Vous êtes sur la page 1sur 6

Akhlak Tercela (Akhlak Tasawuf II)

A. Akhlak Tercela

Sikap tercela atau Akhlaqul Madzmumah dapat juga disebut dangan


istilah akhlaqus sayyiah dan akhlakul muhlikat, artinya sikap dan prilaku yang
dilarang oleh allah SWT atau tidak sesuai dangan syariat yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW. Untuk itu sikap dan prilaku semacam ini harus di tinggalkan oleh
siapa pun yang ingin menjadi umat Nabi Muhammad SAW .

B. Macam-Macam Akhlak Tercela

Dibawah ini merupakan contoh-contoh perilaku tercela:


1. Syirik
Perbuatan syirik adalah perbuatan dosa besar dan tak terampuni. Karena ini adalah
perbuatannya para orang-orang kafir.
2. Ghibah

Ghibah menurut bahasa artinya pergunjingan. Sedangkan menurut istilah yang


dimaksud dengan ghibah adalah menyebut atau memperkatakan perihal seseorang
ketika seseorang itu tidak hadir dan ia tidak menyukai atau membencinya, seandainya
perkataan tersebut sampai kepadanya.
3. Riya

Riya secara bahasa artinya menampakan atau memperlihatkan. Sedangkan menurut


istilah yang dimaksud dengan riya adalah menampakan atau memperlihatkan amal
perbuatan supaya mendapatkan pujian dari orang lain. Riya ini dapat disebut syirik
ashghar (syirik kecil), karena menunjukkan atau mencari sesuatu bukan kepada Allah
SWT.
4. Ujub
Yang dimaksud dengan ujub adalah perasan bangga yang berlebih-lebihan atas segala
kemampuan dan kekayaan yang dimilikinya serta merasa bahwa semua itu semata-
mata prestasi dari hasil kerja keras yang telah dilakukannya.
5. Takabur
Takabur secara bahasa artinya membesarkan diri atau menganggap dirinya lebih
dibandingkan dengan orang lain. Sedangkan menurut istilah yang dimaksud dengan
takabur adalah suatu sikap mental yang menganggap rendah orang lain sementara ia
menganggap tinggi dan mulia terhadap dirinya sendiri.

6. Namimah
Menurut bahasa namimah artinya adu domba. Sedangkan menurut istilah yang
dimaksud dengan namimah adalah memindahkan perkataan seseorang kepada orang
lain dengan tujuan merusak hubungan. Namimah dilarang karena akan merusak
hubungan persaudaraan. Kalau terjadi putusnya hubungan persaudaraan, maka akan
menimbulkan hal-hal yang bersifat negatif, baik yang langsung maupun tidak
langsung terhadap sesama manusia lainnya.
7. Thama
Thama menurut bahasa artinya berlebih-lebihan. Sedangkan menurut istilah yang
dimaksud dengan thama adalah suatu sikap untuk memiliki hal-hal yang bersifat
duniawi secara berlebih-lebihan. Hidup di dunia ini hanya sementera, tidak ada yang
abadi, artinya semua yang ada di dunia ini pasti akan musnah, termasuk harta yang
kita miliki. Akhirat adalah tempat kehidupan yang abadi, artinya tidak ada lagi
kehidupan setelah akhirat. Maka dari itu janganlah kita terlalu berlebih-lebihan dalam
mencari harta atau terlalu mementingkan kehidupan duniawi, tetapi kita harus
memperbanyak bekal untuk menuju kehidupan di akhirat dengan cera beribadah dan
beramal shaleh. Untuk itu setiap manusia harus mampu bersikap sederhana dalam
hal-hal yang bersifat duniawi agar tidak terjebak kedalam kebinasaan dan kerugian di
akhirat kelak.
8. Mubadzir
Yang dimaksud mubadzir disini adalah sikap mempergunakan sesuatu secara
berlebih-lebihan dengan tidak mempertimbangkan kadar kecukupan sehingga
menimbulkan kesia-siaan. Di dalam islam sikap mubadzir dilarang karena
mengandung unsur sia-sia terhadap suatu nikmat yang diberikan Allah SWT. Semua
nikmat yang telah diberikan Allah SWT kelak akan dimintai pertanggung
jawabannya. Maka untuk itu segala kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada
kita, harus di syukuri dan dipergunakan secara efektif dan efisien.
9. Suudzan
Suudzan artinya berburuk sangka. Sikap buruk sangka ini sangat di larang dalam
islam dan harus di jauhi, karna akan merusak hati dan kepribadian seorang muslim
dalam kehidupan bermasyarakat.
10. Bakhil
Secara bahasa bakhil diartikan kikir. Sedangkan menurut istilah bakhil adalah suatu
sikap mental yang enggan mengeluarkan harta atau lainnya kepada orang silain yang
membutuhkannya, sementara dirinya berkecukupan atau berlebihan. Orang yang
bersikap bakhil berarti ia egois, hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak memiliki
kepedulian dan rasa kasih sayang terhadap orang lain.

C. Faktor-Faktor Penyebab Akhlak Tercela

Akhlak Tercela bisa ditimbulkan oleh;


1. Faktor Internal
a. Keadaan fluktuasi iman
b. Bisikan nafsu-syaitan
c. Makanan-minuman haram

2. Faktor Eksternal
a. Milleuw/ Lingkungan
b. Pergaulan

Al-Ghazali menerangkan 4 hal yang mendorong manusia melakukan perbuatan


tercela (maksiat) diantaranya :
1. Dunia dan isinya, yaitu berbagai hal yang bersifat material (harta, kedudukan) yang
ingin dimiliki manusia sebagai sebagai kebutuhan dalam melangsungkan hidupnya
(agar bahagia).
2. Manusia selain mendatangkan kebaikan, manusia dapat mengakibatkan keburukan,
seperti istri, anak. Karena kecintaan kepada mereka, misalnya, dapat melalaikan
manusia dari kewajibannya terhadap Alloh dan terhadap sesama.
3. Setan (iblis). Setan adalah musuh manusia yang paling nyata, ia menggoda
manusia melalui batinnya untuk berbuat jahat dan menjauhi Tuhan.
4. Nafsu, nafsu ada kalanya baik (muthmainnah) dan ada kalanya butuk (amarah)
akan tetapi nafsu cenderung mengarah kepada keburukan (Asmaran, 1992 : 131
140).

D. Sifat Tercela Ada Dua Macam

Pada dasarnya sifat dan perbuatan yang tercela dapat dibagi menjadi dua bagian
(Zahruddin, Hasanuddin Sinaga, 2004 : 154 157) yaitu :
1. Maksiat lahir
Maksiat berasal dari Bahasa Arab, masiyah artinya pelanggaran oleh orang yang
berakal baligh ( mukallaf), karena melakukan perbuatan yang dilarang, dan
meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh syariat Islam.
Maksiat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
a. Maksiat lisan, seperti berkata-kata yang tidak memberikan manfaat, berlebih-
lebihan dalam percakapan, berbicara hal yang batil, berdebat dan berbantah yang
hanya mencari menangnya sendiri tanpa menghormati orang lain, berkata kotor,
mencaci maki atau mengucapkan kata laknat baik kepada manusia, binatang maupun
kepada benda-benda lainnya, menghina, menertawakan atau merendahkan orang lain,
berkata dusta, dan lain sebagainya.
b. Maksiat telinga, seperti mendengarkan pembicaraan orang lain, mendengarkan
orang yang sedang mengumpat, mendengarkan orang yang sedang namimah,
mendengarkan nyanyian-nyanyian atau bunyi-bunyian yang bisa melalaikan ibadah
kepada Alloh SWT.
c. Maksiat mata, seperti melihat aurat wanita yang bukan muhrimnya, melihat aurat
laki-laki yang bukan muhrimnya, melihat orang lain dengan gaya menghina, melihat
kemungkaran tanpa beramar makruf nahi mungkar.
d. Maksiat tangan, seperti menggunakan tangan untuk merampok, menggunakan
tangan untuk mencopet, menggunakan tangan untuk merampas, menggunakan tangan
untuk mengurangi timbangan.

2. Maksiat batin
Maksiat batin lebih berbahaya dibandingkan dengan maksud maksiat lahir, karena
tidak terlihat, dan lebih sukar dihilangkan. Selama maksiat batin belum dilenyapkan
maksiat lahir tidak bisa dihindarkan dari manusia. Bahkan para sufi menganggap
maksiat batin sebagai najis maknawi, yang karena adanya najis tersebut, tidak
memungkinkan mendekati Tuhan (taqarrub Ila Alloh).
Maksiat batin berasal dari dalam hati manusia, atau digerakkan oleh tabiat hati.
Sedangkan hati memiliki sifat yang tidak tetap, berbolak-balik, berubah-ubah, sesuai
dengan keadaan atau sesuatu yang mempengaruhinya. Hati terkadang baik, simpati,
dan kasih sayang, tetapi disaat lainnya hati terkadang hati jahat, pendendam, syirik
dan sebagainya.
E. Metode Menghindari dan Mengobati Akhlak Tercela

1. Menghindari makanan- minuman yang syubhat dan haram.


2. Memilih teman pergaulan dan milleuw yang baik.
3. Melakukan riadhah seperti muhasabah, mujahadah, dzikir.
4. Melakukan metode Takhalli, Tahalli dan Tajalli.
5. Menjaga soliditas iman.

Contoh Akhlak Tercela Dan Cara Menghindarinya.


Secara umum menjauhi sifat tercela dapat dilakukan dengan selalu menerima apa
yang telah diberikan Allah,selalu mengontrol diri agar tidah terjerumus dalam
keburukan dan selalu berdzikir kepada Allah SWT. Dibawah ini adalah beberapa
contoh sifat tercela dan cara menghindarinya, yaitu :
a. Israaf
Berlebih-lebihan (israaf)adalah melakukan sesuatu di luar batas ukuran yang
menimbulkan kemudharatan baik langsung ataupun tidak kepada manusia dan alam
sekitarnya. Pada dasarnya sikap berlebih-lebihan akibat dari sikap manusia yang tidak
bisa mengendalikan hawa nafsunya. Sekecil apa pun perbuatan manusia berlebih-
lebihan akan memberi dampak negatif bagi manusia dan alam sekitarnya seperti
kerusakan moral, harta benda dan kerusakan alam.
Sikap berlebih-lebihan sangat dibenci Allah, sebagaimana dalam firmannya :
Artinya: Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah
antara yang demikian.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari sikap berlebih-lebihan antara
lain:
- Memikirkan dan merenungkan akibat dan bahaya Israf.
- Mengenjdalikan nafsu, dan mengarahkan untuk memikul beban dan kesulitan
seperti shalat malam, shadaqah, shaum sunat , dll.
- Senantiasa memperhatikan sunnah dan perjalanan hidup Rasulullah SAW
- Selalu memperhatikan kehidupan orang-orang salaf dari kalangan sahabat,
mujahiddin dan ulama.
- Tidak menjalin persahabatan dengan orang-orang Israf.

b. Tabdzir
Kata tabzir berasala dari kata bahasa arab yaitu bazara,yubaziru tabzir yang artinya
pemborosan sihingga menjadi sia-sia, tidak berguna atau terbuang. Secara istilah
tabzir adalah membelanjakan/mengeluarkan harta benda yang tidak ada manfaatnya
dan bukan dijalan Allah. Sifat tabzir ini timbul karena adanya dorongan nafsu dari
setan dan biasanya untuk hal-hal yang tidak disenagi oleh Allah serta ingin dipuji
oleh orang lain
Jika israf menekankan pada berlebih-lebihannya maka, tabzir menekankannya pada
kesia-sian benda yang digunakan itu. Sikap tabzir dapat terjadi dalam berbagai hal,
misalnya boros dalam menggunakan uang, boros dalam menggunakan harta, boros
dalam menggunakan waktu dan lain sebagainya. Agama Islam melarang pada setiap
umatnya untuk berlaku boros, karena hal tersebut dapat merugikan pada diri sendiri
dan orang lain. Perilaku tabzir dilarang oleh Allah swt sebagaimana firman-Nya yang
artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-
hamburkan (hartamu) secara boros.
Cara menghindari sifat tabzir :
- Memiliki keinginan yang kuat untuk membina kepribadian istri dan anak-anaknya.
- Selalu memikirkan dan merenungkan realita kehidupan manusia pada umumnya
dan kaum muslimin khususnya.
- Memikirkan dan merenungkan akibat dan bahaya tabzir.
- Tidak menjalin persahabatan dengan orang-orang tabzir.

- Selalu ingat karakter jalan hidup yang penuh beban dan penderitaan.
c. Fitnah
Dalam bahasa sehari-hari kata fitnah diartikan sebagai penisbatan atau tuduhan
suatu perbuatan kepada orang lain, dimana sebenarnya orang yang dituduh tersebut
tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan. Maka perilaku tersebut disebut
memfitnah. Allah SWT berfirman:
Artinya: Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga)
ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi
kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang
zalim.
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghindari fitnah:
- Selalu waspada dan hati-hati dalam setiap masalah.
- Jangan membuka rahasia atau aib orang lain.
- Menumbuhkan rasa persamaan dan kasih sayang seama manusia,dll

d. Serakah
Serakah artinya merasa tidak senang dan tidak cukup degan apa yang telah didapat
nya sekarang meskipun yakin bisa mendapatkan lebih banyak. Sifat serakah dapat
dihindari dengan cara :
- Menyadari bahwa manusia bukan hanya sebagai makhluk pribadi akan tetapi juga
sebagai makhluk sosial yang hidupnya saling membutuhkan.
- Menyadari bahwa nikmat seperti rizki dan musibah seperti penyakit berasal dari
Allah untuk semua manusia
- Melatih diri untuk membiasakan membantu orang lain dan memperhatikan
kepentingannya.

e. Dendam
Dendam dalam bahasa Arab disebut juga dengan Al-Hiqdu . Menurut Al-
Gazali dalam bukunya Ihya Ulumud Din jilid III, dijelaskan bahwa Hiqdu atau
dendam berawal dari sifat pemarah. Sifat marah (gadab) itu terus dipelihara dan tidak
segra diobati dengan memaafkan, maka akan menjadi dendam terhadap orang yang
menyakiti kita.
Pengertian dendam secara istilah adalah perasaan ingin membalas karena sakit hati
yag timbul sebab permusuhan, dan selalu mencari kesempatan untuk melampiaskan
sakit hatinya agar lawannya mendapat celaka, barulah ia merasa puas.
Sifat dendam dapat dihindarkan dengan cara sebagai berikut:
- Melihat suatu masalah secara obyektif.
- Bila diri sendiri berbuat salah segera minta maaf dan bila pihak lain yang berbuat
salah dengan ikhlas memberi maaf,serta menyadari bahwa tiada manusia yang
sempurna.

f. Takabur
Takabbur adalah: merasa paling mulia (serba bisa, paling hebat), adapun secara
istilah yaitu menetapkan sesuatu pada dirinya terhadap segala sifat yang baik dan
luhur karena memiliki harta yang banyak atau ilmu yang tinggi.Dari pengertian
diatas, takabbur dapat diartikan merasa atau menganggap diri besar dan tinggi yang
disebabkan oleh adanya kebaikan atau kesempurnaan pada dirinya, baik berupa harta,
ilmu atau yang lainnya. Usaha menjauhi sifat takabur dapat ditempuh dengan cara :
- Menyadari hakikat kejadian manusia dan meyakini kebesaran Allah.dengan cara
demikian akan tumbuh sifat rendah hati, tidak takabur atau sombong.
- Membentengi diri dari setiap pengaruh yang menyebabkan takabur.

Vous aimerez peut-être aussi