Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Kode Etik
1) Pengertian Kode Etik
Etika profesional bagi praktik akuntan di indonesia disebut dengan istilah kode etik dan dikeluarkan
oleh ikatan akuntan indonesia, sebagai profesi akuntan. IAI adalah satu-satunya organisasi profesi
akuntan di Indonesia. Ikatan akuntan indonesia beranggotakan auditor dari berbagai tipe (auditor
independen dan auditor intern), akuntan manajemen, akuntan yang bekerja sebagai pendidik, serta
akuntan sektor publik. Sehingga kode etik yang dikeluarkan oleh IAI tidak hanya mengatur
anggotanya yang berpraktik sebagai akuntan publik, namun mengatur perilaku semua anggotanya
yang berpraktik dalam berbagai tipe profesi auditor dan profesi akuntan lain.
2) Kode Etik
norma.html 1/
8
10/15/2017 Isna Allionelove: Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi
a) Kode Etik Profesi Akuntan Publik Sehubungan dengan perkembangan yang terjadi dalam
tatanan global dan tuntutan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian
Laporan Keuangan, IAPI merasa adanya suatu kebutuhan untuk melakukan percepatan atas
proses pengembangan dan pemutakhiran standar profesi yang ada melalui penyerapan Standar
Profesi International. Sebagai langkah awal IAPI telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik
Profesi Akuntan Publik, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk Standar Profesional
Akuntan Publik, Dewan Standar Profesi sedang dalam proses adoption terhadap International
Standar on Auditing yang direncanakan akan selesai di tahun 2010, berlaku efektif 2011.
Kode Etik Akuntan Indonesia
Kode etik IAI dibagi menjadi empat bagian berikut ini: (1). prinsip etika. (2). aturan etika. (3).
interpretasi aturan etika. (4). dan tanya jawab.
Prinsip Etika memberikan rerangka dasar bagi aturan etika yang mengatur pelaksanaan
pemberian jasa profesional oleh anggota. Berikut ini prinsip etika profesi akuntan indonesia
yang diputuskan dalam kongres VIII IAI tahun 1998:
norma.html 2/
8
10/15/2017 Isna Allionelove: Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi
kemudahan dan kecerdikan. Kompetensi profesional dapat dicapai melalui dua fase yang
terpisah: pencapaian kompetensi profesional dan pemeliharaan kompetensi profesional.
Selain itu, Kode Etik Profesi Akuntan Publik juga merinci aturan mengenai hal-hal
berikut ini:
o Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan
o Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP
o Seksi 220 Benturan Kepentingan
o Seksi 230 Pendapat Kedua
o Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya
o Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional
o Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-Tamahan Lainnya
o Seksi 270 Penyimpanaan Aset Milik Klien
o Seksi 280 Objektivitas Semua Jasa Profesional
o Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance
norma.html 3/
8
10/15/2017 Isna Allionelove: Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi
norma.html 4/
8
10/15/2017 Isna Allionelove: Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi
Norma pemeriksaan akuntan disusun oleh Ikatan Indonesia dan terdiri dari tiga norma sebagai
berikut .
Norma-norma Umum
a. Pemeriksaan harus dilaksanakan oleh seorang atau beberapa orang yang telah menjalani latihan
teknis yang cukup dan memiliki keahlian sebagai akuntan.
b. Dalam segala hal yang berhubungan dengan penugasannya, akuntan harus senantiasa
mempertahankan tindak dan pendapatnya.
c. Dalam hal melaksanakan pemeriksaan dan menyusun laporannya, akuntan wajib menjalankan
kemahiran jabatannya dengan saksama.
norma.html 5/
8
10/15/2017 Isna Allionelove: Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi
d. Laporan akuntan harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai ikhtisar keuangan secara
keseluruhan, atau memuat suatu penjelasan bahwa suatu pernyataan tidak dapat diberikan, Jika
pendapat akuntan secara keseluruhan tidak dapat diberikan., alasan-alasannya harus
dikemukakan. Karena nama akuntan dihubungkan dengan ikhtisar keuangan, laporan akuntan
hrus memuat dengan jelas dan tegas mengenai sifat pemeriksaan akuntan (jika pemeriksaan
dilakukan), dan tanggung jawab apa yang dipikulnya.
Adanya norma-norma tersebut ditunjukan untuk menjamin kinerja auditor pada penugasan
pemeriksaannya. Contoh pertama adalah adanya persyaratan mengenai kecakapan teknis sebagai
seorang auditor. Maksud persyaratan ini adalah bahwa auditor harus nemiliki latar belakang
pendidikan akuntansi pada perguruan tinggi, memiliki pengalaman dibidang auditing,
pengetahuan mengenai industri dimana klien beroperasi, mengikuti program pendidikan
berkesinambungan dan lain sebagainya.
Konsep independensi mungkin merupakan konsep yang paling penting di bidang pemeriksaan
keuangan. Seorang auditor tidak hanya dituntut untuk bersikap independen (be independent),
namun juga harus berpenampilan independen (apeear to be independent). Acap kali akuntan
publik memberikan jasa penyusunan laporan keuangan klien, atau yang lebih dikenal dengan
istilah kompilasi. Pada bentuk penugasan ini, akuntan publik berperan sebagai penyusun laporan
keuangan. Fungsi penyusun laporan keuangan ini berbeda dengan fungsi akuntan publik sebagai
penguji laporan keuangan. Akuntan publik tidak harus independen dalam menjalankan fungsi
yang pertama, sedangkan untuk fungsi yang kedua akuntan publik harus senantiasa
mempertahankan sikap mental independen.
Norma-norma tersebut diatas berkaitan erat dengan konsep-konsep dalam pemeriksaan akuntan :
1. Norma umum berkaitan dengan konsep independensi, etika perilaku dan pelaksaan
pemeriksaan yang hati-hati.
2. Norma pelaksaan berkaitan dengan konsep bukti.
3. Norma pelaporan berkaitan dengan konsep penyajian yang wajar.
2) Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
norma.html 6/
8
10/15/2017 Isna Allionelove: Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi
3) Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang
diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur
dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan
kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat
menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi
tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4) Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas
yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak
berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh
pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus
menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek
publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota
yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa
audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri,
pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang
ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi
integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
norma.html 7/
8
10/15/2017 Isna Allionelove: Hubungan Kode Etik dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi
6) Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar
profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan
mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan
di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu
diungkapkan.
Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang
klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.
Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau
pemberi jasa berakhir.
7) Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi
tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai
perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain,
staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8) Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-
hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa
selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants,
badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.
norma.html 8/
8