Vous êtes sur la page 1sur 8

10/15/2017 Isna Allionelove: Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi

Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi

Isnaini Rahayu Ningsih


Kelas : 4 EB 11
Npm : 20208667

Disini akan dibahas :


Kode Etik
Norma Pemeriksaan Akuntansi
Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi

A. Kode Etik
1) Pengertian Kode Etik

Etika profesional bagi praktik akuntan di indonesia disebut dengan istilah kode etik dan dikeluarkan
oleh ikatan akuntan indonesia, sebagai profesi akuntan. IAI adalah satu-satunya organisasi profesi
akuntan di Indonesia. Ikatan akuntan indonesia beranggotakan auditor dari berbagai tipe (auditor
independen dan auditor intern), akuntan manajemen, akuntan yang bekerja sebagai pendidik, serta
akuntan sektor publik. Sehingga kode etik yang dikeluarkan oleh IAI tidak hanya mengatur
anggotanya yang berpraktik sebagai akuntan publik, namun mengatur perilaku semua anggotanya
yang berpraktik dalam berbagai tipe profesi auditor dan profesi akuntan lain.

MENURUT UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN)


Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan
tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru.
Sudah lama diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh
kelompok itu.
Profesi adalah suatu MORAL COMMUNITY (MASYARAKAT MORAL) yang memiliki
cita-cita dan nilai-nilai bersama. Kode etik profesi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negative
dari suatu profesi, sehingga kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu
profesi dan sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat. Kode etik bisa
dilihat sebagai produk dari etika terapan, seban dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas
suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti.
Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis.
Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah bahwa kode
etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas
yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan
nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.
Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih niatnya untuk
mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan
dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan citacita yang diterima oleh profesi itu
sendiri yang bis mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan
untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode
etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus. Pada
umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik.

2) Kode Etik

norma.html 1/
8
10/15/2017 Isna Allionelove: Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi

a) Kode Etik Profesi Akuntan Publik Sehubungan dengan perkembangan yang terjadi dalam
tatanan global dan tuntutan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian
Laporan Keuangan, IAPI merasa adanya suatu kebutuhan untuk melakukan percepatan atas
proses pengembangan dan pemutakhiran standar profesi yang ada melalui penyerapan Standar
Profesi International. Sebagai langkah awal IAPI telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik
Profesi Akuntan Publik, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk Standar Profesional
Akuntan Publik, Dewan Standar Profesi sedang dalam proses adoption terhadap International
Standar on Auditing yang direncanakan akan selesai di tahun 2010, berlaku efektif 2011.
Kode Etik Akuntan Indonesia
Kode etik IAI dibagi menjadi empat bagian berikut ini: (1). prinsip etika. (2). aturan etika. (3).
interpretasi aturan etika. (4). dan tanya jawab.
Prinsip Etika memberikan rerangka dasar bagi aturan etika yang mengatur pelaksanaan
pemberian jasa profesional oleh anggota. Berikut ini prinsip etika profesi akuntan indonesia
yang diputuskan dalam kongres VIII IAI tahun 1998:

Prinsip kesatu: Tanggung Jawab Profesi


Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setia anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Anggota juga harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan
tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota
diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

Prinsip kedua: Kepentingan Publik


Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. Kepentingan
publik didefiniskan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani oleh anggota
secara keseluruhan. Anggota diharapkan untuk memberikan jasa berkualitas, mengenakan
imbalan jasa yang pantas, serta menawarkan berbagai jasa, semuanya dilakukan dengan tingkat
profesionalisme yang konsisten dengan prinsip etika profesi.

Prinsip ketiga: Integritas


integritas mengharuskan seorang anggota untuk jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa, pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan
oleh kepentingan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan ang tidak disengaja dan
perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

Prinsip keempat: Objektivitas


Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota.
Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada
dibawah pengaruh pihak lain.

Prinsip kelima: Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional


kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan. Artinya, bahwa anggota mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi
kepada publik.
Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkatan
pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota memberikan jasa dengan

norma.html 2/
8
10/15/2017 Isna Allionelove: Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi

kemudahan dan kecerdikan. Kompetensi profesional dapat dicapai melalui dua fase yang
terpisah: pencapaian kompetensi profesional dan pemeliharaan kompetensi profesional.

Prinsip keenam: Kerahasiaan


Kerahasiaan tidaklah semata-mata masalah pengungkapan informasi. Kerahasiaan juga
mengharuskan anggota untuk memperoleh informasi selama melakukan jasa profesional tidak
menggunakan atau terlibat menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau
keuntungan pihak ketiga.

Prinsip ketujuh: Perilaku Profesional


setiap anggota harus berprilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Prinsip kedelapan: Standar Teknis


standar teknis dan standar profesional yang harus ditaati oleh anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, International Federation of Accounts, badan
pengatur, dan peraturan perundang-undangan yang relevan.

Selain itu, Kode Etik Profesi Akuntan Publik juga merinci aturan mengenai hal-hal
berikut ini:
o Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan
o Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP
o Seksi 220 Benturan Kepentingan
o Seksi 230 Pendapat Kedua
o Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya
o Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional
o Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-Tamahan Lainnya
o Seksi 270 Penyimpanaan Aset Milik Klien
o Seksi 280 Objektivitas Semua Jasa Profesional
o Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance

Kode Etik Akuntan di Indonesia


Kerangka Kode Etik IAI

norma.html 3/
8
10/15/2017 Isna Allionelove: Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi

b) Kode Etik Profesi Akuntan Publik


Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu meliputi delapan butir
pernyataan (IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Kedelapan butir pernyataan
tersebut merupakan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan,
yaitu :

1. Tanggung jawab profesi : bahwa akuntan di dalam melaksanakan


tanggungjawabnya sebagai profesional harus senantiasa menggunakan
pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.
2. Kepentingan publik : akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban
untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik,
menghormati kepentingan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.
3. Integritas : akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara
dan meningkatkan kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung
jawab profesionalnya tersebut dengan menjaga integritasnya setinggi
mungkin.
4. Obyektifitas : dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap
akuntan sebagai anggota IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas
dari benturan kepentingan.
5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional : akuntan dituntut harus
melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian,
kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada
tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi
kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten
berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling
mutakhir.
6. Kerahasiaan : akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi
yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh
memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan,
kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
7. Perilaku profesional : akuntan sebagai seorang profesional dituntut
untuk berperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya.
8. Standar teknis : akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya
harus mengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional
yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari
penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip
integritas dan obyektifitas.

norma.html 4/
8
10/15/2017 Isna Allionelove: Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi

B. Norma Pemeriksaan Akuntansi


Pengertian Norma Pemeriksaan Akun tansi
Pengertian norma pemeriksaan akuntan (auditing standards) merupakan ukuran mengenai
mutu pekerjaan akuntan seperti yang diakui oleh organisasi profesionil akuntan (IAI).
Mutu pekerjaan akuntan tidaklah diukur dengan apa yang langganan atau akuntannya merasa
wajar. Harus ada syarat-syarat minimum yang ditetapkan oleh profesi untuk mengukur mutu
pekerjaan akuntan. Pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat minimum tersebut dianggap sebagai
pekerjaan yang bermutu rendah. Akuntan sebagaimana halnya pengusaha yang baik ingin
memberikan jaminan mutu atas hasil produksinya. Oleh karena itu ia akan berusaha agar
pekerjaannya memenuhi persyaratan norma pemeriksaan akuntan.
Di indonesia norma pemeriksaan akuntan mulai dihimpun oleh suatu panitia yang pada waktu
itu dibentuk oleh badan pembina pasar uang dan modal. Hasil kerja panitia ini kemudian dibahas
dalam kongres III IAI dan secara resmi dianut sebagai norma pemerikasaan akuntan di Indonesia.
Untuk menujukkan kepada para pembaca laporannya, akauntan harus mencantumkan dalam
laporannya bahwa pemeriksaannya telah dilakukannya sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan.
Norma pemeriksaan berbeda dari prosedur pemeriksaan akuntan. Prosedur pemeriksaan merupakan
langkah-langkah dalam pelaksanaan suatu pemeriksaan sedangkan norma berkenaan dengan mutu
pekerjaan akuntan.

Norma Pemeriksaan Akuntansi


Auditor dalam penugasan pemeriksaan harus selalu menyelaraskan diri dengan norma pemeriksaan
(NPA). NPA yang diterima oleh umum dalam kaitannya dengan pemeriksaan akuntan terdiri atas tiga
buah norma, yakni norma umum, norma pemeriksaan, dan norma pelaporan.

Norma pemeriksaan akuntan disusun oleh Ikatan Indonesia dan terdiri dari tiga norma sebagai
berikut .
Norma-norma Umum
a. Pemeriksaan harus dilaksanakan oleh seorang atau beberapa orang yang telah menjalani latihan
teknis yang cukup dan memiliki keahlian sebagai akuntan.
b. Dalam segala hal yang berhubungan dengan penugasannya, akuntan harus senantiasa
mempertahankan tindak dan pendapatnya.
c. Dalam hal melaksanakan pemeriksaan dan menyusun laporannya, akuntan wajib menjalankan
kemahiran jabatannya dengan saksama.

Norma-norma Pelaksanaan Pemeriksaan


a. Pemeriksaan harus direncanakan sebaik-baiknnya dan jika digunakan tenaga-tenaga pembantu,
mereka harus dipimpin dan diawasi dengan baik.
b. Harus ada penilaian atas sistem pengendalian intern (internal control) untuk menentukan dapat
atau tidaknya sistem tersebut dipercaya dan sebagai dasar penetapan luasnya pengujian yang
harus dilakukan.
c. Pembuktian yang cukup harus diperoleh melalui penelitian (inspection), pengamatan
(observation), tanya jawab (inquires), dan penegasan (confitmation) sebagai dasar yang layak
untuk pemberian pendapat atas ikhtisar keuangan yang diperiksanya.

Norma-norma Laporan Akuntan


a. Laporan akuntan harus menyatidakan ikhtisar keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi Indonesia.
b. Laporan akuntan harus menyakan apakah penerapan prinsip akuntansi Indonesia dalam ikhtisar
keuangan tahun berjalan konsisten dibandingkan dengan tahun lalu.
c. Penjelasan informatif (informative disclosures) didalam ikhtisar keuangan harus dipandang
cukup memadai, kecuali jika dinyatakan lain didalam laporan akuntan.

norma.html 5/
8
10/15/2017 Isna Allionelove: Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi

d. Laporan akuntan harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai ikhtisar keuangan secara
keseluruhan, atau memuat suatu penjelasan bahwa suatu pernyataan tidak dapat diberikan, Jika
pendapat akuntan secara keseluruhan tidak dapat diberikan., alasan-alasannya harus
dikemukakan. Karena nama akuntan dihubungkan dengan ikhtisar keuangan, laporan akuntan
hrus memuat dengan jelas dan tegas mengenai sifat pemeriksaan akuntan (jika pemeriksaan
dilakukan), dan tanggung jawab apa yang dipikulnya.

Penjelasan lebih lanjut mengenai Norma Pemeriksaan Akuntansi

Adanya norma-norma tersebut ditunjukan untuk menjamin kinerja auditor pada penugasan
pemeriksaannya. Contoh pertama adalah adanya persyaratan mengenai kecakapan teknis sebagai
seorang auditor. Maksud persyaratan ini adalah bahwa auditor harus nemiliki latar belakang
pendidikan akuntansi pada perguruan tinggi, memiliki pengalaman dibidang auditing,
pengetahuan mengenai industri dimana klien beroperasi, mengikuti program pendidikan
berkesinambungan dan lain sebagainya.

Konsep independensi mungkin merupakan konsep yang paling penting di bidang pemeriksaan
keuangan. Seorang auditor tidak hanya dituntut untuk bersikap independen (be independent),
namun juga harus berpenampilan independen (apeear to be independent). Acap kali akuntan
publik memberikan jasa penyusunan laporan keuangan klien, atau yang lebih dikenal dengan
istilah kompilasi. Pada bentuk penugasan ini, akuntan publik berperan sebagai penyusun laporan
keuangan. Fungsi penyusun laporan keuangan ini berbeda dengan fungsi akuntan publik sebagai
penguji laporan keuangan. Akuntan publik tidak harus independen dalam menjalankan fungsi
yang pertama, sedangkan untuk fungsi yang kedua akuntan publik harus senantiasa
mempertahankan sikap mental independen.

Norma-norma tersebut diatas berkaitan erat dengan konsep-konsep dalam pemeriksaan akuntan :
1. Norma umum berkaitan dengan konsep independensi, etika perilaku dan pelaksaan
pemeriksaan yang hati-hati.
2. Norma pelaksaan berkaitan dengan konsep bukti.
3. Norma pelaporan berkaitan dengan konsep penyajian yang wajar.

C. Hubungan 8 Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi


Etika profesional diperlukan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa yang
diserahkan oleh profesi. Masyarakat akan sangat menghargai profesi yang menerapkan standar mutu
tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaannya, karena masyarakat akan merasa terjamin untuk memperoleh
jasa yang dapat diandalkan dari profesi yang bersangkutan. Begitu juga profesi akuntan publik perlu
menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan audit oleh anggota profesi akuntan.
1) Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semuakegiatan
yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam
masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab
kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu
bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan
profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung
jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota
diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

2) Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan

norma.html 6/
8
10/15/2017 Isna Allionelove: Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi

kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas


profesionalisme.
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik.
Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari
profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja,
pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada
obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara
tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan
publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi
yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan
tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan
ekonomi masyarakat dan negara.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan
paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan
persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua
anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan
yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan
dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.

3) Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang
diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur
dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan
kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat
menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi
tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

4) Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas
yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak
berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh
pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus
menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek
publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota
yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa
audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri,
pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang
ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi
integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.

5) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional


Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

norma.html 7/
8
10/15/2017 Isna Allionelove: Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi

pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk


memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional
dan teknik yang paling mutakhir.
Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi
kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada
publik. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota
seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang
tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan
pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang
anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal
penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib
melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten.
Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau
menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai
untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.

6) Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar
profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan
mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan
di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu
diungkapkan.
Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang
klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.
Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau
pemberi jasa berakhir.

7) Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi
tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai
perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain,
staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8) Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-
hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa
selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants,
badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

norma.html 8/
8

Vous aimerez peut-être aussi