Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PADA ANAK
1. DEFINISI
Gangguan ini merupakan 4 defek yang terdiri dari atas defek
septum ventrikuler, stenosis pulmonary, overriding aorta, dan hipertrofi
ventrikel kanan. Pada bayi bayi kondisi membiru (spell) terjadi bila
kebutuhan oksigen otak melebihi suplainya. Episode ini biasanya terjadi
bila bayi menangis lama, setelah makan dan mengejan. Bayi-bayi ini lebih
menyukai posisi .... chest daripada posisi tegak.. anak anak tampak
sianotis pada bibir dan kuku, keterlambatan tumbuh kembang, bentuk jari
gada (clubbing finger), tubuh sering dalma posisi jongkok untuk
mengurangi hipoksia.
Pingsan atau keterbelakangan mental bisa terjadi akibat hipoksia
kronis pada otak. Kejang dapat terjadi setelah melakukan aktivitas. EKG
memperlihatkan hipertrofi ventrikel kanan.
Kombinasi dari empat jenis gangguan pada jantung : defek septum
vertikal (VSD, ventrikular septal defect); obstruksi saluran aliran keluar
ventrikel kanan (stenosis pulmonal); Hipertrofi ventrikel kanan; dan posisi
aorta yang selalu di kanan (desktroposisi aorta), dengan overridding VSD.
2. ETIOLOGI
Tidak diketahui pasti
Adapun faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tetralogi of
fallot
a. Factor endogen
o Berbagai jenis penyakit genetic : kelainan kromosom
o Anak yang lahir sebelumnya menderita penyait jantung
bawaan.
o Lama Adanya penyakit terlentu dalam keluarga seperti
: DM, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan
bawaan.
b. Factor eksogen
o Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB
oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter
(thalidomide, dextroamphitamine, aminopterin,
amethopterin, jamu), selama hamil, ibu menderita
rubella (campak jerman) atau infeksi firus lainnya,
pajanan terhadap sinar x, gizi yang buruk selama hamil,
ibu yang alkhoholik, usia ibu diatas 40thn (sumber :
ilmu kesehatan anak, 2001).
3. MANIFESTASI KLINIS
Sianosis muncul setelah periode neonatal, walaupun anak yang
mengalami obstruksi aliran ventrikular kanan derajat rendah dapat
asianotik.
Serangan hipersianotik selama masa bayi, juga dikenal sebagai
Tetspeels.
- Peningkatan frekuensi dan kedalaman pernafasan
- Dipsneu awitan mendadak
- Perubahan kesadaran, iritabilitas sistem saraf pusat yang
dapat berkembang sampai letargi
- Sesak biasanya terjadi ketika anak melakukan aktivitas
(misalnya menangis atau mengedan)
- berat badan bayi tidak bertambah
- pertumbuhan berlangsung lambat
- jari tangan seperti tabuh gendering/ gada (clubbing
fingers).
- sianosis/ kebiruan : sianosis akan muncul saat anak
beraktivitas, makan/menyusu,atau menangis dimana
vasodilatasi sistemik (pelebaran pembuluh darah di
seluruhtubuh) muncul dan menyebabkan peningkatan suhu
dari kanan ke kiri (right toleft shunt). Darah yang miskin
oksigen akan bercampur dengan darah yang kayaoksigen
dimana percampuran darah tersebut dialirkan ke seluruh
tubuh.
- Akibatnya jaringan akan kekurangan oksigen dan
menimbulkan gejala kebiruan.
- Anak akan mencoba mengurangi keluhan yang mereka
alami dengan berjongkok yang justru dapat meningkatkan
resistensi pembuluh darah sistemik karena arterifemoralis
yang terlipat. Hal ini akan meningkatkan right to left shunt
danmembawa lebih banyak darah dari ventrikel kanan ke
dalam paru-paru. Semakin berat stenosis pulmonal yang
terjadi maka akan semakin berat gejala yang terjadi.
4. PATOFISIOLOGI
5. KOMPLIKASI
PADA ANAK
1. PENGKAJIAN
A. Identitas
- Identitas pasien : Nama, Umur, Agama, Suku, Pekerjaan, Status,
Alamat, Diagnosa Medis, Tanggal Pengkajian, Tanggal MR
- Penanggung Jawab : Nama, Umur, Pekerjaan, Status, Alamat
B. Riwayat Kesehatan
- Keluhan Utama :
Peningkatan dispnea pada saat kelelahan
- Riwayat kesehatan sekarang :
Keluhan utama dispnea pada saat kelelahan, keluhan diamping
keluhan utama : Sianosis, Tidak mampu menoleransi latihan fisik,
Retardasi pertumbuhan, Kesulitan makan, pertumbuhan dan
perkembangan tidak sesuai dengan usia, sakit kepala, epistaksis
- Riwayat Kesehatan Dahulu
Anak yang sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
- Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluargaTetralogi of falot biasanya juga bisa
dikarenakan kelainan genetik, sepertisindrom down, adanya penyakit
tertentu dalam keluarga sepertihipertensi,diabetes mellitus, penyakit
jantung atau kelainan bawaan.
D. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Kesadaran
Kesadaran pasien ventrikel septum defek dapat mengalami
penurunankarena ketidakadekuatan suplai O2 dan nutrisi ke jaringan
dan otak.
Sirkulasi
Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras di daerah
pulmonalyang semakin melemah dengan bertambahnya derajat
obstruksi.
Respirasi
Sering sianotik mendadak ditandai dengan dyspnea, napas cepat
dandalam, lemas, kejang, sinkop bahkan sampai koma dan kematian.
Eliminasi
Sistem eliminasi pada pasien tetralogi of fallot dalam batas normal.
Neurosensori
Sistem neurosensori pasien tetralogi of fallot dalam batas normal.
Gastrointestinal
Ginggiva hipertrofi, gigi sianotik
Muskuloskeletal
Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih
besar tampak menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan.
Integumen
Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,
bayitampak biru setelah tumbuh. Clubbing finger tampak setelah usia
6 bulani.
Endokrin
Sistem endokrin pada pasien tetralogi of fallot dalam batas normal.
Reproduksi
Sistem reproduksi pada pasien tetralogi of fallot dalam batas normal.
b) TTV :
- Nadi : laju nadi pada TF biasanya bradikardia, iramanya disritmia
pada keadaan ini denyut nadi teraba lebih cepat pada waktu inspirasi
dan lebih lambat pada waktu ekspirasi. (abdul, 2007; 27)
- Tekanan darah : tekanan darah biasanya menurun karena akibat dari
sirkulasi udara yang mengalami hambatan oleh hipertrofi ventrikel
kanan.
- Pernapasan : pada penderita TF anak akan mengalami dispneu bila
melakukan aktivitas fisik, yang dapat disertai juga sianosis dan
takipneu. perlu diperhatikan apakah distres terjadi terutama pada
inspirasi atau ekspirasi. (abdul, 2007; 31).
- Suhu : pada TF normal (36oC-37,5oC).
- Berat badan : pada bayi TF usia 9 bulan berat badan tidak mengalami
pertumbuhan.
c) Inspeksi
Status nutrisi
Gagal tumbuh atau penambahan berat badan yang buruk
berhubungandengan penyakit jantung.
Warna
Sianosis merupakan gambaran umum dari penyakit jantung
congenital.
Deformitas dada
Bentuk dada menonjol akibat pelebaran ventrikel kanand.
Pulsasi
tidak umumTerkadang terjadi pulsasi yang dapat dilihat.
Ekskursi pernafasan
Pernafasan dispnea, nafas cepat dan dalam.
Jari tabuh
Berhubungan dengan beberapa tipe penyakit jantung congenital,
clubbingfinger.
Perilaku
Anak akan sering squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan,
setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa
waktusebelum ia berjalan kembali.3.
e) Auskultasi
Jantung
Mendeteksi adanya murmur jantung.
Frekuensi dan irama jantung
Observasi adanya ketidaksesuaian antara nadi apikal dan perifer.
E. Pemeriksaan Penunjang
Laboraturium
- Saturasi oksigen arteri tidak ada
- Polisitemia terjadi (hematokrit mungkin lebid dari 60%)
Penciteraan
F. Foto torax mungkin memperlihatkan penurunan tanda faskular paru,
bergantung pada tingkat keparahan obstruksi paru, dan siluet bentuk
jantung seperti sepatu bot.
G. Ekokardiografi mengidentifikasi efferiding sebelum aorta, VCD, dan
stenosis pulmonal, dan mendeteksi hepertrofi dinding ventrikel kanan.
Prosedur diagnostik
H. Elektrocardiografi memperlihatkan hipertrofi fentrikel kanan, defiasi
aksis kanan dan kemungkinan, hipertrofi atrium kanan. Kateterisasi
jantung mengonfirmasi diagnosis memperlihatkan stenosis paru,
VCD, dan offeriding aorta dan menyingkirkan defek sianotik jantung
lainnya
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis
Sianosis berat : beri prostaglandin E1 (PGE1) Untuk
mempertahankan kepatenan duktus dan meningkatkan aliran darah
paru
Sianosi ringan : observasi ketat bayi, jika sianosis memburuk
setelah penutupan ductus, bayi ini membutuhkan koreksi bedah
selamaperiode neonatal
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi
ditujukan untuk memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain
dengan cara :
1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah
2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau IV untuk menekan pusat
pernafasan dan mengatasi takipneu.
3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis
4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat
karena permasalahan bukan karena kekurangan oksigen, tetapi karena
aliran darah ke paru menurun. Dengan usaha diatas diharapkan anak
tidak lagi takipnea, sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. Bila
hal ini tidak terjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian
5. Propanolo l 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan
denyut jantung sehingga seranga dapat diatasi. Dosis total dilarutkan
dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal/ bolus diberikan
separohnya, bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan
dalam 5-10 menit berikutnya
6. Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerja
meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedative.
7. Penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif
dalam penganan serangan sianotik. Penambahan volume darah juga
dapat meningkatkan curah jantung, sehingga aliran darah ke
paru bertambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen ke
seluruh tubuh juga meningkat.
Lakukan selanjutnya.
Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untuk serangan
sianotik.
Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi
Hindari dehidrasi
Antibiotik : sesuai hasil kultur sensitivitas, kadang digunakan anti
biotic propilaksis.
Diuresik : untuk meningkatkan dieresis, mengurangi kelebihan cairan,
digunakan dalam pengobatan edema yang berhubungan dengan gagal
jantung kongestif.
Digitalis : meningkatkan kekuatan kontraksi ,isi sekuncup,dan curah
jantung serta menurunkan tekanan vena jantung, digunakan untuk
mengobati gagal jantung kongesti dan aritmia jantung tertentu ( jarang
diberi sebelum koreksi, kecuali jika pirau terlalu besar)
Besi untuk mengatasi anemia
Betablocker ( propanolol ) : menurunkan denyut jantung dan kekuatan
kontraksi serta iritabilitas myokard , dipakai untuk mencegah dan
mengobati serangan hypersianosis.
Morfin : meningkatkan ambang sakit, mengobati hypersianosis
dengan menghambat pusat pernafasan dan reflek batuk.
NaHCO3, sebuah pengalkali sistemik kuat: untuk mengobati asidosis
dengan mengganti ion bicarbonate dan memulihkan kapasitas buffer
tubuh.
Penatalaksanaan bedah
Tindakan Paliatif
- Anastomose Blalock Taussig
Anastomose sub clavia pulmoner dari Blalock Taussig adalah
intervensi palliative yang umumnya dianjurkan bagi anak yang tidak
sesuai bedah korektif. Arteri subklavia yang berhadapan dengan sisi
lengkung aorta diikat,dibelah dan dianastomosekan ke arteria
pulmoner kolateral. Keuntungan pirau ini adalah kemampuannya
membuat pirau yang sangat kecil,yang tumbuh bersama anak dan
kenyataannya mudah mengangkatnya selama perbaikan
definitive.Anastomosis Blalock- Taussig yang dimodifikasi pada
dasarnya sama , namun memakai bahan prostetik,umumnya
politetrafluoroetilen. Dengan pirau ini ukurannya dapat lebih
dikendalikan, dan lebih mudah diangkat karena kebanyakan seluruh
perbaikan tuntas dilakukan pada saat anak masih sangat muda.
Konsekuensi hemodinamik dari pirau Blalockn- Taussig adalah untuk
memungkinkan darah sistemik memasuki sirkulasi pulmoner melalui
arteria subklavia, sehingga meningkatkan aliran darah pulmoner
dengan tekanan rendah, sehingga menghindari kongesti paru. Aliran
darah ini memungkinkan stabilisasi status jantung dan paru sampai
anak itu cukup besar untuk menghadapi pembedahan korektif dengan
aman. Sirkulasi kolateral akan muncul untuk menjamin aliran darah
arterial yang memadai ke lengan,meskipun tekanan darah tidak dapat
diukur pada lengan itu.
- Anastomose Waterston-Cooley
Anastomose Waterston Cooley adalah prosedur paliatif yang
digunakan untuk bayi yang menurunkan aliran darah paru,seperti
Tetralogi Fallot. Prosedur ini merupakan prosedur jantung
tertutup,yaitu aorta desendens posterior secara langsung dijahit pada
bagian anterior arteri pulmoner kanan,membentuk sebuah fistula.
Walaupun pirau ini sulit diangkat selama perbaikan definitive, pirau
ini pada umumnya telah menggantikan cara anastomose Potts-Smith-
Gibson, atau Potts, yang merupakan pirau end to end antara aorta
desenden dan arteria pulmoner kiri, karena secara tehnis paling mudah
dilakukan.
Respon hemodinamik yang diharapkan adalah agar darah dari aorta
mengalir ke dalam arteria pulmoner , dan dengan demikian
meningkatkan aliran darah pulmoner. Prosedur ini akan mengurangi
terjadinya anoksia,sianosis,dan jari tabuh. Dalam prosedur ini
dihasilkan murmur yang mirip dengan bunyi mesin.
- Perbaikan definitive
Dulu perbaikan tuntas Tetralogi of fallot ditunda pelaksanaanya
sampai anak memasuki masa usia prasekolah,tetapi sekarang
perbaikan tersebut dapat dengan aman dapat dikerjakan pada anak-
anak yang berusia 1 dan 2 tahun. Indikasi untuk pembedahan pada
usia yang sangat muda ini adalah polisitemia berat ( haematokrit
diatas 60% ) ,hypersianosis,hypoksia dan penurunan kualitas hidup.
Pada operasi tersebut dibuat insisi sternotomi median,dan bypass
kardiopulmoner,dengan hypothermia profunda pada beberapa bayi.
Jika sebelumnya telah terpasang pirau,pirau tersebut harus diangkat.
Kecuali jika perbaikan ini tidak dapat dilakukan melalui
atriumkanan,hendaknya dihindari ventrikulotomi kanan karena
berpotensi mengganggu fungsi ventrikel. Obstruksi aliran keluar dari
ventrikel kanan dihilangkan dan dilebarkan,menggunakan dakron
dengan dukungan perikard. Hindari insufisiensi paru. Katub pulmoner
diinsisi. Defek septum ventrikuli ditutup dengan tambahan Dacron
untuk melengkapi pembedahan. Pada kasus obstruksi saluran keluar
ventrikel kanan, dpaat dipasang sebuah pipa.
a. Analisa Data
No. Data Etiologi Problem
1. Ds : Data yang diperoleh dari Penurunan curah
keluhan yang dirasakan pasien jantung
Do : Data yang diperoleh dari
pengamatan/ pengukuran
perawat
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Penurunan curah jantung berhubungan dengan kelainan jantung : tetralogi
of Fallot
3. INTERVENSI
Betz, Lynn Cecily, Linda A. Sowden. 2010. Buku Saku Keperawatan Pediatri
Disusun oleh:
1. Neni Arista (201501182)
2. M. Rahmad Indika (201501204)
3. M. Izni Zoga P. (201501211)
4. Aprilia Dyah Hardiyanti (201501216)
5. Tommie Septika A. (201501193)
6. Yeni Arianti (201501177)
7. Risa Andiani (201501188)
8. Satli (201501199)
KABUPATEN MOJOKERTO