedua tulang, dan ujung tilang pada sendi sinovial dilapisi
kartilago artikular.
c) Klasifikasi persendian sinovial :
i. Sendi sfenoidal : memungkinkan rentang gerak yang lebih
besar,menuju ke tiga arah. Contoh : sendi panggul dan sendi
bahu.
ii. Sendi engsel : memungkinkan gerakan ke satu arah saja. Contoh
: persendian pada lutut dan siku.
iii. Sendi kisar : memungkinkan terjadinya rotasi di sekitar aksis
sentral.Contoh : persendian antara bagian kepala proximal
tulang radius dan ulna.
iv. Persendian kondiloid : memungkinkan gerakan ke dua arah di
sudut kanan setiap tulang. Contoh : sendi antara tulang radius
dan tulang karpal.
v. Sendi pelana : Contoh : ibu jari.
vi. Sendi peluru : memungkinkan gerakan meluncur antara satu
tulang dengan tulang lainnya. Contoh : persendian intervertebra.
b. Fisiologi Otot.
Otot (muscle) adalah jaringan tubuh yang berfungsi mengubah energi
kimia menjadi kerja mekanik sebagai respon tubuh terhadap perubahan
lingkungannya. Jaringan otot, yang mencapai 40% -50% berat tubuh,pada
umumnya tersusun dari sel-sel kontraktil yang serabut otot. Melalui
kontraksi, sel-sel otot menghasilkan pergerakan dan melakukan pekerjaan.
1) Fungsi sistem Muskular
a) Pergerakan
b) Penopang tubuh dan mempertahankan postur
c) Produksi panas.
2) Ciri-ciri otot
a) Kontraktilitas
b) Eksitabilitas
c) Ekstensibilitas
d) Elastisitas
3) Klasifikasi Jaringan Otot
Otot diklasifikasikan secara structural berdasarkan ada tidaknya striasi
silang (lurik), dan secara fungsional berdasarkan kendali
konstruksinya,volunteer (sadar) atau involunter (tidak sadar), dan juga
berdasarkan lokasi,seperti otot jantung, yang hanya ditemukan di
jantung.
4) Jenis jenis Otot
a) Otot rangka adalah otot lurik,volunter, dan melekat pada rangka.
b) Otot polos adalah otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini
dapat ditemukan pada dinding organ berongga seperti kandung
kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem
respiratorik, pencernaan,reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi
darah.
c) Otot jantung adalah otot lurik,involunter, dan hanya ditemukan
pada jantung.

3. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit/penimbunan
Kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada
penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolic
dalam pembentukan purin dan eksresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Beberapa faktor lain yang mendukung seperti :
a. Faktor genetic seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan
asam urat berlebihan ( Hiperuricemia ), retensi asam urat atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,
gangguan ginjal yang kan menyebabkan :
1) Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia
Karena penggunaan obat obatan yang menurunkan eksresi asam urat
seperti : aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta
zolamid dan etambutol.
2) Pembentukan asam urat yang berlebih :
a) Gout primer metabolic disebabkan sistensi langsung yang
bertambah.
b) Gout sekunder metabolic disebabkan pembentukan asam urat
berlebih karena penyakit lain seperti leukemia.
3) Kurang asam urat melalui ginjal
4) Gout primer renal terjadi karena eksresi asam urat di tubulus distal
ginjal yang sehat.
5) Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal misalnya
glomeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
95 % penderita gout ditemukan pada pria. Gout sering menyerang
wanita pada post menopause usia 50 60 tahun. Juga dapat menyerang
laki laki usia pubertas dan atau usia diatas 30 tahun. Penyakit ini
paling sering mengenai sendi metarsofaringeal, ibu jari kaki, sendi lutut
dan pergelangan kaki.

4. Klasifikasi
a. Klasifikasi berdasarkan manifestasi klinik
1) Stadium artritis gout akut
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas
dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam
waktu 5 7 hari. Karena cepat menghilang, maka sering penderita
menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga
terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan.
Pada serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat hilang
dalam beberapa jam atau hari. Pada serangan akut berat dapat sembuh
dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet
tinggi purin, kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, pemakaian obat
diuretik atau penurunan dan peningkatan asam urat.
2) Stadium interkritikal
Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu
tertentu. Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda.
Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi
rata-rata berkisar 1 2 tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini
menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan
artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada
hubungannya dengan penyakit gout.
Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun
pada aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan
bahwa proses peradangan tetap berlanjut, walaupun tanpa keluhan.
Dengan manajemen yang tidak baik , maka keadaan interkritik akan
berlajut menjadi stadium dengan pembentukan tofi.
3) Stadium artritis gout menahun (kronik)
Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus.
Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun
atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar
sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini
berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang
merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan
mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Pada
stadium ini kadang-kadang disertai batu saluran kemih. pirai menahun
dan berat, yang menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi.
Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut
dan menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi.
Benjolan keras dari kristal urat (tofi) diendapkan di bawah kulit di
sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk di dalam ginjal dan organ
lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar sikut. Jika tidak diobati,
tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal
yang menyerupai kapur.
b. Klasifikasi berdasarkan penyebabnya:
1) Gout primer
Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat
berlebihan, penurunan ekskresi asam urat melalui ginjal.
2) Gout sekunder
Gout sekunder disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan

5. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan
yang mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak
adequat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam
plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat
menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan
menimbulkan respon inflamasi. Hiperurecemia merupakan hasil :
a. Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
b. Menurunnya ekskresi asam urat.
c. Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh
lain, maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-
garam urat yang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan konectiv
diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya kristal akan memicu
respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak
hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul.
Serum urat maningkat tapi tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan
penyakit ini akan menyebabkan hipertensi karena adanya penumpukan asam
urat pada ginjal.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak.
Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat
nyeri yang menyebabkan tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah.
Tulang sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling pertama terinflamasi,
kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang. Kadang-kadang
gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi
cenderung berulang dan dengan interval yang tidak teratur.
Periode intercritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama
serangan gout. Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan ke-
6 sampai 2 tahun setelah serangan pertama. Serangan berikutnya disebut
dengan polyarticular yang tanpa kecuali menyerang tulang sendi kaki maupun
lengan yang biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir serangan gout atau
gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang berlangsung sakit dengan tofi
yang besar pada kartilago, membrane synovial, tendon dan jaringan halus.
Tofi terbentuk di jari, tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon
achiles dan organ internal seperti ginjal. Kulit luar mengalami ulcerasi dan
mengeluarkan pengapuran, eksudat yang terdiri dari Kristal asam urat.

6. Woc
7. Manifestasi klinis
a. Nyeri tulang sendi
b. Kemerahan dan bengkak pada tulang sendi
c. Tofi pada ibu jari, mata kaki dan pinna telinga
d. Peningkatan suhu tubuh.
Gangguan akut :
a. Nyeri hebat
b. Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi yang terserang
c. Sakit kepala
d. Demam.
Gangguan kronis :
a. Serangan akut
b. Hiperurisemia yang tidak diobati
c. Terdapat nyeri dan pegal
d. Pembengkakan sendi membentuk noduler yang disebut tofi (penumpukan
monosodium urat dalam jaringan)

8. Komplikasi
a. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis
dan tofi yang menyebabkan degenerasi sendi.
b. Hipertensi dan albuminuria.
c. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.

9. Pemeriksaan Penunjang
a. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat, yang menunjukkan inflamasi
b. SDP meningkat (leukositosis)
c. Ditemukan kadar asam urat yang tinggi di dalam darah
d. Pada pemeriksaan terhadap contoh cairan sendi di bawah mikroskop
khusus akan tampak kristal urat yang berbentuk seperti jamur
e. Pemeriksaan sinar X dari daerah yang terkena untuk menunjukkan masa
tefoseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi

10. Penatalaksaan
Tujuan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah serangan
berulang, dan pencegahan komplikasi.
a. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg (pemberian oral),
Colchicine 1,0-3,0 mg (dalam NaCl intravena), phenilbutazone,
Indomethacin.
b. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
c. Kompres dingin
d. Diet rendah purin
e. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)
f. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari
Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.
g. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan inflamasi.
h. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk
mencegah serangan.
i. Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan ekskresi
asam urat dan menghambat akumulasi asam urat (jumlahnya dibatasi pada
pasien dengan gagal ginjal).
j. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat
menggunakan probenezid 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (Anturane) pada
pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan pembentukan
asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2 kali/hari.

Asuhan Keperawatan Keluarga Teoritis


1. Pengkajian
a. Data Umum
1) Nama KK : Bisanya tidak ada mempegaruhi penyakit
goat atritis
2) Umur : Biasanya umur mempengaruhi penyakit gout
atritis yaitu usia 40-60 tahun.
3) Agama : Biasanya agama tidak mempengaruhi penyakit
gout atritis
4) Pendidikan : Biasanya pendidikan tidak mempengaruhi
penyakit gout atritis
5) Pekerjaan : Biasanya pekerjaan tidak mempengaruhi
penyakit gout atritis
6) Suku / Bangsa : Biasanya suku bangsa tidak mempengaruhi
penyakit gout atritis
7) Alamat : Biasanya alamat tidak mempengaruhi panyakit
gout atritis
8) Komposisi Keluarga
Hubungan Imunisasi
L/
NO Nama Dengan Umur Pendidikan POLIO DPT Hepatitis Campak
P BCG
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
4.
9) Tipe Keluarga :
10) Genogram :
11) Sifat Keluarga
a) Pengambilan Keputusan
Biasanya pengambilan keputusan demokrasi
b) Kebiasaan Hidup Sehari Hari
Biasanya pasien dengan gout atritis tidak ada masalah pada
kebiasaan sehari- harinya kecuali kebiasaanya makannya.
c) Kebiasaan Tidur / Istirahat
Biasanya klien mengalami kesulitan dalam tidur dan istirahat
d) Kebiasaan Rekreasi
Biasanya tidak ada kebiasaan rekreasi dengan penyakit gout atritis
e) Kebiasaan Makan Keluarga
Biasanya ada kebiasaan makan dengan penyakit gout atritis jika
banyak mengkonsumsi sayuran hijau bisa memicu gout atritis
12) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Biasanya sosial ekonomi tidak mempengaruhi penyakit gout atritis
biasanya ekonomi menegah keatas.
13) Suku ( kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa )
Biasanya kebiasaan suku bangsa tidak mempengaruhi penyakit gout
atritis
14) Agama ( kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa )
Biasanya agama tidak mempengaruhi penyakit gout atritis
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Biasanya penyakit ini tahap perkembagan keluarga dari families with
teenagers sampai keluarga usia lanjut
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Biasanya tahap perkembagan keluaga sudah terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti
Biasanya tidak ada anggota yang menderita penyakit yang sama dengan
klien
4) Riwayat keluarga sebelumnya ( pihak istri dan suami )
Biasanya ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sam
dengan klien
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
Biasanya tidak hubungan karakteristik rumah dengan penyakit gout
atritis
2) Ventilasi dan penerangan
Biasanya ventilasinya bagus
3) Persedian air bersih
Biasanya persediaan airnya bersi
4) Pembuangan sampah
Biasanya pembuangan sampah tidak ada hubungannya dengan gout
atritis
5) Pembungan air limbah
Biasanya pembuangan limbah ke sungai
6) Jamban/ wc (tipe, jarak dari sumber air)
Biasanya mengunakan wc dan jarak dengan air bersi sekitar 10 meter
7) Denah rumah
8) Lingkungan sekitar rumah
Biasanya lingkungan rumah bersi
9) Sarana komunikasi dan transportasi
Biasanya menggunkan handphone dan sarana transportasi umum atau
milik sendiri
10) Fasilitas hiburan (TV, radio, dll)
Biasanya mempunyai fasilitas hiburan
11) Fasilitas pelayanan kesehatan
Biasanya memenfaatkana puskesmas terdekat
d. Sosial
1) Karakteristik tetangga dan komunitas
Biasanya tinggal di lingkungan yang tidak padat,dan rapi. Biasanya
hubungan dengan tengga setempat baik
2) Mobilitas geografis keluarga
biasanya mobilitas geografis keluarga tidak mempengaruhi penyakit
gout atritis
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Biasanya tidak ada hubungan perkumpulan keluarga dan interaksi
masayarakat dengan penyakit gout atritis dan biasanya klien berkumpul
dan berinteraksi dengan masyarakat
4) System pendukung keluarga
Biasanya kehormonisan dan kebersamaan menjadi pendukung keluarga
e. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Biasanya menggunakan komunikasi terbuka , jelas, jujur.
2) Struktur kekuatan keluarga
Biasanya struktur kekuatan keluarga kasing saying dan saling
mendukung
3) Struktur peran (formal dan informal)
Biasanya struktur peran sudah dilangsanakan masing-masing peran
4) Nilai dan norma keluarga
Biasanya lebih menekankan pada ibadah dan tidak boleh berbicara
keras.
f. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Biasanya keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang.
2) Fungsi Social
Biasaya keluarga aktif bersosialisasi
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
Penapisan masalah berdasarkan 5 tugas perawatan ksehatan :
a) Mengenal masalah kesehatan
b) Memutuskan untuk merawat
c) Mampu merawat
d) Modifikasi lingkungan
e) Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
4) Fungsi Reproduksi
Biasanya klien sudah menjalankan fungsinya dengan baik
5) Fungsi Ekonomi
Biasanya ekonomi klien dengan penyakit gout atritis ini tidak
mempengaruhi penyakit tersebut
g. Stress Dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a) Stressor jangka pendek
Biasanya klien memikirkan tentang penyakit yang dipikirkan
b) Stressor jangka panjang
Biasanya klien memikirkan tentang biaya sekolah dan masa depan
keluarganya
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Biasanya klien tenang jika ada masalah dan selalu mencari jalan keluar
3) Strategi koping yang digunakan
Biasanya koping yang digunakan berdiskusi dengan anggota keluarga
4) Strategi adaptasi disfungsional
Biasanya tidak amarah atau amuk karena apa bila ada masalah
dibicarakan sama dengan anggota keluarga.
h. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
Biasanya tidak ada anggota keluarga yang sakit
2) Keluarga berencana
Biasanya menggunkan KB
3) Imunisasi
Biasanya imunisasinya lengkap
4) Tumbuh kembang
a) Pemeriksaan tumbuh kembang anak
i. Anak I
ii. Anak II
b) Pengetahuan orang tua terhadap tumbuh kembang anak
i. Pemeriksaan Fisik Keluarga
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : biasanya compass mentis
b) Tanda Tanda Vital
TD : Biasanya tekanan darah dalam rentang normal
Nadi : Biasnya nadi dalam rentang normal
Suhu : Bisanya suhu dalam rentang normal
RR : Bisanya pernapsan dalam rentang normal
2) Kepala
a) Rambut
Biasanya rambut bersi, tidak berbau, tidak berketombe
b) Mata
Biasanya mata simetris kiri-kanan, tidak ikterik, tidak anemis.
c) Hidung
Biasanya hidung simetris kiri- kanan, septum diengah
d) Telinga
Biasanya telingga simetris kiri- kanan, tidak ad secret.
e) Mulut
Biasanya mulut bersi, tidak ada jamur.
3) Thoraks
I = biasanya simetris kiru-kanan
P = biasannya vocal fremitus kiri- kanan
P = biasanya pekak
A = bisanya tidak ada bunyi nafas tamabahan
4) Jantung
I = biasanya IC tidak terlihat
P = biasanya IC teraba di ruangan intercosta kelima
midclavikularis
sinistra
P = biasanya sonor
A = bisanya teratur
5) Abdomen
I = biasanya simetris , tidak ada perlukaan
A = biasanya bising usus normal
P = bisanya tidak ada pembesaran hepar dan lien
P = biasanya tympani
6) Genitalia
Biasanya genitalia bersi
7) Ekstremitas
Biasanya ektremitas nyeri, perubahan bentuk.
j. Harapan Keluarga
Biasanya keluarga ingin sembuh semua kelurganya dan dapat
membahgiakan anak-anaknya.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ( infeksi)\
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi
c. Gangguan citra tubuh berhungan dengan penyakit

3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut Control nyeri Pemberian Analgetik
berhubungan dengan Indicator 1. Tentukan lokasi,
agen cidera biologis ( 1. Mengenali kapan karekteristik, dan
infeksi) nyeri terjadi keparahan nyeri
2. Menggabarkan factor sebelum mengobati
penyebab pasien
3. Menggunkan tindakan 2. Cek perintah
pengurangan nyeri pengobatan meliputi
tanpa analgetik obat, dosis, dan
4. Menggunakan frekuensi obat
analgetik yang analgesic yang
direkomentasikan diresepkan
5. Melaporkan 3. Cek adanya riwayat
perubahan terhadap alergi obat
gejala nyeri pada 4. Tentukan analgesic
professional sebelumnya, rute
kesehatan pemberian, dan dosis
6. Melaporkan gejala untuk mencapai hasil
yang tidak terkontrol pengurangan nyeri
pada professional yang optimal berikan
kesehatan 5. Berikan kebutuhan
7. Mengenali apa yang kenyamanan dan
terkait dengan gejala aktivitas lain yang
nyeri dapat membantu
8. Melaporkan nyeri relaksasi untuk
terkontrol memfasilitasi
penurunan nyeri
Tingkat Nyeri
Indikator Manajemen Nyeri
1. Nyeri yang dilaporkan 1. Lakukan pengkajian
2. Mengarang dan nyeri secara
menagis komprehensif , yang
3. Ekspresi nyeri wajah meliputi lokasi,
4. Tidak bisa beristirahat karakteristik, durasi,
frekensi, kualitas,
intensitas atau
beratnya nyeri dan
factor penctus
2. Observasi adanya
ketidaknyamanan
teritama pada meraka
yang tidak dapat
berkomunikasi secara
efektif
3. Gunakan strategi
komunikasi teraupetik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan
sampaikan
penerimaan pasien
terhadap nyeri
4. Gali pengetahuan dan
kepercayaan pasien
mengenai nyeri
5. Tentukan akibat dari
pengalaman nyeri
terhadap kualitas
hidup pasien ( mis
tidur, nafsu makan,
pengertian, perasaan ,
hubungan, performa
kerja dan tanggung
jawab peran)
6. Gali bersama pasien
fakto- factor yang
dapat mempengaruhi
nyeri
7. Bantu keluarga dalam
mencari dan
menyediakan
dukungan
8. Berikan informasi
mengenai penyebab
nyeri, berapa lama
nyeri yang akan
dirasakan, dan
antisipasi dari
ketidaknyamanan
akibat prosedur
9. Kenali factor
lingkungan yang
dapat mempengaruhi
respon pasien
terhadap
ketidaknyamanan
10. Ajarkan prinsi
manajement nyeri
11. Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menagani nyerinya
dengan tepat
12. Ajarkan penggunaan
teknik non
farmakologi
13. Dukung istirahaut/
tidur yang adekuat
untuk membantu
penurunan nyeri
14. Berikan informasi
yang akurat untuk
meningkatkan
pengetahuan dan
respin keluarga
terhadap pengalaman
nyeri
2 Hambatan mobilitas Ambulasi Peningkatan Mekanika
fisik berhubungan Indikator Tubuh
dengan kaku sendi 1. Menopang berat 1. Kaji komitmen pasien
bedan untuk balajar dan
2. Berjalan dengan menggunkan pustub
3. Langkah efektif tubuh yang benar
4. Berjalan dengan pelan 2. Kaji pemahaman
5. Berjalan dengan pasien mengenai
kecepatan sedang mekanika tubuh dan
6. Berjalan dengan latihan (mis
kecepatan cepat mendemostrasikan,
kembali teknik
Persendian melakukan aktivitas/
Indikator latihan yang benar
1. Keseimbagan 3. Edukasi pasien
2. Koordinasi tentang pentingnya
3. Cara berjalan postur tubuh yang
4. Gerakan otot benar untuk
5. Gerakan sendi mencegah kelelahan,
6. Berjalan ketengan atau injuri.
7. Bergerak dengan 4. Instruksikan untuk
mudah menghindari tidur
dengan posisi
telungkup
5. Bantu untuk
menghindari duduk
dalam posisi yang
sama dalam jangka
waktu yang lama
6. Intruksikan pasien
untuk mengerakan
kaki terlebih dahulu
kemudian badan
ketika memulai
berjalan dari ponsel
berdiri
7. Berikan informasi
tentang kemungkinan
posisi penyebab nyeri
otot dan sendi
Terapi Latihan :
Ambulasi
1. Bantu pasien untuk
menggunkan alas kaki
yang mem fasilitasi
pasien untuk berjalan
dan mencegah cidera.
2. Dorong untuk duduk
di tempat tidur di
samping tempat tidur
atau di kursi
sebagaimana yan
dapat ditoleransi
3. Bantu pasien untuk
berpindah sesuai
kebutuhan
4. Intruksikann pasien
mengenai
pemindahan dan
teknik ambulasi yang
aman
3 Gangguan citra tubuh Citra tubuh Peningkatan Citra
berhungan dengan Indikator Tubuh
penyakit 1. Gambaran internal 1. Tentukan harapan
diri citra diri pasien
2. Kesesuaian antara 2. Bantu pasien untuk
realita hidup dengan mendiskusikan
penampilan tubuh perubahan-perubahna
3. Sikap terhadap yang disebabkan
penggunaan strategi adanya penyakit atau
untuk meningkatkan pembedahan dengan
penampilan cara yang tepat
4. Kepuasaan terhadap 3. Tentukan perubahan
perubahan tubuh fisik saat ini apakah
5. Penyesuaian terhadap berkontribusi pada
perubahan tanpilan citra diri pasien
fisik 4. Tentukan persepsi
6. Penyesuaian terhadap pasien dan keluarga
perunahan status terkait dengan
kesehatan perubahan citra diri
dan realita
5. Fasilitas kontak
dengan individu yang
mengalami perubahan
yang sams dalam hal
citra tubuh
Peningkatan Harga Diri
1. Monitor pernyataan
pasien mwngenai
harga diri
2. Tentukan
kepercayaan klien
dengan hal penilaian
diri
3. Dukung pasien untuk
bisa mengidentifikasi
kekuatan
4. Jangan mengkritik
secara negative
5. Bantu untuk mengatur
tujuan yang realities
dalam rangka
mencapai harga diri
yang lebih tinggi
6. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
dampak dari
kelompok sejawat
pada perasaan harga
diri.
7. Monitor tingkat harga
diri dari waktu ke
waktu, dengan tepat.
I. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL (ASAM URAT)
A. Pengkajian
a. Data Umum Keluarga
a. Nama KK : Tn. I
b. Umur : 53 tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Wirausaha
f. Suku / Bangsa : Minang / Indonesia
g. Alamat : Jl. Raya Kurao Pagang RT 02 RW 02
h. Komposisi Keluarga :
Hubungan Imunisasi
L/
NO Nama Dengan Umur Pendidikan POLIO DPT Hepatitis Campak
P BCG
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
Ny. A P Istri 43 SMA
1.
tahun
An. R P Anak 14 SMP
2.
Tahun
An. S L Anak 9 SD
3.
tahun
4.

i. Tipe Keluarga : Keluarga inti (nuclear family)


j. Genogram

Keterangan :

: Laki laki : pasien

: Perempuan : Tinggal serumah

k. Sifat Keluarga
1) Pengambilan Keputusan
Ny. A mengatakan dalam mengambil keputusan lebih banyak diputuskan
oleh suami karena suami sebagai kepala keluarga dirumahnya dan
sebelumnya di diskukusikan dulu dalam keluarga.
2) Kebiasaan Hidup Sehari Hari
a) Kebiasaan Tidur / Istirahat
Ny. A mengatakan, jika pada saat tidur Ny. A tidur bersama anak-
anaknya karena suaminya bekerja diluar kota. Tidak ada masalah yang
perlu dikhawatirkan selama keluara Ny. A tidur.
b) Kebiasaan Rekreasi
Keluarga Tn. A mempunyai aktivitas rekreasi yang tidak terjadwal.
Biasanya jika liburan keluarga Tn. A menonton TV bersama anggota
keluarga pada malam hari, karena pada siang hari semua pada sibuk
dengan aktivitas masing masing.
c) Kebiasaan Makan Keluarga
Ny. A mengatakan sebelum sakit tidak ada pantangan dalam hal
makanan, setelah sakit Ny. A mengurangi makan makanan yang
merangsang timbulnya penyakit yang dialami klien seperti kacang
kacangan dan sayuran hijau.
l. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Ny. A merupakan seorang Ibu rumah tangga. Ny. A mengatakan penghasilan
Tn. tidak menetap karena Tn. I hanya kerja di sebuah bengkel. Pendapatan
sehari hari biasanya sampai Rp. 200.000 atau lebih. Untuk berobat Ny. A
menggunakan kartu BPJS. Ditinjau dari jumlah penghasilan yang didapat,
pengeluaran keluarga Tn. melebihi dari jumlah pendapatan. Upaya yang
dilakukan keluarga Tn. I untuk menutupi kekurangan dengan mempunyai
simpanan uang di bank. Sedangkan istri Tn. I dagang minyak dirumah.
m. Suku ( kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa )
Ny. A menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku minang dan tinggal di
lingkungan orang orang yang bersuku campur, ada minang, batak dan jawa.
Ny. A berkomunikasi dengan bahasa Minang dan bahasa Indonesia baik antara
anggota keluarga maupun keluarga sekitar.
n. Agama ( kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa )
Semua anggota keluarga Ny. A beragama Islam dan menjalankan ibadah
sesuai keyakinan di rumah dan di masjid. Dalam menjalankan perintah agama
keluarga cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat
jamaah di Musholla, acara tahlilan/yasiinan (bapak bapak dan ibu ibu), dan
acara keagamaan lainnya.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. I berada pada tahap perkembangan dimana
anak pertama sudah memasuki usia sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Ny. A mengatakan komunikasi antara orangtua dengan anaknya terjalin dan
terbuka. Orangtua juga berperan dalam memberikan nasehat kepada anaknya
ketika anak ada masalah. Ny. A mengatakan An. A sangat patuh kepadanya.
c. Riwayat keluarga inti
1) Tn. I
Pada saat pengkajian Ny. A mengatakan Tn. I saat ini tidak memiliki
keluhan kesehatan.
2) Ny. A
Ny. A mengatakan saat ini ia memiliki keluhan kesehatan seperti nyeri
pada saat berjalan. Nyeri yang dirasakan Ny. A terasa pada bagian kaki
sebelah kirinya. Untuk berobat kadang kadang Ny. A juga pergi ke
Puskesmas atau ke bidan, Ny. A juga mengatakan kepala sering putar-
putar rasa mau jatuh dan sudah berobat tapi tidak ada perubahan, klien
mengatakan sakarang minum obat tradisisonal karena takut makan obat
yang terlalu sering Ny. A mengatakan komunikasi antara ia dengan
anaknya tidak ada masalah, anak juga terbuka saat dia lagi ada masalah
dengan teman ataupun yang lain.
3) An. R
Pada saat pengkajian An. R mengatakan tidak memiliki masalah
kesehatan yang serius hamya saja flu biasa karena seringnya
mengkonsumsi es.
4) An. S
Pada saat pengkajian An. S tidak mempunyai keluhan. An. S mengatakan
ia tidak memiliki masalah dengan sekolah maupun dengan teman. An. A
adalah anak yang kedua baru berusia 9 tahun.
d. Riwayat keluarga sebelumnya ( pihak istri dan suami )
Ny. A mengatakan sebelumnya tidak ada keluarga yang mengalami penyakit
yang parah hanya saja penyakit yang diderita Ny. A didapatkan karena
keturunan dari ibunya. Sedangkan riwayat kesehatan pada keluarga Tn. I tidak
menderita penyakit yang serius ataupun tidak mempunyai penyakit keturunan
yang serius.
c. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
Tn. I mengatakan bahwa ia tinggal dirumah milik sendiri yang mana rumah
nya tipe permanen dengan luas kurang lebih 60 m3.
b. Ventilasi dan penerangan
Pada saat pengkajian, ventilasi rumah Tn. I tampak cukup dalam memenuhi
penerangan pada pagi dan siang hari ketika di masuki cahaya matahari.
Sedangkan untuk penerangan pada malam hari, Tn. I menggunakan listrik dari
PLN.
c. Persedian air bersih
Ny. A mengatakan bahwa persediaan air bersih yang ada dirumah nya dari
sumur bor.
d. Pembuangan sampah
Ny. A mengatakan bahwa sampah rumah tangga dikumpulkan dan diletakkan
didepan rumah. Sampah tersebut di angkut oleh petugas kebersihan yang ada
disekitar rumah nya sekitar sekali 3 hari.
e. Pembungan air limbah
Ny. A mengatakan bahwa pembuangan air limbah yang ada dari rumahnya
dibuang ke selokan atau parit.
f. Jamban / wc (tipe, jarak dari sumber air)
Ny. A mengatakan bahwa didalam rumahnya sudah mempunyai kamar mandi
dengan jarak sumber air dari kamar mandinya kurang lebih 10 meter.
g. Denah rumah
Keterangan :
1) Ruang tamu dan ruang
5. 6. 1.
keluarga
7 2) Kamar tidur utama
3) Kamar tidur
4) Kamar mandi
4. 3. 2.
5) Dapur
6) Kamar tidur
7) Kamar tidur
h. Lingkungan sekitar rumah
Pada saat dilakukan pengkajian, lingkungan disekitar rumah tampah bersih.
i. Sarana komunikasi dan transportasi
Ny. A mengatakan bahwa keluarga nya memiliki 1 kendaraan, kendaraan
tersebut digunakan oleh Tn. I untuk pergi bekerja.
j. Fasilitas hiburan (TV, radio, dll)
Pada saat dilakukan pengkajian, keluarga Ny. A tampak sedang menonton tv.
k. Fasilitas pelayanan kesehatan
Ny. A mengatakan bahwa ketika anggota keluarga nya ada yang menderita
sakit, Ny. A membawa ke Puskesmas atau membelikan obat ke apotik jika
anggota keluarganya mengalami sakit seperti demam, flu dan sakit kepala.
d. Sosial
a. Karakteristik tetangga dan komunitas
Daerah yang ditempati keluarga Tn. I mayoritas bersuku minang dan
beragama islam. Jarak rumah Tn. I dengan tetangga berdekatan. Hubungan
antara tetangga berjalan baik dan harmonis, keluarga juga ikut kegiatan RT
dan anak- anak bersosialisasi dengan teman-teman disekitar rumah.
b. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga sudah tinggal dilingkungan komunitas sejak setelah menikah, Ny. A
keluar rumah jika untuk membantu setrika baju dirumah adik iparnya.
Sedangkan anak anaknya keluar rumah jika bermain dan pergi sekolah.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Ny . A berinteraksi lebih sering pada siang dan malam hari, dimana
seluruh anggota keluarga berkumpul setelah melakukan aktifitasnya masing
masing. Aktifitas yang biasa dilakukannya adalah menonton TV.
Keluarga Tn. I mengikuti semua kegiatan yang diadakan oleh masyarakat
seperti acara pernikahan, kematian, dan hari besar lainnya. Hubungan
keluarga Tn. I sangat baik, baik dari pihak Tn. I sendiri maupun dari pihak
Ny. A .
d. System pendukung keluarga
Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga, dukungan dari
keluarga besar jika ada masalah.
e. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi keluarga
Ny. A mengatakan pola komunikasi sangat terbuka terhadap Tn. I melalui hp
karena Tn. I bekerja diluar kota dan Tn. I sekali seminggu. Ny. A sehari hari
berkomunikasi menggunakan bahasa minang. Ny. A mengatakan anak
anaknya sangat terbuka dan tidak ada mempunyai masalah komunikasi
dengan An. R An. R sangat patuh terhadap orangtuanya.

b. Struktur kekuatan keluarga


Proses pengambilan keputusan pada keluarga Tn. I dilakukan secara
musyawarah. Pengambilan keputusan dominan diambil oleh Tn. I sebagai
kepala keluarga dan di taati oleh semua anggota keluarga. Sedangkan Ny. A
seorang ibu yang baik yang bertugas mengendalikan keuangan keluarga dan
mengasuh anak-anak.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Tn. I berperan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah untuk keluarga
sebagai pekerja di sebuah bengkel. Tn. I mendidik anak anakanya dengan
baik dan menyekolahkan anak anaknya, dan juga memfasilitasi kebutuhan
anak anaknya.
Ny. A berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus kebutuhan rumah
tangga seperti memasak, membersihkan rumah, dan mempersiapkan semua
keperluan rumah tangga. Ny. A kadang kadang juga sering membantu Tn.I
untuk mencari nafkah dengan membantu dirumah adik ipar nya dalam setrika
baju.
An. R berperan sebagai anak. An. R pelajar SMP. Ia sesekali membantu
ibunya dalam pekerjaan rumah. Ikut bermain dengan teman teman
sebayanya, dapat menjalankan peran sebagai anak yang baik.
An. S berperan sebagai anak. An. S seorang pelajar SD. Ikut bermain dengan
teman teman seusianya dan sering mendapat rangking 5 besar di
sekolahnya. Dalam hal ini An. S berperan sesuai dengan tumbuh kembangnya
dengan baik.
d. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Tn. I tidak menganut nilai atau norma yang bertentangan dengan
kesehatan. Keluarga Tn. I beragama islam dan menjalankan agama dengan
baik. Tidak ada nilai dan norma keluarga yang bertentangan dengan
masyarakat. Sehingga keluarga mempunyai hubungan yang baik dengan
anggota keluarga ataupun anggota masyarakat lainnya.
f. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Ny. A mengatakan ia bahagia dengan keadaannya sekarang. Karena dengan
segala keterbatasan, ia dan suami dapat memenuhi kebutuhan anak anaknya.
Keluarga memiliki gambaran diri yang baik, terlihat dari hubungan keluarga
yang akrab, mempu berinteraksi dengan lingkungan sosial.
b. Fungsi Social
Tn. I dan Ny. A membesarkan anak anaknya berdasarkan nilai nilai agama
dan budaya yang berasal dari Tn. I dan Ny. A dalam memberikan pola asuhan
terhadap anaknya. Tn. I memiliki tahap perkembangan anak dengan usia
sekolah. Tn. I membatasi pergaulan anaknya agar tidak terjadi dengan hal
hal yang tidak diinginkan.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Bagi keluarga Tn. I sehat adalah apabila kita mampu melaksanakan aktivitas
sehari hari tanpa ada yang menghambat seperti dermam, flu, dan sakit
kepala. Sedangkan sakit adalah apabila kita tidak mampu melaksanakan
aktivitas dengan baik.
Penapisan masalah berdasarkan 5 tugas perawatan kesehatan :
1) Mengenal masalah kesehatan
Ny. A mengatakan bahwa ia mengenal tentang penyakit yang dideritanya
2) Memutuskan untuk merawat
Ny. A mengatakan untuk hal kesehatan, Ny. A perlu berdiskusi dalam
membentuk suatu keputusan jika ada anggota keluarganya yang sakit.
3) Mampu merawat
Ny. A mengatakan dapat mengatasi anggota keluarganya jika ada yang
sakit ataupun mempunyai masalah. Ny. A dapat memberikan nasihat yang
baik terhadap anak-anaknya.
4) Modifikasi lingkungan
Ny. A mengatakan anggota keluarganya dapat saling membantu dalam
membersihkan rumah dan pekarangan rumah. Bahkan tiap gotong royong
semua anggota keluarga berpartisipasi dalam kegiatan.
5) Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
Ny. A mengatakan jika sakit jarang membawa anaknya ke Rumah Sakit
ataupun ke bidan. Hanya saja Ny. A sering membawa ke Puskesmas. Jika
Ny. A sibuk bekerja, Ny. A hanya menggunakan obat obat tradisional
dan membeli obat obat di warung atau di apotik.
d. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. I mempunyai 2 orang anak. Mereka mendapatkan anak
pertamanya setelah 5 bulan menikah. Setelah anak pertama lahir di susul
dengan anak kedua dan seterusnya. Ny. A mengatakan antara anak pertama
dan kedua menggunakan KB pil, antara anak ke dua dan ke tiga juga
menggunakan KB pil sampai sekarang.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga mampu memenuhi kebutuhan pangan seperti nasi dan lauk pauk,
keluarga mampu membelikan anak anaknya baju, pendapatan keluarga
jarang diberikan ke perabot rumah tangga, keluarga hanya memiliki 1 tv, dan
1 lemari, tidak memiliki kursi dan tidak memiliki meja makan.
g. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
1) Stressor jangka pendek
Ny. A sering memikirkan penyakit yang iya derita, ia takut bisa terjadi
komplikasi terhadap penyakitnya sekarang.
2) Stressor jangka panjang
Ny. A cukup mengkhawatirkan bagaimana kehidupan selanjutnya agar
lebih sejahtera, mempersiapkan anaknya untuk sekolah ke jenjang yang
lebih tinggi.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Keluarga dapat beradaptasi terhadap stresor dengan baik. Keluarga
menganggap kondisi yang menimbulkan stresor merupakan hal yang biasa.
Sebagai anggota keluarga mereka saling memahami kondisi yang ada dalam
keluarga.
c. Strategi koping yang digunakan
Dalam menghadapi masalah keluarga bersikap terbuka dengan langsung
menyampaikan perasaan yang dialami oleh masing-masing anggota keluarga.
Dalam menghadapi lingkungan atau keadaan rumah, tidak ada strategi khusus
yang dilakukan keluarga, mereka dapat menerima keadaan yang ada.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Jika dalam keluarga terjadi pertengkaran, maka masing-masing akan
introspeksi diri dan mengambil keputusan secara kekeluargaan.

h. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga
1) Tn. L
Tn. L mengatakan bahwa ia tidak ada mempunyai penyakit yang serius
hanya saja mengalami demam, flu atau sakit kepala.
2) Ny. A
Ny. A mengatakan bahwa ia sekarang mengalami penyakit asam urat yang
diderita kurang lebih 3 tahun. Ny. A merasakan sakit ketika berjalan dan
duduk terlalu lamu pada kaki kirinya.
3) An. R
Ny. A mengatakan bahwa anaknya tidak ada mempunyai penyakit yang
serius. An. R hanya mengalami sakit yang biasa dialami anak anak
seperti demam ataupun flu.
4) An. S
Ny. A mengatakan bahwa anaknya tidak ada mempunyai penyakit yang
serius. An. S hanya mengalami sakit yang biasa dialami anak anak
seperti demam ataupun flu.
b. Keluarga berencana
Ny. A mengatakan bahwa untuk masalah KB, Ny. A menggunakan KB
hormone yaitu pil.
c. Imunisasi
Ny. A mengatakan bahwa imunisasi kedua anaknya lengkap.
i. Pemeriksaan Fisik Keluarga
Pemeriksaan
No. Tn. I Ny. A An. R An. S
Fisik
1. Keadaan BB : 62 Kg BB: 59 Kg BB :50 Kg BB:45Kg
umum TB: 168 cm TB:153 cm TB:165 cm TB : 155 cm
2. Kepala Edema (-) Edema (-) Edema (-) Edema (-)
Lesi (-) Lesi (-) Lesi (-) Lesi (-)
3. Rambut Lurus, tidak Lurus, Lurus, tidak Lurus, tidak
rontok sedikit rontok rontok
rontok
4. Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak anemis, tidak tidak tidak anemis,
sklera tidak anemis, anemis, sklera tidak
ikterik, sklera tidak sklera tidak ikterik,
penglihatan ikterik, ikterik, penglihatan
baik penglihatan penglihatan baik
baik baik
5. Telinga Cerumen (-) Cerumen (-) Cerumen (-) Cerumen (-)
Pendengaran Pendengaran Pendengaran Pendengaran
baik baik baik baik
6. Hidung Septum di Septum di Septum di Septum di
tengah, sekret tengah, tengah, tengah, sekret
(-) polip (-) sekret (-) sekret (-) (-) polip (-)
polip (-) polip (-)
7. Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
kering, Gigi lembab, lembab, lembab, Gigi
tidak Gigi tidak Gigi lengkap, tidak
lengkap, lengkap, lengkap, ada caries
lidah bersih, lidah bersih, tidak ada
ada caries tidak ada caries
caries
8. Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar tiroid
tiroid dan tiroid dan tiroid dan dan getah
getah bening getah bening getah bening bening
9. Sistem Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas
pernafasan vesikuler, vesikuler, vesikuler, vesikuler,
frekuensi 20 frekuensi 20 frekuensi 18 frekuensi 21
x/i x/i x/i x/i
10. Sistem TD : 130/70 TD : 150/90 TD : 120/80 TD : 110/70
kardiovaskuler mmHg mmHg mmHg mmHg
N : 87 x/i N : 87 x/i N : 87 x/i N : 87 x/i
Ictus teraba, Ictus teraba, Ictus teraba, Ictus teraba,
irama jantung irama irama irama jantung
teratur jantung jantung teratur
teratur teratur
11. Ektremitas Tidak ada Klien Tidak ada Tidak ada
masalah pada mengatakan gangguan gangguan
ektremitasnya nyeri pada
ektremitas
bawah
sebelah
sinistra
12. Sistem Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
genitaurinaria kelainan, kelainan, kelainan, kelainan, BAK
BAK lancar, BAK lancar, BAK lancar, lancar,
frekuensi 5-7 frekuensi 4- frekuensi 4- frekuensi 3-5
x/hari 6 x/hari 6 x/hari x/hari
j. Harapan Keluarga
Harapan keluarga terhadap kunjungan perawat adalah perawat keluarga dapat
memberikan solusi yang tepat terhadap masalah yang dihadapi keluarga dan
mampu membantu mengatasi masalah tersebut. Selain itu adanya kunjungan
rumah tersebut keluarga berharap dapat menambah pengetahuan tentang
kesehatan.

Analisa Data
No Data Diagnose keperawatan
1 DS : Gangguan rasa nyaman pada
a. Klien mengata sakit dikaki Ny. A berhubungan dengan
sebalah kiri ketidakmampuan memotifikasi
b. Klien mengatan nyeri saat lingkungan
berjalan
c. Klien mengatakan nyeri di
rasakan tiba-tiba
d. Klien mengatakan nyeri
hilang timbul
e. Klien mengatakan nyeri
apabila makan makan hijau
seperti kangkung
f. Klien mengatakan nyeri
terasa di tusuk-tusuk
DO :
a. Klien tampak meringis saat
berjalan
b. Skala nyeri klien 4
c. Terlihat jempol kaki
sebalah kiri memerah dan
sedikit bengkok
2 DS : Resiko terjadi penyakit saluran
a. Ibu klien mengatakan anak pernapasan pada An.R
suka minum es ketidakmampuan keluarga
b. Ibu klien mengatakan anak merawat
amandel mengatakan
DO :

a. Klien terlihat flu


b. Hidung klien terlihat
tersumbat

B. Prioritas masalah
1. gangguan rasa nyaman pada Ny. A berhubungan dengan ketidakmampuan
memotifikasi lingkungan
No Kriteria Skore Bobot Perhitungan Pembenaran
1 Sifat masalah 3 1 3/3x1 = 1 Masalah
-aktual sudah terjadi
-
2 Kemungkinan 1 2 1/2x 2= 1 Masalah
masalah dapat belum berat
diubah ada
-sebagian keinginan
dari keluarga
untuksembuh
3 Kemungkinan 2 1 2/3x 1= 2/3 Bisa diatasi
masalah dapat apabila
cegah menguragi
-cukup konsumsi
kangkung
dan
4 Menonjolnya 1 1 1/2x1= 1/2 Keluarga
masalah menggap
-tidak segara masalah
tersebut -
tidak terlalu
pnting untuk
di selesaikan

2. Resiko terjadi penyakit saluran pernapasan pada An.R ketidakmampuan keluarga


merawat
no Criteria Skore Bobot Perhitungan Pembenaran
1 Sifat masalah 2 1 2/3x1=2/3 Masalah
-resiko belum terjadi

2 Kemungkinan 2 2 2/2x2=2 Masalah


masalah dapat belum berat
diubah ada
-mudah keinginan
ada untuk
merubah
kebiasaannya
3 Kemungkinan 2 1 2/3x1=2/3 Anak suka
masalah dapat jajan diluar
dicegah tanpa
-cukup pengawasan
orang tua -
4 Menonjolnya 1 1 1/2x1= 1/2 Keluarga
masalah menggap ada
-tidak segera masalah
yang lebih
penting
karena
masalah ini
baru resiko

C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


1 Gangguan rasa nyaman Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan intervensi
pada Ny. A berhubungan pada Ny. A dapat diatasi dengan 1x kunjungan
dengan ketidakmampuan setelah dilakukan askep keluarga mampu :
memotifikasi lingkungan dalam 5 kali kunjungan TUK I
rumah Mengenal masalah
1. pengertian asam urat
2. penyebab asam urat
3. tanda-tanda asam urat
TUK II1.
Mengambil keputusan
1.akibat lanjut penyakit
TUK III
Keluarga mampu merawat
1.makanan yang dianjurkan
2. batra
TUK IV
1. keluarga mampu
menciptakan lingkungan
yang mendukung kesehatan
TUK V
Mampu memanfaatkan
fasilitas.
D. Implementasi
No Dx kep Implementasi Evaluasi tt
1 Gangguan rasa 1.menjelaskan
nyaman pada Ny. pengertian asam urat
A berhubungan Pasien : tingginya kadar
dengan asam urat dalam darah
ketidakmampuan Perawat : serangan
memotifikasi radang persedian yang
lingkungan berulang yang
disebabkan
penimbungan Kristal
asam urat ssss

Vous aimerez peut-être aussi