Vous êtes sur la page 1sur 4

ANALISIS BIAYA DI RUMAH SAKIT

Kamis, 08 September 2011 oleh. Administrator

Hits : 7559 Share :

Sebagai organisasi publik, rumah sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
kepada masyarakat. Namun di satu sisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sebagai unit organisasi milik
pemerintah daerah dihadapkan pada masalah pembiayaan dalam arti alokasi anggaran yang tidak memadai
sedang penerimaan masih rendah dan tidak boleh digunakan secara langsung.
Kondisi ini akan memberikan dampak yang serius bagi pelayanan kesehatan di rumah sakit karena sebagai
organisasi yang beroperasi setiap hari, likuiditas keuangan merupakan hal utama dan dibutuhkan untuk
menjalankan kegiatan operasional sehari-hari.
Berbagai permasalahan-permasalahan tersebut di atas merupakan tantangan bagi pengelola rumah sakit
pemerintah untuk melakukan terobosan-terobosan dalam menggali sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan biaya operasional dan pengembangan rumah sakit.
Terobosan itu dapat dilakukan antara lain dengan mengoptimalkan penerimaan dari unit-unit pelayanan medis
dan penunjang medis melalui penentuan tarif berdasarkan perhitungan biaya satuan ( unit cost ).Tarif merupakan
suatu sistem atau model pembiayaan yang paling utama dalam pembiayaan rumah sakit.

Pola tarif rumah sakit di Indonesia umumnya masih sangat lemah terutama rumah sakit pemerintah. Tarif yang
diberlakukan belum unit cost based dan tanpa pertimbangan yang cermat terhadap berbagai dimensi yang
mempengaruhi tarif, bahkan rumah sakit pemerintah belum ada penyesuaian tarif selama bertahun-tahun
meskipun telah terjadi inflasi pelayanan kesehatan ( obat, bahan habis pakai, dll). Selama ini penetapan tarif
rawat inap rumah sakit berdasarkan Kepmenkes, No. 582/1997 (BN No. 6055 hal. 3B-7B) yang menjadikan
perawatan kelas II sebagai setara Unit Cost (UC) terhitung dengan metode double distribusi, maka dapatlah
diketahui besarnya tarif Kelas III (1/3 kali UC Kelas II), kisaran tarif Kelas I (2-9 Kali UC Kelas II) dan VIP/Super
VIP (10-20 kali UC Kelas II). (Razak A. 2004).
Dengan adanya jaminan pemerintah pada pelayanan rawat inap kelas III yang diasumsi sesuai dengan Unit cost,
maka rumah sakit memerlukan penataan kembali pola tarif rawat inap yang ada dengan menjadikan kelas III
setara dengan unit cost terhitung dengan metode double distribusi dan untuk kelas II, Kelas I, dan VIP dijadikan
kelas profit rumah sakit sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

A. Konsep Biaya
Biaya (cost) adalah nilai sejumlah input (faktor produksi) yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk (output).
Biaya juga sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan/pengeluaran untuk memperoleh suatu harapah
(target)/output tertentu.

B. Pembagian Biaya Berdasarkan Hubungan Dengan Volume Produksi


1) Biaya tetap ( fixed cost ) adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi/jasa dan waktu
pengeluarannya, biasanya lebih dari satu tahun.
2) Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya bergantung dari jumlah produksi/jasa. Biaya
tidak tetap biasanya berupa biaya operasional yang habis dikeluarkan selama satu tahun.
3) Semi Variabel Cost adalah biaya yang memiliki sifat antara fixed cost dan variabel cost (Gani,1996) .

C. Biaya Berdasarkan Biaya Satuan (Unit Cost)


Biaya satuan adalah biaya yang dihitung untuk setiap satu satuan produk pelayanan. Biaya satuan didapatkan
dari pembagian antara biaya total (Total Cost = TC) dengan jumlah produk (Quantity = Q). Dengan demikian
tinggi rendahnya biaya satuan suatu produksi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya biaya total, tetapi juga
dipengaruhi oleh besarnya biaya produk.

D. Analisis Biaya Rumah Sakit


Analisis biaya rumah sakit adalah suatu kegiatan menghitung biaya rumah sakit untuk berbagai jenis pelayanan
yang ditawarkan baik secara total maupun per unit atau per pasien dengan cara menghitung seluruh biaya pada
seluruh unit pusat biaya serta mendistribusikannya ke unit-unit produksi yang kemudian dibayar oleh pasien
(Depkes, 1977).
Menurut Gani (1996), analisis biaya dilakukan dalam perencanaan kesehatan untuk menjawab pertanyaan
berapa rupiah satuan program atau proyek atau unit pelayanan kesehatan agar dapat dihitung total anggaran
yang diperlukan untuk program atau pelayanan kesehatan. Dalam perhitungan tarif di rumah sakit seluruh biaya
di rumah sakit dihitung mulai dari :
1. Fixed Cost
- Fixed cost atau biaya tetap ini terdiri dari :- Biaya Investasi gedung rumah sakit- Biaya peralatan Medis- Biaya
peralatan Medis Biaya Kendaraan (Ambulance, Mobil Dinas, Motor, dll)
2. Semi Variabel Cost
- Gaji Pegawai- Biaya Pemeliharaan- Insentif- SPPD- Biaya Pakaian Dinas- dll
3. Variabel Cost
- Biaya BHP Medis/Obat- Biaya BHP Non Medis- Biaya Air- Biaya Listrik- Biaya Makan Minum Pegawai dan
pasien- Biaya Telepon- dll
E. Manfaat analisis biaya
Manfaat utama dari analisis biaya ada empat yaitu (Gani,A.2000).
1) Pricing Informasi biaya satuan sangat penting dalam penentuan kebijaksanaan tarif rumah sakit. Dengan
diketahuinya biaya satuan (Unit cost), dapat diketahui apakah tarif sekarang merugi, break event, atau
menguntungkan. Dan juga dapat diketahui berapa besar subsidi yang dapat diberikan pada unit pelayanan
tersebut misalnya subsidi pada pelayanan kelas III rumah sakit,
2) Budgeting /Planning Informasi jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi dan biaya satuan (Unit cost)
dari tiap-tiap output rumah sakit, sangat penting untuk alokasi anggaran dan untuk perencanaan anggaran,
3) Budgetary control Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan mengendalikan kegiatan
operasional rumah sakit. Misalnya mengidentifikasi pusat-pusat biaya (cost center) yang strategis dalam upaya
efisiensi rumah sakit. Evaluasi dan Pertanggung Jawaban Analisis biaya bermanfaat untuk menilai performance
keuangan RS secara keseluruhan, sekaligus sebagai pertanggungan jawaban kepada pihak-
pihak berkepentingan.

STRATEGI PENETAPAN TARIF BERBASIS UNIT COST DI


RS
11 - 13 JUNI 2012
LATAR BELAKANG
Tarif merupakan aspek yang sangat penting dalam institusi rumah sakit. Berdasarkan PP No. 23 tahun 2005
mengenai Pengelolaan Badan Layanan Umum, BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai
imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan yang ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar
perhitungan unit cost dan mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat,
asas keadilan dan kepatutan, serta kompetisi yang sehat. Oleh karena itu strategi penetapan tarif untuk layanan
kesehatan merupakan suatu hal yang kompleks dan bervariasi karena harus memperhatikan banyak faktor yang
menjadi pertimbangan.
Strategi pentarifan, merupakan titik kritis dalam suatu produk karena tarif merupakan unsur yang paling
berpengaruh dari seluruh usaha pemasaran. Penentuan tarif yang rasinal dibutukan ditiga informasi penting,
yaitu (1) jumlah biaya dan keuntungan yang diharapkan, (2) pangsapasar sasarannya (baik jumlah maupun
karakteristik target pasarnya), dan (3) keberadaan pesaing.

Penetapan tarif digunakan untuk mempertemukan sejumlah sasarn, tetap pembuat kebijakan mestinya harus
tepat memilih strategi. Maka sangat menarik bagi kita untuk mengetahui bagaimana tarif rumahsakit ditetapkan
dan strategi apa yang sebaiknya digunakan dalam penetapan tarif. Dengan melakukan strategi pentarifan yang
rasional dan tepat akan membeirkan banyak manfaat bagi pihak pneyedia jasa layanan kesehatan.

TUJUAN PELATIHAN:
Pelatihan ini dilaksanakan agar peserta pelatihan memahami metode dan cara penghitungan unit cost untuk
menghasilkan informasi biaya dan mampu memanfaatkanya untuk pengambilan keputusan dan strategi dalam
penetapkan tarif pelayanan di rumahsakit
PESERTA:
Pihak-pihak yang diharapkan untuk mengikuti pelatihan ini adalah :
1. Direktur dan manajer rumahsakit
2. Staf Akuntansi dan Keuangan rumah sakit
3. Tim Tarif Rumah Sakit
4. Pihak-pihak di rumahsakit yang bertanggung-jawab terhadap keuangan dan akuntansi
5. Mahasiswa dan Alumni

MATERI :
1. Peran tarif dalam konteks pengembangan rumahsakit
2. Pendekatan 3C dalam pembuatan tarif pelayanan kesehatan di rumahsakit
3. Strategi dan kebijakan tarif rumahsakit
4. Sumber data biaya untuk penghitungan tarif
5. Dasar-dasar alokasi biaya
6. Metode penghitungan biaya pelayanan kesehatan :Double Distribution
7. Metode penghitungan biaya pelayanan kesehtan : Activity Based Costing
8. Aplikasi penentuan tarif pelayanan kesehatan di rumahsakit
9. Case mix : potensi dan problem

NARA SUMBER:
1. Drs. Agastya, MBA, MPM
2. Drs. M. Arifa'i, MM
3. Dita Liselina, SE, M.Kes,

JADWAL KEGIATAN
Senin, 11 juni 2012
Jam Acara Pemateri
08.30 08.45 Registrasi Peserta Panitia
08.45 09.00 Pembukaan Panitia
09.00 09.15 Coffe Break Panitia
09.15 10.45 Kebijakan Tarif dan Strategi Pengembangan RS Agastya
10.45 12.15 Konsep Biaya & Sistem Informasi akuntansi Biaya Agastya
12.15 13.00 Ishoma Panitia
13.00 14.30 Unit Cost dan Analisis Biaya Muhammad Arifai
14.30 15.00 Coffe Break Panitia
15.00 16.30 Penghitungan Biaya Satuan Pelayanan (Unit Cost) di Muhammd Arifai
Masing-masing Unit

Selasa, 12 juni 2012


Jam Acara Pemateri
08.30 10.00 Identifikasi Biaya & Distribusi Biaya Muhammad Arifai
10.00 10.30 Coffe Break Panitia
10.30 12.00 Peran Clinical Pathway dalam proses penghitungan Mardiono Machdan
unit cost dgn metode ABC
12.00 13.00 Ishoma Panitia
13.00 14.30 Peran Clinical Pathway dalam proses penghitungan Mardiono Machdan
unit cost dgn metode ABC
14.30 15.00 Coffe Break Panitia
15.00 16.30 Simulasi Kasus Muhammad Arifai

Rabu , 13 Juni 2012


Jam Acara Pemateri
08.30 10.00 Ability to Pay Muhammad Arifai
10.00 10.30 Coffee Break Panitia
10.30 12.00 Willingness to Pay Muhammad Arifai
12.00 13.00 Ishoma Panitia
13.00 14.30 Strategi Penetapan Tarif Rumah Sakit BLUD Muhammad Arifai
14.30 15.00 Coffee Break Panitia
15.00 16.00 Simulasi Penetapan Tarif Muhammad Arifai
16.00 16.30 Evaluasi & Penutupan Andreasta Meliala

Vous aimerez peut-être aussi