Vous êtes sur la page 1sur 3

Asma dan Neuropsikiatrik

09.37 Sembuh dari Kanker No comments


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap
rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara.

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan yang
pada paru-paru normal tidak akan memengaruhi saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu
oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.

Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi
saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir
ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut
bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya
dapat bernapas. Sel-sel tertentu di dalam saluran udara, terutama mastosit diduga bertanggungjawab
terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastositdi sepanjang bronki melepaskan bahan
seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya:
- kontraksi otot polos
- peningkatan pembentukan lendir
- perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki.
Mastosit mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai
benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu
binatang.

Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi
jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga
bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien. Sel lainnya yakni eosinofil yang ditemukan di
dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga
menyebabkan penyempitan saluran udara. Asma juga dapat disebabkan oleh tingginya
rasio plasma bilirubin sebagai akibat dari stres oksidatif yang dipicu oleh oksida

Terlepas dari pengertian mengenai alergi yang satu ini, hari ini saya membaca sebuah komentar di
salah satu forum terbesar di Indonesia mengenai efek negatif dari Asma. Berikut kutipan thread
tersebut :
"Gue cewek 18 tahun.
Dokter gue ngasih obat asma namanya Seretide yang Dry Powder Inhaler buat obat
pencegah gitu. Tapi efek sampingnya kok malah lebih mengganggu daripada asmanya
sendiri ya..

Emang sih di penjelasan obatnya, bisa bikin palpitasi sama tremor. Tapi berdebar-debar dan
tremor yang gue rasain bisa lamaaa banget.

Misalnya gue pake tuh obat pagi-pagi, efeknya ampe sore bisa masih terasa. Bahkan sampe
mau tidur malemnya juga bawaannya masih deg-degan, denyut jantungnya cepet, dan
tremor.
Kata dokternya banyak minum biar efeknya ilang, tapi tetep aja.. Gue udah minum air putih
banyak2 tetep terasa.

Kenapa bisa gitu ya ? Sekarang gue gak pernah make obat itu lagi. Sangat mengganggu
aktivitas.. Sayang duit emak gue beli tuh obat mahal.. : ( "

Gejala yang disebutkannya merupakan gejala neuropsikiatrik, ditandai dengan adanya tremor (tubuh
bergetar). Hal ini seringkali dialami oleh penderita asma yang harus diberikan injeksi saat serangan,
ataupun obat-obat jenis tertentu. Semua pengobatan tersebut diberikan dengan tujuan untuk
membuka saluran pernapasan dengan cepat, sehingga si penderita bisa bernafas dengan leluasa. Buat
seorang penderita asma baik akut maupun tidak akut, ketika ada serangan hal tersebut sangat
membuat mereka tersiksa, sakit ketika harus menarik nafas, ataupun batuk yang tidak berhenti-
berhenti tanpa dahak sedikitpun, dan pasti semua itu mengganggu aktifitas mereka.

Dari hal tersebutlah, maka biasanya dokter paru-paru akan selalu memberikan obat yang cepat
membuka saluran pernafasan, tanpa mempertimbangkan efek samping bagi tubuh penderita. Belum
lagi jika obat tersebut dikonsumsi dalam waktu yang panjang (biasanya pagi penderita asma akut,
yang serangannya sering terjadi), efek yang ditimbulkan akan lebih beragam lagi, seperti naiknya
kadar gula darah dalam tubuh, jamur di sekitar mulut(efek powder inhaler yang menempel di langit-
langit), dan masih banyak lagi.

Bahkan menurut berita dari kompas, pihak kesehatan USA sudah meminta agar setiap perusahaan
farmasi produsen obat asma, harus mencantumkan label obatnya efek samping berupa gangguan
emosi seperti kecemasan, depresi, dan keinginan bunuh diri. Pasien dan dokter harus lebih peduli
pada potensi gangguan saat mengonsumsi obat-obatan ini.

Pada intinya, tidak ada salahnya jika kita semua mulai membangun sebuah pola hidup yang sehat,
memiliki lingkungan yang sehat pula, ditambah lagi mulailah mengkonsumsi obat herbal yang mampu
memberikan solusi penyembuhan untuk asma Anda. Seperti contohnya Cordyzhi (sebagai obat
pada saat serangan, serta memperbaiki fungsi paru-paru kita), dan juga Reishi Gano dan
Ganoderma Lucidum (Sebagai penyembuh dari Asma) [klik link tersebut untuk mendapatkan
detail informasi]

Vous aimerez peut-être aussi