Vous êtes sur la page 1sur 2

Gambaran Kasusnya

RS. Harapan Bunda yang membantah tidak memotong dua ruas jari telunjuk anak E, tetapi
terlepas dengan sendirinya karena jaringan mati atau necrosis. Setelah menggunting ruas jari
anak E. sang dokter dengan cepat membalut jari anak E. dengan perban dan menuju ke ruang
perawatan. Tanpa ada pemberitahuan sama sekali jari anak E dipotong. Setelah dipotong dokter
baru mengatakan bahwa jaringan pada jari telah mati.
keluarga membantah bahwa ada pernyataan pihak rumah sakit bahwa sudah ada izin keluarga
untuk diamputasi. Pihak rumah sakit sempat berjanji akan melakukan perawatan dan
pengobatan untuk jari anak E. jika diamputasi secara paripurna dengan memasang tulang
tambahan serta skin draft. Awalnya dokter mengakui kesalahan dia, sehingga ada juga bagian
tubuh lain yang membiru seperti telapak tangan sampai jari telunjuk. Namun, dengan
penyangkalan atas perbuatan yang dilakukan diduga untuk upaya dalam menggugurkan
tuntutannya, ayah korban mengaku akan membawa kasus ini ke polisi jika pihak rumah sakit
tidak memberikan jaminan atas tuntutannya itu.
Kerugian
1. Rumah Sakit dan dokter yang telah berjanji akan memberikan perawatan dan
pengobatan melanggar janji yang telah disepakati dan Dokter tersebut lalai dalam
melakukan tugasnya dengan menghilangkan fungsi organ tubuh pasien dengan tidak
memberikan konpensasi atas tindakan yang telah menghilangkan jari pada anak E.
2. Kelalaian yang dilakukan oleh tenaga medis tersebut dikorbankan untuk menutupi
kesalahan tenaga medis tersebut dengan menghilangkan jari anak E. yang semestinya
tidak diamputasi dan terdapat upaya lain yang dapat dilakukan.
3. Anak E tidak memiliki jari yang utuh lagi seperti seharusnya
4. Pulihnya keadaan bayi E. yang diharapkan oleh orang tuanya untuk kebaikan anak E.
menjadi berakibat pada hal yang buruk.
Undang-undang yang dilanggar
1. UU Praktek Kedokteran No 29/2004 pasien dalam menerima pelayanan dalam
praktek kedokteran, mempunyai hak dalam mendapatkan penjelasan secara lengkap
tentang tindakan medis, meminta pendapat dokter, mendapatkan pelayanan sesuai
degan kebutuhan medis, menolak tindakan medis dan mendapatkan isi rekam namun
pasien juga mempunyai kewajiban kepada dokter untuk memberika informasi yang
lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya, mematuhi ketentuan yang berlaku di
sarana pelayanan kesehatan dan nasehat dan petunjuk dokter serta memberikan
imbalan jasa atau pelayanan yang diterima.
2. Pasal 360 ayat 2 KUHP barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka
sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat
menjalankan jabatannya atau pekerjaannya sementara, dihukum dengan hukuman
penjara selama-lamanya 9 bulan atau hukuman kurungan selama 6 bulan atau dendan
setinggi-tingginya Rp. 4500
3. Pasal 360 ayat 1 KUHP barang siapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain
mendapat luka-luka, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau
kurungan paling lama 1 tahun
Sangsi atau hukuman

Pelajaran Bagi Perawat


Sebagai perawat tidak boleh lalai terhadap tugas yang telah diberikan dengan
mempertanggung jawab kan tindakkan yang telah di lakukan dan tetap
mendokumentasikannya dengan jujur dan tidak melebih-lebihkannya. Perawat melakukan
tindakkan sesuai prosedur tindakan dan perawat harus tetap profesional. Perawat juga harus
selalu mempertimbangkan tindakkan yang akan diberikan kepada pasien tersebut dengan
tidak lupa memberikan lembar persetujuan kepada klien atau keluarga klien tentang
tindakkan yang akan dilakukan.

Vous aimerez peut-être aussi