Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Hemangioma
dibentuk oleh karena proliferasi sel endothel. Pada awal proliferasi,
sel-sel endotel tersebut saling terpisah, tapi dalam perkembangan
selanjutnya, sel-sel tersebut akan membentuk membran dan saluran
vaskuler yang kemudian akan terisi oleh sel-sel darah. Selain itu,
sel-sel endotel ini memproduksi sejumlah struktur membran basal
pembuluh darah5. Hemangioma merupakan suatu tipe
angiogenesis murni, yaitu meningkatnya faktor angiogenesis dan
berkurangnya faktor supresi sel-sel 3.
Hipotesa Takahashi
menyatakan bahwa selama trimester ke-3 perkembangan fetus, sel
endotel imatur bersama-sama dengan perisit imatur ada yang masih
menetap dan keduanya mempertahankan kemampuan proliferasinya selama
periode kehidupan postnatal. Peptida angiogenic, seperti beta
fibroblast growth factor, vascular endothelial growth factor,
dan antigen proliferating cell nuclear akan menginduksi
proliferasi sel-sel imatur ini, menyebabkan terjadinya hemangioma.
Karena sel endothelial berdiferensiasi, maka terjadilah influks sel
mast, sel myeloid dan TIMPS (tissue inhibitory metalloproteinase).
TIMPS bersamaan dengan IFN dan Transforming Growth
factor yang diproduksi oleh sel mast, menyebabkan proliferasi sel
endotel dan secara pasif menginduksi fase involusi5,7.
Selama
fase proliferasi, hemangioma mengubah kepadatan dari sel-sel endotel
pada kapiler-kapiler kecil. Sel marker dari angiogenesis,
termasuk proliferasi dari antigen inti sel, kolagenase tipe IV, basic
fibroblastic growth factor, vascular endothelial growth factor,
urokinase, dan E-selectin2,5.
Hemangioma superfisial dan
dalam mengalami fase pertumbuhan cepat dimana ukuran dan volume
bertambah secara progresif. Pada fase ini, sel-sel endotel membelah
dengan sangat cepat. Fase ini diikuti dengan fase istirahat, dimana
perubahan hemangioma sangat sedikit, serta fase involusi dimana
aktivitas endotel berkurang, dan sel-selnya menjadi lebih rata dan
matur yang kemudian mengalami regresi secara spontan3,5.
Selama fase involusi, hemangioma dapat hilang tanpa bekas. Hemangioma
kavernosa yang besar mengubah kulit sekitarnya, dan meskipun fase
involusi sempurna, akhirnya meninggalkan bekas pada kulit yang
terlihat. Beberapa hemangioma kapiler dapat involusi lengkap, tidak
meninggalkan bekas5.
MANIFESTASI
KLINIS
Pertumbuhan
yang cepat selama periode neonatal (dari lahir-4 minggu) merupakan
tanda hemangioma. Keadaan ini merupakan ciri khas hemangioma, beda
dengan malformasi vaskuler yang tumbuh sesuai pertumbuhan bayi5.
Fase
proliferasi terjadi selama tahun pertama kehidupan, dengan
pertumbuhan paling cepat adalah 6-8 bulan pertama kehidupan dan
kemudian melambat. Kulit menjadi lebih menonjol dan berwarna merah
muda terang, dan bila letaknya lebih dalam maka kulit hanya sedikit
menonjol dan berwarna kebiruan3,4,6. Superfisial
hemangioma biasanya mencapai ukuran yang maksimal sekitar 6-8 bulan,
tapi hemangioma yang lebih dalam mungkin berproliferasi untuk 12-14
bulan. Pada beberapa kasus dapat mencapai 2 tahun3,6.
Fase
involusi dapat berlangsung cepat ataupun lama. Tak ada ciri
khas yang mempengaruhi kekompletan involusi. Onset dari involusi
lebih sulit untuk diprediksi tapi biasanya digambarkan dari perubahan
warna dari merah menyala ke ungu atau keabu-abuan, dan tumor menjadi
lebih lunak4,5.Hemangioma pada ujung hidung, bibir, dan
daerah parotis biasanya involusinya lambat dan sangat besar5,8.
Hemangioma superfisial pada muka sering meninggalkan noda berupa
sikatrik. Pengecualian bagi tipe hemangioma yang involusi cepat
(RICH) yang proliferasi in utero berkembang penuh pada saat
kelahiran5. RICH akan mengalami involusi sempurna
selama tahun kedua kehidupan5. Lima puluh persen
hemangioma akan mengalami involusi sempurna pada usia 5 tahun dan 70%
pada usia 7 tahun4. Beberapa kasus memerlukan tambahan 3-5
tahun lagi untuk mengalami involusi sempurna. Pada kasus yang
involusi pada usia 6 tahun, 38% akan mengalami residual berupa
bentukan scar, teleangiektasis atau anetodermic skin5.
Hemangioma dengan involusi yang berlangsung lambat, mempunyai insiden
tinggi untuk menjadi residual cuteneus yang permanen. Delapan
puluh persen lesi yang berinvolusi sempurna setelah usia 6 tahun bisa
menjadi residual cutaneus5.