Vous êtes sur la page 1sur 7

Bagaimana pandangan anda terhadap kemajuan OAP saat ini ditinjau dari aspek kesejaterahan?

Ketika berbicara tentang kesejaterahan maka hal yang sangat penting sekali untuk kita ketahui adalah
terkait seberapa besar akses yang diberikan kepada OAP itu sendiri. Ada dua hal yang ingin saya utarakan
disini mengenai topik diatas. Saya akan mencoba menyajikan kebijakan yang terterah dalam UU Otsus dan
saya akan memasukan data-data terkait kebijakan para pemangku kepentingan di negeri ini terhadap
aspek kesejaterahan bagi OAP .

Prespektif saya kesejaterahan tidak dengan mudahnya untuk kita langsung sajikan tanpa melihat
latarbelakang persoalan hingga kebijakan itu sendiri.

1. Aturan

2. Data

Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua merupakan jalan tengah bagi penyelesaian masalah Papua. Kebijakan
negara ini merupakan akibat dari tuntutan 100 tokoh Papua kepada Presiden BJ. Habibie di Istana Negara
di Jakarta pada tahun 1999 yang meminta kemerdekaan bagi Papua. Otsus Papua itu termuat di dalam
UU Nomor 21 Tahun 2001 yang merupakan pengakuan negara atas kekhususan Papua.

Kekhususan itu meliputi kewenangan luas dan kewenangan khusus guna mengatur pemerintahan dan
pembangunan sesuai aspirasi dan kebutuhan rakyat Papua maupun konteks Papua secara wilayah
pemerintahan otonom yang bersifat khusus. Otsus ini hadir di Papua karena didorong oleh kebutuhan
akan rasa keadilan dan kesejaterahan, jaminan hak-hak asasi manusia dan kesetaraan. Otsus juga hadir di
Papua untuk menjadikan rakyat Papua menjadi tuan di negerinya sendiri. Sebab kekayaan sumberdaya
alam Papua yang dikelola oleh negara, investasi swasta dan perseorangan belum menyejaterahkan orang
asli Papua sebagai pewaris kekayaan alamnya.

Kebijakan terkait UU Otsus ini saya sikapi dengan sangat serius karena kewenangan yang besar tercantum
didalamnya. Kita tahu bahwa orang Papua hidup dengan hasil dari tanahnya maka tanah ini harus
diproteksi demi terwujudnya kesejaterahan karena kesejaterahan bukan semata-mata seberapa besar
uang yang gelontorkan tetapi seberapa validnya data mengenai kebijakan terhadap kesehatan,
pendidikan dan ekonomi masyarakat asli papua itu sendiri di bawah pijakan kakinya sendiri.

Di ilhami dalam UU Otsus Pasal 1 huruf s, Hak Ulayat adalah hak persekutuan yang dipunyai oleh
masyarakat hukum adat tertentu atas suatu wilayah tertentu yang merupakan lingkungan hidup para
warganya, yang meliputi hak untuk memanfaatkan tanah, hutan, air dan segala isinya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Hal ini seperti saya sampaikan diatas bahwa orang asli Papua sejaterah
karena kekayaan alam yang mampu dikelola dengan baik maka dari itu cara mengelola yang paling utama
adalah melalui aturan yang tercantum dalam UU sehingga segala sesuatu yang dilakukan tidak
berdasarkan landasan hukum yang kuat maka masyarakat dapat menunut pihak-pihak yang mencari
untung dibalik kekayaan SDA Papua yang sejatinya mereka tidak berkontribusi terhadap kesejaterahan
OAP.

UU Otsus Pasal 1 huruf g, Majelis Rakyat Papua, yang selanjutnya disebut MRP, adalah representasi
kultural orang asli Papua, yang memiliki wewenang tertentu dalam rangka perlindungan hak-hak orang
asli Papua dengan berlandaskan pada penghormatan terhadap adat dan budaya, pemberdayaan
perempuan, dan pemantapan kerukunan hidup beragama sebagaimana diatur dalam Undang-undang
ini. Demikian jelasnya diatur terkait tanah yang dikatakan banyak peneliti luar adalah the land full of
milk and honey yang mana UU ini tujuannya adalah tercapainya kesejaterahan masyarakat asli Papua.

Saya rasa UU Otsus sudah jaminan pasti hanya saja para pemangku jabatan dapat merealisasikan
kebijakan pada bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya dengan tepat memanfaatkan
jabatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi bagi kesejaterahan rakyat. Hampir pimpinan OPD 89 persen
adalah orang asli Papua, belum lagi kepala bidang dan perangkat-perangkatnya. Ketika orang asli Papua
yang duduk dikursi empuk ini bisa merasakan bagaimana saudaranya perlu sekali keluar dari
ketertinggalan maka tentunya kebijakan melalui jabatan yang diemban adalah kunci utama.

- PENDIDIKAN

Orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan keterampilan unggul akan menjawab setiap tantangan dan
dapat mengisi setiap peluang yang ada. Untuk menuju Papua Baru, tidak ada jalan lain bagi Papua untuk
memacu pembangunan pada sektor pendidikan, baik fasilitas belajar mengajar maupun kualitas pengajar.
Tanpa dua hal ini pendidikan di Papua akan mengalami kemunduran dan mengakibatkan hilangnya bakat-
bakat tersembunyi anak Papua yang tersebar di seluruh pelosok. Perjuangan ini mungkin terbatas
anggaran tetapi pendidikan harus menjadi asas prioritas dalam pembangunan manusia Papua yang
berkualitas. Orang-orang asli papua harus keluar dari sifat kemalasan dan kebodohan, ketidakpedulian
dan sikap mementingkan dirinya sendiri. Rakyat Papua harus memulai mempersiapkan masa depannya
yang lebih baik. Rakyat Papua sudah harus memulai menabung demi menyiapkan bekal untuk masa
depannya, memahami dengan baik budayanya lumbung. Rakyat Papua harus berani mengambil resiko
dan bekerja keras untuk untuk meyakinkan dirinya dan juga kepada seluruh rakyat Papua bahwa Papua
bukanlah sekelompok orang yang tidak berpendidikan dan terbelakang, tetapi juga orang yang memiliki
kemampuan, dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab. Kebangkitan rakyat Papua harus dimulai dari
level individu, keluarga, komunitas, maupun regional tanpa harus menghilangkan identitas diri dan
kekhususan ke-Papua-an kita.

Tanpa pendidikan dan pengetahuan orang Papua hanya akan melihat gunung-gunung besar di depan
mereka yang menghalangi mereka untuk melihat lebih jauh kedepan. Orang asli Papua harus berani untuk
mendaki gunung yang menghalangi pandangan dan menutup jalan mereka.

Pendidikan awal adalah bagaimana kita menghargai bahasa Ibu oleh sebab itu harus ada PAUD dan SD
dengan kebijakan pendidikan multi bahasa berbasis bahasa ibu. Sebab selain melestarikan bahasa Papua
bagi generasi Papua, tujuan dari penggunaan bahasa ibu ini dinilai sebagai langkah tepat menekan angka
putus sekolah dan meningkatkan kualitas pendidikan di Papua.

Beasiswa dan Kerjasama yang saat ini telah dibentuk Papua Mandiri Institute (PMI) menjadi sarana untuk
mempersiapkan anak-anak asli Papua untuk dapat menempuh pendidikan ke berbagai negara maju di
dunia. Data menunjukan ada 43 orang siswa/I asli Papua yang melakukan studi di luar negeri. Ada yang di
Amerika, Inggris, Jerman, China, Singapura dan Malaysia. BPSDM Papua juga telah mengambil peran besar
dalam hal beasiswa pendidikan, kurang lebih ratusan mahasiswa Papua berada di luar negeri. Badan
Pemberdayaan Sumberdaya Manusia (BPSDM) telah mengirim 200 anak untuk menempuh program 1000
doktor di sejumlah universitas terbaik di dunia. Ada 58 anak-anak asli Papua yang mendapatkan
keberuntungan mengikuti sekolah penerbangan. UP4B yang ditangani oleh Dinas Pendidikan Provinsi
Papua juga memberikan beasiswa terhadap ratusan mahasiswa yang berada di tanah Jawa. 126 guru yang
telah magang di Sunshine Coast, Australia. Program peningkatan pendidikan dan wajib belajar 9 tahun
membuat angka melek aksara di Provinsi Papua mencapai 99,90 persen. Bila kita lihat baik kota maupun
provinsi masing-masing mempunyai kebijakan sendiri dalam memberikan fasilitas pendidikan. Model
beasiswa yang diperuntukan misalnya, PKP3N Kota Jayapura, Prof Surya yang bekerja sama dengan
beberapa kabupaten sekolah fisika. Seluruh mahasiswa Papua hari ini tersebar di berbagai negara untuk
menempuh pendidikan. Kebijakan dibalik meja yang khusus bagi anak asli Papua untuk bisa masuk
kepolisian, tentara dan lainnya dengan mudah atas nama Otonomi Khusus. Dan kekhususan yang
mengamanatkan orang asli Papua banyak yang menduduki kursi-kursi strategis di tanah Papua dari
gubernur sampai kepala kampung.

Persoalan Papua saat ini, adalah bagaimana membangun generasi emasnya untuk kemudian di masa
depan dapat memanfaatkan kekayaan alam dan keanekaragaman dan kebhinekaan yang dimilikinya
khususnya dalam memasuki era keterbukaan, Papua harus mengambil inisiatif perubahan. Dan salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk menuju kepada kemajuan tersebut adalah melahirkan generasi emas
Papua.

Perubahan pendekatan pembangunan di Papua ini karena melihat sebelumnya pembangunan tidak
mempunyai makna yang berarti.

- KESEHATAN

Di Papua ada persoalan yang sangat mendasar yaitu kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang
dimiliki seperti dokter dan perawat. Sulitnya menetapkan ratio antara dokter dan perawat karena luasnya
wilayah dan sebaran wilayah yang terkonsentrasi di tempat yang justru belum memiliki fasilitas kesehatan
yang memadai.

Hampir 90 persen daerah telah memiliki Puskesmas, tetapi akses untuk mencapai daerah tersebut masih
sulit dijangkau. Dari hasil pendataan potensi desa (Podes) yang dilakukan oleh BPS tahun 2014 tercatat
masih ada 96 distrik yang belum memiliki Puskesmas dan Pustu. Dari 529 distrik di Provinsi Papua,
terdapat 433 distrik yang sudah memiliki fasilitas Puskesmas dan Pustu sekitar 81,85 persen. Papua
merupakan daerah rawan kematian akibat buruknya pelayanan kesehatan. Buruknya tingkat kesehatan
di Papua ini mencakup 4 hal, yaitu kesehatan ibu dan anak dan gizi masyarakat, penyakit menular malaria,
tuberculosis (TB), dan HIV-AIDS.

Kita lihat kebijakan yang diterapkan oleh gubernur saat ini yaitu ada 15 arah kebijakan kesehatan di Papua
antara lain, perluasan jangkauan pelayanan sampai di kampung dengan layanan kesehatan terbang,
terapung dan kaki telanjang.

Jaminan pembiayaan kesehatan dasar dan rujukan dengan Kartu Papua Sehat (KPS). Penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) hingga 275/100.000 KH serta serta revitaliasi KB Khas Papua (Menjarangkan kehamilan
dan membantu yang infertile).

Penurunan angka kematian bayi (AKB) hingga 34/1000 KH serta pencapaian kampung UCI (Universal Child
Immunization) hingga 80 persen.

Penurunan presentasi gizi buruk pada bayi dan balita hingga 13,5 persen. Pengendalian penyakit menular
terfokus ATM (AIDS,TBC dan Malaria). Dalam merumuskan kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit serta jaringannya di Provinsi Papua mengacu
pada sistem kesehatan nasional dan juga ada aspek keberpihakan, perlindungan dan pemberdayaan
masyarakat adat. Dengan banyak program seperti Mobile Clinic, KPS, UP2KP. Hal ini begitu penting karena
apa gunanya SDM banyak tetapi semuanya menjadi generasi yang sakit-sakitan kemudian mati dengan
dengan banyak karena keterisolasian akan akses kesehatan yang wajib.

- PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT

Pengembangan kawasan ekonomi berbasis wilayah adat adalah model baik yang dilakukan bagi Papua.
karena Papua terkenal dengan sistem adat yang masih dipegang kuat bahkan sudah tercantum dengan
jelas dalam UU 21 tahun 2001 sehingga tidak bisa dipungkiri eksistensinya.

Kita tahu bahwa di Papua ada hutan yang begitu luas dengan komoditas kayu yang baik bisa dimanfaatkan
untuk menjadi ekonomi masyarakat setempat. Mungkin akan menjadi kontroversi tapi sekarang sudah
dilakukan yaitu dengan cara memilih jenis kayu/pohon yang untuk dijual sementara yang menjadi basis
untuk menjaga ekosistem pastinya tidak ditebang. Masyarakat adat harus di dorong untuk bisa
mengembangkan usaha pemanfaatan kayu agar masyarakat menjadi pelaku ekonomi.

Selain itu ada namanya pemberdayaan ekonomi rakyat melalui modal, skill, akses dan insentif.
Pemberdayaannya menyasar kelompok nelayan, petani, peramu, yang bertujuan untuk pengembangan
dan pemberdayaan pengusaha asli Papua. Konsep pembangunan ekonomi ini nantinya berbasis
komdotitas wilayah dan sosio-budaya masyarakat Papua. Di wilayah pegunungan kegiatan ekonomi
agraris masih mendominasi mata pencarian masyarakat. Kegiatan ekonomi mereka meliputi kehutanan,
perkebunan dan sistem lahan kering (peladang dan tegalan). Karena itulah tak heran bila di pasar-pasar
tradisional, sering kali didapati mama-mama Papua menjajakan hasil tanamannya berupa; sayur, umbi-
umbian, dan palawija. Sebagian lagi, ada yang menjajakan pinang, sirih, buah merah, ikan serta hewan
ternak. Begitulah masyarakat Papua, kegiatan ekonomi masih bersifat esktraktif, atau memanfaatkan
langsung sumber daya alam di sekitarnya. Ada potensi ekonomi yang besar di tanah Papua maka dari itu
kebijakannya adalah dengan memprioritaskan pembangunan ekonomi, yaitu mendorong pertumbuhan
ekonomi berkualitas, menjaga stabilitas harga pasokan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan
pembangunan, serta menciptakan menciptakan ekonomi kerakyatan berbasis pengembangan komoditas
lokal.

Pemerintah saat ini melihat bahwa ekonomi tidak lagi bersandar kepada kekuatan kapitalisme dan
liberalisme ekonomi tetapi mendorong kekuatan ekonomi mikro (rakyat). Pemerintah saat ini sedang
menyiapkan sektor rill yang nantinya pelaku usaha adalah masyarakat kecil itu sendiri. Dengan
mendorong lahirnya pelaku usaha dari masyarakat yang ada dikampung-kampung dan di distrik-distrik,
pemerintah berharap nantinya akan mendongkrak ekonomi masyarakat itu sendiri. Kesejaterahan dan
keadilan ekonomi akan langsung dirasakan sebagai akibat dari kebijakan ekonomi pemerintah provinsi
dalam melindungi sektor mikro. Dengan demikian, hasil-hasil pembangunan pun dapat dirasakan oleh
seluruh lapisan masyarakat Papua sesuai dengan konteks lokal serta kebutuhan rill masyarakat dan
menjaga ketersediaan barang dan harga bagi masyarakat setempat. Kebutuhan rill masyarakat nantinya
akan dijamin dan dilindungi oleh pemerintah daerah, baik dalam bentuk modal, pelatihan, pendampingan
dan perlindungan.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat diprioritaskan pada program strategis pembangunan ekonomi dan
kelembagaan kampung atau PROSPEK, kewilayahan komoditas unggul daerah, perubahan pola pikir serta
integrasi tanam, petik, olah dan jual. Diharapkan dengan prioritas ini apa yang telah dijalankan dengan
konsisten akan terjadi penguatan ekonomi berbasis kampung berdasarkan keunggulan-keunggulan
masing-masing wilayah dan kampung yang selanjutnya akan mendorong peningkatan pendapatan
masyarakat dan peningkatan kapasitas fiskal daerah yang bersumber dari potensi-potensi selain tambang.
Kebijakan dengan memperkuat pondasi ekonomi berbasis kampung ini upaya mendorong pelaku-pelaku
ekonomi lokal untuk berkompetisi baik secara lokal, nasional, regional bahkan internasional.

Apalagi sekarang ada program dari Kementerian Desa yang menggelontorkan dana besar disetiap desa
yang ada di seluruh provinsi di Indonesia lebih khusus Provinsi Papua turut ambil bagian. Bayangkan
perputaran dana besar bagi pembangunan desa yang apbila dimanfaatkan dengan baik pastinya dana itu
tidak saja dibangun begitu saja tetapi dimanfaatkan juga untuk membangun fasilitas bagi kreativitas
masyarakat lokal (pemberdayaan masyarakat lokal).

- BUDAYA & INFRASTURKTUR

Pembangunan di Papua tidak akan berhasil tanpa melibatkan masyarakat adat. Karena masyarakat adat
di Papua memiliki sistem hukum yang diakui oleh negara dan memiliki payung hukum sebagai sumber
hukum kedua setelah hukum positif. Ini artinya masyarakat adat menjadi bagian dari pembangunan di
Papua.

Pembangunan yang integral, melibatkan, sinergis, dengan masyarakat adat yang memiliki tanah, hutan
dan sumber-sumber daya alam lainya. Pembangunan tanpa melibatkan masyarakat adat akan mengalami
kesulitan dalam hal implementasinya. Untuk itulah pendekatan arah pembangunan dalam Pemerintah
Papua selalu menekankan pada hak masyarakat adat dan melibatkan mereka dalam pembangunan di
Papua, khususnya di pegunungan, sungai, pantai, pesisir, dan pulau-pulau kecil.

Prioritas pada pembangunan jaringan transportasi terpadu yang menerobos keterisolasian wilayah,
penyediaan energy listik, penyediaan rumah layak huni dan air bersih, penyediaan dan percepatan
infrastruktur yang lebih merata dan terpadu yang ditujukan untuk mendukung perekenomian daerah,
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat di seluruh wilayah, pemacu pertumbuhan dan pengembangan
wilayah serta pembentukan struktur ruang dan interaksi antar wilayah.

Pembangunan fisik yang sedang dikejar oleh Pemerintahan Provinsi Papua bertujuan membuka dan
menghubungkan antar satu kota dengan kota lainnya, satu kampung dengan kampung lainnya dan satu
distrik dengan distrik lainnya. Terbukanya akses ini akan mempermudah arus manusia dan barang, serta
terjadinya transaksi ekonomi yang mempercepat pertumbuhan ekonomi. Terbukanya akses antar satu
daerah ke daerah lainnya ini juga akan mempercepat terbukanya ruang-ruang sosial dan komunikasi yang
dibutuhkan untuk semakin mempererat hubungan antar manusia dalam konteks sosial dan politik.
Pembangunan dengan membuka akses adalah sangat penting tetapi harus diperhatikan segala hal terkait
ulayat masyarakat setempat. Pembangunan demi kemajuan suatu daerah tanpa harus meniadakan hak-
hak masyarakat setempat.

Papua adalah provinsi yang memiliki potensi besar untuk mencapai kemajuan, bila dilihat dari kekayaan
alam yang dimilikinya. Masyarakatnya memiliki keanekaragaman suku, bahasa dan agama. Tak heran bila
kemudian Papua disebut sebagai miniatur Indonesia.

Mari perhatikan data dibawah ini dengan saksama..

Kita lihat data BPS tahun 2015, tingkat kemiskinan di Papua telah berkurang sebesar 4 persen yang
sebelumnya sekitar 31,13 persen tahun 2013 menjadi sekitar 28,17 persen pada maret 2015. Begitu juga
dengan indeks pembangun manusia orang Papua meningkat dari 56,25 tahun 2013 meningkat ke 56,75 di
tahun 2015. Peruntukan dana Otonomi Khusus (fresh money) kabupaten/kota untuk membiayai:
pertama; PAUD 5%, Pendidikan Dasar 9 Tahun 15 %, Pendidikan menengah 6 %, Pendidikan Tinggi 4%.
Kedua; Pelayanan bidang kesehatan minimal 15 % yang dialokasikan untuk pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan, pencegahan dan pemberatasan penyakit; perbaikan gizi masyarakat,
pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, dan pelayanan kesehatan dalam situasi bencana.
Ketiga; pengembangan ekonomi kerakyatan minimal 20% yang penganggarannya dialokasikan untuk
perkreditan usaha ekonomi rakyat, dana bergulir, subsidi harga kebutuhan sembilan bahan pokok, dan
pengembangan komoditi unggulan. Keempat; pembangunan insfrastruktur dasar kampung minimal 20%
yang dialokasikan untuk pembangunan prasarana dan sarana perumahan rakyat, penerangan, air bersih,
dan telekomunikasi. Kelima; bantuan afirmasi kepada lembaga keagamaan, lembaga masyarakat adat asli,
dan kelompok perempuan yang penganggaranya dialokasikan maksimal 5%. Keenam; perencanaan dan
pengawasan pemerintah daerah, monitoring dan evaluasi, pengawasan dewan, dan pelaporan program
dan kegiatan yang penganggaranya dialokasi maksimal 5 persen.

Sumber daya alam yang melimpah ruah hari ini dibutuhkan anak asli untuk bisa dengan bijak
menggunakan segala kewenangan melalui UU Otsus 21 thn 2001. OAP hari ini hanya menuntut
kesetaraan, keadilan dan kesejaterahan. Silakan lihat data diatas yang saya sajikan.

Hari ini kesetaraan ini mulai nampak melalui data yang ada diatas, kebijakan Presiden untuk membuka
segala keterisolasian hanya demi kesejaterahan masyarakat yang tersembunyi gunung dan lembah. Susah
mendapatkan akses. Hari ini mulai terjadi perubahan. Aspek kesejaterahan mulai nampak walau butuh
proses panjang agar orang asli Papua yang kuat akan budaya ini juga siap bersaing dengan tahu bahwa
pendidikan adalah jendela dunia. Dari banyak aspek kesejaterahan saya secara pribadi concern pada dua
aspek kesehatan dan pendidikan. Dengan keberpihak dan kebijakan nyata, pemerintah bisa menunjukan
bahwa Pemerintah Pusat tidak menganaktirikan Papua dan memberikan mereka kesempatan dalam posisi
strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia Papua yang handal dan memiliki kompetensi yang
tidak kalah dengan suku bangsa lainnya. Dengan kesempatan yang besar orang asli Papua dapat
membuktikan kemampuan mereka untuk menunjukan keahliannya dan memberikan sumbangsih tenaga
dan pikirannya. Rakyat Papua harus mampu menghancurkan stigma-stigma negative yang selama ini
melekat pada diri orang Papua. Berikan kepada orang Papua kesempatan untuk membuktikan dirinya
mampu memberikan kontribusi, karena orang Papua bukanlah orang yang hanya mengejar posisi tanpa
memberikan kontribusi di dalamnya demi kemajuan.

Saya ingin sampaikan bahwa satu hal yang orang asli papua inginkan yaitu MERDEKA !!!!

Merdeka dari kemiskinan

Merdeka dari kebodohan

Merdeka dari ketertinggalan

We are the class, they couldnt teach, couse we know better !!! kita adalah kelas yang tidak bisa mereka
didik karena kita tahu yang terbaik ( Grup band The Police)
Referensi :

1. Pendapat Pribadi pengembangan dari bahan artikel

2. Papua Antara Uang dan Kewenangan oleh Lukas Enembe (buku)

3. Perspektif Budaya Papua oleh Agapitus Ezebi Dumatubun (buku)

4. Kapitalisme Tanah Adat oleh Stepanus Malak (buku)

Vous aimerez peut-être aussi