Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KUMPULAN ASUHAN
KEPERAWATAN
(Askep Komunitas Anak
Usia Sekolah)
2012
WWW.SAKTYAIRLANGGA.WORDPRESS.COM
Definisi anak usia sekolah
Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa
nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak. Menurut UU no
20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan masuk usia anak
adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American Academic of
Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan usia anak
yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan
berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan
karakteristik kesehatannya. Usia anak sekolah dibagi dalam usia prasekolah,
usia sekolah, remaja, awal usia dewasa hingga mencapai tahap proses perkembangan
sudah lengkap. (Widodo, 2005)
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat
berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan
kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah
kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan
perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan
menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Sayangnya
permasalahan tersebut kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua atau para
klinisi serta profesional kesehatan lainnya. Pada umumnya mereka masih banyak
memprioritaskan kesehatan anak balita. (Widodo, 2005)
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 2
Rohani : Anak mulai memasukkan dalam pikirannya tentang Tuhan mulai
memisahkan konsep pikiran tentang Tuhan dengan orangtuanya.
Sosial : Kegiatan anak mulai berkelompok dan mengarah pada tujuan tetapi
masih egosentris, kegiatannya hanya satu jenis dan mulai membuat Gang dengan
kompetisi tinggi. (Widodo, 2005)
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 3
6. Mensosialisasikan anak meningkatkan prestasi sekolah memupuk hubungan
sebaya. Membina hubungan anak dengan teman akan meningkatkan pola adaptasi
anak terhadap lingkugan barunya.
7. Memelihara hubungan perkawinan yang memuaskan karena perkawinan dapat
menimbulkan konflik-konflik yang dapat menurunkan keharmonisan. Meningkatkan
komunikasi yang terbuka dan saling mendukung dalam hubungan suami istri.
8. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
Harus mengecek kesehatan anak secara berkala misalnya: fungsi pengliharan,
pendengaran kemampuan berbicara. Tujuannya untuk mengantisipasi akibat/keadaan
yang mungkin terjadi. (Anonim, 2010)
Cara mencapai tugas perkembangan :
a. Anak diberi motivasi untuk belajar, memperhatikan kebutuhan sosial anak.
b. Meningkatkan komunikasi yang terbuka dan mendukung hubungan suami istri,
rekreasi orang tua saja.
c. Mengajarkan dan membiasakan cara hidup sehat.
d. Memberikan tempat aktivitas yang nyaman.(Anonim, 2010)
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 4
benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri. Pada anak usia SLTP dan
SMU (remaja), masalah kesehatan yang dihadapi biasanya berkaitan dengan perilaku
berisiko seperti merokok, perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), kehamilan yang tak diingini,
abortus yang tidak aman, infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS.
Permasalahan lain yang belum begitu diperhatikan adalah masalah gangguan
perkembangan dan perilaku pada anak sekolah. Gangguan perkembangan dan
perilaku pada anak sekolah sangat bervariatif. Bila tidak dikenali dan ditangani sejak
dini, gangguan ini akan mempengaruhi prestasi relajar dan masa depan anak. Selanjutnya
akan divas tentang permaslahan kesehatan anak usia sekolah di anatarnya adalah
penyakit menular, penyakit non infeksi, gangguan pertumbuhan, gangguan
perkembangan dan perilaku. (Hendra, 2007)
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 5
bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang terangkat karena
terbakar) dan terakhir menjadi benjolan-benjolan kecil berisi cairan.
4. Mumps (Gondong)
Penyakit gondong adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus gondong.
Penularannya terjadi melalui udara. Gejala-gejalanya adalah demam 3-5 hari,
pembengkakan di daerah pipi yang berdekatan dengan telinga bagian bawah, rasa
kurang enak badan, nyeri kepala dan rasa sakit bila menelan atau mengeluarkan air
liur. Komplikasi paling sering adalah radang otak dan radang buah pelir atau
kandung telur (14-35%) yang dapat mengakibatkan kemandulan.
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 6
Upaya peningkatan kesehatan anak usia sekolah
PAMSIMAS
Salah satu kegiatan Kesehatan Sekolah Program PAMSIMAS adalah
membangun jamban sekolah dan sarana cuci tangan. Sekolah harus memberikan
pengajaran baik kepada guru maupun murid bagaimana cara memelihara jamban
sekolah yang akan di bangun dan sarana cuci tangan. Misalnya seorang guru di
serahkan tanggung jawab untuk pemeliharaan jamban. Ia akan mengkoordinasi murid
dengan cara membuat roster atau jadwal membersihkan jamban dan sarana cuci tangan
yang dibagi secara merata antara murid laki-laki dan murid perempuan.
Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu
untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat
berbeda jauh dengan jamban guru. Di mana jamban murid sangat jauh dari kondisi
bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak. Akibatnya banyak
murid yang kemudian buang air baik buang air kecil maupun buang air besar di
halaman sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan
untuk menjadi sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah tidak
dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang masih duduk di kelas 1 atau
2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban yang kondisinya gelap, berbau dan
kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat jamban dengan
penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari beserta
ventilasi yang memadai. (Departemen Kesehatan RI, 2008)
Adapun rincian kegiatan program Promosi Kesehatan di sekolah :
1. Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk
pendidikan menjaga kebersihan jamban sekolah
2. Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah
3. Penggalakan cuci tangan dengan sabun
4. Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan individu,
dan kesehatan masyarakat
5. Program pemberantasan kecacingan
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 7
6. Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL
7. Pelatihan guru dan murid tentang PHAST
8. Kampanye, Sungai Bersih, Sungai Kita Semua
9. Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang
terlibat di sekolah, mencakup:
a. Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian
tugas guru pembina dan komite sekolah\
b. Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya
(Departemen Kesehatan RI, 2008)
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 8
kekurangan program, tentan g cara menggunakan berbagai sumber daya yang
ada, serta memaksimalkan investasi dalam pemanfaatan untuk melakukan promosi
kesehatan.
c. Penguatan kapasitas
Kemampuan ker]a dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah harus
dapat dilaksanakan secara optimal. Untuk itu berbagai sektor terkait harus
diyakini dapat memberikan dukungan untuk memperkuat program promosi
kesehatan di sekolah. Dukungan berbagai sektor ini dapat terkait dalam rangka
penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program
promosi kesehatan sekolah
d. Kemitraan
Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik pemerintah, LSM maupun
usaha swasta akan sangat mendukung pelaksanaan program promosi kesehatan
sekolah. Disamping itu, dengan kemitraan akan dapat mendorong mobilisasi guna
meningkatkan status kesehatan di sekolah.
e. Penelitian
Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan dan
penilaian program promosi kesehatan. Bagi sektor terkait, penelitian merupakan
akses untuk masuk dalam mengembangkan promosi kesehatan di sekolah baik
secara nasional maupun regional, disamping untuk melakukan evaluasi
peningkatan PHBS siswa sekolah.
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 9
sadar sehat. Mulai dari piramida makanan hingga perlunya memperhatikan
kebersihan makanan ketika jajan. Bukan hanya itu, para dokter kecil ini juga
menjalani penyuluhan ke kantin sekolah, serta memberikan pengetahuan kepada
teman sekolahnya mengenai mana jajanan yang sehat dan yang tidak. Jajanan sehat
berarti bersih, tidak basi, dan mengandung zat gizi,. Karena kesadaran arti
pentingnya kesehatan harus ditanamkan sejak kecil, dokter kecil di tingkat sekolah
dasar pun akan direvitalisasi yang nantinya bisa menjadi pahlawan kesehatan
Indonesia yang menjadi teladan dan memberi contoh tentang perilaku hidup bersih
dan sehat kepada teman-temannya yang lain di lingkungan sekolah. (menurut Menteri
Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih )
Menurut penggiat program dokter kecil, dr Handrawan Nadesul, yang pada tahun
1981 membentuk ratusan kader dokter kecil dari siswa SD yang berprestasi ini,
menuturkan, peran dokter kecil mempunyai dampak yang cukup besar dalam
menggerakkan upaya kesehatan yang meliputi urgensi gizi seimbang. Para dokter
kecil ini bukan berarti berperan sebagai dokter, namun lebih tepatnya sebagai
promotor untuk menggerakkan teman-temannya untuk mengetahui makanan yang
baik dan zat gizi yang dikandungnya serta mengonsumsi makanan dengan gizi
seimbang. Di samping itu, peran dokter kecil diharapkan mampu membantu guru dan
petugas kesehatan di sekolah.
www.saktyairlangga.wordpress.com Page
1010
b. Sebagai pengelola kegiatan UKS. Koordinator program UKS di Puskesmas.
c. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan .
Fungsi Perawat Sekolah
a. Mengajukan atau membuat kebijakan untuk menjamin pelaksanaan program
kesehatan secara terintegrasi dan komprehensif.
b. Penanganan kasus/manajemen kasus untuk membantu keluarga dalam memenuhi
kebutuhan, terutama yang terkait dengan anak didiknya.
c. Manajemen program, sehingga system dan aktivitas kesehatan sekolah dapat
berjalan dan berkembang sebagai bagian integral dari system kesehatan masyarakat.
d. Bertanggung jawab terhadap upaya proteksi dan promosi kesehatan.
www.saktyairlangga.wordpress.com Page
1111
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Data inti
Anak usia sekolah adalah anak yang sedang menekuni proses pendidikan mulai
pada tingkat pra sekolah (TK), sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama dan
menengah atas. Pada tahap ini masalah kesehatan sangat berpengaruh pada kualitas
tumbuh kembang anak di kemudian hari pada saat dewasa. Gangguan kesehatan yang
sering timbul pada usia sekolah adalah gangguan kesehatan umum, gangguan
perilaku, gangguan perkembangan fisiologis hingga gangguan dalam belajar. Untuk
mencegah atau mengurangi potensi komplikasi dan permasalahan kesehatan anak,
perlu dilakukan deteksi dini gangguan kesehatan agar tidak berkembang menjadi
masalah berat. Deteksi dini bisa dilakukan dengan meningkatkan perhatian yang lebih
www.saktyairlangga.wordpress.com Page
1212
besar terhadap usia sekolah, sama halnya dengan perhatian ketika anak masih balita.
Hal ini dilakukan dengan harapan tercipta anak usia sekolah yang sehat, cerdas dan
berprestasi baik.
2. Lingkungan fisik
a. Anak dan pembangunan lingkungan
Orang dewasa pada umumnya berpendapat bahwa pembangunan yang cocok bagi
dirinya, maka cocok pula bagi anak-anak, sehingga anak dipandang tidak penting
untuk didengarkan pendapat dan aspirasinya dalam merencanakan dan menentukan
arah pembangunan. Sesungguhnya melalui wadah partisipasi anak, anak dapat diajak
bekerjasama dalam mengatasi persoalan-persoalan yang berhubungan dengan
(pembangunan) lingkungannya (Adams & Ingham, 1998:51). Pemerintah dapat
berkomunikasi dengan mereka, karena mereka mempunyai persepsi, pandangan dan
pengalaman mengenai lingkungan kota tempat mereka tinggal, sehingga pemerintah
dapat menemukan kebutuhan atau aspirasi mereka.
b. Anak dan lingkungan tempat tinggal
Hal yang perlu dilakukan agar anak akrab dengan lingkungan tempat tinggalnya
antara lain adalah:
1) Keluarga perlu melakukan penerapan kombinasi pola asuh antara otoriter, bebas
dan demokratis secara seimbang dan konsisten, supaya kepercayaan diri anak tinggi.
2) Rumah yang layak huni adalah rumah yang menjamin keamanan, ketenangan dan
kenyamanan penghuni.
c. Anak dan lingkungan masyarakat
Pada lingkungan masyarakat, diharapkan anak dapat lebih menyesuaikan diri dengan
lingkungan masyarakat, untuk itu perlu dilakukan adalah:
1) Perlu ada inisiatif dan kemauan keras ketua RT dan RW untuk menjalankan
organisasi dengan membentuk kegiatan-kegiatan yang berdampak langsung pada
warga, khususnya anak-anak, seperti kerja bakti.
2) Menjaga sanitasi lingkungan, karena berdampak langsung pada kesehatan
lingkungan, terutama terhadap anak-anak yang rentan terhadap berbagai resiko yang
ditimbulkan oleh lingkungan
www.saktyairlangga.wordpress.com Page
1313
d. Anak dan lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah yang diharapkan anak adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai ruang WC yang menjadi salah satu fasilitas yang penting di sekolah.
2) Desain bangunan sekolah bertingkat perlu dilengkapi ruang bermain bagi anak
yang aman dan nyaman di setiap lantai.
3) Waktu sekolah pagi dan petang dipertimbangkan untuk diterapkan secara
bergantian.
4) Perlu menggunakan metode Cara Belajar Siswa Aktif.
5) Penyusunan peraturan dan tata tertib sekolah, pimpinan sekolah dan guru perlu
mengikutsertakan murid-murid.
3. Pelayanan kesehatan
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan di Indonesia, yakni Indonesia
Sehat 2010 telah ditetapkan sejumlah misi, strategi, pokok-pokok program serta
program-programnya. Salah satu program yang dimaksud adalah Program Usaha
Kesehatan Sekolah. UU No. 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan
menyebutkan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah wajib di selenggarakan di sekolah.
Promosi Kesehatan Sekolah dibuat untuk mendukung program peningkatan
Sarana Air Bersih dan Sanitasi dan untuk memperluas manfaat kesehatan masyarakat
desa dengan cara meningkatkan pengetahuan dan perilaku kesehatan dan sanitasi pada
anak-anak sekolah dasar. Selain itu Promosi Kesehatan Sekolah bertujuan agar
murid-murid tersebut bertindak sebagai agen perubahan bagi orangtua mereka,
saudara-saudara, tetangga dan kawan-kawan mereka.
Program promosi kesehatan di sekolah harus diintegrasikan ke dalam program
usaha kesehatan sekolah, melalui koordinasi dengan Tim Pembina UKS di tingkat
Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan Pusat. Promosi kesehatan sekolah (dalam
Program PAMSIMAS) harus dikoordinasikan dengan program penyuluhan
kesehatan yang dilakukan oleh PUSKESMAS, Dinas Kesehatan Kabupaten,
Dinas Kesehatan Propinsi dan Departemen Kesehatan Pusat.
4. Ekonomi
www.saktyairlangga.wordpress.com Page
1414
Krisis moneter dan ekonomi yang terjadi di Indonesia yang berkepanjangan dan
masih berlangsung hingga kini, jelas berdampak negative terhadap kesehatan dan gizi
penduduk. Dampak ini lebih nyata pada ibu hamil dan anak-anak, tidak terkecuali
anak usia sekolah dasar (SD) yang merupakan kelompok pendudukyang paling rentan
terhadap gangguan gizi dan pelayanan kesehatan, ekonomi yang berkepanjangan ini
memicu penurunan daya beli masyarakat dan kalangan hasil produksi pertanian,
sehingga makanan yang dikonsumsi penduduk terutama mereka dikelas bawah
miskin akan menurun dari segi kuantitas dan kualitas.
5. Keamanan dan transportasi
Pemerintah kota agar menyediakan layanan transportasi yang
mempertimbangkan kebutuhan anak. Selain itu pemerintah kota dalam membuat
kebijakan mengenai transportasi umum, menurut Jill Swart Kruger dan Louise
Chawla (Kruger, 2002) perlu:
a. Memperkenalkan jarak, jenis dan ukuran transportasi umum.
b. Mempertimbangkan pembuatan tiket tunggal untuk semua jenis transportasi
umum.
c. Mempertimbangkan penggunaan bus khusus pada hari minggu dan libur untuk
anak dan keluarganya ke tempat rekreasi.
6. Politik dan pemerintah
Pada lingkungan masyarakat, diharapkan anak dapat lebih menyesuaikan diri
dengan lingkungan masyarakat.
7. Komunikasi
Hasil survei Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI)5 menunjukkan bahwa
acara televisi untuk anak-anak cenderung mengalami peningkatan. Hasil survei ini
menunjukkan bahwa alasan yang utama para reponden (anak-anak) untuk
menonton televisi adalah hiburan (72%) dan jenis acara yang sering ditonton termasuk
infotainmen (gosip, telenovela, sinetron).
Televisi adalah seperti pisau yang dapat bermanfaat untuk kebaikan atau bisa
berbahaya jika penggunaannya tidak terkendali. Oleh karena itu kuasa negatif televisi
ini perlu dikurangi atau dialihkan ke hal-hal yang mendidik dan membangun.
www.saktyairlangga.wordpress.com Page
1515
8. Pendidikan
Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan tentang
hubungan antara air, jamban, perilaku dan kesehatan juga menjadi kegiatan yang
penting dalam program kesehatan sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara
air-kondisi sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana sanitasi dapat melindungi
kesehatan kita; bagaimana penyakit dapat timbul dari kondisi sanitasi dan perilaku
yang buruk; Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit
Kecacingan; dan monitoring kualitas air. Materi-materi pembelajaran bagi siswa
dilaksanakan secara partisipatif menggunakan metode PHAST. Guru-guru sebagai
tenaga pengajar akan di beri pelatihan terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan
setempat dan Tim Fasilitator Masyarakat, khususnya TFM bidang kesehatan.
9. Rekreasi
Menurut Hendricks (Hendricks: 2002) perencanaan taman bermain yang ramah
terhadap anak harus mempertimbangkan hasil konsultasi dengan anak, seperti
bagaimana mereka menggunakan ruang dan apa yang mereka ingin lakukan,
sehingga dalam proses pengembangannya tidak perlu melakukan pengekangan terhadap
anak. Proses konsultasi dengan anak harus dilakukan dengan baik seperti yang
dilakukan terhadap orang dewasa.
www.saktyairlangga.wordpress.com Page
1616
DAFTAR PUSTAKA
www.saktyairlangga.wordpress.com Page
1717