Vous êtes sur la page 1sur 2

Analisis data

Pada praktikum yang kami lakukan, kami mengamati bagian saraf iskhiadikus dan
otot gastroknemius menggunakan bantuan larutan ringer yang diberikan setiap
dilakukan perlakuan terhadap masing-masing otot dan saraf. Pemberian larutan ringer
berfungsi untuk menjaga kesegaran saraf dan otot, melindungi otot, mempercepat proses
kontraksi, menjaga kedudukan origo dan insersio, agar origo dapat berubah saat
berkontraksi dan melindungi jaringan agar tetap hidup meskipun terpisah dari organ
tubuh lain. Pemilihan otot gastroknemius dikarenakan otot dapat mengadakan kontraksi
secara cepat apabila diberi rangsangan arus listrik, termis, mekanis, kimia dan osmotis
dan dapat dengan mudah diamati karena besar.

Pada saat diberi rangsangan mekanis dengan menjepit saraf iskhiadikus kanan dan
kiri menggunakan pinset, terdapat reaksi pada otot kanan dan kiri. Namun saat otot
gastroknemius yang diberi rangsangan mekanis dengan menjepit kedua otot kanan dan
kiri, tidak terjadi reaksi baik pada otot maupun saraf. Hal ini dapat disebabkan karena
beberapa faktor, diantaranya jepitan yang kurang sehingga tidak terjadi reaksi pada otot,
ataupun terjadi reaksi namun tidak begitu tampak, sehingga sulit diamati.

Saat memberi perlakuan termis, tidak ditemukan respon sama sekali baik pada otot
maupun pada saraf. Walaupun berdasarkan teori, seharusnya ketika otot diberi
rangsangan termis berupa panas akan menimbulkan reaksi. Namun, bisa jadi terdapat
reaksi namun sangat samar karena batang hanya dipanaskan sampai hangat, dimana
belum mencapai batas otot akan memberikan reaksi, dan apabila batang dipanaskan
hingga panas, di khawatirkan ketika disentukan ke saraf akan membakar dan merusak
saraf.

Ketika diberi rangsangan kimiawi dan osmotis berupa tetesan HCl dan penaburan
kristal NaCl, ketika di tetesi pada saraf iskhiadikus tidak terjadi reaksi yang terjadi pada
otot gastroknemiusnya. Namun, ketika otot gastroknemius kanan dan kiri ditetesi oleh
HCl terjadi reaksi berupa kedutan baik otot kanan dan kiri. Begitu pula saat diberi
kristal NaCl pada kedua sarafnya, tidak ditemukan reaksi yang terjadi baik pada saraf
dan ototnya. Namun, ketika otot gastoknemius kanan dan kiri diberi kristal NaCl terjadi
reaksi pula pada otot berupa kedutan. Hal ini disebabkan karena HCl dan NaCl memiliki
ion (Natrium) Na+ dan ion Clor (Cl-) yang dapat memacu otot untuk berkontraksi.

Yang terakhir, dengan pemberian rangsangan listrik pada otot gastroknemius kanan
dan kiri juga saraf iskhiadikus kanan dan kiri di dapatkan hasil adanya kontraksi pada
otot. Hal ini dikarenakan otot gastroknemius peka terhadap tegangan listrik dan bantuan
larutan ringer yang memiliki sifat menghantarkan listrik membantu proses reaksi yang
di sebabkan oleh rangsangan listrik.

Setelah otot gastroknemius kiri dipotong dari saraf iskhiadikus, ketika diberi
perlakuan berupa rangsangan mekanis, termis, kimiawi, osmotis dan listrik, hasil yang
di dapatkan sama dengan ketika belum di potong, hal ini dikarenakan sel-selnya masih
aktif sehingga masih memberikan respon ketika diberi perlakuan.

Mekanisme kerja saraf iskhiadikus ketika diberi rangsang baik berupa mekanis,
termis, kimiawi, ostomits dan listrik akan diterima reseptor. Selanjutnya rangsangan
akan diubah menjadi impuls lalu diteruskan dari saraf sensoris ke mdeula spenalis dan
dari medula spinalis ke saraf motoris. Saraf motoris akan menyalurkan impuls ke
protein-protein kontraktil dalam suatu otot spesifik yang dituju. Hasilnya otot
gastroknemius bergerak saat saraf iskhiadikus diberi rangsangan.

Vous aimerez peut-être aussi