Disetiap senandung kata dihatiku ini Selalu ada terbesit sebuah nama yang kukenali Nama yang indah seperti pelangi Nama yang kuinga dipagi hari Saat dimana hari-hari kumulai.. Kerinduanku pada dirimu kasih Cukup dengan senyuman mewakili Walau banyak orang yang kudekati Namun hanya dirimu satu dihati Dirimu yang kusayangi Cintaku hanya untukmu kasih Aku memang tidak mengerti arti rasa ini Namun demi dirimu pujaan hati Kan kucoba tuk pahami Walau harus beribu kali.. Kutau kita saling mendustai Namun dusta itulah yang menjadikan kau bagai pelangi Kan kucoba tuk mengerti Karna dirimu takkan pernah menjadi, Milikku selamanya pujaan hati Tapi, Cintaku untukmu kasih takkan pernah mati....
(Messa Nasti Putri 2013)
NAMA : MESSA NASTI PUTRI NIM : 16129347 TUGAS APRSIASI SASTRA ANAK Pengertian, Manfaat, Dan Kandungan Nilai Sastra Anak A. Pengertian Sastra Anak Sastra anak memiliki ciri atau karakteristik khusus yang membedakannya dengan sastra secara umum/sastra orang dewasa. Itulah sebabnya, pengertian sastra secara umum tidak serta merta dapat diberlakukan untuk pengertian sastra anak. Dalam pengertian sederhana, Nurgiyantoro (2005:12) mendefinisikan sastra anak sebagai karya sastra yang menempatkan sudut pandang anak sebagai pusat penceritaan. Pengertian lain seperti dikemukakan oleh Sarumpaet (2010:3). Menurutnya, sastra anak adalah karya sastra yang khas (dunia) anak, dibaca anak, serta pada dasarnya dibimbing orang dewasa. Kurniawan (2009:5) dalam definisinya menyatakan bahwa sastra anak adalah sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Pendapat di atas mengisyaratkan beberapa hal penting tentang pengertian sastra anak. Pertama, sastra anak dapat diciptakan oleh siapa saja, anak-anak bahkan orang dewasa, yang utama adalah dasar penciptaannya disesuaikan dengan kapasitas intelektual dan psikologi usia anak. Kedua, bahasa yang digunakan harus relevan dengan tingkat penguasaan dan kematangan bahasa anak. Artinya, bahasa yang digunakan dalam karya sastra anak pun disesuaikan dengan tingkat penguasaan kosakata dan struktur kalimat anak-anak. Ketiga, substansi atau kandungan karya sastra anak lebih banyak memuat berbagai seluk beluk kehidupan anak-anak, misalnya persahabatan, cinta kepada orang tua, maupun keindahan alam. Keempat, sastra anak hakikatnya diciptakan untuk dibaca oleh anak-anak, bukan berarti sastra anak tidak dapat dibaca oleh orang dewasa dan dapat dibaca oleh siapa saja karena keteladanan dalam sastra anak dapat dimanfaatkan oleh siapa saja yang sempat membacanya.
B. Genre Sastra Anak
Sebagaimana halnya dalam sastra dewasa, sastra anak juga mengenal apa yang disebut genre. Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat karakteristik umum (Lukens, 2003:13). Atau menurut Mitchell (2003:5-6). Secara garis besar Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalam enam macam, yaitu : 1. Realisme Realisme dalam sastra dapat dipahami bahwa cerita yang dikisahkan itu mungkin saja ada dan terjadi walau tidak harus bahwa ia memang benar-benar ada dan terjadi. Karakteristik umum cerita realisme: narasi fiksional yang menampilkan tokoh dengan karakter yang menarik, dikemas dalam latar tempat dan waktu yang memungkinkan. Cerita realisme, bercerita tentang masalah social, menampilkan tokoh utama protagonis sebagai pelaku cerita. Untuk cerita anak, cerita lebih banyak diselesaikan, tetapi harus tetap mempertahankan logika cerita. Jenis cerita realisme : Realisme binatang, Realisme historis, Realisme olahraga. 2. Fiksi Formula Genre ini sengaja disebut sebagai fiksi formula karena memiliki pola pola tertentu membedakannya dengan jenis yang lain. Jenis sastra anak yang dapat dikategorikan kedalam fiksi formula adalah cerita misteri dan detektif, cerita romantis, dan novel serial. 3. Fantasi Cerita fantasi dikembangkan lewat imajinasi yang lazim dan dapat diterima sehingga sebagai cerita dapat diterima oleh pembaca. Jenis sastra anak yang dapat dikelompokkan ke dalam fantasi ini adalah cerita fantasi, fantasi tingkat tinggi, dan fiksi lain. 4. Sastra Tradisional Istilah tradisional dalam kesastraan menunjukkan bahwa itu berasal dari cerita yang telah mentradisi, tidak diketahui kapan dan siapa penciptanya, dan dikisahkan secara turun temurun secara lisan. Jenis cerita nya yaitu : Fabel adalah cerita binatang yang dimaksudkan sebagai personifikasi karakter manusia. Dongeng Rakyat merupakan salah satu bentuk dari cerita tradisional. Mitos merupakan cerita masa lampau yang dimiliki oleh bangsa bangsa di dunia, di dalam mitos terkandung unsur tata nilai kehidupan masyarakat. Legenda merupakan cerita tradisional yang dikaitkan dengan aspek kesejarahan sehingga, seolah-olah mengesankan bahwa ceritanya memiliki kebenaran sejarah. Epos merupakan cerita panjang yang berbentuk syair atau puisi dengan pengarang yang tidak pernah diketahui, anonim. 5. Puisi Sebuah karya sastra berbentuk puisi jika di dalamnya terdapat pendayagunaan berbagai unsur bahasa untuk mencapai efek keindahan 6. Nonfiksi Bacaan nonfiksi dapat dikelompokkan dalam subgenre buku informasi dan biografi. Buku informasi: memberikan informasi fakta, konsep, hubungan antar fakta yang menstimulasi keingintahuan anak/pembaca. Biografi: buku yg berisi riwayat hidup seseorang.
C. Ciri-Ciri Sastra Anak
Secara umum, sastra anak mempunyai ciri-ciri yang sama seperti karya sastra lainnya. Walaupun demikian, ada beberapa ciri khusus dari karya sastra anak. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut. 1. Bahasanya sederhana. Artinya, penggunaan bahasa dalam sastra anak disesuaikan dengan tingkat penguasaan bahasa anak-anak.
2. Substansi sastra anak berhubungan langsung dengan kehidupan anak-anak.
D. Manfaat Sastra Anak
Ditinjau dari segi fungsi pragmatiknya, sastra anak berfungsi sebagai pendidikan dan hiburan. Fun gsi pendidikan pada sastra anak memberi banyak informasi tentang sesuatu hal, memberi banyak pengetahuan, memberi kreatifitas atau keterampilan anak, dan juga memberi pendidikan moral pada anak. Dalam pandangan Tarigan (2011 : 6-8), terdapat enam manfaat sastra terhadap anak-anak : 1. Sastra memberikan kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan kepada anak-anak. 2. Sastra dapat mengembangkan imajinasi anak dan membantu mereka mempertimbangkan dan- memikirkan alam, insan, pengalaman, atau gagasan dengan berbagai cara. 3. Sastra dapat memberikan pengalaman baru yang seolah-olah dialami sendiri oleh para anak. 4. Sastra dapat mengembangkan wawasan para anak menjadi perilaku insani. 5. Sastra dapat menyajikan serta memperkenalkan kesemestaan pengalaman kepada para anak. 6. Sastra merupakan sumber utama bagi penerusan warisan satu generasi kegenerasi berikutnya.
E. Kandungan Nilai Sastra Anak
Sastra anak bagi anak yang sedang dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan yang melibatkan berbagai aspek yang secara garis besar dikelompokkan ke dalam nilai personal dan nilai pendidikan. 1. Nilai Personal a. Perkembangan Emosional Sastra lisan yang berwujud puisi-lagu dapat merangsang kegembiraan anak, merangsang emosi anak untuk bergembira, bahkan ketika anak masih berstatus bayi. Dalam perkembangannya setelah anak dapat memahami cerita, baik diperoleh lewat pendengaran maupun lewat kegiatan membaca sendiri, anak akan memperoleh demonstrasi kehidupan sebagaimana yang diperagakan oleh para tokoh cerita. b. Perkembangan Intelektual Untuk dapat memahami cerita, anak harus mengikuti logika hubungan. Pembelajaran seni yang antara lain bertujuan untuk menanam pupuk, dan mengembangkan daya apresiasi sejak anak usia dini, juga diyakini berperan besar dalam menunjang perkembangan kemampuan diri seorang anak. c. Perkembangan Imajinasi Sastra yang notabene adalah karya yang mengandalkan kekuatan imajinasi menawarkan petualangan imajinasi yang luar biasa kepada anak. Imajinasi dalam pengertian ini jangan dipahami sebagai khayalan atau daya khayal saja, tetapi lebih menunjuk pada makna pemikiran yang kreatif, jadi ia bersifat produktif. d. Pertumbuhan Rasa Sosial Bacaan cerita sastra yang mengeksploitasi kehidupan bersosial secara baik akan mampu menjadikannya sebagia contoh bertingkah laku sosial kepada anak sebagaimana aturan sosial yang berlaku. e. Pertumbuhan Rasa Etis dan Religius Nilai-nilai sosial, moral, etika, dan religius, perlu ditanamkan kepada anak sejak dini secara efektif lewat sikap dan perilaku hidup keseharian. Pada umumnya anak akan mengidentifikasikan diri dengan tokoh-tokoh yang baik itu, dan itu berarti tumbuhnya kesadaran untuk meneladani sikap dan perilaku tokoh tersebut. 2. Nilai Pendidikan a. Eksplorasi dan Penemuan Berhadapan dengan cerita, dapat membantu anak berpikir secara logis dan kritis yang demikian dapat dibiasakan dan atau dilatihkan lewat eksplorasi dan penemuan penemuan dalam bacaan cerita sastra. b. Perkembangan Bahasa Sastra adalah sebuah karya seni yang bermediakan bahasa. Bahasa dipergunakan untuk memahami dunia yang ditawarkan, tetapi juga berfungsi meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Bacaan sastra untuk anak yang baik antara lain adalah yang ditingkat kesulitan berbahasanya, karena bahasa yang terlalu sederhana untuk usia tertentu, baik kosakata maupun struktur kalimat, justru kurang meningkatkan kekayaan bahasa anak. c. Pengembangan Nilai Keindahan Sebagai salah satu bentuk karya seni, sastra memiliki aspek keindahan. Keindahan itu dalam genre puisi antara lain dicapai dengan pemainan bunyi, kata, dan makna. Keindahan dalam genre fiksi antara lain dicapai lewat penyajian yang menarik, bersuspense tinggi, dan diungkap lewat bahasa yang tepat d. Penanaman Wawasan Multikultural Sastra tradisional, mengandung berbagai aspek kebudayaan tradisional masyarakat pendukungnya , maka dengan membaca cerita tradisional dari berbagai daerah akan di peroleh pengetahuan dan wawasan tentang kebudayaan masyarakat yang bersangkutan e. Penanaman Kebiasaan Membaca Peran bacaan sastra selain ikut membentuk kepribadian anak, juga menumbuhkan dan rasa ingin dan mau membaca, yang akhirnya membaca tidak terbatas hanya pada bacaan sastra. Sastra dapat memotivasi anak untuk mau membaca.